Wednesday, December 30, 2020

Hutang Kebaikan Akan Dibalas dengan Kebaikan

 

Siapa sih aku?

Aku bukan orang baik, bukan juga orang kaya raya.

 

Source : pixabay.com


Aku terlahir di desa terpencil, minim akses pendidikan, minim fasilitas mewah. Setiap hari hanya berpanas-panasan di bawah terik matahari dengan kaki yang tergenang lumpur di tengah sawah. Cuma anak kecil yang dekil, hitam dan sering kali dijuluki "Kecap Manis Kedelai Hitam" karena saking hitamnya ini kulit. It's Okay! Aku nggak pernah ambil hati ketika dibully.

Meski aku mengabaikannya, tapi bukan berarti batinku bisa melupakannya begitu saja. Karena body shamming memang menyisakan luka batin sampai aku sedewasa ini. Tapi aku bisa apa? Nggak punya kekuatan untuk melawan. Hanya bisa menerima kekurangan yang aku miliki dalam hidupku.

Saat aku lulus SD, aku keluar dari desa dan pergi ke kota untuk bersekolah. Karena di desa tidak ada sekolahan dan harus berjalan kaki kurang lebih 10 kilometer kalau ingin bersekolah di desa. Tahun 2004 lalu, desaku masih sangat terpencil. Jangankan punya buku, mau lihat pasar pun hanya bisa satu tahun sekali dan harus berjalan kaki sepanjang 10 kilometer.

 Saat aku bersekolah di kota, aku tinggal di Panti Asuhan. Ya, Panti Asuhan memang diperuntukkan untuk anak-anak yatim piatu dan anak tidak mampu. Aku adalah salah satu anak tidak mampu, berprestasi dan beruntung bisa bersekolah di kota walau harus tinggal di Panti Asuhan.

Sebagai anak yang tidak mampu, aku nggak bisa bersaing dengan anak-anak kota yang orang tuanya punya banyak uang. Bisa membelikan buku-buku pelajaran, bisa memberikan kursus tambahan untuk anak-anaknya. Sedangkan aku, harus berjuang lebih keras untuk bisa setara dengan mereka.

 

Karena aku cuma anak panti yang jelek, dekil, dan tidak punya apa-apa. Aku tidak punya banyak teman dekat. Hanya beberapa orang yang mau berteman tulus denganku. Sampai aku menikah, dia satu-satunya orang yang masih menganggapku sebagai teman.

 

Di sekolah, aku nggak pernah bisa jajan seperti yang lain. Biasanya, aku cuma dijajanin sama teman. Kadang, harus nahan laper sampai sore karena di panti, aku cuma bisa sarapan mie instan. Nggak ada makanan lain. Kadang juga nggak sarapan karena memang nggak ada apa-apa.

Tinggal di panti asuhan memang nggak mudah. Banyak hal yang membuat kita harus menerima kenyataan kalau kita bukanlah siapa-siapa di masyarakat dan tidak akan mendapatkan peran apa-apa. Sampai aku lulus SMA, aku mengenal orang-orang yang begitu baik. Yang aku tidak bisa membalas budi kebaikan mereka.

Setelah lulus SMA, aku bekerja sebagai admin di salah satu perusahaan perkebunan. Hanya dengan gaji pas-pasan, aku harus menghidupi diriku sendiri, dua nenek kakek dan dua adikku yang masih bersekolah. Setiap aku teringat masa-masa sekolahku, aku selalu berpikir ... kapan aku bisa membalas kebaikan-kebaikan tema-temanku dulu. Hutang budi yang tidak akan terbayarkan, pikirku.

 Hingga aku menikah, aku masih harus bekerja keras karena suamiku memilih berhenti dari pekerjaannya dan tidak mau lagi bekerja hingga sekarang. Mengandalkan hidupnya dari penghasilanku. Jujur, rasanya memang sangat berat. Tapi aku tidak bisa pergi begitu saja. Entah karena aku yang terlalu baik atau aku yang terlalu bodoh. Aku nggak sanggup membiarkan kakek nenek dan anak-anakku terluka, itu saja.

Huft, sampai di sini ... aku semakin tidak berdaya. Beban hidup yang aku pikul semakin berat dan aku semakin tidak bisa membalas kebaikan-kebaikan teman-temanku semasa sekolah dulu. Aku hanya bisa berdoa, semoga Tuhan membalas kebaikan mereka melalui malaikat-malaikatnya. Sebab, aku di sini masih terpuruk dan tidak bisa melakukan apa pun.


Sampai akhirnya ... Tuhan menjawab semua doa-doaku. Melihat mereka sukses dan bahagia, aku juga merasa sangat bahagia. Tuhan juga menjawab doa dan harapanku 15 Tahun kemudian. Saat itu, aku pernah membaca 1 buah novel dan bercita-cita menjadi seorang novelis. Aku nggak tahu, apakah aku bisa mendapatkan keinginanku itu karena banyak sekali cerita yang sudah aku tulis, tapi tidak ada yang mau membacanya. Bahkan, aku ditolak oleh penerbit mayor karena tema yang aku tulis tidak marketable.

Dari kata marketable yang dituliskan oleh penulis mayor tersebut, akhirnya aku tahu ... meski menulis adalah sebuah tugas mulia untuk keabadian, tapi ketika ingin masuk ke penerbit mayor, itu sudah menjadi sebuah bisnis dan harus memberikan keuntungan untuk penerbit.


Karena aku sudah berhenti bekerja, uang tabunganku tidak banyak, suamiku pun tidak bekerja. Aku belajar menulis dari berbagai platform dan komunitas penulis. Semuanya sangat mudah untuk diakses ketika di desaku sudah ada internet. 

Aku berkarir di dunia kepenulisan, awalnya sebagai konten writer atau blogger yang menulis beberapa artikel "evangelist" untuk beberapa produk perusahaan. Disitulah awalnya, tulisanku bisa menghasilkan uang. Kenapa? Karena saat ini, editor platform lebih banyak menggunakan penulis dengan gaya bahasa santai untuk bisa menjamah banyak pembaca. Cara penyampaian ilmiah pun, harus disampaikan dengan bahasa yang asyik dan tidak membosankan.


Sejak itu, akhirnya aku juga menjadi seorang ghost writer. Dengan aktivitas di dunia nyata yang padat, aku selalu menyempatkan diri untuk menulis. Meski menjadi ghost writer, aku selalu menulis untuk diriku sendiri. Sebab, menjadi GW tidak akan dikenal banyak orang. Menulis hanya demi uang. Karena saya tidak munafik, saya butuh uang untuk anak-anak saya. Meski tidak seberapa.


Sekarang, aku sudah menjadi salah satu penulis best seller. Bisa menghidupi keluargaku dari menulis, bahkan menolong orang-orang di sekitarku. Tapi aku tidak begitu berbesar hati karena belum tentu semua karya tulisku akan best seller.


