PGE Bukukan Pendapatan US$318,86 Juta di Kuartal III 2025, Dorong Transisi Energi dan Stabilitas Ekonomi Hijau Nasional
Jakarta, 29 Oktober 2025 — PT Pertamina Geothermal Energy Tbk (PGE) (IDX: PGEO) mencatat kinerja keuangan impresif hingga kuartal III tahun 2025 dengan pendapatan mencapai US$318,86 juta, melampaui target yang ditetapkan sebesar US$314,30 juta. Pendapatan ini naik 4,20% year-on-year (YoY) dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya sebesar US$306,02 juta.
Peningkatan pendapatan tersebut didorong oleh beroperasinya Lumut Balai Unit 2 dengan kapasitas 55 megawatt (MW) sejak Juni 2025. Keberhasilan ini memperkuat posisi PGE sebagai pemain utama dalam sektor energi terbarukan nasional, sekaligus mendukung agenda pemerintah untuk mencapai swasembada energi dan transisi menuju energi bersih.
Dari laporan keuangan konsolidasi per 30 September 2025, PGE juga membukukan laba bersih US$104,26 juta, EBITDA US$248,97 juta, serta total aset US$2,96 miliar. Aset lancar meningkat menjadi US$831,78 juta dari posisi Desember 2024 sebesar US$828,56 juta, mencerminkan pertumbuhan bisnis yang sehat dan struktur keuangan yang solid.
Direktur Keuangan PGE, Yurizki Rio, menegaskan bahwa hasil positif ini menjadi bukti kemampuan perseroan mempertahankan pertumbuhan berkelanjutan. “Kami berkomitmen memberikan nilai tambah bagi pemegang saham sekaligus mempercepat transisi nasional menuju energi bersih,” ujarnya.
Sementara Direktur Operasi Ahmad Yani menambahkan bahwa strategi peningkatan kapasitas melalui proyek-proyek strategis, termasuk Lumut Balai Unit 2, telah menunjukkan hasil nyata dalam memperkuat portofolio panas bumi nasional.
Langkah Menuju Swasembada Energi dan Dampak Ekonomi Nasional
Direktur Utama PGE, Julfi Hadi, menargetkan kapasitas terpasang 1 gigawatt (GW) yang dikelola secara mandiri dalam 2–3 tahun ke depan. PGE juga berambisi mencapai 1,8 GW pada 2033 dan mengembangkan potensi panas bumi hingga 3 GW, sejalan dengan program Net Zero Emission 2060 pemerintah Indonesia.
Selain mengelola 727 MW dari enam wilayah operasi, PGE sedang menggarap proyek Hululais Unit 1 & 2 (110 MW), proyek co-generation 230 MW, serta eksplorasi di WKP Gunung Tiga yang telah diresmikan oleh Presiden Prabowo pada Juni 2025.
Lebih jauh, PGE tengah memperluas pengembangan energi hijau melalui Pilot Project Green Hydrogen Ulubelu, serta memetakan inisiatif hilirisasi green ammonia dan green methanol, sebagai bagian dari solusi energi rendah emisi masa depan
Pertumbuhan PGE memiliki korelasi erat dengan arah pembangunan ekonomi Indonesia yang berorientasi pada energi hijau dan ketahanan ekonomi jangka panjang.
Menurut laporan International Renewable Energy Agency (IRENA, 2024), setiap investasi US$1 juta di sektor energi terbarukan dapat menciptakan 7,5 hingga 15 lapangan kerja baru di rantai pasok energi hijau. Dengan peningkatan pendapatan dan ekspansi proyek PGE, kontribusi terhadap lapangan kerja di sektor energi, konstruksi, dan teknologi berpotensi signifikan.
Selain itu, pengembangan panas bumi yang dikelola PGE—yang menyumbang sekitar 70% kapasitas panas bumi nasional—menjadi pilar penting dalam mengurangi impor bahan bakar fosil, memperkuat neraca perdagangan, dan menstabilkan kurs rupiah melalui pengurangan defisit energi.
Dari sisi fiskal, sektor energi terbarukan juga meningkatkan penerimaan pajak korporasi dan memperluas basis pajak daerah di wilayah penghasil energi. Hal ini sejalan dengan laporan Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM, 2025) yang menyebutkan bahwa setiap tambahan 100 MW energi panas bumi dapat menghemat hingga US$40 juta per tahun dari biaya impor bahan bakar.
Dalam konteks makroekonomi, keberhasilan PGE juga memperkuat posisi Indonesia sebagai pusat investasi energi hijau di Asia Tenggara, yang berpotensi menarik modal asing melalui skema green financing dan carbon credit trading.
Kinerja cemerlang PGE hingga kuartal III 2025 bukan hanya menegaskan kekuatan finansial perusahaan, tetapi juga menandai babak baru dalam transformasi ekonomi Indonesia menuju kemandirian energi dan ekonomi rendah karbon. Dengan ekspansi proyek panas bumi, pengembangan green hydrogen, dan hilirisasi energi hijau, PGE berperan penting dalam menopang pertumbuhan ekonomi berkelanjutan serta memperkuat ketahanan energi nasional di masa depan.
Referensi:
-
Siaran Pers PT Pertamina Geothermal Energy Tbk, 29 Oktober 2025.
Kementerian ESDM RI. (2025). Laporan Tahunan Energi Baru Terbarukan dan Konservasi Energi.
-
International Renewable Energy Agency (IRENA). (2024). Global Renewables Outlook: Energy Transformation 2050.
-
Bank Indonesia. (2025). Outlook Ekonomi Hijau Indonesia 2025.


.png)


