Labels
Wednesday, August 23, 2023
Saturday, July 29, 2023
SELAMAT HARI MANGROVE SEDUNIA | WORLD MANGROVE DAY, 26 JULY 2023
Tuesday, July 25, 2023
Masa Mudamu Kamu Habiskan Untuk Apa?
![]() |
Penanaman Mangrove bersama Pertamina Hulu Sanga-Sanga |
Tuesday, June 27, 2023
Tentang Mengeluh
Friday, May 26, 2023
Banjir Air Mata Di Sertifikat PKP Dinkes Ini
Aku selalu menangis setiap kali lihat foto ini.
Rasanya, masih nggak percaya kalau aku bisa sampai ke sini.
Harus menempuh perjalanan selama sedikitnya 4 jam ke Tenggarong dan bawa motor sendiri.
Demi apa? Demi dapetin sertifikat PKP yang cuma diadakan setahun sekali sama Dinas Kesehatan.
Sebenarnya, aku nggak mau ke sana karena jauh banget.
Makanya, di tahun 2020 aku minta sama Pak Ispiani untuk bantu aku dapetin sertifikasi PKP, supaya kami bisa dapet PIRT dan Sertifikat Halal. Karena aku memang menjadi mitra binaan PHSS sejak tahun 2019.
Alhamdulillah, beliau mengiyakan. Awalnya, mau aku aja. Tapi, aku pengen semua temen-temen Pelaku Usaha juga bisa dapet. Akhirnya, di tahun 2021, PHSS ngasih pelatihan bertahap lewat Unmul, supaya aku bisa dapet sertifikat PKP.
Sayangnya, hasilnya malah nihil. Aku bener-bener nggak dapet kesempatan buat dapetin sertifikat ini, sementara yang lain sudah bisa dapat. Aku sempat protes sama salah satu ComDev PHSS karena mereka nggak kasih apa yang mereka janjikan ke aku. Aku minta maaf banget soal ini. Karena emosi itu, perasaan yang manusiawi .
Okelah, nggak papa. Aku akan coba usaha lagi.
And then, saat temen dosen ITK datang ke rumah, aku berusaha minta tolong adakan pelatihan untuk UMKM lagi, supaya aku bisa dapet sertifikat PKP. Hasilnya ... nihil lagi.
Aku rasanya sedih banget. Karena udah 2x sertifikasi PKP ke kampungku, tapi aku malah nggak dapat.
Artinya, aku harus go sendiri ke Tenggarong demi dapetin sertifikatnya.
Aku udah nyerah minta bantuan ke sana ke sini.
Pada akhirnya, aku cuma bisa mengandalkan diriku sendiri.
Dan ... tanggal 24 Mei kemarin, aku otewe ke Tenggarong. Berangkat jam 5 sore, sampai di sana jam 10 malam. Karena jalanan banyak yang rusak dan gelap, aku nggak bisa cepet bawa motor.
Aku bawa motor dalam keadaan nahan sakit perut dan sakit kaki. Karena emang kebetulan lagi sakit sejak tiga hari sebelumnya.
Pelatihannya dari pagi sampe sore. Akhirnya, aku harus nginap lagi karena aku nggak berani lewat Bukit Soeharto sendirian dalam keadaan gelap gulita. Aku baru pulang ke Samboja paginya. Kali ini, aku berangkat subuh dan baru sampe samboja jam.10. Nggak tahu kenapa lambat banget nyampenya, padahal aku nggak ada istirahat sama sekali dari Tenggarong sampai ke km.48.
Sepanjang perjalanan pergi dan pulang, aku selalu berderai air mata. Rasanya sedih, terharu dan puas banget. Nggak nyangka kalau akhirnya aku bisa dapetin selembar kertas ini dengan berjuang seorang diri, tanpa minta bantuan siapa pun lagi. Setiap lihat kertas ini, aku selalu mewek. Ini berharga banget buat aku. Karena ada perjuangan nggak mudah yang aku lakukan buat dapetin ini. Ibaratnya, aku udah bertaruh nyawa di jalanan demi dapetin ini aja. Sebagian orang, bakal menganggap aku ini bodoh. Buat apa sampe segininya?
Karena aku serius mau bawa produk daerah supaya dikenal sama orang banyak di luar sana. Bahkan, rak nanas pun udah aku siapkan sejak tahun 2018, tapi sampe sekarang masih belum sukses buat bawa produknya.