Sekarang, aku sudah bisa membantu salah satu sahabatku yang sedang membutuhkan pertolongan. Meski tidak seberapa, aku merasa sangat bahagia. Sebab, dia selalu menganggapku sebagai teman baik sejak dulu. Selalu membantuku tanpa pamrih, melihatku sebagai seorang teman sejak SMP hingga sekarang.

Hutang kebaikan, akan dibalas juga dengan kebaikan. Jangan meremehkan orang yang masa lalunya terlihat buruk dan tidak punya apa-apa. Kita tidak tahu apa yang akan terjadi sepuluh atau dua puluh tahun ke depan. Bisa jadi, merekalah yang akan menolong kita karena kebaikan kecil dari kita, dia menganggapnya sangat besar.

Itulah yang aku rasain sekarang. Jika aku tidak bisa membalas kebaikan orang yang sudah berbaik ke aku. Maka aku akan berusaha melakukan lebih banyak kebaikan yang dia berikan supaya kebaikan-kebaikan itu juga bisa sampai ke tangannya. 

Melakukan kebaikan itu tidak seperti berjualan. Asal kita ikhlas melakukannya, Tuhan akan membalas dari mana saja. Bahkan dari sesuatu yang tidak pernah kita duga.


Terima kasih untuk semua yang pernah meremehkanku, menghinaku, berusaha menjatuhkanku sejatuh-jatuhnya. Tapi aku tetap ingin menjadi bola bekel, semakin dijatuhkan lebih keras, aku akan semakin melambung lebih tinggi. 

Sebab, saat kita berada di tempat yang lebih tinggi, orang-orang yang ada di bawah kita akan selalu berusaha menarik kita untuk jatuh. Tapi Tuhan tidak pernah pergi. Dia akan selalu berada di sisi orang-orang baik dan menyelimutinya dengan kebaikan.


Semoga tulisan ini bisa membuat kita berusaha menjadi orang baik, walau sering gagal, teruslah mencoba. Karena menjadi baik itu sulit, tidak semua orang bisa melakukannya dengan ikhlas.


Terima kasih sudah membaca tulisan ini.


Salam hangat untuk sahabat-sahabatku yang telah banyak menebarkan kebaikan dan mengajariku cara berbuat baik.

 

 

 Much Love,

@rin.muna


______________________________________________
🅒Copyright. 
Dilarang mengutip atau menyebarluaskan konten blog ini tanpa mencantumkan link atau kredit penulis.







Tuesday, December 29, 2020

8 Cara Meminimalisir Plot Hole dalam Novel

 


 

Hai ... hai ...!

Ketemu lagi sama Kak Rin yang sok sibuk, hehehe.

Mohon dimaklumi kalau sekarang sulit untuk ngasih materi di grup atau menyapa-nyapa kalian semua. Karena lagi punya bayi yang super aktif, bikin Kak Rin harus fokus mengurus anak-anak dan juga keiatan sosial yang ada di daerahku.

Hmm, kali ini aku mau sharing sedikit tentang ilmu kepenulisan yang aku dapat. Semoga, kalian nggak bosen baca tulisanku yang berantakan ini.

Tarik napas dulu dan baca tulisan ini dalam keadaan rileks. 

Supaya kalian bisa mencerna kata-kata yang aku tuliskan dengan baik.

Aku mau bahas tentang Plot Hole. Plot Hole itu apa sih? Plot hole adalah sebuah lubang kesalahan dalam alur cerita. Namanya juga plot, artinya alur atau jalan cerita yang kita tulis. Kalo jalannya bolong, berarti kita akan bikin pembaca jadi terperosok. So, penulis juga harus berhati-hati karena plot hole kadang bikin pembaca kita tersesat. Artinya, free writing juga nggak asal-asalan nulisnya, kudu masuk akal.

 

Plot hole biasanya sering terjadi karena penulis tidak fokus atau terburu-buru dalam menulis cerita. Terlebih, untuk penulis webnovel / novel series yang harus tayang setiap hari dengan ratusan bahkan ribuan bab. Kemungkinan untuk plot hole, itu sangat besar. Tidak semua penulis bisa melakukan persiapan dan teliti saat menulis novel ratusan bab.


Untuk itu, aku akan berbagi sedikit cara meminimalisir plot hole dalam novel kalian. Baca tips di bawah ini ya!



1. Meminimalkan Kebetulan-Kebetulan

 

    Sebagai penulis, harus memiliki persiapan saat menulis cerita. Sesuaikan dengan outline atau catatan-catatan yang kalian punya. Minimalkan adegan kebetulan. Kenapa? Karena adegan kebetulan itu pastinya akan mempengaruhi cerita selanjutnya jika tidak ada pengaruhnya pada bab selanjutnya yang akan kita tulis.


2. Carilah Solusi yang masuk akal untuk masalah dalam novelmu.

    Setiap konflik yang kita buat dalam novel, harus masuk akal dalam penyelesaiannya. Karena saat membuat teka-teki konflik, harus ada jawaban dan solusi yang masuk akal. Misalnya, ketika seseorang dibunuh di sebuah rumah sakit atau hotel dengan latar waktu tahun 2020. Jangan buat semuanya nggak ketahuan karena tahun dengan teknologi modern sudah ada CCTV di mana-mana dan bisa dicek semua pergerakan orang asing di sana. Jadi, penyelesaian masalahnya bisa menggunakan CCTV untuk menemukan pembunuhnya.

   
3. Pastikan kamu sudah menjawab pertanyaan-pertanyaan besar dalam novelmu.

    Dalam sebuah novel yang naskahnya panjang, kamu harus menyiapkan jawaban untuk pertanyaan-pertanyaan besar yang kamu buat dan akan dimunculkan di bab berapa. Jika ingin membuat pembaca penasaran, bisa berikan clue dari pertanyaan-pertanyaan itu terlebih dahulu agar kita tidak kebingungan ketika ingin menyelesaikan sebuah konflik.


4. Pastikan kamu sudah menjawab pertanyaan-pertanyaan kecil dalam novelmu.

    Dalam novelmu, pasti ada pertanyaan-pertanyaan kecil yang timbul dan harus sudah terjawab di bab berikutnya. Jangan menumpuk banyak pertanyaan. Gunakan outline sebagai panduan menulis ceritamu dan juga catatan-catatan kecil jika outline yang sudah kamu buat mengalami perubahan.


5. Gunakan transisi untuk menghindari lompatan waktu, berikan petunjuk tentang lewatnya hari, bulan dan tahun.

    Alur waktu adalah hal yang paling penting dalam sebuah cerita. Untuk webnovel dengan bab yang panjang, aku saranin untuk gunakan alur maju saja. Jangan terlalu banyak flashback karena itu akan sangat membingungkan untuk pembaca dan juga penulisnya. Gunakan saja alur maju, si tokoh masa itu yang bercerita tentang masa lalu.


