Thursday, February 28, 2019

Kenangan Bersama Annisa Nur Adnin - Finalis Duta Baca Kaltim 2018

Kalau lihat foto ini, aku jadi teringat akhir Agustus tahun 2018 lalu. Aku mengikuti sebuah ajang kompetisi "Duta Baca Daerah" yang membuatku berpikir ulang, kenapa aku bisa mengikuti ajang gila ini? Sementara aku bukan lagi anak remaja yang berprestasi. Aku hanya lulusan SMA dan harus bersaing dengan anak kuliahan. Jelas saja membuat nyaliku menciut. Aku sendiri tidak yakin kenapa aku bisa mengikuti ajang ini.

Yang aku ingat, hari itu Bunda Harmi (Perpus Kukar) menyuruhku untuk mengikuti seleksi Duta Baca Kaltim 201i karena aku memenuhi kriteria yang dituliskan, yakni memiliki sebuah perpustakaan dan prestasi di bidang literasi. Akhirnya, dengan berbagai pertimbangan dan bertanya ke sana kemari, aku mengirimkan berkas-berkas yang diperlukan untuk kompetisi tersebut.

Setelah semuanya selesai dan dinyatakan aku lolos seleksi, maka aku pun berangkat menuju kota Samarinda untuk mengikuti masa karantina selama 3 hari. Panitia penyelenggara tidak menyiapkan penginapan dan konsumsi, sedih banget kan? Aku nggak tahu harus menginap di mana. Aku nggak punya banyam kenalan di Samarinda. Kemudian aku teringat tawaran Bapak Muhammad Samsun ( Wakil Ketua DPRD) untuk memberi kabar kalau aku masuk sebagai finalis. Beliau bersedia membantu semampunya. Karena kepepet, ya aku hubungi beliau dan bilang kalau aku nggal dikasih penginapan sama panitia penyelenggara. Semua peserta juga tidak ada yang diberi biaya transport, akomodasi dan penginapan. Sehingga harus mencari sendiri di mana kami akan tinggal selama masa karantina. Ada beberapa yang memang warga Samarinda atau ngekos di Samarinda. Sehingga, mereka lebih mudah untuk mengikuti kompetisi ini.

Aku diendorse sama Bapak Samsun yang kebetulan tetangga kampungku, diberikan menginap selama 2 malam di sebuah penginapan yang tepat berseberangan dengan Kantor Perpusda Kaltim. Yah, alhamdulillah ... setidaknya aku tidak tidur di mes ... mesjid. Karena aku tidak punha uang untuk menginap.

Karena jatah menginap hanya dua malam, maka malam ketiganya aku harus keluar dari penginapan tersebut dan mencari penginapan lainnya. Sore itu aku mengeluh dengan peserta lain. Aku berniat untuk pulang saja sore harinya dan kembali besok paginya ketika malam Grand Final dimulai.
Namun, beberapa teman finalis melarangku dan menawarkan untuk menginap di kosan mereka. Ada dua peserta yang menawarkan aku menginap bersama mereka. Yang pertama Cindy, si gadis cantik berhidung mancung itu. Yang kedua, Anisa Nur Adnin atau yang sering disapa Anin. Mereka sama-sama menawarkan agar aku menginap di kosan mereka saja.

Awalnya, aku memilih untuk ikut menginap di kosan Cindy. Tapi, karena ketika mau pulang, Cindy terlihat sibuk dengan finalis yang lainnya, aku memutuskan untum ikut ke kosan Anin saja. Aku bilang pada Cindy dan ia menyetujuinya.

Singkat cerita, akhirnya aku menginap di kosan Anin. Waktu pertama kali masuk ke kosan ini, aku disambut baik dengan pemilik kosan. Bahkan diminta untuk makan bersama di ruang makan mereka. Alhamdulillah ... setidaknya bisa menghemat uang makan sekali. Hehehe...

Selama dua malam aku menginap di kosan Anin, sesekali kami jalan-jalan ke luar mencari makanan atau barang-barang keperluan. Saat itu, aku mengenal Anin sebagai pribadi yang baik dan apa adanya. Asyik aja gitu jalan dan cerita-cerita sama dia.
Dia bilang, "Aku jalan sama Kak Rin, kayak jalan sama mamaku, deh."
Aku tersenyum dan bertanya, "kenapa emangnya?"
Dan dia bilang, aku seperti ibunya yang bayarin dan jajanin dia. Hihihi ... entah kenapa, asyik aja gitu. Aku tahu gimana kehidupan anak kos. Dia harus pandai mengatur uang bulananya. Jadi, setiap kali jalan, aku memang yang traktir dia.

Ada hal yang aku pikirkan tentang masa depan. Seandainya anakku suatu hari merasakan hidup sendiri di kosan dan jauh dari orang tua. Dia pasti merasakan hidup hemat. Bahkan untuk makan saja harus bisa irit. Itulah sebabnya, aku tidak pernah berpikir dua kali membantu orang lain selama aku masih bisa dan masih mampu.

Aku dan Anin yang baru mengenal, serasa sudah akrab dan mengenal lama. Itu karena pribadi Anin yang apa adanya, ramah dan nggak neko-neko. Ada hal yang sama antara aku dan Anin, yakni ... nggak begitu suka dengan ruangan yang terlalu rapi, hahaha ...

Bagiku, ruangan yang terlalu rapi itu membatasi setiap gerak-gerikku. Aku pastinya sungkan untuk melakukan pergerakan yang kira-kira akan membuat ruangan kotor atau berantakan. Tapi, ketika bersama Anin, aku bisa menjadi apa adanya aku. Tidak harus jaim dengannya walau dia jauh lebih muda dan lebih cantik dari aku. Aku sama sekali tidak minder ketika bersama dengannya.

Selain baik hati, ramah dan asyik, Anin juga salah satu mahasiswa Unmul yang berprestasi. Ia seringkali menjadi presenter di salah satu komunitas, juga terlibat dalam pers mahasiswa universitasnya.

Hai ... Adnin, semoga tulisan ini bisa mengabadikan cerita kita dan membuat kamu selalu ingat sama aku, begitu juga sebaliknya. Kalau kita pernah menghabiskan malam bersama dalam satu ruang yang sama.

Lokasi: Jl. Juanda No.4, Air Hitam, Samarinda Ulu, Kota Samarinda, Kalimantan Timur 75243, Indonesia

0 komentar:

Post a Comment

Copyright © Rin Muna
Design by Anders Noren | Blogger Theme by NewBloggerThemes.com | Edited by Gigip Andreas