Showing posts with label My Experience. Show all posts
Showing posts with label My Experience. Show all posts

Sunday, October 18, 2020

[New Normal] Weekend Seru di Pantai Duta Samboja

Hai, teman-teman!
Apa kabar hari ini?
Semoga selalu menyenangkan walau kita sedang berada di tengah pandemi.
Pandemi yang bikin kita nggak bisa apa-apa dan nggak bisa ke mana-mana selama berbulan-bulan ini ... pasti bikin bete nggak ketulungan.

Setiap hari di dalam rumah, pasti makin setres deh. Apalagi yang dilihat Cuma kamar dan dapur yang kosong.

Sekarang, sudah memasuki new normal. Banyak tempat wisata yang sudah beroperasi dengan memperhatikan protokol kesehatan covid-19. So, kalian udah bepergian ke mana aja?

Mmh ... aku sempat stuck nulis karena kehabisan ide dan butuh refreshing. Jadi, akhir pekan ini aku memilih untuk liburan ke salah satu pantai yang asyik banget, namanya Pantai Duta.
Pantai Duta di mana sih?
Hayo ... udah pada tahu apa belum nih wisata Pantai Duta? 
Pantai Duta terletak di Pemedas, Kecamatan Samboja. Daerah yang digadang-gadang menjadi bagian dari Ibukota Negara. Wow ...! Berarti tempat ini wajib dikunjungi buat kalian yang suka menghabiskan liburan seru kalian di pantai bareng keluarga dan orang tersayang.

Apa sih yang bikin aku milih pantai ini sebagai tempat melepas penat saat weekend?
Ada beberapa keunggulan dari Pantai Duta.

1. Rindang dan Rapi
Kenapa aku bilang rindang? Karena di tempat ini ada banyak pohon pinus yang nggak jauh dari bibir pantai. Jadi, kita bisa berjalan-jalan santai. Melepas penat tanpa takut dengan cuaca panas yang kerap menyengat saat menikmati semilir angin pantai. Pantai yang kayak gini cocok banget untuk bersantai-santau.

2. Ramah dan Nyaman
Di pantai ini juga nyaman banget. Aku bisa bersantai sambil menikmati segarnya es kelapa muda ditemani oleh penjualnya yang ramah. Menurutku, pelayanan itu yang paling penting. Yang menentukan bagaimana pengunjung bisa nyaman atau nggak di tempat ini. Aku salah satu orang yang menyukai pelayanan yang ramah. Apa yang kita nggak tahu, bisa jadi tahu semuanya. Contohnya; kita dikasih tahu jajanan apa aja yang ada di tempat itu. Aku nyobain Tahu Gila yang ada di kedai Abdi Alzam dan akan aku ulas di tulisan selanjutnya ya!
3. Siaga
Dari penuturan pengelola pantai, di tempat ini juga ada penjaga pantai dan tim rescue yang bersiap siaga jika terjadi kecelakaan di pantai tersebut. (Jangan sampai terjadilah, ya!)
Artinya, ketinggian air laut dan semua orang yang masuk ke area laut, berada di dalam pemantauan petugas. Ini juga merupakan salah satu hal penting yang menjadi perhatian semua orang. Karena, semua orang akan merasa aman saat ada penjaga di pantai tersebut bagus. Yang punya anak kecil, juga nggak perlu khawatir ke tempat ini. Tapi bukan berarti orang tua ngelepasin anaknya begitu aja. Tetap harus di bawah pengawasan orang tua karena penjaga pantai tidak mungkin memerhatikan satu per satu orang yang berkunjung.

4. Bersih
Salah satu tempat wisatayang bikin nyaman adalah kebersihannya. Yang paling sering jadi sorotan adalah kebersihan kamar mandinya. Sebagai tempat wisata air, kamqr mandi merupakan hal yang paling utama. Karena pengunjung akan langsung mandi setelah selesai bermain-main air. Air asin dari lautan, tentunya lengket di badan dan rambut. Banyak orang yang mencari kamar mandi untuk membersihkan diri. Kamar mandi atau toilet yang bersih dan nyaman, menjadi nilai tambah untuk wisata pantai yang ada di daerah kita ini.
Saat aku akan pulang sore hari, ada beberapa petugas yang sedang membuang sampah. Meski petugas sudah berusaha menjaga kebersihan pantai. Pengunjung pantai tak sepenuhnya menyadari untuk membuang sampah pada tempatnya.  Aku mendapati beberapa pengunjung yang meninggalkan sampahnya begitu saja di atas kursi atau meja yang terbuat dari semen itu.
Hmm ... entah kenapa, aku selalu sensitif dengan sampah yang berada di pantai. Aku pernah mengunjungi salah satu pantai lain dan sampahnya terhampar bagai kebun bunga. Aaih ... yang kayak gitu bikin ilfeel mau dateng ke tempat itu lagi.
Kalau di Pantai Duta, tempatnya bersih dan full color banget.

5. Fasilitas Lengkap
Mmh ... kenapa aku bilang lengkap? Sebenarnya, nggak lengkap-lengkap banget karena di sini belum ada bar dan kafe. Hahaha ... padahal aku nggak pernah ke bar. Tapi kalo ngafe, aku suka banget ngabisin waktu berjam-jam sambil nulis.
Terus, kenapa dibilang lengkap kalo nggak ada bar-nya?
Yah, aku bilang lengkap karena fasilitas yang dibutuhkan pengunjung itu ada.
Tempat sampah, ada.
Penyewaan tikar/karpet, ada.
Gazebo, ada.
Toilet, ada.
Musholla, ada.
Camping boot, ada.
ATV, ada.
Motocross, ada.
Ayunan, ada.
Ban berenang, ada.
Kuliner, ada.
Souvenir ... mmh, mungkin ini salah satu masukan dari aku untuk pengelola pantai supaya bisa menjual souvenir juga bagi pengunjung yang ada di luar daerah.
Karena pantai ini termasuk baru, aku ingin fasilitas ke depannya semakin baik supaya pengunjung juga nyaman dan selalu bahagia ada di tempat ini.