6. Pastikan bahwa segala sesuatu yang terjadi dalam urutan logis waktu, kecuali novelmu memiliki genre yang tidak biasa.

    Untuk genre novel biasa seperti Perfect Hero, aku selalu berusaha untuk menggunakan urutan waktu yang logis. Tahun lahir tokoh tidak boleh lebih dahulu dari tanggal pernikahan kedua orang tuanya. Terlebih saat ada hubungan cerita dengan masa lalu.Karena, fiksinya Perfect Hero hampir ke real life story

    Kalau ditanya, apakah tokohnya sungguhan ada? Kalian cek saja kehidupan Crazy Rich Surabaya! Aku menggunakan kota itu sebagai latar novel, bukan tanpa alasan. Aku juga menggunakan alur waktu di tahun 2017 dan seterusnya. Jadi, ketika si tokoh nonton film di bioskop, aku tidak mungkin memunculkan film yang dirilis setelah tahun 2018. Alur waktu dan semuanya harus logis. Perlu banyak riset untuk bisa membuat alur waktu yang detil dengan jumlah bab yang ratusan.

    Kalau penulis genre fantasy, time traveller dan sejenisnya ... tentu bisa berimajinasi sebebas-bebasnya dan tidak terpaku pada alur waktu dan tempat yang sesuai di dunia nyata. 

    Artinya, menulis cerita fiksi juga nggak asal-asalan. Tetap harus melakukan riset, tetap harus menentukan alur waktu yang sesuai.



7. Pastikan perilaku karakter dalam novelmu sesuai dengan kepribadiannya.

    Nah, ini yang biasanya bikin penulis yang udah nulis banyak tokoh itu pusing. Pusing dengan banyaknya karakter yang dia ciptakan. Kenapa? Aku ngerasain sendiri, sih. 

    Aku perlu bekerja keras untuk membuat kepribadian si tokoh itu tidak berubah ketika menghadapi konflik. Aku pakai contoh di Novel aku aja ya, karena aku lebih mudah untuk mengingatnya. 

    Ada lima Hero yang ada di novel Perfect Hero. Yeriko, Chandra, Lutfi, Satria dan Arjuna. Setiap tokoh punya karakter dan kehidupan yang berbeda. Punya kelebihan dan kekurangan masing-masing.

    Itu baru 5 tokoh utama. Belum lagi sama pasangannya, kedua orang tua mereka, teman-teman bisnis, teman sekolah dan lain-lain. Secara, kita hidup di dunia ini juga bertemu dengan banyak orang. Hanya orang-orang tertentu yang setiap hari bertemu dengan kita. Kita akan terus bertemu dengan orang berbeda setiap hari, setiap bulan dan setiap tahun. Udah nggak terhitung berapa tokoh "Perfect Hero" yang sudah menginjak bab 700 di bulan ke-8. Yang jelas, kalau nggak panda menguatkan karakter, kadang tokoh itu bisa tertukar kepribadiannya.


8. Periksa semua detail agar informasi yang kamu berikan tetap konsisten.

    Untuk penulis novel fisik yang jumlah katanya nggak lebih dari 100rb kata dan masih bisa melakukan perubahan, tentunya akan lebih mudah sebelum novelnya dirilis. Tapi ... untuk penulis webnovel yang dituntut untuk rilis minimal 3 bab sehari, harus bener-bener punya pegangan untuk yang satu ini supaya cerita dalam novel kita tetap konsisten.

    Saat kita ingin memberikan informasi tapi tidak mengetahui detailnya, itu bener-bener bikin sakit kepala. Selain kita harus nyari ide, kita juga harus riset secara bersamaan. Makanya, jadi penulis webnovel itu nggak mudah. Tingkat setress-nya jauh lebih tinggi karena setiap hari harus rilis dan berhadapan langsung sama pembaca. Udah kayak nulis skenario sinetron.

    Supaya bisa tetap konsisten, tentunya harus punya detil informasi setiap adegannya. Jangan terlalu banyak menggunakan bahasa ilmiah kalau sebenarnya otaknya pas-pasan kayak aku. Karena cuma akan bikin banyak plot hole di cerita kamu.

 

 

Udah, ah ...

Sampai di sini aja ya ocehan dari aku.

Aku udah ngantuk banget dan harus istirahat. Supaya, bisa nulis novel lagi untuk besok pagi.

 

Jangan lupa baca "Perfect Hero" hanya di aplikasi Novelme atau Novelaku ya!

Udah bab 733 loh...

Kamu akan ngerasain gimana amazingnya menulis cerita dengan episode yang puanjaaang banget! Sampai-sampai, semua reader setianya Perfect Hero selalu mengaitkan novel ini dengan sinetron "Ikatan Cinta" yang belum pernah aku tonton sekali pun. Maklum ya, penulis ya sibuknya ngehalu sama nulis doang. Belum sempat mau nonton sinetron karena harus update bab setiap hari.

 

Thanks udah mau baca tulisannku yang acak-acakan ini...

Sekarang, kalian boleh muntah setelah baca ini!

 

Ups, aku nggak tanggung jawab!

 

Kabooor dulu, guys!

 

Bye-bye!! 




______________________________________________
🅒Copyright. 
Dilarang mengutip atau menyebarluaskan konten blog ini tanpa mencantumkan link atau kredit penulis.



Thursday, December 24, 2020

Ibu Takut, Nak!


Bulan ini, putera kecilku genap berusia enam bulan. Masih sangat kecil. Bahkan dia belum bisa memanggilku “Mama”.

Tapi aku ingin menulis banyak hal untuk dia. Sebab, bisa saja aku mati besok dan tak ada satu kata pun yang bisa kuucapkan untuk dia.

Aku tulis ini agar ia baca suatu hari nanti. Saat aku tak bernyawa lagi atau terserang alzheimer yang membuatku melupakanmu.

 

Nak, hari ini Ibu sangat takut!

Entah, ketakutan itu datangnya dari mana. Padahal, aku sangat bahagia memilikimu dalam hidupku.

 

Kamu seorang laki-laki, haruslah menjadi laki-laki yang sejati. Menjadi laki-laki yang bertanggung jawab. Menjadi laki-laki yang melindungi dan menyayangi orang-orang tercintamu.

 

Sebab itu, Ibu takut tidak bisa menjadikanmu laki-laki yang baik dan bertanggung jawab. Ibu takut jika kamu tidak bisa melindungi orang-orang yang kamu cintai.

 

Kamu seorang laki-laki …

Harusnya ibu bisa berjuang memberikan yang terbaik untuk masa depanmu. Agar kamu menjadi laki-laki yang bisa membahagiakan orang-orang yang kamu cintai.

 

Kamu seorang laki-laki …

Harusnya Ibu bisa berjuang memberikanmu pendidikan yang layak. Agar kamu menjadi laki-laki yang dihargai di masa depan.

