Menu BacaanMu
- Perfect Hero (234)
- Puisi (120)
- My Experience (107)
- Rumah Literasi Kreatif (83)
- Novel MLB (80)
- Cerpen (70)
- Belajar Menulis (52)
- Puisi Akrostik (40)
- Artikel (38)
- Esai (24)
- Review Novel (21)
- Review Drama (17)
- Novel The Cakra (8)
- Wisata (8)
- Ekonomi & Bisnis (6)
- Review Aplikasi (6)
- Novel ILY Ustadz (4)
- Kumpulan Novel (3)
- Then Love (3)
- Biografi Penulis (2)
- Kenapa Bercerai? (2)
- Opini (2)
- Donasi (1)
- Dongeng (1)
- Materi Cerdas Cermat (1)
Sunday, July 6, 2025
Friday, July 4, 2025
Menyulam Mimpi Bersama Relima 2025 Perpusnas RI
Thursday, June 26, 2025
Menutup Perjalanan, Membuka Pengabdian
Tuesday, June 24, 2025
Pelatihan Pendataan Penduduk IKN Batch 2 | Ketika Data Bukan Sekedar Angka
Jebakan Ilusi Sosial : Ketika Hidup Tak Lagi Milik Kita
Monday, June 23, 2025
Cerita dari Ruang Eselon 1 dan Tidur Bersama 11 Orang
Teman Diskusi Coffee Bukan Sekedar Kedai, Ia Adalah Laboratorium Ekonomi Mikro
Teman Diskusi Coffee Bukan Sekedar Kedai, Ia Adalah Laboratorium Ekonomi Mikro
Di antara deru motor dan riuhnya arus mimpi anak-anak muda, muncul sebuah oase kecil bernama Teman Diskusi Coffee. Bukan sekadar kedai kopi, ia adalah jembatan antara harapan dan aksi—tempat di mana literasi finansial bukan hanya teori di kelas, tapi dirasakan dalam genggaman cangkir, dibayar lewat keringat, dan diasah lewat pengalaman langsung.
Teman Diskusi Coffee adalah buah dari visi Yayasan Rumah Literasi Kreatif (Rulika), yang memiliki divisi Mamuja (Mama Muda Samboja)—sebuah komunitas literasi finansial yang sejak 2019 mendorong perempuan desa kecil meningkatkan ekonomi keluarga lewat usaha mikro dan produk kreatif. Rulika, mengembangkan enam literasi dasar (termasuk finansial).
Langkah Rulika membuka ruang belajar baru, bukan sekedar di ruang baca, tapi juga ada di balik barista station dan aroma espresso. Belajar di Teman Diskusi Coffee menggabungkan menyeduh, melayani, mencatat untung–rugi, hingga promosi lewat konten sosial media, persis apa yang dikampanyekan Rulika sejak lama, bahwa literasi harus “belajar sambil lakukan”.
Menjawab keresahan anak-anak muda yang ada di mastarakat Desa Beringin Agung. Masih banyak anak muda yang keluar dari sekolah tapi tidak tahu ke mana melangkah. Ijazah sudah di tangan, tapi keterampilan hidup seperti mengelola uang atau mengawali usaha jadi mengawang. Teman Diskusi Coffee hadir sebagai jawaban nyata. Di sini mereka praktik langsung: dari menyeduh kopi hingga menyusun laporan sederhana, belajar menentukan harga dan menghitung margin—semuanya dalam suasana santai tapi penuh makna.
Setiap shift adalah kelas hidup. Ada rezeki dari aroma dan rasa kopi, tapi ada pula pelajaran soal tanggung jawab, komunikasi dengan pelanggan, dan cara berpikir seperti wirausahawan. Mempraktikkan literasi finansial sambil bernafas, berjalan, dan kerja.
Learning by Doing merupakan konsep belajar yang dilakukan di Rumah Literasi Kreatif. Bukan sekedar membaca dan mengerjakam tugas, anak-anak yang belajar di Rumah Literasi Kreatif dituntut untuk berinsiatif, kreatif dalam menyelesaikan masalah, dan mampu menghasilkan sebuah karya untuk kesejahteraan.
Kuliah kehidupan di kedai kopi. Konsep “Learning by Doing” bukan slogan kosong di Teman Diskusi Coffee. Anak-anak muda di sini dapat berlatih menyusun modal harian dan mencatat penjualan. Belajar digital marketing dengan upload konten promosi. Mempraktikkan layanan pelanggan (senyum, ramah, dan empati). Diskusi sederhana soal revenue dan expense setelah tutup shift.