Kalau dibilang gagal, aku ini emang udah gagal. Dari tahun 2020, aku nggak bisa bawa Stick Nanas buatanku dikenal sama banyak orang. Bahkan, aku harus menghentikan produksi sementara karena tiba-tiba ada produk lain yang brandingnya sama persis. Aku harus mulai dari nol lagi untuk re-branding produk aku.
Sampai temen-temenku yang di luar Kalimantan bilang "Kamu berat ya lepasin anak kamu yang satu itu?"
Ya, berat banget. Karena ada darah dan air mata yang aku pertaruhkan untuk bisa sampai di sini.
Orang lain nggak tahu, yang ditahu cuma enaknya aja.
Makanya, saat temen-temen bisnis nyaranin buat berhenti dan lepasin, hati kecilku masih bilang "Aku masih mau berjuang. Aku belum nyerah, aku belum nyerah, aku belum nyerah!"
Kalau pada akhirnya aku tetap gagal, aku tetap ingat kalo aku pernah berjuang demi anakku yang satu ini.
Aku tetap bisa belajar dari kegagalanku. Aku tetap belajar dari semua pengalamanku.
Apa yang nggak bisa aku dapatkan hari ini, mungkin bisa aku dapatkan suatu hari nanti.
Terima kasih, untuk cerita hidup yang nggak akan pernah aku lupakan seumur hidupku.
Akan aku abadikan, dalam tulisan-tulisanku.
Supaya ceritaku tetap hidup, saat aku sudah mati.
Supaya anak-anakku (anak biologis, anak angkat & karya-karyaku) tahu kalau aku juga pernah berjuang untuk mereka.
Much Love,
Rin Muna
Founder Rumah Literasi Kreatif
Monday, May 8, 2023
Hargailah Sebuah Proses Berkarya!
Monday, March 27, 2023
Subhanallah ...! Pembaca Yang Menghargai Banget!
Subhanallah ...
Ini salah satu pembacaku di Jakarta yang setia banget baca tulisan-tulisanku.
Aku jual bab 2rb, dia beli dengan harga 5rb. Pembaca yang lain juga sering
ngasih tip lebih karena mereka suka sama ceritanya dan demi authornya update
banyak.
Dulu, waktu di novelme jual bab cuma Rp 800. Ada 1008 bab buku berjudul
"Perfect Hero". Pembaca harus ngabisin uang sekitar 800rb untuk baca
1 judul bukuku aja. Dan sebagian dari mereka masih ngikutin terus buku-buku
lainnya meski berbayar.
Kalau pembaca yang suka gratisan, nggak bakal mau baca cerita yang berbayar.
Murah aja mereka protes dan pilih baca cerita lain yang gratisan.
Yah, nggak papa sih...
Mereka yang suka baca gratisan, ya hak mereka juga.
Kadang, ada yang bilang ... cerita yang gratis juga kualitasnya nggak kalah
bagus, kok.
Iya, sih. Aku juga sering ngasih cerita gratisan ke pembaca. Tapi, pastinya
beda mood nulis naskah gratisan sama yang berbayar.
Ini bukan soal kualitas ceritanya. Tapi soal selera dan bagaimana cara
menghargai kerja keras authornya.
Nulis itu nggak gampang. Nggak segampang nulis status facebook.
Dari premis, masih harus menciptakan tokoh/karakter, mengatur jalan cerita,
menciptakan konflik dan penyelesaiannya, mengolah perasaan lewat kata-kata,
nyari ide setengah mampus, baca banyak buku referensi bertumpuk-tumpuk dan
sebagainya. Belum lagi kalau mood ilang gara-gara ada yang ganggu, ada
kemalangan, dll. Karena author juga manusia biasa, kok.
Ada beberapa karya yang emang aku tulis exclusive dan berbayar. Tentunya, aku
juga harus mencurahkan semuanya untuk ini dan memberikan bacaan terbaik
untuk pembacaku. Meski cuma 10 orang yang beli, aku tetep ngerasa harus ngasih
bacaan yang paling baik. Karena mereka udah bayar untuk baca ceritaku dan aku
punya utang tanggung jawab.
Apalagi pembacaku itu ternyata ada di kalangan elite yang nggak mau disuguhi
cerita-cerita ringan dengan konflik yang biasa aja. Terlalu klise untuk mereka.
So, kalau nggak mau baca ceritaku yang berbayar, nggak usah julid, yak! Pasar
pembacaku jelas bukan kamu. Karena, masih banyak orang di luar sana yang mau
menghargai karyaku, tanpa tahu siapa aku sebenarnya.