 

Kamu seorang laki-laki …

Harusnya Ibu bisa memberimu senjata. Bukan untuk melukai orang lain, tapi untuk melindungi orang-orang di sekelilingmu.

 

Nak, hari ini Ibu takut …!

Ibu takut tidak bisa memberikan apa yang seharusnya Ibu berikan untukmu.

Ibu takut, kamu tidak bisa menjadi laki-laki yang baik dan dihargai.

Ibu takut, kamu tidak bisa menjadi laki-laki yang bermanfaat untuk orang-orang di sekelilingmu.

 

Nak, hari ini Ibu takut.

Ibu takut kamu tidak bisa melindungi saudarimu.

Ibu takut kamu tidak bisa lagi menyayangi Ibu sepenuh hati.

 

Nak, dua puluh tahun lagi ...

Mungkin kamu akan jatuh cinta dan meninggalkan Ibu.

Jika kamu jatuh cinta pada seorang wanita ... ingatlah, hanya Ibu cinta pertama dalam hidupmu!

Jika kamu menyayangi wanita lain selain Ibu. Ingatlah, hanya Ibu yang cintanya tak bisa kau duakan.

Jika suatu hari kamu memilih wanita untuk menemani seluruh sisa hidupmu, pilihlah wanita yang bisa mencintai Ibu seperti dia mencintai ibunya. Cintailah ibu wanita itu seperti kamu mencintai Ibunya sendiri.

Sebab, Ibunya sudah merawat dan menjaganya penuh cinta sejak kecil ... lalu kamu ingin mengambilnya.

Sebab, Ibu juga sudah merawatmu sejak kecil untuk bisa membahagiakan wanita yang kamu cintai sepenuh hati.

 

Ibu hanya takut saja ...

Ibu takut kamu tidak bisa melakukan hal yang seharusnya kamu lakukan.

Ibu takut tak bisa memberimu kehidupan yang layak.

Ibu takut kamu menjadi pria yang tidak dihargai karena tak punya apa-apa.

 

Nak, jadilah pria dewasa dan baca tulisan ini dua puluh tahun yang akan datang.

Aku mencintaimu tanpa batas, Nak!

Aku mencintaimu tanpa batas ...

 

Maka jadilah pria yang istimewa. Pria yang memiliki keteguhan hati. Pria yang bermartabat. Pria yang melindungi orang-orang tercintanya. Pria yang berguna bagi banyak orang. Pria yang mampu membawa namanya sendiri ke tempat yang lebih tinggi.

 

 

Catatan kecil ini ... hanyalah bentuk kekhawatiran seorang ibu. Hiduplah dengan baik dan bacalah tulisan-tulisan Ibu saat sudah dewasa nanti. Sebab hari ini, kamu tidak mungkin membaca tulisan ini.

 

Jika suatu hari kamu membaca ini ... Ibu ingin kamu sudah menjadi seorang pria yang sukses. Ibu akan berjuang sekuat tenaga. Meski harus melakukannya seorang diri, Ibu tidak akan pernah menyerah. Maka, janganlah kamu menyerah untuk mewujudkan mimpi-mimpimu!

 

 

 

Salam manis dari Ibu ...

 

 ______________________________________________

🅒Copyright. 
Dilarang mengutip, screenshoot atau menyebarluaskan konten blog ini tanpa mencantumkan link atau kredit penulis.

 

 

Bolehkah Ibu Egois, Nak?


Menjadi seorang wanita adalah hal yang paling istimewa. Sangat istimewa karena bisa melahirkan wanita lain dalam hidupnya. Bukan hanya wanita, tapi juga melahirkan laki-laki.

Kesempurnaan seorang wanita adalah menjadi ibu. Ya, aku merasa sempurna saat dua malaikat Tuhan dikirim untuk menemani hari-hariku. Hari-hariku yang sepi, penuh liku dan luka.

Tak terasa, di tahun 2020 ini ... putri kecilku sudah berusia 5 tahun. 10 tahun lagi, dia akan tumbuh menjadi gadis remaja. Sepuluh tahun itu bukan waktu yang lama. Akan terasa sangat singkat bagiku di dunia ini. Sebab itu, aku sudah merasa sangat takut akan kehilangan dia dalam hidupku.

Mungkin, sepuluh atau lima belas tahun lagi ... dia akan merasakan apa itu jatuh cinta. Dia akan bisa membaca tulisan-tulisan ibunya. Dia akan mengenal pria yang mungkin akan membawanya pergi dari pelukanku. 

Kamu tahu, aku menuliskan ini dengan derai air mata ... ada rasa takut yang begitu besar saat melihat wajahnya yang terus tumbuh dengan baik. Ada rasa bahagia yang begitu besar karena telah membuatnya tersenyum bahagia. Tapi juga ada ketakutan di belakangnya.

Suatu hari nanti, mungkin kamu akan membaca tulisan-tulisan ibu ini. Entah, aku masih hidup atau sudah mati. Aku ingin kamu tahu, bahwa cinta ibu tidak akan pernah berhenti begitu saja. Selamanya ... ingin melihatmu bahagia.

Nak, Ibu takut kamu jatuh cinta pada orang lain selain Ibu.
Ibu takut kamu memeluk orang lain selain ibu.
Ibu takut kamu pergi meninggalkan Ibu saat kamu menemukan pria yang mencintai kamu.

Nak, bolehkah Ibu egois?
Ibu tidak ingin melihatmu jatuh cinta dan meninggalkan Ibu.
Ibu tidak ingin kamu pergi bersama pria lain dan melupakan pelukan Ibu.

Ibu takut, Nak!
Ibu takut ...!
Ibu takut, kamu jatuh pada pria yang salah.
Ibu takut, kamu akan hidup dengan orang yang membuatmu menitikan air mata, walau hanya setetes.
Ibu takut, kamu tidak bahagia berada di rumah yang lain.
Ibu takut, apa yang Ibu alami saat ini ... kamu juga ikut mengalaminya.

Ibu tidak ingin melihatmu menderita. 
Ibu yang melahirkan kamu ke dunia dengan susah payah.
Ibu yang memberimu ciuman pertama.
Ibu juga yang pertama kali mendekapmu penuh cinta.
Ibu juga yang membesarkan dan merawatmu dengan peluh dan air mata.

Nak, bolehkah Ibu egois?
Ibu tidak akan menyerahkan kamu pada pria yang salah.
Ibu tidak akan menyerahkan kamu pada pria yang akan membuatmu menangis.
Ibu tidak akan menyerahkan kamu pada pria yang akan membuatmu terluka.

Nak, apa pun yang kamu mau ... ibu selalu berusaha memberikannya.
Jajan, sepatu baru, tas baru, baju baru, mainan baru dan semuanya ... ibu berusaha memberikannya tanpa mengeluh.
Bisakah orang lain memberikan yang lebih dari apa yang telah ibu berikan untuk kamu?
Bisakah orang lain membuatmu bahagia tanpa mengeluh?