Secara tidak langsung, ini melatih mereka berpikir: “Bagaimana agar kedai menguntungkan dan bagaimana bisa bersaing dengan kedai lain?”
Lewat pengalaman nyata ini, literasi finansial tidak lagi abstrak, ia mencair bersama susu panas dan cappuccino foam.
Model kedai kopi sebagai ruang diskusi literasi bukan hal baru. Misalnya Kopi Litera di Bulukumba yang sejak 2020 menggabungkan perpustakaan mini dan diskusi kreatif di kedai kopi. Di tempat-tempat seperti itu, kopi menjadi katalis ide. Teman Diskusi Coffee meneruskan konsep ini, tapi menambahkan dimensi: literasi finansial dan pemberdayaan ekonomi secara langsung.
Apa arti literasi finansial? Bukan hanya tahu cara menabung atau mencatat pengeluaran. Di Teman Diskusi Coffee, literasi ini dicapai lewat beberapa hal, seperti:
1. Keputusan harga jual: belajar menimbang kualitas bahan dan harga pasar.
2. Manajemen stok & modal: belajar mengelola persediaan dan biaya tetap.
3. Pemasaran kreatif: belajar menyusun narasi visual di media sosial.
4. Pelayanan & evaluasi: memahami bahwa pelanggan adalah guru paling jujur.
Dengan konsep belajar “Learning by Doing”, peserta tidak hanya bekerja, mereka bertransformasi menjadi pelaku ekonomi mandiri yang lebih paham soal uang, manfaatnya, dan cara menjaganya.
Teman Diskusi Coffee bukan sekadar kedai. Ia laboratorium ekonomi mikro, ruang diskusi, dan gerakan nyata Yayasan Rumah Literasi Kreatif. Mengubah literasi finansial dari konsep menjadi gerakan dengan wujud kasir, aroma kopi, dan catatan keuangan di notebook.
Kedai ini berusaha membuktikan, setelah lulus, anak muda tak perlu bingung. Mereka bisa belajar wirausaha sambil menyeruput kopi. Dari sinilah lahir generasi yang tidak hanya siap kerja, tapi siap “menciptakan” kerjanya sendiri. Karena sejatinya, dari secangkir kopi pun kita bisa meracik masa depan.
Friday, June 20, 2025
Korupsi Bukan Soal. Besaran Gaji, Tapi Soal Identitas Moral yang Hakiki
Menaikkan Gaji Pejabat Bukan Solusi Anti-Korupsi
Jenis-Jenis Pembaca
Di dunia literasi, ada satu pertanyaan menarik yang sering muncul di benakku: “Orang-orang membaca itu karena cinta, kewajiban, atau pelarian?”
Dari lembar ke lembar buku yang kubaca dan yang kutulis ... aku sadar, pembaca itu bukan cuma satu jenis. Mereka datang dengan berbagai wajah, berbagai tujuan, dan berbagai cara menikmati kisah. Maka dari itu, yuk kita kenalan dengan jenis-jenis pembaca… siapa tahu, kamu bisa lebih mengenal dirimu sendiri.
Berikut ini jenis-jenis pembaca yang bisa kamu ketahui, mungkin kamu adalah salah satunya;
1. Si Penjelajah Imajinasi
Mereka adalah pembaca yang membaca untuk melarikan diri. Dunia nyata terlalu bising, terlalu kaku, dan terlalu memaksa jadi "dewasa". Maka buku jadi pelabuhan rahasia. Entah itu kisah tentang kerajaan sihir, cinta di tengah peperangan, atau dunia distopia. Buku bagi mereka adalah pintu Narnia yang bisa dibuka kapan saja.
Tanda-tandanya:
📕Selalu tenggelam dalam genre fantasi, sci-fi, atau petualangan.
📕Punya tumpukan buku yang belum selesai dibaca, tapi terus beli buku baru.
📕Kadang senyum sendiri saat baca. Kadang menangis juga. Tapi diam-diam.
2. Si Pemikir Mendalam
Kalau kamu termasuk orang yang membaca pelan-pelan, menandai kalimat favorit, lalu termenung beberapa menit setelah satu paragraf ... ya, kamu termasuk si pemikir. Mereka tidak membaca untuk cepat selesai. Mereka membaca untuk meresapi.
Tanda-tandanya:
📕Suka genre filsafat, sastra klasik, atau self-reflection.