6. Spot Foto yang Menarik
Namanya juga tempat wisata. Pasti ada spot foto yang asyik dan unik, dong. Yang bikin tempat ini kelihatan beda dari yang lain.
Apa hayo?
Ada tulisan Pantai Duta yang asyik buat foto bareng doi. Kalau ke sini tanpa foto di tempat ini. Semua orang akan bilang kamu hoax, hahaha. Apa hubungannya ...!??
Oke, balik lagi ke spot foto. Jadi, di tempat ini ada spot foto yang asyik banget. Salah satunya adalah ayunan yang ada di area pantai tersebut. Kebayang dong gimana asyiknya main ayunan sementara kaki kita saling sapa dengan ombak yang ada di pantai tersebut. Asyiklah pokoknya. Kalau nggak percaya, dateng aja!

 

7. Camping Space yang Seru
Kalau dari luar daerah dan pengen ke tempat ini, gimana? Di mana nginapnya?
Nah, karena ini pantai yang baru buka. Belum ada villa di tempat ini. Oleh karenanya, di tempat ini ada Boot Camping dan gazebo yang bisa dipakai untuk menginap. 
Kok Gazebo? Dingin, dong!?
Nggak perlu khawatir, karena gazebo-gazebo di sini ditutupi dengan tirai. Bisa digunakan untuk camping sambil menikmati suasana malam di sana. Jadi, kalau kalian mau main ke pantai ini dan asal kotanya jauh. Kalian bisa menginap di gazebo atau camping boot yang ada di sana.

Nah, itu dia perjalanan weekend aku minggu ini untuk melepas lelah dan penat. 
Kalian ke mana aja?
Jangan ngeram terus di rumah! Ada saatnya, kita harus jalan-jalan keluar biar otak nggak setres.
Oh ya, buat kalian yang dari luar daerah, nggak perlu khawatir sama penginapannya. Tinggal bilang aja ke pengelola pantai kalau mau nginap di tempat ini. So, jalan-jalan ke sini ya! Siapa tahu, kita bisa bertemu dan bercerita seru.
 
 
 
Sampai di sini dulu tulisan  dari aku. Aku akan tulis di artikel selanjutnya biar kalian nggak jenuh. 

Thank you ...!


Much Love,
 
Rin Muna



Tuesday, October 6, 2020

Terus Terendam Banjir, Warga Desa Beringin Agung Gotong Royong Membersihkan Parit

 

Minggu, 04 September 2020

 

Warga Desa Beringin Agung bergotong royong serempak membersihkan selokan-selokan dan parit dari RT.01 hingga RT.11. Pasalnya, hujan deras yang mengguyur desa seminggu sebelumnya menyisakan kegelisahan bagi warga desa.

Rumah-rumah warga yang berada di daerah rendahan, terendam banjir walau intensitas hujan deras sama seperti hujan-hujan sebelumnya. Beberapa titik memang menjadi langganan banjir di desa ini saat intensitas hujan yang turun sangat deras. Namun, banjir kali ini mulai membuat warga gelisah karena lebih parah dari biasanya dan begitu cepat merendam rumah-rumah warga.

Kepala Desa, Ketua BPD, Ketua LPM, Karang Taruna dan semua warga terus meninjau banjir di beberapa titik untuk mengetahui penyebab banjir kali ini. Dari peninjauan yang dilakukan, memang Desa Beringin Agung tidak memiliki sistem drainase yang baik. Banyak parit yang sudah dangkal bahkan sudah tidak seperti parit lagi. Sehingga, kondisi parit yang ada tidak mampu menampung curah hujan yang berlebih. Akibatnya, meluap dan merendam rumah-rumah warga di beberapa titik.


 

Tidak hanya rumah warga, sawah-sawah penduduk juga menjadi korban dari intensitas hujan yang padat.

Oleh karena, hari Minggu lalu ... semua warga bergotong-royong membersihkan parit-parit di setiap RT agar warga desa bisa beristirahat dengan tenang saat hujan deras mengguyur Desa Beringin Agung.


 

Selain karena parit yang tidak berfungsi sebagai sistem drainase yang baik, penggundulan hutan juga menjadi salah satu penyebab cepatnya air masuk-masuk ke dalam rumah warga. Karena saat ini, hutan-hutan yang ada di sekitar Desa Beringin Agung sudah beralih menjadi lahan pemukiman dan tambang batu bara.


 

Harapannya, warga Desa Beringin Agung bisa memilih solusi yang baik agar tidak mengakibatkan banjir yang lebih parah lagi saat hujan deras. Hal ini, tentunya menjadi PR semua pihak. Bukan hanya menjadi tanggung jawab pemerintah, tapi menjadi tanggung jawab semua warga untuk menjaga lingkungannya.

Pemerintah bisa mengatur sistem drainase yang baik, warganya juga harus bisa menjaga infrastruktur yang telah diupayakan oleh pemerintah. Saling bersinergi untuk kebaikan bersama agar Desa Beringin Agung tetap menjadi desa yang aman dan nyaman untuk warganya.

 

 

/Picture taken by : Toto Prayogo (Ketua LPM Desa Beringin Agung)

 

 

_________________________________________________________

©Copyright

Dilarang copy paste, screenshoot atau menyebarkan postingan ini tanpa izin dari penulis.

Wednesday, June 3, 2020

Menabung untuk Akhirat - Mengajarkan Berbagi Sejak Kecil

Source: rinmuna.com


Aku bukanlah orang Ä·aya yang punya banyak uang. Tapi, aku selalu berusaha memberi apa yang mampu aku beri untuk orang yang membutuhkan.

Bisa berbagi, adalah hal yang paling membahagiakan. 

Sejak kecil, aku memang senang berbagi apa yang aku miliki. Yah, selama aku punya dan mampu untuk memberi orang lain.

Menjadi dermawan, bukanlah hal yang mudah. Kalau aku, meski punya taman baca, aku merasa belum menjadi orang yang dermawan. Sebab, terkadang aku juga masih berat hati memberikan sesuatu pada orang lain.

