Wednesday, June 10, 2020

[Novelme] - Jodoh Setengah Mati by Yuyun Septisia





Menurut Mayang, David pernah bercerita tentang Resti, wanita yang menurutnya sangat cerdas dan menyenangkan. Mereka berpacaran sejak SMA, melewati banyak waktu dan ujian, namun David yakin, wanita itu memang disiapkan Tuhan untuknya.
Sial.
Aku jadi sedikit cemburu mendengarnya namun kembali kuingat lagi fakta bahwa delapan hari lagi, semua ini akan kuakhiri dengan manis. Menikahinya.
Yang kutahu, dia bukan wanita kaleng-kaleng. Pasti dia bertahan untuk tidak lagi berpaling hati, buktinya tadi dia menelponku, mengatakan hal-hal romantis dan sedikit menggoda.
Ponselku berbunyi, kuintip dari Tante Indri.
Mengingatkan agar mulai Senin, tak ke kantor dulu, hingga tiba hari 'H' harus menjaga jarak dan pertemuan dengan Resti. Katanya, tidak baik sepasang mempelai sering bertemu mendekati hari pernikahan.
Padahal dulu, aku dan mendiang istriku biasa saja, bahkan sehari sebelum menikah, kami sempat makan malam berdua. Namun akan kuturuti semua anjuran dari Tante Indri kali ini.
Aku tak ingin mengambil resiko apapun dengan pernikahanku ini. Semua acara untukku akan di gelar di rumah Tante Indri, berikut rangkaiannya, beliau yang mengurus.
Ada beberapa tahapan yang baru kali ini kulalui, salah satunya, pengajian. Khataman Al Qur'an dan siraman. Semua itu tanpa kehadiran Mama entah seperti apa rasanya.
"Kenapa Mas?" Mayang menyentuh tanganku.
"Aku kangen calon istriku, May." jawabku perlahan, entah itu melukainya atau tidak, aku hanya ingin mengatakan yang kurasakan saat ini.
Mayang nampak memahami keadaanku. Dia menceritakan tentang Resti. Ternyata dia sudah lama mengetahui hubungan Mayang dan David. Hanya saja memilih diam, menjaga hubunganku dan Mayang agar tetap baik-baik saja.
Resti, banyak hal yang dia simpan sendiri, hingga mungkin satu-satunya cara meluapkan segala gundah itu, adalah marah. Dia sering sekali marah.
Lalu kuingat besok hari Minggu, dan kami mulai tak boleh bertemu itu hari Senin. Artinya aku masih punya satu hari untuk kuhabiskan dengannya.
Tapi mau ke mana, dan berbuat apa, masa kami harus latihan, hahaha. Tidak, Alfin. Kamu jangan gila.
Aku senyum-senyum sendiri mengingat kedua kali kucium bibirnya, di parkiran saat itu. Matanya melotot, ingin marah. Namun sedetik kemudian segara ku akhiri ketika dua manik matanya mulai terpejam ... itu gawat.

>>>>> Only on Novelme <<<<<<<

Yuk, Baca cerita selengkapnya hanya di Aplikasi Novelme atau klik judul di bawah ini:

Jodoh Setengah Mati by Yuyun Septisita 

Wednesday, June 3, 2020

Menabung untuk Akhirat - Mengajarkan Berbagi Sejak Kecil

Source: rinmuna.com


Aku bukanlah orang Ä·aya yang punya banyak uang. Tapi, aku selalu berusaha memberi apa yang mampu aku beri untuk orang yang membutuhkan.

Bisa berbagi, adalah hal yang paling membahagiakan. 

Sejak kecil, aku memang senang berbagi apa yang aku miliki. Yah, selama aku punya dan mampu untuk memberi orang lain.

Menjadi dermawan, bukanlah hal yang mudah. Kalau aku, meski punya taman baca, aku merasa belum menjadi orang yang dermawan. Sebab, terkadang aku juga masih berat hati memberikan sesuatu pada orang lain.

Karena kekuranganku ini, aku berusaha mengajarkan si kecio untuk berbagi. 

Setelah mengajarinya menabung. Aku mengajari dan membiasakan dia menabung di kotak amal. Awalnya, ketika aku makan di salah satu restoran / rumah makan. Biasanya, di pintu masuk selalu ada kotak amal. Aku mengajari anakku untuk menabung di sana.

Sampai hari ini, anakku belum tahu apa istilah "bersedekah" atau "beramal". Yang dia tahu, hanya istilah menabung setiap kali melihat kotak amal.

Dia selalu bersemangat untuk menabung di kotak amal. Terlebih, saat aku berbelanja di salah satu pusat perbelanjaan. Ada kotak amal kecil yang berupa tabungan. Alhasil, Livia sangat bersemangat untuk menabungkan uangnya di kotak amal tersebut.

Mengajarkan si kecil untuk berbagi. Memang harus dilakukan sejak dini. Sebab, jika orang tua tidak membiasakan anaknya berbagi sejak kecil. Mereka akan terbiasa menyimpan uang atau makanan untuk dirinya sendiri dan tidak mau berbagi.