📕Punya catatan atau jurnal berisi kutipan dan tafsir pribadi.
📕Bisa diskusi panjang hanya dari satu kalimat dalam novel.3. Si Pelahap Halaman
Mereka membaca cepat. Sekali duduk bisa habis satu novel. Bukan karena terburu-buru, tapi karena nagih. Genre apa pun dilahap. Mereka seperti punya mesin di matanya, dan kapasitas memori tak terbatas.
Tanda-tandanya:
📕Punya target baca tahunan (dan selalu tercapai).
📕Ikut challenge Goodreads dan Booktok.📕Punya opini kuat soal ending buku tertentu.
4. Si Pengendap Kata
Tipe ini bukan cuma membaca, tapi juga mengendapkan. Mereka suka membaca kalimat yang membuat mereka berhenti sejenak, menghela napas, lalu menyimpannya di hati. Biasanya pembaca jenis ini juga penulis.
Tanda-tandanya:
📕Sering membaca ulang bagian tertentu.
📕Suka menggarisbawahi kalimat “yang terasa benar banget.”📕Punya momen ‘diam’ setelah buku selesai.
5. Si Sosialita Literasi
Mereka suka baca, tapi lebih suka membicarakan buku. Ikut klub buku, diskusi literasi, atau nonton review buku di YouTube. Buat mereka, membaca bukan cuma kegiatan pribadi, tapi juga aktivitas sosial.
Tanda-tandanya:
📕Suka posting review atau quote di Instagram.
📕Jadi admin grup literasi atau klub baca.📕Membaca buku yang sedang trending, biar bisa nyambung ngobrol.
6. Si Pembaca Praktis
Mereka membaca karena ingin tahu. Bukan karena emosi, tapi karena informasi. Buku bagi mereka adalah alat untuk berkembang. Biasanya suka baca buku nonfiksi, biografi, atau buku bisnis.
Tanda-tandanya:
📕Selalu punya highlighter di tangan.
📕Punya goal: setelah baca buku ini, aku harus bisa ini.📕Koleksi e-book lebih banyak dari buku fisik.
7. Si Pembaca Setia Penulis Tertentu
Ada juga yang hanya membaca karya penulis-penulis favoritnya. Entah karena gaya bahasanya, ide ceritanya, atau karena merasa “klik”. Setia banget, bahkan rela preorder bukunya sejak jauh hari.
Tanda-tandanya:
📕Selalu update karya terbaru dari penulis tertentu.
📕Bisa kutip kalimat dari bukunya dengan hafal.📕Kadang follow penulisnya di media sosial, diam-diam atau terang-terangan 😄
Membaca itu personal. Apa pun jenis pembaca kamu, satu hal yang ingin aku bilang: Tak ada jenis pembaca yang lebih baik dari yang lain. Yang penting, kamu membaca. Dan dari sana, kamu tumbuh.
Entah kamu membaca untuk lari, untuk paham, untuk merasa, atau untuk memperbaiki hidupmu ... semua sah.
Karena buku bukan soal kecepatan menyelesaikan halaman. Tapi tentang bagaimana halaman-halaman itu menyentuh jiwamu diam-diam, perlahan, tapi pasti.
Jadi, kamu termasuk pembaca yang mana?
Atau... kamu punya kombinasi dari beberapa tipe?
Tulis di komentar ya, biar kita bisa saling berbagi kisah. 💌
Salam hangat dari ujung halaman,
Rin Muna
(Yang percaya bahwa buku terbaik selalu menunggu kita untuk kembali...)
Thursday, June 19, 2025
Jangan Berbisnis dengan Orang Malas!
Malam Pertama Jadi Indah dan Berkesan Karena Ini.
Malam Pertama Jadi Indah dan Berkesan Karena Ini
Tidak hanya soal “yang pertama,” malam pertama romantis adalah kisah dua hati yang menemukan iramanya—lewat detail kecil dan kesiapan dari tubuh serta pikiran. Semua orang menginginkan malam pertama bisa menjadi momen yang romantis dan berkesan. Tentunya, tidak sekedar tidur bersama. Malam pertama bisa dimulai dengan indah karena persiapan yang matang dan pengetahuan tentang keindahan seksual yang baik dan benar.
Buat kamu yang belum menikah dan ingin menikah, tema yang satu ini sangat cocok untuk dijadikan referensi supaya malam pertama bersama pasanganmu bisa menjadi indah dan berkesan. Kalau belum menikah, jangan dipraktikan dulu, ya! Karena pasangan yang sangat kamu cintai hari ini, belum tentu memiliki keberanian untuk menjadikanmu sebagai suami/istri, atau belum tentu menjadi jodohmu meski kamu sudah menggenggamnya dengan sangat erat.