Karena kekuranganku ini, aku berusaha mengajarkan si kecio untuk berbagi. 

Setelah mengajarinya menabung. Aku mengajari dan membiasakan dia menabung di kotak amal. Awalnya, ketika aku makan di salah satu restoran / rumah makan. Biasanya, di pintu masuk selalu ada kotak amal. Aku mengajari anakku untuk menabung di sana.

Sampai hari ini, anakku belum tahu apa istilah "bersedekah" atau "beramal". Yang dia tahu, hanya istilah menabung setiap kali melihat kotak amal.

Dia selalu bersemangat untuk menabung di kotak amal. Terlebih, saat aku berbelanja di salah satu pusat perbelanjaan. Ada kotak amal kecil yang berupa tabungan. Alhasil, Livia sangat bersemangat untuk menabungkan uangnya di kotak amal tersebut.

Mengajarkan si kecil untuk berbagi. Memang harus dilakukan sejak dini. Sebab, jika orang tua tidak membiasakan anaknya berbagi sejak kecil. Mereka akan terbiasa menyimpan uang atau makanan untuk dirinya sendiri dan tidak mau berbagi.

Oleh karenanya, aku mencoba membiasakan si kecil untuk menabung di akhirat. 

Sebab kotak amal adalah amalan jariyah bagi si kecil.

Semua orang tua, ingin melakukan yang terbaik untuk anaknya. Termasuk membekali anak-anaknya dengan kepribadian, moral, agama dan ilmu yang bermanfaat.

Sampai sini dulu tulisan dari aku.

Maaf, curhat mulu...

Tuesday, June 2, 2020

Moment Membahagiakan di Hari Raya Idul Fitri



Rabu, 20 Mei 2020 adalah salah satu hari yang paling membahagiakan dalam hidupku. Setelah lima tahun berlalu, akhirnya aku dikaruniai seorang anak laki-laki.

Pagi itu, usai sahur dan sholat subuh,aku ngerasa perutku mules banget. Awalnya, aku pikir cuma karena mau BAB doang. So, aku pergi ke toilet dan akhirnya BAB seperti biasa.

Setelahnya, aku kembali berbaring di kamar. Mules itu datang lagi. Alhasil, aku pakai untuk tetap jalan-jalan pagi di depan rumah. Saat itu, aku belum menyadari tanda-tanda kalau aku mau melahirkan. Karena, walau sering mules, aku tidak mengeluarkan cairan apa pun dari jalan lahir.

Berbeda dengan kelahiran anak pertama yang tidak merasakan mules terlebih dahulu, namun keluar lendir bercampur darah dari jalan lahir.

Aku sudah merasa kalau akan melahirkan, namun masih menunggu tanda melahirkan lainnya seperti keluar cairan, lendir atau darah. Namun, tak kunjung mengeluarkan cairan dari jalan lahir sementara mules yang melanda semakin sering.

Alhasil, aku langsung menelepon bidan desa dan memberitahukan keadaanku. Beberapa menit kemudian, bidan datang ke rumah untuk mengecek. Alhamdulillah, sudah pembukaan tiga. Tapi aku masih pakai untuk jalan pelan-pelan seperti biasa karena tidak mengeluarkan cairan apa pun dari jalan lahir.

Sekitar pukul 08.30 WITA, akhirnya aku naik ke Pusban (Puskesmas Pembantu) untuk melakukan proses persalinan.

Kata bidan, kunci sukses melahirkan adalah rileks. Tidak boleh khawatir atau panik berlebihan. Stay happy aja gitu. So, aku masih bisa melempar candaan meski saat kontraksi rasanya sangat-sangat sakit. Aku bahkan masih sempat menikmati sarapan dengan lahap, supaya punya tenaga banyak saat mengejan.

Sudah beberapa kali kontraksi, tapi air ketuban tak kunjung pecah. Aku merasa ingin BAB dan pinggangku semakin sakit. Kata bidan, tunggu pecah ketuban barulah bersiap-siap untuk membuka kaki lebar-lebar agar proses melahirkan menjadi lebih mudah.

Saat mengejan lagi, dua bidan yang membantu persalinan berteriak dan meminta aku membuka kaki lebar-lebar. Saat itu, aku tidak menyadari kalau yang akan keluar adalah bayi karena air ketuban belum pecah. Alhasil, bidan membantuku meraih kakiku sendiri dan membukanya lebar-lebar.

Tepat pukul 11.05 WITA, ketika kontraksi hilang, aku baru menyadari kalau anakku sudah keluar bersama pembungkus bayinya alias masih berenang-berenang di dalam air ketuban. Karena bayi yang aku lahirkan tidak langsung menangis, sehingga aku tidak langsung menyadarinya.

Aku merasa, Allah memberikan kemudahan pada proses kelahiranku kali ini. Aku tidak merasakan sakit atau perih pada jalan lahirku. Semuanya terasa ringan dan mudah.

Aku sangat bersyukur karena diberikan berkah di bulan suci Ramadhan berupa seorang anak laki-laki.
Anak pertamaku, Alifia Shaumi Aleshana juga lahir pada tanggal 30 Ramadhan. Lima tahun setelahnya, aku melahirkan seorang bayi laki-laki pada tanggal 27 Ramadhan dan aku beri nama Marga Mahesa Yudistira.

Tentunya, setiap hari Raya Idul Fitri menjadi momen yang paling membahagiakan dalam hidupku karena kedua anakku terlahir pada akhir Ramadhan. Menjadi hadiah terindah di Hari Kemenangan (Idul Fitri).

Aku sangat berharap, keduanya bisa menjadi anak yang sholeh/sholehah. Mampu menghadapi kerasnya kehidupan di masa depan dan bermanfaat bagi orang-orang di sekeliling mereka.



to Alifia & Marga, Mama always love you ...