Oleh karenanya, aku mencoba membiasakan si kecil untuk menabung di akhirat. 

Sebab kotak amal adalah amalan jariyah bagi si kecil.

Semua orang tua, ingin melakukan yang terbaik untuk anaknya. Termasuk membekali anak-anaknya dengan kepribadian, moral, agama dan ilmu yang bermanfaat.

Sampai sini dulu tulisan dari aku.

Maaf, curhat mulu...

Jadi Penulis, Nggak Bisa Mapan? Masa Sih?


 


 Hai ... hai ...!
Apa kabar nih? Semoga selalu baik aja setiap harinya ya...


Oh ya, kali ini aku mau berbagi sedikit cerita. Mmh ... sebagai blogger dan juga penulis novel, tentu ada suka-dukanya dong. Terlebih saat awal-awal belajar nulis dan masuk ke dunia penulisan. Kalau niat menulis sudah berkiblat sama uang, kayaknya nggak bakal jadi penulis yang tangguh. Naskahnya baru ditolak sekali, pasti udah nge-down dan nggak mau nulis lagi.

Yah, awalnya juga aku pernah mikir buat berhenti nulis. Lanjut ngerjain kerjaan sehari-hari aja. Jadi ibu rumah tangga sekaligus menjahit. Lumayanlah bisa dapet-dapet uang jajan buat anak-anak. Daripada ngelamun.

Yang namanya jodoh, emang nggak ke mana. Aku tuh udah muter-muter cari tempat nulis yang paling cocok dan nyaman buat aku. Awalnya, aku nulis di GWP ( Gramedia Writing Project ). Tapi, di sana bener-bener stuck banget naskahku. Selain nggak bisa komunikasi dengan CS, pembacanya juga masih bisa dihitung pakai jari. Bahkan penulis yang penjualan novelnya udah best seller, pembaca di sana nggak banyak. Nunggu digaet sama pihak Gramedia? Kayaknya ... nggak bakalan mungkin deh.

Sampai suatu hari, aku baru menyadari ketika ada teman yang bertanya, "Naskahnya mau diapain setelah diposting di sana, Kak?"
Pertanyaan itu bener-bener bikin aku terpukul. Bener juga. Di sana, emang nggak ada ikatan yang jelas. Berharap editor bakal ngelirik naskah aku? Ngimpi sampai sepuluh tahun ke depan pun rasanya nggak mungkin.

Akhirnya, aku nyoba platform orange yang emang nge-hits di kalangan anak muda, yakni Wattpad. Eh, di sana juga aku nggak begitu nyaman. Jelas kalah dengan mereka yang udah punya nama duluan. Di sana, naskah juga nggak ada editor. Asal nulis aja. Bikin aku sulit untuk berkembang.
Setelahnya, aku coba nulis di Storial. Semua naskah yang ada di Wattpad aku pindahin gitu aja ke Storial. Mmh ... masih sama. Aku nggak punya pembaca di sana dan ngajuin bab berbayar ditolak mulu. So, aku emang nggak bakal dapet apa-apa.


Sampai akhirnya, aku ketemu sama Novelme saat aku udah mulai putus asa karena aku sama sekali nggak punya pembaca. Saat itu, aku ngerasa tulisanku emang bener-bener buruk dan nggak ada yang mau baca. 

Saat berada di titik terbawah, Novelme memberikan angin segar untukku. Awalnya, aku tertarik karena ada kompetisi yang hadiahnya lumayan. Sebenarnya, aku bukan ngincar hadiahnya sih. Tapi lebih kayak menantang diri sendiri buat tetep semangat nulis.

Saat itu, aku belum mengenal webnovel. Aku menulis novel yang hanya berisi 12 bab, terdiri dari 37 ribu kata yang aku beri judul "Alluna Wedding Party". Sampai akhirnya, aku bisa merilis webnovel dengan nama pena baru "Vella Nine".

Aku bener-bener nggak nyangka kalau aku bisa dapet uang dari menulis. Di Novelme, aku dapet penghasilan dari penjualan bab berbayar, hadiah pembaca dan bonus bulanan. Dari hasil menulis, aku sudah bisa membeli 1 unit sepeda motor.

Nggak ada yang nggak mungkin kalau kita selalu berusaha dan bekerja keras. Sekarang, aku bahkan berpikir untuk melepaskan semua kegiatanku yang lain dan fokus menjadi full time writer di novelme. Tapi, karena aku masih mencintai dunia seni juga dan banyak orang yang membutuhkanku. Aku akan berusaha menjalani semuanya dengan senang hati. Toh, menulis juga bisa dilakukan sambil bersantai. Bukan pekerjaan yang sulit, hanya saja, butuh riset yang cukup lama dan sedikit rumit.

Di Novelme, hal yang semula nggak mungkin, bisa jadi mungkin.