Yuk, simak tips di bawah ini supaya kamu bisa menciptakan suasana malam pertama yang mengesankan!
1. Rilekskan Pikiran & Tubuh
Rasa cemas adalah musuh utama. HelloSehat mencatat, stres dan kekhawatiran dapat membuat otot Miss V kaku dan mengganggu proses penetrasi pertama hellosehat . Sesi meditasi ringan sebelum tidur, mandi hangat, atau sekadar obrolan menenangkan sangat membantu menghilangkan gugup.
2. Rahasia Foreplay: Lebih dari Sekadar Pemanasan
Foreplay bukan sekadar aksesoris, tapi fondasi agar tubuh siap menerima. HelloSehat merekomendasikan 10–15 menit foreplay lewat ciuman, belaian, atau kata-kata manis agar pelumasan alami terjadi. Secara ilmiah, foreplay meningkatkan aliran darah ke organ genital dan membangkitkan gairah secara fisik dan emosional .
3. Pelumas: Sang Penyelamat Kenyamanan
Karena lubrikasi alami bisa kurang, pakai pelumas berbasis air. Ini membantu mengurangi gesekan dan rasa sakit saat penetrasi. HelloSehat menekankan bahan dasar air agar minim risiko iritasi, terutama untuk pengguna yang rentan infeksi.
4. Stimulasi Klitoral: Tingkatkan Kesempatan Orgasme
Penetrasi saja tidak cukup untuk banyak wanita mencapai klimaks—klitoris adalah pusat kenikmatan utama. Penelitian menunjukkan hanya 25–30 % wanita yang orgasme hanya dari penetrasi, sementara stimulasi klitoral meningkatkan kemungkinan orgasme psychologytoday.com. Pendekatan foreplay yang inklusif dan menjajal zona sensitif penting sekali.
5. Komunikasi: Kunci Keintiman & Kenyamanan
Diskusi ringan seperti “sakit di sini ya?” atau “pelan sedikit dong” membantu menciptakan rasa aman dan diterima. HelloSehat menambahkan, komunikasi membantu memperkuat ikatan emosional. Hal ini sejalan dengan penelitian pillow talk—percakapan hangat setelah intim meningkatkan ikatan dan kepuasan hubungan.
6. Menjaga Mood dan Setting
Suasana malam pertama bisa makin mengesankan dengan suasana yang mendukung—lampu redup, aroma lembut, musik tenang. Sumber seperti Bonobology menyarankan untuk menyesuaikan ekspektasi, memupuk fantasi yang realistis, dan menjaga mood agar tidak hambar bonobology.com.
7. Perhatian Setelahnya: Pelengkap Keintiman
Setelah inti, jangan lupa membangun momen pelukan, cuddling, bahkan ngobrol sambil santai. Ini memunculkan hormon oksitosin yang memperkuat koneksi emosional . HelloSehat juga menyarankan untuk minum air, buang air kecil, dan bersihkan diri supaya kesehatan tetap terjaga.
Malam pertama jadi istimewa bukan karena ritualnya, tapi karena kehadiran penuh (mental, emosional, dan fisik). Ketika dua orang saling mendukung lewat ketenangan, stimulasi lembut, komunikasi, suasana, dan perawatan, maka malam itu bukan hanya “pertama”, tapi juga momen yang terkenang abadi.
Referensi:
-
HelloSehat: tips malam pertama, pelumas, foreplay & kebersihan
-
Psychology Today: stimulasi klitoral & orgasme
-
Bonobology: membangun ekspektasi & mood
-
Wikipedia Pillow talk & Foreplay
Wednesday, June 18, 2025
Ketika Buzzer Jadi Pena: Fenomena Penulis Digital yang Menaikkan Pamor Lewat Sorak Bayaran
Alasan Orang Tidak Nyaman dengan Aplikasi Fizzo Novel
Sudah cukup lama aku bekecimpung di dunia platform baca-tulis online, meski aku tipe orang yang tidak suka memandang hal lain ketika aku sedang berhadapan dengan satu hal. Dari berbagai platform yang ada, tentunya kita bisa merasakan bagaimana suasana platform (sebagai penulis dan pembaca).