Nak, semua rasa sakit yang Ibu rasakan sekarang ... Ibu tidak ingin kamu merasakannya.
Hidup dengan pria yang salah, akan membuat hidupmu tak bahagia seumur hidup. Menemukan pria yang benar, juga sulit untuk dilakukan.
Terkadang, kita harus bertemu pria yang salah untuk melihat siapa yang tepat untuk kita. Tapi saat sudah membuat keputusan dan tak bisa membuatmu kembali. Kamu akan hidup dalam lautan air mata selama hidupmu.

Nak, mungkin Ibu hanya bisa menemanimu sampai lima belas tahun ke depan. Setelahnya, Ibu harus menyerahkan kamu kepada orang lain. Bahkan Ibu tidak sampai mendapatkan setengah usiamu untuk menemanimu setiap hari. Ibu tidak akan rela, tapi tetap harus Ibu lakukan.

Nak, jika suatu hari kamu jatuh hati ... jatuhkanlah hatimu pada orang yang tepat. Jatuhkanlah hatimu pada orang yang akan menemani dan membuatmu bahagia seumur hidup. Jatuhkanlah hatimu pada pria penakut! Pria yang takut menciptakan air mata di pipimu, pria yang takut melukai hati dan fisikmu, pria yang takut tak membuatmu bahagia, pria yang takut mencintai orang lain selain kamu.

Sebab, Ibu tak bisa menemanimu hingga ujung usiamu. Ibu tidak akan selamanya membelikan baju baru untukmu, membelikan sepatu baru, mengajakmu berlibur, membawamu melihat indahnya dunia luar.


Ini surat kecil untuk puteriku tercinta. Hari ini, mungkin dia tidak akan membacanya. Tapi, suatu hari saat ia beranjak remaja. Ia pasti akan membaca tulisan ini. Entah aku masih hidup atau sudah tiada. Aku ingin dia tahu, bahwa cintaku padanya begitu besar dan aku tidak ingin dia jatuh ke tangan orang yang salah.

Sebab, Ibu ingin melihatmu hidup dengan baik dan bahagia meski memandangnya dari langit yang tinggi. Di bumi atau di langit ... keinginan ibu tetap ingin melihatmu bahagia meski tak ada ibu lagi di sisimu. Ibu akan selalu ada di hatimu.



Catatan kecil untuk puteri kecil.


Hari Ibu, 22 Desember 2020


______________________________________________
🅒Copyright. 
Dilarang mengutip atau menyebarluaskan konten blog ini tanpa mencantumkan link atau kredit penulis.







Tuesday, December 22, 2020

6 Hal Penting yang Perlu Diperhatikan Sebelum Memilih Menulis Di Platform

 


 Hai ... hai ...!

Apa kabar semuanya? Sudah lama banget aku nggak kasih tips menulis untuk kalian karena ada banyak banget bab novel yang harus aku update setiap harinya. Karena menjadi penulis novel platform yang masih on going, pastinya sibuk banget dengan tulisan-tulisanku.


Nah, kali ini ... aku bakal berbagi tips buat kalian semua tentang hal-hal yang harus diperhatikan sebelum masuk ke platform penulisan. Simak tipsnya di bawah ini ya!

Jangan lupa follow, subscribe dan komentar di akun instagram aku. Yang pengen dibuatin tips versi video ... mmh, aku pikirin deh buat upload di Youtube biar kalian lebih mudah memahaminya.

Sementara, aku kasih tips di sini dulu ya!


Apa aja sih yang harus diperhatikan sebelum kita masuk ke dunia literasi digital atau sebagai penulis novel di platform digital?


1. Memahami kemampuan diri

     Sebelum masuk ke dunia penulisan digital masa kini, kamu harus bisa memahami kemampuan diri kamu sendiri. Seberapa bisa kamu mennguasai teknik kepenulisan dan memenuhi keinginan pembaca. Karena di platform online, tuntutan pembaca itu bener-bener tinggi. Selain harus bisa update banyak bab setiap harinya, kita juga harus bisa memahami keinginan pembaca. Tentunya, tetap menghadirkan bahan bacaan yang menarik, menghibur dan berkualitas.

    Menjadi penulis novel Best Seller di aplikasi Novelme tentunya tidak mudah. Butuh kerja keras, kemauan untuk belajar dan tidak mudah menyerah. Terlebih, konsep novel series zaman sekarang seperti manga Jepang yang ceritanya bisa ratusan bahkan ribuan bab. Bayangin aja, update sehari 5 bab ... masih kurang aja di mata pembaca. Padahal, mereka harus bayar untuk bisa baca dan nggak pernah keberatan. Asalkan, kita bisa menyuguhkan cerita yang berkualitas dan menarik untuk pembaca.

    Penulis platform dituntut untuk publish setiap hari. Kalau ada kesalahan di bab sebelumnya, nggak bisa main revisi seenaknya aja kayak nulis buku fisik yang masih bisa direvisi saat nulisnya udah kelar. Di platform, nggak akan bisa semudah itu ngerevisi. Bayangin aja, kalo udah dibaca sama 2 ribu orang dan bab itu salah. Auto mikir alur selanjutnya dong, hahaha.

2. Mempersiapkan Mental

     Jadi penulis platform harus kuat mental. Kenapa? Karena setiap publish bab baru. Kita akan berhadapan langsung dengan pembaca kita. Kalau mereka nggak suka sama ceritanya, bakal dapet komentar pedas. Untungnya, Perfect Hero belum pernah dapet komentar pedas walau sudah ada ratusan bab. Mereka tetap setia membaca, kadang terbawa emosi dan maki-maki kalau tokoh antagonisnya muncul. Pokoknya, komentar pembaca itu bener-bener pedes. Kalau kamu belum siap mental dengan komentar buruk. Jangan coba-coba masuk ke platform deh! Mending nulis di buku diary aja.

 

3. Mengatur Waktu & Managemen Bab

     Kalau kamu masih punya kesibukan lain seperti bekerja, harus bisa mengatur waktu kamu supaya bisa tetap update setiap harinya. Kalau aku sih, harus punya tabungan beberapa bab untuk cadangan saat aku lagi sibuk. Secara, author juga manusia biasa yang butuh makan, butuh piknik dan butuh istirahat. Jadi, mengatur waktu menulis dan mengatur bab yang akan ditayangkan sangatlah penting.

4. Selalu Belajar

     Sebagai penulis, kita nggak boleh berhenti belajar. Sampai hembusan napas terakhir pun, kita masih akan terus belajar. Jadi, pelajarilah banyak hal dari orang-orang yang telah sukses terlebih dahulu. Jangan pernah menganggap ilmu kita sudah cukup. Belajar bisa dari siapa saja, bahkan dari bayi yang baru lahir sekalipun.