Wednesday, March 15, 2023
PENGEN BERHENTI NULIS
“Pengen
Berhenti Nulis”
Huft …!
Tulisan ini aku
tulis untuk menggambarkan kegelisahanku selama ini. Dari dulu, aku pengen
banget berhenti nulis. Rasanya … otak dan tubuh sudah lelah untuk terus mencari
ide. Belum lagi terdistraksi dengan kegiatan anak-anak. Pengen bisa berhenti
nulis, apalagi kalau tulisan yang kita buat nggak ada yang baca. Bikin mental
down karena aku ngerasa sudah mencurahkan tenaga dan pikiranku untuk membuat
cerita yang menarik, tapi ternyata nggak bisa menarik. Karena yang bisa menarik
itu cuma tangan.
Di sela-sela
pergantian malam, aku sering termenung sendirian di deket kulkas. Kenapa harus
deket kulkas? Yah, karena aku nggak punya AC buat ngadem. Terpaksa dah jadiin
kulkas sebagai alat untuk mendinginkan hati dan pikiran ini.
Aku sering
banget merenung dan bingung mau bikin ide apa lagi untuk ceritaku. Kadang, aku
sampai mengabaikan dan melupakan kegiatan penting karena waktuku habis kupake
buat ngelamun.
Sambil duduk
menatap diri sendiri yang nggak kelihatan, aku terus berpikir untuk berhenti
menulis. Pengen aja netralin otak dan pikiran. Pengen bisa hidup seperti
wanita-wanita yang lain yang bisa bersantai tiap hari tanpa beban. Tapi, balik
lagi sih sial sawang sinawang yang kerap aku dengar dalam nasihat orang jawa.
Terlalu banyak
hal yang terjadi sama aku sejak tujuh tahun belakangan ini. Aku harus
menanggung banyak penderitaan dan rasa sakit yang orang lain nggak pernah
mengetahuinya. Karena semua itu masih aku simpan sendiri dengan begitu rapat.
Aku cuma nggak mau ditertawakan sama orang yang nggak suka sama aku, saat aku
lagi ada dalam penderitaan.
Ketika aku
memutuskan untuk menjadi seorang single mom sejak satu tahun lalu, aku harus
siap dengan segala konsekuensinya. Harus siap menanggung masa depan anak-anak
dan keluargaku. Menjadi single fighter tidaklah mudah. Butuh effort yang lebih
karena harus bisa menjadi ibu yang bertanggung jawab pada rumah dan anak-anak,
sekaligus menjadi ayah yang harus mencari nafkah dan memastikan kalau besok
keluargaku masih punya makanan.
Semua rasa
sakit itu … nggak bisa aku gambarkan dengan kata-kata. Mungkin, akan butuh
naskah berjilid-jilid hanya untuk menggambarkan apa yang telah terjadi dalam
hidupku.
Setiap malam …
aku nggak bisa tidur nyenyak. Saat diri ini mulai berselimut sepi dalam
kelapnya malam, aku selalu dihantui banyak ketakutan. Ketakutan tentang masa
depan anak-anakku, ketakutan tentang kegiatan-kegiatan sosial yang selama ini
lakukan, ketakutan tentang bagaimana menjalani hubungan kembali dengan
seseorang.
Sungguh, aku ingin
lepas dari ini semua. Tapi aku nggak sanggup. Bagiku, tengah malam adalah pintu
yang selalu membawaku pada ingatan masa laluku. Setiap kali aku lihat pintu itu
… aku melihat diriku sendiri yang terluka di masa laluku. Rasanya sakit, pilu
dan sulit untuk aku gambarkan dengan kata-kata.
Aku sedih bukan
karena membenci orang yang melukaiku selama ini. Aku sedih karena aku bisa
melihat diriku sendiri yang masih berusaha keras berdiri kuat meski seluruh
tubuhnya tersayat dan berdarah-darah.
Aku takut aku
dilukai lagi.
Aku takut aku
dikecewakan lagi.
Aku takut aku
tidak bisa bahagia lagi.
Dan masih
banyak rasa takut yang menghantui pikiranku setiap malamnya.
Setiap aku
terjaga di tengah malam, aku selalu bersedih. Kesunyian dan kegelapan malam itu
sungguh-sungguh hal yang sempurna untuk menggambarkan sebuah penderitaan. Air
mata ini selalu menetes untuk menangisi nasib diriku sendiri.