Sunday, April 5, 2020

Aktivitas Tambang Batubara di Sekitar Waduk Samboja Kembali Jadi Sorotan

Source : kaltimkece.id


Sudah bukan wacana lagi kalau Samboja adalah salah satu wilayah yang digadang-gadang akan menjadi bagian dari Ibukota Negara Baru. Namun, bukan berarti Samboja tidak memiliki masalah lingkungan sebelumnya.

Samboja sendiri memiliki banyak aktivitas pertambangan baik yang legal maupun illegal. Dilansir dari www.mongabay.co.id, Samboja memiliki 92 IUP (Izin Usaha Pertambangan).

Baca : Samboja, Kecamatan dengan Izin Tambang Terbanyak di Dunia


Tidak hanya tambang batubara yang memiliki izin, banyak juga tambang batubara yang illegal alias tidak memiliki izin resmi namun tetap beroperasi dengan baik.

Saat ini, aktivitas pertambangan yang berada di sekitar Wduk Samboja kembali jadi sorotan. Pasalnya, di tengah wabah covid-19 yang cukup meresahkan warga Indonesia dan dunia, aktivitas tambang ilegal ini tetap berjalan seperti biasa.

Sebenarnya, aktivitas pertambangan batubara di sekitar Waduk Samboja ini sudah beroperasi sejak tahun 2016. Bahkan, beberapa artikel dan berita pernah mengangkat keberadaan tambang ilegal ini pada tahun 2019 lalu.

Baca : Tambang Ilegal di Waduk Samboja

Walau pemberitaan gencar dilakukan oleh media, sepertinya tidak berpengaruh dengan aktivitas tambang ilegal yang sudah beroperasi.

Yang paling miris adalah ketika warga yang mengetahui dan tutup mata dengan apa yang sudah terjadi. Dari beberapa informasi yang saya dapat, Waduk Samboja berada di tengah-tengah lokasi Hutan Konservasi dan seharusnya dilindungi oleh pemerintah. Namun, keberadaan tambang ilegal justru semakin meluas.

Aktivitas tambang ilegal kian meluas, daerah pemukiman, area persawahan dan DAS (Daerah Aliran Sungai) yang seharusnya dijaga kelestariannya justru terkontaminasi oleh aktivitas tambang-tambang ilegal ini. 

Aku tidak bisa membayangkan bagaimana Waduk Samboja (yang airnya menjadi sumber kehidupan warga) tiba-tiba terancam dan terkontaminasi oleh limbah tambang yang tidak diketahui kadar bahayanya. 

Tak perlu jauh-jauh, contohnya ada di depan rumahku sendiri. Aktivitas tambang memang terlihat tidak begitu mengganggu ketika musim kemarau. Namun, saat musim penghujan tiba, lumpur dari hasil galian tambang batu bara akan terbawa sampai ke halaman rumah. Efeknya, tanaman tidak bisa hidup dengan baik.

Selain permukaan yang terendam lumpur, bekas galian batu bara juga rentan  mengalami likuifaksi atau longsor ketika hujan deras. Seperti longsor yang pernah terjadi di Sanga-Sanga tahun 2018 lalu.


Kini, kasus tambang ilegal di sekitar Waduk Samboja ini kembali mencuat, pasalnya si pemilik tambang tidak terima dengan penutupan aktivitas pertambangan yang dilakukan oleh warga Karya Jaya. Ia meminta agar semua tambang yang ada di Samboja tutup, tidak hanya tambang miliknya saja.

Baca : Tambang Ilegal Gali Perkara di Tengah Corona

Perjuangan para petani di Karya Jaya ini berhubungan dengan hajat hidup orang banyak. Selain merupakan wilayah konservasi, Waduk Samboja berkapasitas 5 juta liter kubik ini mengairi 450 hektare sawah milik petani dan menjadi sumber air minum untuk 450 kepala keluarga dengan 1.900 jiwa di Desa Karya Jaya. (Source : @bubuhansamboja)

Bayangin aja kalau para petani terancam gagal panen dan masyarakat tidak bisa mendapatkan sumber air minum yang layak. Berapa biaya kompensasi yang akan diberikan oleh pemilik tambang untuk menanggung kerugian warga sekitar yang bertahan hidup dengan bertani?

Walau pemilik tambang mengancam akan mempidanakan pelaku pembakaran alat berat, namun menurut Dinamisator Jaringan Advokasi Tambang (Jatam) Kaltim, petani yang terlibat aksi pembakaran tidak bisa dipidanakan atau digugat perdata sesuai dengan pasal 66 UU No.32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup.

Tidak semua warga tutup mata dengan keberadaan tambang ilegal ini. Masih ada segelintir orang yang memperjuangkan lingkungan hidup di sekitarnya. Seharusnya, warga tidak perlu takut karena mereka juga dilindungi oleh Undang-Undang dalam mempertahankan hak atas lingkungan hidup.

Bahkan, sebenarnya warga sudah menyurati Presiden Joko Widodo untuk menyelamatkan aset negara dari aktivitas tambang ilegal sejak tahun 2019 lalu. Namun, aktivitas tambang tetap berjalan seperti biasa. Bahkan kini mulai mengancam kehidupan dan lingkungan hidup di sekitarnya.

Aku sebagai warga biasa, sangat berharap kalau lingkungan di Samboja bisa terjaga dengan baik. Sehingga alam bisa tetap bersahabat, memberikan hasil alam yang melimpah untuk warganya dan menjadi warisan untuk anak cucu tetap bertahan hidup dan bersinergi dengan alam.




 






Wednesday, April 1, 2020

Membuat Rok Dress untuk si Kecil dalam Waktu Singkat



Kecil-kecil sudah pandai ngerjain mamanya. Yah, aku bilang begitu untuk mendeskripsikan foto yang satu ini.

Hari ini aku lumayan sibuk ngerjain deadline novel. Nggak usah ditanya novel apa karena aku Ghost Writer untuk salah satu perusahaan start up.