5. Tidak Plagiat / Menjiplak Karya Orang Lain

  Plagiat adalah hal yang harus kamu hindari saat baru memulai menjadi penulis. Dalam karya apa pun, plagiat adalah hal yang paling hina. Sekali pun berusaha menutupinya, pasti akan ketahuan juga karena ketemunya dengan pembaca yang itu-itu juga dan sudah membaca banyak cerita. Penulis yang melakukan plagiat, mmh ... tidak bisa disebut sebagai penulis. Selamanya, namanya akan dikenang sebagai plagiator.


6. Etika Penulis

   Kok, ada etika?

Ya, etika penulis merupkan bagian yang juga penting di sini. Karena ada banyak sekali penulis yang tidak beretika dan asal-asalan ingin jadi penulis, alasannya hanya karena cuan. Aku paling kesel kalau ada penulis baru yang tiba-tiba komen di kolom komentar pembaca dan isinya promo buku mereka. Aku nggak larang sih, tapi kalau terlalu banyak jadinya spam. Seorang penulis adalah pembaca yang baik. Mengerti tata bahasa dan tata krama. Promo dengan cata spam, itu sangat mengganggu dan tidak menarik di mata pembaca.

Selain itu, menjadi seorang penulis juga harus memahami seluk beluk dan peraturan platform. Tidak seenaknya sendiri, bahkan bersikap tidak sopan kepada editor. Di platform sekelas Novelme, ada editor yang bisa diajak konsultasi. Tapi kita juga harus sabar. Dari 20 ribu lebih penulis yang ada ei sana, kita harus bisa bersikap baik dan tetap membuat karya yang terbaik. Suatu hari, pasti akan dilirik oleh editor dan pembaca ketika karya-karyamu sudah melambung tinggi.



Ini dulu tips dan saran dari aku sebelum menjadi penulis webnovel atau penulis platform digital.

Kalau kamu punya tambahan lagi, bisa diskusikan bareng di kolom komentar.



Sekian dan terima kasih,



Much Love,


Rin Muna


______________________________________________
🅒Copyright. 

Dilarang mengutip atau menyebarluaskan konten blog ini tanpa mencantumkan link atau kredit penulis.


 

Tuesday, December 1, 2020

SMEP Program Pokok PKK Desa Beringin Agung Tahun 2020


Selasa, 01 Desember 2020.

Di Desa Beringin Agung tempat tinggalku, ada kunjungan dari TP PKK Kecamatan Samboja  yang melakukan SMEP (Supervisi, Monitoring, Evaluasi, Pelaporan) Pelaksanaan 10 program pokok  TP PKK Tahun 2020.

Dalam hal ini, aku mendapat bimbingan san evaluasi terkait program kerja Pokja III karena kebetulan aku menjadi bagian dari keanggotaan Pokja tersebut yang menangani sandang, pangan dan tata laksana rumah tangga.

Ada beberapa hal yang menjadi bahan evaluasi di sini dan aku ingin berbagi dengan teman-teman, siapa tahu ... suatu saat nanti kalian juga menjadi bagian dari Tim Penggerak PKK.

PKK memiliki 10 program pokok. Yang saat ini menjadi bahan evaluasi adalah pengisian Papan Data. Di mana, kami harus mendata semua rumah tangga dan warga yang ada di desa. Mulai dari kader yang tersertifikasi hingga fasilitas yang sudah dimiliki desa.

Papan Pokja III terdiri dari 19 kolom yang harus diisi.

1. No.
2. Nama RT
3. Kader Pangan (Bersertifikat)
4. Kader Sandang (Bersertifikat)
5. Kader Tata Laksana Rumah Tangga (Bersertifikat)
6. Beras (Semua Warga yang mengonsumsi beras, kecuali bayi 6 bulan ke bawah)
7. Non Beras
8. Peternakan (Warga yang beternak; sapi, ayam, bebek, kambing, dsb.)
9. Perikanan (Warga yang memiliki kolam ikan konsumsi di pekarangan rumah)
10. Warung Hidup (Rumah yang memiliki tanaman sayuran/buah di pekarangan untuk dikonsumsi dan dijual)
11. Lumbung Hidup (Rumah Tangga yang memiliki tanaman padi, umbi-umbian, dsb. Biasa disimpan untuk dikonsumsi)
12. Toga (Rumah Tangga yang memiliki Tanaman Obat Keluarga minimal 5 macam)
13. Tanaman Keras (Rumah Tangga yang di pekarangan rumah memiliki tanaman yang tidak menghasilkan buah seperti pohon akasiah, pohon jati, dll.)
14. Industri Rumah Tangga (Pangan) - Usaha makanan yang memiliki minimal 2 orang pekerja.
15. Industri Rumah Tangga (Sandang) - Usaha jahit yang memiliki minimal 2 orang pekerja.
16. Jasa (Supir, Tukang Ojek, Loundry, Tukang dll.)
17. Rumah Layak Huni (Rumah Tangga yang memiliki jamban dengan septitank di ruamhnya)
18. Rumah Tidak Layak Huni
19. Keterangan


Selain papan pokja, masih ada 9 buku yang harus diisi oleh masing-masing Pokja, yakni:

1. Buku Daftar Kader
2. Buku Daftar Anggota
3. Buku Tamu
4. Buku Surat Masuk Surat Keluar
5. Buku Program Kegiatan
6. Buku Inventaris
7. Buku Keuangan
8. Buku Kegiatan
9. Buku Prestasi



Nah, buat kalian semua yang juga terlibat dalam Tim Penggerak PKK. Bisa siapin data-data di atas untuk laporan setiap tahunnya.
Oh ya, PKK itu bukan cuma kader yang ada di struktur pengurusan ya. Struktur pengurus hanyalah sebagai Tim Penggerak saja. Jadi, semua warga yang tinggal di desa adalah bagian dari PKK. Jadi, berkaryalah dan menjadi bagian dari perubahan.

Kalau kalian ibu rumah tangga yang suka berorganisasi sosial, ini bisa menjadi salah satu kegiatan positif. Bisa untuk menambah wawasan, pengalaman dan persaudaraan.

Jangan ditanya soal gaji. Di PKK, kami tidak pernah mendapatkan gaji. Semua hanya kegiatan sosial dan kebersamaan dengan warga. Dana yang masuk ke kas PKK digunakan untuk kegiatan pelatihan dan operasional PKK. 

Hampir semua kegiatan organisasi itu tidak ada uangnya, murni untuk kegiatan sosial. Begitu pula yang aku lakukan.

Kenapa sih, pada mau sibuk-sibuk ngabisin waktu, tenaga dan pikiran tanpa dibayar?
Kenapa?
Karena hidup itu bukan sekedar tentang berapa uang yang kita dapat, tapi tentang hal yang tidak bisa digantikan dengan uang. Yakni, kebersamaan, gotong royong, kepedulian dan rasa kasih sayang sebagai sesama manusia.