Di tengah
kekalutan hatiku, rasanya aku pengen nulis. Karena aku tahu, aku nggak akan
sanggup memenuhi keinginan pembacaku yang harus update setiap hari, sementara
aku sibuk bertahan hidup dan mempertahankan kewarasanku.
Aku pengen
berhenti nulis. Tapi aku sadar kalau aku nggak akan bisa melakukannya. Bagiku,
menulis seperti healing atas semua rasa sakit yang aku alami selama ini. Kalau
aku tidak menulis, mungkin semua yang aku rasakan akan lebih sakit. Karena saat
malam hari dan aku nggak bisa tidur, aku selalu nulis untuk mengalihkan semua
kesedihan dan penderitaanku. Meski aku pengen berhenti menulis, menulis menjadi
bagian dari healing (penyembuhan) atas semua rasa sakit yang sedang aku pikul.
Aku selalu
pengen berhenti nulis, tapi aku selalu gagal. Karena menulis adalah bagian dari
kebutuhan dan bagian dari rutinitasku yang nggak bisa aku tinggalin. Setiap
kali aku nggak nulis, kepalaku rasanya mau pecah. Tapi … mau nulis juga selalu
nggak ada waktu untuk melakukannya. Jadi, aku pilih berhenti menulis sejenak
saja. Mengatur suasana hatiku dan aku akan menulis apa yang ingin aku tulis
saja. Karena terkadang … aku nggak bisa bahagia ketika aku sedang membahagiakan
orang lain.
Wednesday, March 8, 2023
Penggalangan Dana untuk Kebakaran SMP Negeri 05 Samboja
Tragedi kebakaran
pada 05 Maret 2023 yang terjadi di SMP Negeri 5 Samboja telah membuat 143 siswa
kehilangan tempat belajar mereka. Kebakaran hebat yang terjadi pada minggu sore
itu telah menghanguskan 8 ruangan yang ada di SMP Negeri 05 Samboja, yakni gudang,
ruang kelas 7A, ruang kelas 7B, ruang kelas 8A, perpustakaan, ruang kantor
guru, ruang kepsek, dan ruang komputer. Murid-murid harus mengungsi ke gedung lama
SDN 036 Samboja agar bisa belajar seperti biasanya. Kondisi gedung lama SDN 036
sangat memprihatinkan karena masih bangunan kayu yang berdiri sejak tahun 90-an
dan tidak terpakai lagi. Mereka tidak punya pilihan lain selain menggunakan
gedung usang tersebut dan membutuhkan banyak bantuan untuk renovasi agar
murid-murid bisa belajar dengan tenang. Kondisi sebagian lantai kayu dan atap
sudah rusak dan perlu perbaikan.
Oleh karenanya,
kami mengharapkan uluran tangan para dermawan agar bisa membantu adik-adik kami
melanjutkan aktivitas sekolah seperti biasanya. Uluran tangan Anda akan sangat
membantu keberlangsungan aktivitas belajar-mengajar di SMP Negeri 05 Samboja.
Silakan
salurkan donasi Anda secara langsung ke SMP Negeri 05 Samboja atau melalui
Rekening BRI 4478-01-031970-53-6 atas nama Yayasan Rumah Literasi Kreatif.
Donasi yang dikirim melalui Yayasan Rumah Literasi Kreatif akan disalurkan
langsung ke SMP Negeri 05 Samboja agar adik-adik bisa belajar dengan nyaman
seperti sedia kala.
Terima kasih atas kebaikannya. Semoga amal jariyahnya diterima oleh Allah SWT dan kehidupannya selalu dipenuhi keberkahan.
Salam,
Rin Muna
Founder Yayasan Rumah Literasi Kreatif
Tuesday, February 14, 2023
Pengalaman Mengikuti Pelatihan Wikipedia Bahasa Indonesia di Samarinda
12 Februari 2023 menjadi sebuah cerita yang tidak akan terlupakan dan harus diabadikan. Sebab, aku belum tentu mendapatkan pengalaman seperti ini lagi seumur hidupku.
Hari ini aku mendapatkan kesempatan untuk mengikuti sebuah pelatihan yang diselenggarakan oleh Wikimedia di TBM Iqra' Samarinda. Wikilatih ini berguna banget buat aku yang selalu ingin belajar menulis dan upgrading ilmu menulisku. Karena aku tidak sekedar menulis novel, aku juga aktif menulis beberapa artikel, opini, cerpen, puisi dan cerita anak.