Pas lagi sibuk-sibuknya ngerjain naskah, tiba-tiba si Livia nongol dengan segala keribetannya. Why? 
Karena ... yang pertama, dia nyari palet make-up. Dia bilang mau make-up. Dia juga ngambil foundation dan spons yang aku simpan di laci meja.

Hmm ... akhirnya dia asyik make-up sendiri sampai mamanya ngelarin 1 bab novel. Waktu mau nulis bab selanjutnya ... eh, tiba-tiba dia minta pake baju Princess.

"Mak, aku udah cantik. Aku mau pake baju Princess dong!"

"Hah!? Mau ke mana pake baju princess?"

"Nggak ke mana-mana. Mau pake baju princess!" rengeknya.

"Itu ... baju princessnya dipake kalo mau jalan aja ya? Kalo kondangan atau ke pesta ulang tahun temen."

"Iih ... aku mau pake baju Princess Cinderella!"

"Pake yang princess belle aja gimana? Yang warna kuning."

"Itu udah kekecilan!"

"Nggak kekecilan. Masih cukup. Cuma panjangnya sampe lutut aja." Aku langsung mengambilkan dress tile warna kuning dari dalam lemari. Sebenarnya, itu bukan baju princess Belle. Cuma karena warnanya kuning, aku bilang aja itu baju princess Belle biar si Livia mau pakai.

"Nggak mau! Aku maunya yang panjang sampe sini!" pintanya sambil menunjuk mata kaki.

Aku kehabisan akal. Nggak tahu lagi harus gimana.

"Aku mau yang warna ungu!" rengek Livia.
"Ungu?" Akhirnya aku memeriksa etalase dan mencari kain tile warna ungu.

Untungnya aku masih punya stock kain tile warna ungu.
Livia yang terus merengek, akhirnya memaksaku untuk membuatkan rok dari kain tile, biar jadi princess ala-ala gitu.

"Ma, kalau bajunya warna ungu itu princess apa?" tanya Livia.

"Princess Sofia."

"Iya. Aku mau kayak Princess Sofia!" seru Livia.

"Princess Sofia atau Rapunzel?"

"Rapunzel kan rambutnya panjang. Aku kan rambutnya pendek. Princess Sofia aja deh. Princess Sofia, rambutnya pendek kan Ma?"

"Iya."

Akhirnya ... aku langsung membuatkan rok tile bertumpuk warna ungu dari jam lima sore sampai lanjut malam hari.

Setiap masuk ke ruang jahit, dia selalu nanyain baju yang aku jahit sudah selesai atau belum. Dia sudah nggak sabar ingin memakai gaunnya.

Aku pikir, dia pengen gaun baru untuk apa. Ternyata ... dia cuma minta difotoin dengan berbagai gaya bak model profesional. Padahal, aku nggak pernah ngajarin dia buat bergaya.

Sepertinya, dia punya bakat jadi model untuk produk-produk fashion mamanya. Di usianya yang baru menginjak lima tahun, dia udah pinter bergaya di depan kamera 

Mamanya sih happy-happy aja. Malah seneng kalo dia mau make baju yang dibuatin sama Mamanya. Yang penting nggak ngerjain mamanya lagi dan bikin mamanya sampe ninggalin kerjaan.

Cuma karena permintaan si kecil, akhirnya aku bikinkan rok dengan waktu yang singkat. Nggak nyampe 4 jam, roknya sudah jadi. Itupun diselain ngerjain keperluan yang lain.


Rok dress buat anak, itu yang paling mudah dibikin kalau menurutku. Karena nggak banyak pola. Tinggal dipotong dan langsung jahit aja.


Buat temen-temen yang pengen bisa jahit, bisa kok belajar dari rumah. Di Youtube ada banyak tutorialnya.

Silakan mencoba!. 

Thursday, March 26, 2020

Social Distancing Ngapain? Bikin Kreasi Dompet Dari Kain Flanel untuk Si Kecil


Hai temen-temen ...!

Hari ini masih Social Distancing. Beberapa hari lalu, aku nemenin si Kecil bikin kreasi masker.

Nah, kali ini aku mau ajak si kecil bikin Kreasi dompet yang mudah dan cocok buat kegiatan si kecil di rumah.

Alat dan Bahan yang diperlukan : 
1. Kain Flanel
2. Gunting
3. Benang
4. Jarum
5. Kancing baju


Langkah-langkah membuat kreasi dompet :
1. Potong kain flanel ukuran 23x12 cm

2. Lipat bagian bawah ke atas sepanjang 8 cm.

3. Jahit lipatan kain agar menyatu
4. Pasang Kancing di bagian tengah dompet
5. Buat Lubang kancing di bagian penutup dompet.
6. Dompet sudah jadi dan bisa digunakan untuk menyimpan uang atau kartu mainan si kecil.


Nah ... demikianlah dompet kreasi dari kain flanel untuk si kecil.
Kalian bisa mencobanya juga di rumah.


Selamat mencoba ...
Semoga bermanfaat dan bisa mengisi kegiatan Social Distancing karena wabah virus Covid-19 yang sedang merajalela di seluruh dunia.

Stay at Home ...

Tetap berkreasi dan selalu jaga kesehatan...


Salam manis,

@rin.muna

Saturday, March 21, 2020

Pecel Gorengan Legendaris di Beringin Agung




Hai ... hai ...!

Buat temen-temen yang tinggal di wilayah Desa Beringin Agung,   pastinya udah nggak asing dengan sosok yang satu ini. Siapa sih? Ya inilah sosok Mbah Mudin yang sudah terkenal sebagai penjual gorengan sejak aku masih kecil. Oh, No! Mungkin sejak aku belum dilahirkan.

Dari dulu sampe sekarang, rasa pecel dan gorengannya yang khas itu nggak pernah berubah. Dulu, setiap hari selalu langganan beli sama Mbah ini waktu masih sekolah. Dulu sih, belum banyak yang jualan di sekolah. Cuma Mbah ini aja. Nggak kayak sekarang yang makin banyak jajanan beragam di sekolah.