Sampai di sini dulu tulisan mungil dari aku.


Semoga bermanfaat ...


Much Love,

Rin Muna

Monday, November 30, 2020

Nggak Nyangka! Ideku Diadopsi untuk Pembelajaran Pencegahan Kekerasan Seksual untuk Anak Usia Dini



Hai ... hai ...!
Apa kabar semua?
Semoga sehat selalu dan makin rajin membaca ya!


Kali ini, Kak Rin mau sharing sedikit tentang kegiatan keseharian Kak Rin di Desa Beringin Agung.

Eh, Kak Rin kan bukan pendidik, bukan guru ... Cuma ibu rumah tangga biasa yang kebetulan punya rumah baca.

Tanggal 22 November kemarin, aku ikut Pelatihan Kader Ramah Anak yang diadakan di Merkurius Room, Graha Bintang, Balikpapan.

Ada hal lucu di sana yang bikin aku mau ketawa terus-terusan. Mau tahu apa?
Hahaha ...
Ketawa aja dulu, siapa tahu nanti nggak lucu.

Oke, lanjut ... di saat sesi FGD, kami membuat kelompok yang terdiri dari lima orang. Kelompok lain, mayoritas adalah guru dan sudah terbiasa dengan pembelajaran di sekolah. Sedangkan aku, dapet kelompok yang isinya warga biasa dan laki-laki semua. Di kelompok itu, yang perempuan cuma aku. Yang lain itu Pak Eko (Sekdes), Putera (Perangkat Desa), Supri (Karang Taruna), Irul (Warga), Mas Gun (Ketua RT07).

Kalian bayangin, ya!
Bayangin dulu!

Nggak ada satu pun yang punya pengalaman mengajar di sekolah dan isinya laki-laki semua. 
Entah kenapa, aku lebih senang ngobrol sama laki-laki karena pikiran mereka simple, suka bercanda dan nggak mudah tersinggung dengan mulutku yang suka nyablak.
Apalagi, kami semua dapet tugas untuk melakukan pembelajaran pada anak usia dini. Yang ada di pikiranku adalah kegiatan yang simple, seru, disukai anak-anak dan bikin ribut.

Alhasil, saat kelompok lain mulai sibuk dengan karton dan konsep pendidikan yang akan mereka ajarkan ke murid-muridnya. Kami berlima cuma bercanda sambil tunjuk-menunjuk, alias bingung mau bikin apaan.

Oke, karena yang punya pengalaman mengajar cuma Mas Eko. Eh, Pak Eko ... karena beliau dulu adalah guru SD saya. Saat ini, Pak Eko adalah pelatih sepak bola di SSB Desa Beringin Agung. Jadi, aku kasih ide untuk menggunakan kartu merah seperti saat pertandingan sepak bola.

Semua mengiyakan dan Putera menambahkan kalau bagian tubuh yang boleh disentuh menggunakan kartu warna biru, yang tidak boleh disentuh menggunakan kartu warna merah.


Setelah melakukan pengenalan anggota tubuh yang boleh disentuh dan tidak boleh disentuh, kami akan menanyakan pada semua murid-murid yang ada di ruangan itu. Misalnya, ketika kami menyebutkan bagian tangan, semua murid akan mengangkat kartu warna biru. Saat kami menyebutkan bagian dada, semua murid akan mengangkat kartu warna merah. Kami akan menyebutkan nama anggota tubuh secara cepat dan yang salah angkat kartu akan mendapatkan hukuman. 

Yeay ...! Seru banget 'kan? Karena sasaran kita adalah anak-anak usia dini. Tentunya berbeda dengan kelompok lain yang sasarannya adalah remaja.

Pokoknya, ini ide paling simple, paling seru dan cocok untuk anak-anak. Kenapa? Karena akhirnya teman-teman dari Pena dan Buku mengadopsi ide ini untuk dijadikan bahan ajar mereka.
Seneng banget rasanya kalau ide sederhana ini bisa dihargai dan digunakan oleh orang lain. Aku merasa kalau hidupku ini ternyata masih ada manfaatnya walau cuma sedikit.

Kalau mau lihat contoh permainan serunya, klik link di bawah ini ya! 👇👇👇




Inilah keseharianku yang bisa aku bagi dengan kalian semua.

Semoga bermanfaat dan menginspirasi.


Much Love,
@rin.muna

Pelatihan Kader Ramah Anak Desa Beringin Agung

 



Minggu, 22 November 2020.


Pagi-pagi sekali, 30 warga desa Beringin Agung yang terdiri dari perwakilan guru dan warga berangkat menuju Graha Bintang untuk mendapatkan pelatihan kader Desa Ramah Anak yang dilaksanakan oleh Pertamina Hulu Sanga-Sanga, berkolaborasi dengan Yayasan Teman Kita dan Desa Beringin Agung.


Acara ini dihadiri oleh Rendy Wirawan (Ketua Yayasan Teman Kita), Kusnadi (Kepala Desa Beringin Agung) dan Hidayah Utama Lubis (Sr. Officer Communication & Relation Pertamina Hulu Sanga-Sanga).



Program Desa Ramah Anak merupakan program yang fokus pada pencegahan kekerasan seksual pada anak dan pergaulan bebas.


Pelatihan ini merupakan pelatihan kedua yang dilaksanakan oleh Yayasan Teman Kita, minggu sebelumnya, mereka sudah melakukan pelatihan di Desa Beringin Agung untuk 10 orang.


Dalam pelatihan ini, kita diajarkan banyak hal. Terutama bagaimana menyikapi anak-anak era digital yang sangat mudah mengakses informasi yang luas dan tak terbatas.

Selain materi yang diberikan, kami juga melakukan FGD. Dalam FGD ini yang paling seru menurutku. Karena semua orang harus membentuk kelompok untuk membuat bahan ajar dalam mengkampanyekan pendidikan seksual pada anak (mengenalkan tubuh yang boleh dan tidak boleh disentuh oleh orang lain).



Karena saya dapet kelompok laki-laki semua dan mereka bukan dari dunia pendidikan alias warga desa biasa. Alhasil, cucok banget dengan kelakuan aku yang bar-bar. Sampai-sampai, kami menjuluki kelompok kami adalah kelompok bar-bar karena tidak menggunakan banyak bahan peragaan. Hanya diskusi kecil sambil ketawa-ketawa, kemudian langsung praktek tanpa ribet supaya bisa mengajarkan anak-anak mengenal tubuh yang boleh disentuh dan tidak boleh disentuh menggunakan dua warna kartu. Merah artinya tidak boleh disentuh. Biru artinya boleh disentuh.


Hingga sore hari, kami semua larut dalam keseruan pelatihan ini. Jadwal yang harusnya sudah selesai jam lima sore. Eh, nambah sampai jam setengah enam. Itu artinya, pelatihan kali ini memang asyik dan tidak membosankan.