Oleh karenanya, belajar di sini menjadi salah satu kesempatan yang tidak terlupakan. Aku juga bisa banyak bertemu dan berkenalan dengan orang-orang baru. Ada banyak anak-anak muda yang hebat dan memiliki potensi besar dalam memajukan negeri ini.
Di sini, kami dibimbing oleh Mas Nadiantara (Wikimedia) yang menjadi kontributor di Wikimedia. Beliau pernah menjuarai kompetisi menulis di Wikimedia dan mendapatkan hadiah beasiswa ke Jerman. Pemuda yang berasal dari kota Palu ini sungguh menginspirasi dan memberikan semangat pada generasi muda yang memiliki hobi menulis.
Aku berharap, ilmu yang aku dapatkan kali ini bisa bermanfaat untuk masa depan dan membuatku bisa mengabadikan setiap tempat-tempat bersejarah yang ada di sekitarku. Sebab, wikipedia adalah salah satu situs/platform yang selalu berada di pencarian teratas mesin pencarian /search engine. Ini merupakan kesempatan yang sangat baik untuk orang-orang seperti aku agar tulisannya bisa muncul ke permukaan.
Terima kasih untuk ilmu dan pengalamannya hari ini ...!
Semoga bisa bermanfaat untuk masa depan ...!
Much Love,
Rin Muna
Saturday, February 11, 2023
Jadilah Diri Sendiri!
Saturday, January 14, 2023
Pengalaman Jadi MC Acara Pagelaran Seni Kuda Lumping di Pantai Duta Pemedas
Sunday, October 16, 2022
Lesty Kejora Wanita yang Hebat
Friday, September 16, 2022
Bingungnya Jadi Janda
Monday, September 12, 2022
Menjahit Bendera Merah Putih untuk HUT Ke-77 RI Desa Beringin Agung
Thursday, July 14, 2022
Alhamdulillah ...! Nurul Jadid Jadi Juara 3 Hadrah Putri
Alhamdulillah, setelah berlelah-lelah selama berbulan-bulan, akhirnya terbayarkan juga ketika Hadrah Nurul Jadid berhasil menjadi juara 3 untuk lomba hadrah dalam acara MTQ ke-43 Desa Bukit Raya.
Nurul Jadid adalah group hadrah yang didirikan oleh LPTQ Desa Beringin Agung pada tahun 2015.
Group hadrah dan rebana ini sudah sering mengisi acara-acara pengajian, pernikahan atau khitanan.
Group hadrah Nurul Jadid juga selalu ikut meramaikan perhelatan MTQ setiap tahunnya.
Semoga, dengan menjadi juara tahun ini membuat anggota semakin bersemangat untuk berkarya dan mendapatkan prestasi yang lebih baik lagi.
Tuesday, July 5, 2022
WARNING !!! Waspada Penipuan Mengatasnamakan PT. Alam Jaya Persada dan Darwin Indigo
Sunday, June 19, 2022
Sajadah Usang dan Hebatnya Kekuatan Sedekah
Saking
miskinnya, aku punya sajadah nggak pernah ganti. Bahkan sudah sobek di
sisi-sisinya pun masih aku pakai.
Yah, mau
gimana lagi. Mau beli sajadah baru, tapi kalah sama kebutuhan hidup. Lagipula,
ini sajadah masih bisa terpakai dan sangat layak meski aku memilikinya sejak
aku duduk di bangku SMP.
Sajadah
kecil ini punya sejarah besar dalam hidupku. Menemani setiap hari-hariku sejak
masih remaja hingga kini. Bisa dikatakan, barang ini adalah barang yang tidak
hilang dan rusak selama belasan tahun.
Sejadah ini
bukan aku beli dengan uangku sendiri. Aku mendapatkannya sekitar tahun 2007
dari seorang donatur saat aku tinggal di panti asuhan. Tidak tahu siapa donatur
yang sudah memberikan sajadah hari itu, siapa pun dia, amalannya tentu akan
terus mengalir hingga kini.
Kenapa?
Karena sajadah pemberian donatur ini masih aku pakai sampai sekarang. Dari aku
SMP, sampai aku sudah punya dua anak, aku masih menggunakannya setiap hari. Tentunya,
amalanku itu juga akan mengalir kepadanya setiap aku beribadah.
Sehebat itu
kekuatan sedekah, meski nilainya tidak seberapa, manfaatnya bertahan begitu
lama dan menjadi amalan jariyah.