Sebelumnya, aku kerap membahas tentang Novelme, platform tempat aku bernaung sebelumnya dan telah mendapatkan penghasilan ratusan juta. Sayangnya, Novelme saat ini mati suri dan tidak ada satu pun management yang bisa dihubungi. Nasib para penulisnya juga menjadi tidak jelas.
Bersamaan dengan collaps-nya aplikasi Novelme, hadir sebuah aplikasi baru bernama Fizzo Novel yang merupakan aplikasi milik Bytedance, perusahaan yang juga pemilik aplikasi Tiktok yang sangat populer.
Sebagai seorang penulis, aku mendapatkan panggilan khusus di aplikasi Fizzo untuk awal peluncuran produk ini. Tentunya dengan nilai kontrak yang jelas (Aku biasa dibayar per seribu kata untuk naskah novel). Sehingga tawaran itu aku terima sembari beradaptasi dengan platform tersebut.
Awalnya, Fizzo terlihat sangat memperdulikan kesejahteraan penulisnya, juga memperdulikan kenyamanan pembacanya. Tetapi, lama-kelamaan, atmosfer di Fizzo membuat penulis dan pembacanya semakin tidak nyaman.
Aku sendiri mengalami kesulitan dan tekanan yang sangat besar dengan sistem keuntungan baru di Fizzo yang menggunakan sistem retensi dan persentase pembaca yang sulit untuk diterka. Aku pernah menulis panjang selama satu bulan penuh, tetapi tidak bisa mendapatkan gaji sepeserpun karena retensi tidak mencukupi dan gagal daily. Sistem keuntungan di Fizzo tidak seperti aplikasi berbayar, sehingga kita seperti sedang bermain judi dan banyak mempertaruhkan naskah kita untuk nilai yang belum jelas.
Aplikasi Fizzo Novel memang cukup populer di kalangan pembaca dan penulis digital, terutama karena menawarkan sistem monetisasi bagi penulis dan berbagai cerita gratis bagi pembaca. Namun, banyak pengguna mengaku tidak nyaman dengan aplikasi ini karena beberapa alasan berikut:
1. Terlalu Banyak Iklan
Pengguna sering mengeluhkan iklan yang terlalu sering muncul, bahkan ketika sedang membaca cerita. Pegguna yang tidak ingin ada iklan, harus membayar langganan setiap bulannya.
Iklan video yang tidak bisa di-skip sering kali mengganggu kenyamanan dan fokus pembaca. Terlebih durasi iklan dalam jangka waktu yang cukup panjang. Tentunya hal ini membuat pembaca kurang nyaman. Sebab, orang-orang yang suka membaca, lebih suka fokus dalam membaca dan tidak terganggu konsentrasinya dengan kehadiran iklan.
2. Clickbait dan Cerita yang Berkualitas Rendah
Judul dan sinopsis cerita sering dibuat bombastis (clickbait) demi menarik pembaca, tapi isinya kadang tidak sesuai ekspektasi. Banyak cerita yang belum diedit dengan baik, dengan tata bahasa, ejaan, dan alur cerita yang masih berantakan. Platform dengan kualitas bahan bacaan yang rendah, biasanya tidak disukai oleh pembaca, terutama bagi penulis karena bisa menurunkan kualitas tulisan mereka juga. Seperti kita tahu, hanya ada satu platform/penerbit buku yang benar-benar memiliki kualitas tinggi dan mampu bertahan karena kualitasnya. Platform yang memiliki kualitas rendah, perlahan akan ditinggalkan oleh penggunanya karena pembaca selalu menginginkan sajian yang lebih baik dari sebelumnya.3. Sistem Monetisasi yang Tidak Transparan
Penulis mengeluhkan sistem pembayaran yang tidak jelas, baik dari segi algoritma pembagian pendapatan, durasi pembacaan yang dihitung, maupun pencairan dana. Beberapa penulis merasa pendapatan yang dijanjikan tidak sebanding dengan usaha menulis dan mempromosikan cerita mereka. Di sini, kerja keras penulis tidak dihargai sepenuhnya. Seperti yang aku bilang sebelumnya, menulis di platform ini seperti sedang bermain judi. Penulis lebih banyak mempertaruhkan karya dan ide-idenya untuk nilai yang belum pasti.
4. Privasi Data dan Akses Berlebihan
Saat menginstal, aplikasi meminta banyak izin akses, seperti lokasi, penyimpanan, bahkan kontak. Ini menimbulkan kecurigaan dan ketidaknyamanan pada pengguna. Ada pula laporan dari pengguna yang mendapat spam setelah mendaftar akun.