Sering kali, kita kangen sama pecel dan gorengan yang legendaris ini. Kenapa? Karena rasanya bener-bener mengingatkan pada masa-masa indah di bangku sekolah dasar.

Sampai sekarang, beliau masih berjualan di sekolahan. 
Hayo ngaku ... siapa yang makan gorengan lima biji, tapi bilangnya cuma tiga biji? wkwkwk ...
Alhamdulillah ... aku sih belum pernah ngisengin mbah ini. Mending aku bilang ngutang dulu daripada harus bohongin beliau. ( Asli, aku mah tukang ngutang gorengan sama Mbah ini )


 Beberapa waktu lalu, aku juga berbincang sama salah satu guru SMP. Yah, beliau juga bilang kalau Mbah Mudin sudah jualan pecel dan gorengan sejak dia masih kecil. 

Hmm ... kalau dihitung-hitung, beliau udah jualan pecel gorengan lebih dari 30 tahunan kali ya? Pasalnya, usiaku sekarang aja udah dua puluh delapan tahun.

Katanya, bagus tuh kalau kisah hidupnya dijadikan inspirasi dan masuk ke HITAM PUTIH-nya Trans7. Tapi, gimana caranya ya? Kayaknya harus ada pengajuan dulu buat ngajukan kisah hidup beliau yang masih konsisten jual pecel dan gorengan selama puluhan tahun. Pastinya, perlu dukungan dari orang-orang di sekitar juga.

Ah, itu cuma intermezzo dan khayalan nakal semata. Tak perlu ditanggapi serius!

Yang serius itu, pecel dan gorengannya selalu enak. Kalau jualannya di sekolah nggak habis. Biasanya, beliau akan berkeliling kampung supaya pecel dan gorengannya bisa habis.

Aku sering bertanya kalau lagi makan pecel buatan beliau.

"Mbah, sudah tua kok masih kuat jualan gorengan kayak gini? Masaknya jam berapa, Mbah?" tanyaku.
"Jam tiga subuh, Mbah sudah bangun bikin adonannya. Nanti, gorengnya di sekolahan," jawab Beliau.

"Oh ... sehat terus ya, Mbah!"

Aku tersenyum dan berharap beliau selalu diberikan kesehatan biar aku bisa sering-sering makan pecelnya. Bahkan, puteri kecilku juga pasti beli gorengannya mbah ini setiap kali Mbah Mudin lewat depan rumah. Dia nggak mau ketinggalan dan melewatkan gorengannya Mbah.

So, yang udah ngerasain pecel dan gorengan legendaris ini pastinya generasi turun-temurun. Mulai dari Mbahku, Mamaku sampe ke anak-anakku.

Kalian juga suka sama pecel dan gorengan mbah ini?

Bagi ceritanya di kolom komentar juga bisa, kok.



Salam manis,


@rin.muna



Wednesday, March 18, 2020

Wisata Edukasi - Mengajak Si Kecil ke Pameran Seni



Aku lagi iseng, tiba-tiba bukain folder di komputer karena mau ngehapusin file-file yang udah nggak dipake alias bersih-bersih. Saking nggak pernah dihirauin, memori komputer udah mau full dan bikin aku kesel karena ngelag terus.

Akhirnya, aku dapetin beberapa foto kenang-kenangan yang belum pernah aku ceritain ke siapa pun alias cuma disimpan doang, nggak pernah mengungkapkan cerita-cerita di baliknya.

Buat aku, asal bisa menginspirasi dan menjadi kenang-kenangan untuk generasi penerus. Nggak ada salahnya kita bercerita tentang keseharian kita sendiri. Supaya masa depan, tetap mengingat kita dalam tulisan-tulisan kita.

Hari itu, weekend ... kebetulan, Livia masih berumur 3 tahun dan belum sekolah. Mamanya juga kerjanya dari rumah, jadi bisa ngatur jadwal buat berlibur.

Seperti biasa, kalau liburan kami selalu pergi ke Kota Balikpapan untuk mengunjungi keluarga yang ada di sana. Selain mengunjungi keluarga, kami juga pengen refreshing karena kelamaan di kampung. Yang dilihat cuma pohon-pohon aja.


Setiap kali ke Balikpapan, sering banget bingung mau ke mana.
Pengen nge-mall tapi duit terbatas. Alhasil, aku ajak aja si kecil ke tempat-tempat yang nggak perlu merogoh kocek banyak. Biasanya, aku ajak main ke taman kota. Dia juga senang menikmati pemandangan tanpa minta macem-macem. Paling cuma minta jajan yang masih bisa aku penuhi keinginannya.

Di foto kenangan kali ini, aku mengajak Livia ke sebuah Pameran Seni karya teman-teman seniman di Balikpapan.
Entah, sejak dulu aku suka sekali datang ke tempat-tempat seperti ini. Sangat menginspirasi sekali.
Dulu, aku mengenal para pelukis Balikpapan ini saat aku masih duduk di bangku kelas 1 SMA. Waktu itu, guru kesenian memberikan tugas untuk datang ke pameran dan mengumpulkan data sebanyak-banyak tentang dunia seni rupa.

Aku seneng banget, sampe 7 hari berturut-turut aku datang ke sana dan berkenalan dengan para pelukisnya. Alhamdulillah ... sampai saat ini, mereka tetap mengenal aku. Walau kami lebih sering berkomunikasi via media sosial saja. Tapi setiap kali ada pameran lukisan, aku selalu hadir untuk melihat karya-karya mereka yang amazing banget.

Saat itu, lagi peresmian Balikpapan Art Center. Aku langsung ngajak si kecil untuk berkunjung ke sana. Aku lebih suka mengajak dia mengunjungi pameran atau toko buku. Selama dia menikmatinya, artinya aku berhasil membawa dia masuk ke dalam dunia yang positif dan menginspirasi.

Pertama kali masuk ke Balikpapan Art Center ini, aku langsung disambut sama koleksi Balikpapan Tempo Doeloe. Kebetulan aku mengenal salah satu relawan dari Balikpapan Tempo Doeloe, yakni mba Ocha (Rosalinda Tumbelaka). Dia seorang penulis, photografer dan juga karyawan swasta yang aktif sebagai pengelola Dahor Heritage, salah satu situs sejarah di Kota Balikpapan.