Hal kecil
ini mengajarkan aku tentang sedekah. Sedekah tidak harus berbentuk uang. Sedekah
juga bisa berbentuk barang seperti sajadah ini. Bahkan, bisa bermanfaat hingga
bertahun-tahun.
Sampai saat
ini, aku belum memiliki keinginan untuk mengganti sajadahku. Selain nggak punya
uang, sejadah ini juga masih bagus dan aku sayang banget sama barang ini.
Buatku, dia punya nilai yang sangat tinggi karena sudah menjadi kawan suka-duka
selama bertahun-tahun. Menjadi tempatku bersujud saat aku sedang berada di
titik terendah dalam hidupku. Terkadang bisa menjadi selimut yang menghangatkan
saat malamku begitu sepi dan kedinginan.
Kalau kamu
gimana? Punya barang sederhana yang pernah kamu sedekahkan ke orang lain dan
orang itu masih menggunakannya sampai sekarang?
Saturday, June 18, 2022
My Whises
Setiap manusia memiliki harapan
dan mimpi yang ingin menjadi kenyataan. Begitu juga denganku. Aku ingin sekali
semua harapan-harapanku bisa menjadi sebuah kenyataan.
Jika ditanya harapanku apa,
jawabannya sangat banyak. Tapi kali ini aku ingin bercerita tentang dua harapan
besar yang ingin sekali menjadi sebuah kenyataan. Harapan yang pertama, aku
ingin sekali menjadi penulis novel yang terkenal, bukuku dibaca oleh banyak
orang di dunia. Yang kedua, aku ingin sekali menginjakkan kaki ke kota Mekkah
dan kota-kota lain di seluruh dunia untuk belajar banyak hal. Menjadi penulis
yang mendunia dan berkeliling dunia adalah harapan terbesarku.
Dua harapan ini terdengar sangat
konyol dan tidak mungkin. Tapi aku akan tetap berusaha untuk mengejar dan
mewujudkan mimpi-mimpi itu hingga menjadi sebuah kenyataan. Andai
harapan-harapan itu tidak menjadi nyata, aku sudah menghidupkannya di dalam
dunia mimpi dan pikiranku. Membayangkannya saja aku sudah merasa sangat
bahagia, apalagi impian itu bisa terwujud.
Jika harapan-harapanku itu
terwujud. Aku ingin bercerita pada anak-anakku dan seluruh dunia bahwa tidak
ada hal yang tidak mungkin jika kita mau berusaha keras untuk mewujudkannya.
____________________________________________________________________
Every human being has whises and dreams that want to be come true. So am I.
I wish all my whises could come true.
When asked what I hope for, the
answer is very much. But this time I want to tell you about two big hopes that
really want to be come true. The first hope, I really want to be a famous
novelist, my book is reading in the world of many people. Second, I really want
to going to the city of Mecca and other cities around the world to learn many
things. Becoming a worldwide writer and traveling in the world is my greatest whises.
These two whises hear ridiculous
and impossible. But I will keep trying to pursue and make my dreams come true.
If my whises never come true, I have brought them to life in the world of my
dreams and my mind. Just imagining it makes me feel very happy, moreover that
dream could be true.
If my wishes come true. I want to
tell with my children and the whole world that nothing is impossible if we work
hard to make it happen.
Friday, May 6, 2022
My Favorite Place [E-Learning; Writing Task. Sastra Inggris Bidang Minat Penerjemahan]
MY FAVORITE PLACE
![]() |
www.rinmuna.com |
I have a favorite place
to hang out. It’s a popular place in the city. It’s a KFC (Kentucky Fried
Chicken) and my favorite place is a KFC Coffee in Jl. Gajah Mada, Balikpapan
City. It’s a great place for lunch, drink coffee, write a story, discussion and
celebrate of birthday.
In a fasade, there are
four tables for smooking area. In this area, smokers can relax with the
cigarettes without disturbing other custumers.
This place, full of
glasses in the right and in front of. The main door is a glass door. In the
next door, many table for customer, chair and sofa. In the right is a
playground for children. My daugther’s really like playing here. After lounge,
there are a counter. I can order some food and beverages in the counter. In the
left, there are toilet and wastafel. In the left, there is a stairway to the
rooftop. It’s a great room. We relax in here while looking at the bustling city
streets. There is a space that can be booked for birthday celebrate and the
like.
It’s a great place!
Relax and free wifi. I can spend my whole day in this place.