5. Fokus pada Viralisasi, Bukan Kualitas
Algoritma Fizzo cenderung mengutamakan cerita viral atau yang memiliki engagement tinggi, bukan yang memiliki kualitas sastra atau pesan yang mendalam. Hal ini membuat penulis yang serius merasa tidak dihargai karena cerita yang lebih “bermutu” kalah pamor dibanding cerita berbau sensasi. Pada akhirnya, aplikasi Fizzo terkenal sebagai aplikasi berkualitas rendah yang menghadirkan bacaan-bacaan tidak bermutu karena banyak mengandung pornografi.
6. Notifikasi yang Mengganggu
Aplikasi sering mengirim notifikasi promosi cerita yang tidak relevan, dan meskipun notifikasi dimatikan, terkadang tetap muncul.
7. Paksaan Undang Teman untuk Imbalan
Sistem reward atau monetisasi sering mensyaratkan pengguna untuk mengundang teman agar bisa mencairkan uang. Ini membuat banyak orang merasa aplikasi seperti “money game” atau sistem referral tidak sehat.
Kita bisa melihat beberapa keluhan pengguna Fizzo, bukan hanya aku yang mengeluhkannya, seperti:
1. Surat pembaca di Mediakonsumen.com
Seorang penulis lokal (Arjunandar dari Majalengka) mengeluhkan karya mereka yang dituduh plagiasi, kemudian tetap ditayangkan dan menghasilkan pendapatan untuk pihak Fizzo meskipun akun penulis telah ditolak bandingnya:
“pada tanggal 17 Juli 2023, saya mendapat pemberitahuan … karya saya diduga melanggar panduan dengan dugaan plagiasi … banding saya dinyatakan gagal … karya saya tersebut masih tayang dan mengandung iklan. Artinya Fizzo masih mengambil keuntungan dari karya saya tersebut, sedangkan pendapatan saya dibatalkan.”
Ini menyiratkan bahwa penulis merasa tidak diperlakukan adil karena karyanya tetap tampil walau pendapatannya dibatalkan.
2. Laporan Gadgetren dan Haloo.id tentang tuduhan kecurangan akun
Sejumlah pengguna melaporkan bahwa tiba-tiba mendapat notifikasi bahwa akun mereka diduga melakukan kecurangan, meskipun merasa tidak pernah melanggar:
“Belakangan ini, banyak pengguna Fizzo Novel yang mengeluh karena akun mereka dituduh melakukan kecurangan, meskipun sebenarnya mereka tidak melakukannya … Pengguna yang mengalami hal ini menjadi bingung dan menghubungi tim pengembang Fizzo Novel melalui media sosial resmi mereka.”
Keluhan ini menunjukkan minimnya penjelasan atau transparansi dari pihak Fizzo.
3. Review di LuvOnline
Beberapa pengguna mengatakan aplikasi Fizzo menampilkan banyak konten yang “dewasa” atau vulgar—tidak nyaman jika diakses oleh anak-anak.
“ternyata ada cukup banyak cerita yang bertemakan cerita dewasa ‘cerita jorok’ … gambar‑gambar thumbnail yang cukup vulgar … Tak terbayangkan … anak‑anak SD dan SMP download Fizzo Novel APK ...” luvonline.web.id
Keluhan tersebut menegaskan isu konten eksplisit yang tidak sesuai untuk audiens usia muda.
4. Keluhan tentang iklan yang terlalu banyak
Beberapa artikel seperti dari Haloo.id dan HiPoin.com menyebutkan bahwa iklan di Fizzo sangat sering muncul, mengganggu kenyamanan membaca dan menguras kuota:
“Banyak pengguna Fizzo Novel mengeluhkan tentang iklan yang terus muncul … mengganggu konsentrasi saat membaca” 4 Cara Menghilangkan Iklan di fizzo Novel 100% Berhasil
Ketidaknyamanan terhadap Fizzo Novel berasal dari kombinasi antara pengalaman pengguna yang terganggu, konten yang kurang terkurasi, dan ketidakjelasan sistem internal. Meskipun ada sisi positifnya, seperti kesempatan bagi penulis baru untuk berkarya dan mendapat uang, aplikasi ini perlu lebih transparan dan berfokus pada kualitas serta kenyamanan pengguna. Semoga ke depannya Fizzo dapat berbenah dan menjadi rumah yang nyaman bagi penulis, juga pembacanya.
"Menjaga kualitas adalah bagian dari pertahanan diri"