Kalian yang sudah baca artikel ini, bantu kampanyekan Desa Ramah Anak yang ada di desa Beringin Agung demi masa depan anak-anak kita semua.





Dengan adanya pelatihan kader ramah anak ini, diharapkan mampu menciptakan Desa Beringin Agung yang aman dan nyaman untuk anak-anak.


___________________________


Buat orang tua di rumah, bisa ajarkan anaknya menggunakan lagu ini ya!


Link Lagu untuk anak-anak, klik ini ya! 👉 : Jaga Diriku (Sentuhan Boleh, Sentuhan Tidak Boleh)



Terima kasih, ini catatan kecil dari Kak Rin.


Much Love,


Rin Muna








Monday, October 19, 2020

Suami Kecanduan Game

 

 

 

“Mas, hari ini nggak kerja?” tanyaku sambil menyuguhkan kopi ke hadapan suamiku.

“Nggak,” jawabnya tanpa mengalihkan pandangan dari ponsel pintar yang ada di tangannya.

Aku hanya menghela napas. Sudah berhari-hari, suamiku tidak bekerja. Ia hanya bekerja pada malam sampai pagi untuk bermain game online bersama teman-teman online-nya.

“Kamu keluar lagi dari tempat kerja?” tanyaku lirih.

“Iya. Bosnya sekarang aneh.”

“Aneh kenapa?”

“Semua serba salah. Nyuruh ini, nyuruh itu ... udah dikerjain, semuanya nggak cocok,” jawab suamiku beralasan. Padahal, aku sudah sangat mengetahui kejadian yang sebenarnya.

Semenjak kecanduan bermain game online, suamiku kerap bermain game hingga jam empat pagi. Sementara, jam tujuh pagi seharusnya sudah berada di tempat kerja. Karena tidur pagi, akhirnya aku juga kesulitan untuk membangunkannya. Di tempat kerjanya, rekan-rekan kerja yang lain juga kerap menyampaikan kalau suamiku lebih banyak tidur di tempat kerjanya sehingga memicu kemarahan bos.

Aku selalu pergi ke pasar lebih pagi untuk menjual kue-kue yang aku buat. Demi bisa bertahan hidup, aku hanya menggantungkan uang dari haril jualan kue secara online dan offline. Jika mengandalkan pekerjaan suamiku, aku bisa tidak makan selama sebulan penuh.

Seperti biasa, setiap jam enam pagi ... aku sudah berangkat ke pasar untuk menjual aneka jajanan yang aku buat sejak pukul tiga dinihari. Usai menjajakan kue di pasar, aku masih harus mencuci piring seabrek. Karena tidak sempat lagi kalau harus mencuci piring terlebih dahulu sebelum pergi ke pasar.

Usai mencuci piring, mencuci baju dan membereskan rumah. Aku kembali dengan aktivitas lain yakni berkebun. Aku punya kebun kecil di belakang rumah yang aku manfaatkan untuk diriku sendiri. Dari hasil kebun kecilku, aku tidak perlu membeli tomat, cabai sayuran. Lumayan, bisa menutupi kebutuhan sehari-hari karena suamiku tidak bekerja.

Setiap hari, aku melakukan banyak pekerjaan agar bisa menghasilkan uang untuk kebutuhan sehari-hari. Terkadang, aku baru kembali ke rumah malam hari demi mencari sesuap nasi.

Suamiku ... tetap saja duduk atau berbaring tenang dengan ponsel di tangannya sepanjang hari. Ia lebih sering memainkan ponselnya ketimbang memperdulikan istri atau isi rumah. Bahkan, galon yang kosong pun dibiarkan begitu saja selama berhari-hari jika aku tidak memintanya untuk mengisi ulang. Terus, minum pakai apa? Aku terpaksa merebus air hujan saja. Bisa lebih hemat juga karena suamiku nggak peka.

Sejak kecanduan game, interaksi antara aku dan suamiku semakin berkurang setiap harinya. Akhirnya, kami sering bertengkar karena salah paham. Emosiku selalu memuncak saat aku kelelahan dan mendapati suamiku masih saja sibuk dengan dunia game-nya yang tidak bisa ditawar lagi. Aku bahkan mengetahui kalau dia lebih suka bercengkerama dengan Karina atau Hanabi (Hero dalam tokoh game) daripada mengajak istrinya sendiri bercengkerama.

Suami yang kecanduan game online, bukan hanya kehilangan waktunya untuk bermain game saja. Tapi dia juga kehilangan kepercayaan diri, human interesting, rasa peduli, empati dan sulit menerima masukan dari orang lain. Mereka cenderung mempercayai apa yang sudah terkendali di dalam game daripada mempercayai ucapan istrinya sendiri.

Lelah rasanya saat kita menghabiskan waktu untuk membantu suami memenuhi kewajibannya mencari nafkah, yang dibantu justru sibuk bermain game online dengan teman-teman online-nya yang bahkan tidak pernah bisa menyuguhkan segelas kopi untuknya.

Pada akhirnya ... aku memilih diam. Menahan semua kekesalan seorang diri. Membiarkan waktu-waktu menjawab bagaimana kami menjalani hidup kami masing-masing. Kami berada dalam satu atap namun terasa sangat asing. Kami jarang berbicara atau berdiskusi tentang banyak hal. Kami tak lagi terlihat seperti sepasang suami-istri yang seharusnya.

Karena suami selalu sibuk dengan game online-nya. Lebih banyak memegang ponsel daripada istrinya. Maka aku memutuskan untuk memberikan pelayanan online pada suamiku. Supaya aku tetap ada dalam dunianya.

Pria-pria yang kecanduan game online, mereka tidak akan pernah mengerti dan tahu saat istrinya pingsan di dapur karena kelelahan atau istrinya terluka saat bekerja. Mereka sudah sibuk dengan game online-nya. Tidak menjadi gamer yang profesional dan tidak bisa menghasilkan uang. Sepanjang harinya hanya dihabiskan untuk memperhatikan layar ponsel. Hingga ia tidak mengetahui kalau hari ini ... istrinya dirawat di rumah sakit karena kelelahan.

Aku sengaja tidak memberitahu suamiku kalau aku pingsan di pasar karena aku kelelahan. Terlalu banyak hal yang aku lakukan hingga sering lupa makan. Aku hanya ingin tahu ... sampai di mana rasa kepedulian suamiku saat istrinya terbaring di rumah sakit, sedang ia berbaring di rumah sambil bermain game online.

 

 

-          THE END –

 

Story of Daily Life

Cerita ini hanya fiksi belaka

 

 

Dilarang copy paste dan menyebarkan tulisan ini tanpa mencantumkan nama situs atau penulisnya.

 

 

 

 



Copyright © Rin Muna
Design by Anders Noren | Blogger Theme by NewBloggerThemes.com | Edited by Gigip Andreas