Setelah melewati koleksi-koleksi sejarah kota Balikpapan, aku langsung menuju ke bagian kiri ruangan. Yakni koleksi hasil seni rupa karya perupa Kota Balikpapan. Kebetulan di sana ada Ifrian Chaha beserta istri, juga Cadio Tarompo berserta istri dan anak-anaknya.

Alhasil, kami saling menyapa dan bercerita banyak.

Terkadang, aku merasa malu setiap kali bertemu dengan mereka. Mereka tetap konsisten dengan dunia seni lukis dan lukisannya semakin lama semakin amazing. Apalagi Abi Cadio Tarompo, hasil lukisan-lukisannya sudah ke tingkat nasional dan dikenal sebagai pelukis super realis.
Kamu bisa lihat hasil lukisan beliau lewat video di bawah ini :

Exhibition Balikpapan Creative Center

Aku juga merasa sangat senang karena si kecil juga Happy diajak ke pameran lukisan.
Nggak banyak orang tua yang ngajak anaknya ke tempat-tempat seperti ini. Aku hanya ingin membiasakan si kecil pergi ke tempat di mana ia bisa menjadi sesuatu suatu hari nanti.


Aku jadi seneng ngajak dia berwisata edukasi, selain refreshing, dia juga belajar banyak hal dari tempat ini. Tinggal gimana kita mengajak si kecil berkomunikasi dan membuat dia nyaman berada di tempat-tempat yang edukatif. Jangan sampai, kita cuma diem aja dan si kecil cuma plonga-plongo karena nggak tahu tempat yang ia datangi sebenarnya seperti apa dan bagaimana.

Menjadi orang tua, memang harus lebih aktif. Apalagi anak-anak Generasi Z sudah jauh lebih pintar dari generasi sebelumnya. Tantangan bagi orang tua, tentunya jauh lebih besar lagi.


Cukup sampai di sini aja ya tulisan dari aku.


See You di tulisan-tulisan selanjutnya...


Buat Little Livia, mungkin sepuluh tahun lagi kamu bakal baca tulisan ini.
Semoga saja kamu selalu menjadi kebanggaan Mama dan selalu berada di tempat-tempat yang baik.



Salam manis,

@rin.muna

Tuesday, March 17, 2020

Lock Down Karena Covid-19. Libur 14 Hari dan 14 Kegiatan Belajar yang Bisa Dilakukan Di Rumah


Sejak semalam, sudah ada surat edaran dari Bupati Kutai Kartanegara No : B-1035/Disdikbud/DPK.1/065.11/3/2020 Tentang INFORMASI PELAKSANAAN KEGIATAN BELAJAR MENGAJAR TERKAIT WABAH CORONA VIRUS DISEASE 2019 (COVID-19).

Dalam surat edaran tersebut dinyatakan kalau proses belajar-mengajar untuk jenjang pendidikan PAUD/RA, SD/MI, SMP/MTs dilakukan di rumah mulai tanggal 17 Maret 2020 sampai dengan 30 Maret 2020 dengan memanfaatkan sistem pembelajaran secara online.

Nah, karena surat edaran ini ... si Livia juga harus libur selama 14 hari. Akunya jadi bingung mau ngasih kegiatan apa buat Livia yang masih PAUD (Kelompok Bermain). Karena pastinya, aku harus membuat dia nyaman bermain di dalam rumah tanpa mencari teman main. Karena Livia termasuk anak yang sangat aktif dan tidak bisa bermain sendirian. Dia bakal keluar nyari temen buat main.

Sejak semalam, aku sudah memikirkan banyak hal yang bisa aku lakukan untuk si kecil supaya bisa menemaninya bermain sambil belajar.

Aku banyak berselancar di internet untuk bisa memberikan edukasi pada si kecil agar mudah menerima pembelajaran dari ibunya. Soalnya, Livia termasuk anak yang nggak mau belajar sama ibunya, dia maunya belajar sama ibu guru aja. Yah, aku juga nggak bisa terlalu memaksakan. Takutnya, dia malah nggak happy sama ibunya.



Salah seorang teman menyarankan untuk mengajak si kecil belajar membantu pekerjaan rumah. Seperti mencuci pakaian, menyapu dan sebagainya. Yah, mungkin tak banyak membantu, hanya bermain dan membuatnya happy. Akan aku coba salah satu saran dari temanku.

Karena anakku perempuan, aku punya ide buat main masak-masakan. Masakan yang bisa dimakan beneran tentunya.

Selama 14 hari ini, aku harus lebih kreatif memberikan kegiatan untuk anakku supaya dia tetap aktif bermain sambil belajar.

Ada banyak kegiatan di rumah yang bisa aku coba sebagai kegiatan untuk si kecil, seperti :

1. Membuat Cokelat
2. Menjemur Pakaian
3. Mencuci piring
4. Menyapu
5. Mengepel Lantai
6. Menanam Bunga
7. Membuat Origami
8. Membuat Hiasan Pensil
9. Membuat Tempat Pensil dari Botol Bekas
10. Membuat Tabungan dari Kaleng Bekas
11. Membuat Dompet dari Kain Flanel
12. Membuat Gelang
13. Membuat Kalung
14. Membuat Baju Boneka


Nah, aku udah punya 14 list kegiatan yang bisa aku kasih ke si kecil selama 14 hari libur ke sekolah alias belajar di rumah.

Nah, kalian juga bisa bikin list kegiatan yang beragam biar nggak jenuh saat mengisi waktu luang di rumah.


Yuk, share juga kegiatan yang bakal kamu lakuin selama 14 hari ke depan. Siapa tahu salah satu kegiatan kamu juga bisa jadi inspirasi baru buat aku. Bisa share lewat kolom komentar ya!



