Wednesday, February 27, 2019

Literasi Digital

Rawpixel


Hai ...!
Met sore...
Ceritanya hari ini dari Plukme Friends aku dapet tugas buat ngasih clue untuk latihan menulis.
Entah kenapa terlintas begitu saja kalimat "Literasi Digital" dalam otakku.
Dan aku sendiri masih sulit mencari ide tentang literasi digital ini.
Hmm... sebenarnya dengan menulis di sebuah platform , aku sudah dikategorikan berliterasi secara digital.
Literasi digital sendiri diartikan sebagai kemampuan individu dalam menggunakan teknologi digital untuk mengakses informasi secara digital, mengelola, mengintegrasi, menganalisa dan mengevaluasi  informasi dengan baik sehingga bisa membedakan informasi antara fakta dan hoax. Bukan hanya itu, dengan literasi digital diharapkan dapat membangun sebuah pengetahuan baru.

Literasi digital dirasa sangat penting karena memberikan banyak kemudahan kepada masyarakat. Segala hal menjadi mudah termasuk bertransaksi jual-beli secara online. Bahkan, banyak masyarakat yang lebih memilih untuk belanja online karena lebih menghemat waktu dan biaya.

Literasi digital sendiri memiliki beberapa dampak bagi setiap penggunanya yang dibagi menjadi 8 bagian:
1. Creativity 
Dengan perkembangan teknologi yang semakin maju, mampu mengasah kemampuan penggunanya dalam berkreatifitas. Misalnya menjadi konten kreator, video grafis, game accelerator, termasuk dalam membuat website seperti platform Plukme yang sedang kita pakai ini.
2. Collaboration
Dengan mudahnya akses informasi, kita lebih mudah untuk mengenal seseorang dari dunia luar. Bahkan berkolaborasi menciptakan sebuah komunitas kreatif. Saat ini sudah banyak yang bisa berkolaborasi dengan pengkarya di luar negeri. Sebab dunia digital, kita selalu merasa lebih dekat dengan  banyak user.
3. Critical Thinking and Evaluation
Di sini pengguna internet dan dunia digital diminta untuk bisa berpikir kritis dan mampu mengevaluasi setiap informasi. Tidak semata-mata di lahap mentah-mentah tanpa mengolahnya terlebih dahulu. Sehingga lebih banyak tersebar berita-berita hoax, dan sulit membedakannya sebab banyak user yang latah dan dengan mudahnya jarinya menekan tombol share. Padahal, berita yang beredar belum tentu kebenarannya.
4. Cultural and Sosial Understanding
Memahami budaya sosial di masyarakat menjadi semakin mudah. Contohnya saja ketika admin Plukme memberikan kompetisi menulis dengan tema "Tradisi Menjelang Ramadan". Wow...! Di sini aku bisa menemukan beragam budaya yang unik. Jika bukan karena mudahnya mengakses informasi hingga ke seluruh dunia. Mungkin, aku tidak akan pernah tau apa itu kesenian "Ebeg". Kemungkinan juga aku tidak akan pernah tahu bagaimana pesona keindahan raja ampat.
5. Curate Information
Pengguna internet diharapkan dapat mengkurasi setiap informasi yang masuk. Mampu mengelola konten-konten positif dan membuang jauh-jauh konten negatif. Bukankah di setiap platform selalu ada menu report untuk melaporkan konten-konten negatif berbau pornografi, sara dan radikalisme. Aku bahagia mengenal Plukme, karena admin Plukme mampu mengkurasi dengan baik setiap tulisan yang masuk. Juga kebijakan pengguna/user yang dengan sigap melaporkan pada admin jika menemukan indikasi kecurangan dan tingkah laku negatif user.