Salam manis,

@rin.muna

Monday, March 16, 2020

Weekend Seru di Kaltim Park Samboja - Ibu Kota Negara Baru

Dok. Pribadi

Happy weekend ...!
Kemarin weekend pada ke mana aja nih?

Aku sih, sebenarnya lumayan punya banyak kegiatan kalau weekend. Terutama kalau hari minggu. Biasanya, anak-anak latihan kaligrafi dari pagi sampe sore di Rumah Literasi Kreatif. Sorenya, masih lanjut kelas bahasa Inggris.

Tapi, karena si kecil udah ngerengek terus ngajak liburan. Alhasil, aku nurutin kemauannya kali ini.
Awalnya sih bingung mau ke mana. Dia bilang mau berenang ke pantai. Jadi, aku ajak deh ke Pantai Tanjung Harapan. Suasana di sana malah sepi, nggak seperti dulu yang kalau mau masuk ke tempat wisata itu selalu antre. Mungkin, karena sudah ada beberapa tempat wisata lain di Samboja yang sekarang jadi destinasi wisata para pelancong.

Yah, bener aja. Aku akhirnya memutuskan untuk pergi ke Kaltim Park (Wisata Pantai & Kolam Renang). Kalau mau berenang, emang harga masuknya lebih mahal daripada berenang di pantai. Tapi, kondisinya tentu lebih bersih daripada berenang di pantai.

Aku yang nggak punya banyak waktu buat keluar rumah ini. Baru pertama kalinya masuk ke Kaltim Park. Padahal, tempat ini sudah nge-hits sejak beberapa bulan yang lalu. Jadi tempat favorite buat liburan keluarga. Pasalnya, nggak cuma bisa berenang aja. Tapi juga bisa menikmati suasana pantai di Samboja.

Untuk masuk ke area wisata, kami hanya membayar Rp 15.000 di Hari Weekend ( untuk 1 unit motor dan 2 orang dewasa).

Begitu masuk, Livia langsung aja tuh lari ke pintu masuk kolam renang. Karena memang itu yang dia tuju. Mukanya yang awalnya sedih karena nggak bisa berenang di pantai (aku nggak berani ajak dia berenang di pantai karena airnya lumayan pasang) tiba-tiba langsung berubah ceria.


Kebetulan, waktu aku masuk ke kolam renang, aku langsung ketemu sama Nayla. Salah satu teman sekolahnya Livia. Aku seneng banget karena Livia punya teman buat berenang. Mereka kelihatan ceria dan seneng banget. Sampe minta foto selfie bak model profesional. Asli, Livia udah pede banget depan kamera tanpa harus dikasih intruksi buat gaya.

Foto Livia & Nayla
 Di tengah-tengah suasana berenang, di kolam anak ternyata ada kejutannya. Apa ya? Apa ya?
Ternyata, ada Party Foam yang bikin anak-anak makin ceria. Mereka berebut mandi busa. Si Livia malah nggak tertarik sama sekali. Dia tetep aja asyik belajar berenang sendiri.


Kedalaman kolam juga pas banget buat anak-anak usia di bawah lima tahun. Nah, di dekatnya lagi ada kolam yang lebih dalam. Itu kolam yang bentuknya gitar waktu di foto dari Drone. Kok tahu? Walau aku baru punya kesempatan sekali datang ke sini, aku udah lihat hasil foto drone tempat ini dari salah satu akun instagram warga kota Balikpapan.

Nah, bisa lihat sendiri kan kalau di sini juga banyak tempat seluncuran untuk anak-anak. Di sisi kolam renang juga ada gazebo-gazebo untuk beristirahat. Jadi, nggak perlu panas-panasan sambil nunggu si kecil berenang.

Usai berenang, aku berkeliling sebentar untuk melihat suasana pantai yang berada di sisi kiri kolam renang. Suasana pantai juga asyik banget buat nongkrong. Aku nggak tahu apakah tempat ini buka sampai malam atau enggak. Aku harap, ada kafe di sini yang bisa dipake buat nongkrong sambil nulis. Karena suasana asyik banget. Aku bisa ngabisin waktu dari pagi sampe sore nongkrong di kafe buat ngelarin naskah. Kalau tempatnya asyik dan tenang, ide-ide bisa mengalir dengan lancar. Hihihi ...

Selain pantai yang rindang, di tengah-tengah tempat wisata ini juga ada dua kolam yang aku masih nggak tahu sebagai tempat apa. Apakah sebagai tempat wisata air atau kolam pemancingan. Sebab, aku tidak melihat aktivitas orang memancing, juga nggak ada bebek-bebekan air yang biasa ada di kolam itu. Next time, mudahan bisa dapet info soal ini kalo balik ke sini lagi.





Selain lihat pemandangan yang asik dan asri. Ternyata ... aku juga bisa lihat kapal-kapal nelayan yang lagi bersandar. Aku ngerasa, kapal-kapal di sini bagus-bagus banget dan aku suka lihatnya. Mereka terlihat megah, bersih dan rapi. Aku jadi inget suasana kapal di drama-drama gitu. Ternyata, nggak jauh dari tempat tinggalku, ada juga tempat yang bagus kayak gini. Biasanya, aku cuma lihat kapal-kapal ini lewat jembatan Kuala dan sudut pandangnya nggak terlalu luas, jadinya kelihatan biasa aja.





Usai melihat kapal-kapal nelayan ini, aku langsung pulang karena kepikiran sama kegiatan anak-anak di Rulika ( Rumah Literasi Kreatif ).



Sebenarnya, masih banyak hal yang ingin aku tulis tentang keseruan tempat ini. Tapi, aku takut kalo kamu bosen baca tulisanku yang terlalu panjang. So, aku akhiri tulisannya cukup sampai di sini.

Sampai ketemu di tempat liburan selanjutnya ...


Salam manis,


@rin.muna



Note :
Subscribe dan dukung juga Channel Youtube aku di bawah ini ya!

Rin Muna Channel







Copyright © Rin Muna
Design by Anders Noren | Blogger Theme by NewBloggerThemes.com | Edited by Gigip Andreas