6. E-Safety
Aku rasa ini sudah tau semua ya! E-Safety juga menjadi bagian terpenting dalam menggunakan literasi berbasis digital ini. Kalau di Plukme aku rasa jauh dari konten-konten negatif. Tapi, bagaimana dengan platform lain? Itulah sebabnya kita tetap harus melakukan pengawasan terhadap penggunaan internet. Mengawasi anak-anak dalam mengakses suatu informasi. Agar tak mudah terpengaruh dengan isu sara dan radikalisme. Terutama pembatasan akses konten-konten negatif. Saya senang Kementerian Komunikasi dan Informasi sudah banyak membantu mencegah beredar luasnya konten negatif dengan memblokir situs-situs berbau pornografi. Kalau masih ada yang berusaha membobol situs itu. Itu mah emang orangnya aja yang memang pengen masuk ke dunia negatif.


7. Practical and Functional Skills
Aku rasa yang satu ini penting bagi generasi muda untuk mampu bersaing dengan dunia kerja. Mereka harus memiliki skill yang baik dan bisa diterima di masyarakat dengan baik pula. Tidak sekedar mencari informasi dan sumber referensi, tapi juga harus mampu mempraktikan dalam kehidupan sehari-hari. Hal ini bisa didapat dalam berliterasi digital, di mana seorang anak diajarkan untuk berinteraksi, memecahkan masalah, mengatur strategi dan membuat perencanaan yang baik. Biasanya dihadirkan dalam sebuah game online berkelompok atau video grafis yang mengajak antar user untuk saling berinteraksi.

8. Proficient Communicator
Ha ini sangat penting bagi penulis seperti aku. Eh! Emang aku penulis? Sory lidahku keseleo. Hmm... lebih tepatnya aku yang hobi menulis. Karena profesiku bukanlah seorang menulis. Tapi, aku memang sedang belajar menulis. Belajar untuk berkomunikasi dengan pembaca. Komunikasi yang baik tentunya. Untuk menjadi Proficient Communicator memang tidak mudah. Tapi, hampir semua teman-teman sudah melakukannya. Menyampaikan informasi begitu apik untuk dapat dipahami dan dicerna dengan mudah oleh pembacanya.

Hmm... Apa ini sudah kepanjangan ya?
Aku harap teman-teman  mau berkenan memberikan pengetahuannya tentang literasi digital.
Sebagai bahan referensi dan diskusi untuk saya.
Sebab literasi digital itu sangatlah luas.
Dengan bermain Plukme seharian saja kita sudah mendapatkan banyak manfaat dan sudah berliterasi.
Secara langsung kita memperoleh informasi dari penulisnya. Dapat berinteraksi dengan baik dengan penulisnya sekaligus. Mampu menganalisa dan mereview tulisan kawan-kawan. Hanya dengan mengunjungi postingannya saja, kita sudah mengajak penulis berinteraksi dengan kita.
Banyak sekali manfaat gawai dalam dunia digital ini. Oleh karenanya, gunakanlah kemudahan dunia digital ini dengan bijak. Jika bukan kita yang memfilter setiap konten yang masuk, lalu siapa lagi?
Bermain internet juga harus memperhatikan peraturan platform, juga undang-undang Informasi dan Transaksi Elektronik (ITE). Mari kita buat dunia digital kita menjadi dunia yang nyaman. Jauh dari konten-konten negatif yang merusak moral generasi penerus bangsa.

Salam Literasi!

Oh ya, sebagai informasi bahwa Literasi di Indonesia di bagi menjadi enam pola dasar literasi, yakni:
1.       Literasi Baca & Tulis
2.       Literasi Berhitung
3.       Literasi Sains
4.       Literasi Financial / Keuangan
5.       Literasi Digital
6.       Literasi Budaya dan Kewargaan

Enam literasi ini masih beranak-pinak lagi. Untuk lebih jelasnya bisa surfing di google.com tentang dunia literasi.

Terima kasih sudah berkenan membaca tulisanku.




0 komentar:

Post a Comment

Copyright © Rin Muna
Design by Anders Noren | Blogger Theme by NewBloggerThemes.com | Edited by Gigip Andreas