 Ada banyak hadiah dan bonus yang bisa kamu dapetin di Novelme. Di sana, karya kamu juga banyak diapresiasi oleh pembaca. No kaleng-kaleng and no tipu-tipu, deh. Soalnya, aku juga udah ngerasain sendiri. Bisa dapet uang jajan dari menulis webnovel. Pastinya butuh ketekunan dan kerja keras. Tidak mudah menyerah, apalagi ketika dapet kripik pedas, eh ... kritik pedas maksudnya.

  


 Gimana caranya biar novel kita bisa menghasilkan uang?
Yah, harus konsisten update novelnya setiap hari. Karena, pembaca tuh nggak suka kalau nunggunya kelamaan. Jadi, kudu rajin update biar pembaca kita tetap stay dan setia baca tulisan-tulisan terbaru kita. Kita juga harus bisa membangun kedekatan dengan pembaca. Menyapa melalui media sosial atau footnote tulisan kita. 

Selain itu, kita juga harus mempelajari selera pasar. Jangan sampai kita bikin tema yang nggak marketable sehingga sulit untuk masuk ke dunia pembaca kita. Soalnya, aku udah ngerasain naskahku ditolak mentah-mentah karena tema yang aku pilih nggak marketable. Hahaha ... Padahal, aku udah ambil tema Romance-Culture yang modern. Tapi, tetep aja ditolak. Jadi, selera pasar sangat berpengaruh sama hasil menulis kita.

Sering melakukan evaluasi pada tulisan kita. Kritik dari pembaca, bisa dijadikan salah satu alat untuk mengevaluasi dan berinovasi agar tulisan kita tidak membosankan dan gitu-gitu aja.


So, buruan gabung ke Novelme dan dapetin bonus-bonusnya hanya bermodalkan gadget dan jari tangan kamu. Stay at home, sambil rebahan bisa menciptakan uang loh.



Cukup sampai di sini tulisan dari aku. Sampai jumpa di tulisan berikutnya ... Zaijian ...!




Salam hangat,


Rin Muna









Tuesday, June 2, 2020

Cara Asyik Jadi Penulis Produktif


Hai ... hai ... hai ...!
Apa kabra? Eh, apa kabar?

Tau nggak sih, hari ini tuh alu kesel banget, soalnya hari ini aku cuma bisa nulis 1 bab novel dan 1 artikel buat blog aku.
Biasanya, aku nulis minimal 3.000 kata dalam sehari walau aku banyak kegiatan dan kesibukan.

Entah kenapa, aku ngerasa nulis itu udah kayak narkoba, bikin candu. Hihihi ...

Kalau kata temen penulis yang lain, aku termasuk salah satu penulis yang produktif. Mmh ... aku nggak ngerti ukuran penulis produktif itu seperti apa. Yang jelas, aku memang lebih suka menghabiskan waktuku duduk santai sambil nulis.

Kayak yang lagi aku lakuin sekarang, aku nulis tulisan ini sambil ngajarin Livia belajar mewarnai karena dia masih pendidikan PAUD (Kelompok Bermain).
Walau masih berusia 5 tahun, Livia sangat mengerti kegiatan mamanya sebagai seorang penulis novel. Ia tidak pernah mengganggu saat mamanya sedang menulis di laptop atau pun di hape.

Saat ini, aku sering menghabiskan waktu luangku untuk menulis sebuah webnovel. Yah, karena tuntutan dari pembaca, saat ini aku memang kejar tayang terus. Aku harus menulis minimal 3.000 kata dalam sehari untuk satu webnovelku. Belum lagi menulis artikel atau sekedar curhat di blog ku. Hahaha ...

Karena setiap hari aku memang selalu menghasilkan tulisan, aku sering dijuluki sebagai penulis produktif. Yah, cita-citanya memang pengen bisa konsisten dan produktif menulis sih.

Terus, gimana sih caranya biar kita tuh bisa jadi penulis produktif?
Kadang, kegiatan keseharian kita jadi alasan buat nggak nulis sepatah kata pun. Padahal, kalau nulis status di sosmed, rajin banget loh.

Nah, kali ini aku mau berbagi tips ke kalian, gimana caranya jadi penulis yang produktif.
Simak di bawah ini ya!



1. Nulis kapan pun, di mana pun

Saat aku ada waktu luang, bisa aku gunakan untuk menulis. Tak peduli kapan pun dan di mana pun. Aku nggak punya jam tertentu untuk menulis karena kesibukan aku yang padat banget. Jadi, aku memanfaat waktu kapan pun dan di mana pun untuk menulis. Kadang, di sela-sela menjahit, aku selalu menyempatkan untuk menulis saat istirahat. Atau sebaliknya, saat nulis dan butuh ide, biasanya aku cari kegiatan lain dulu.

Aku juga sering banget nulis di sela-sela acara pertemuan atau rapat. Saat ada waktu untuk istirahat, aku selalu menggunakannya untuk menulis. Maybe, orang-orang akan menilai aku sombong atau introvert banget. Yah, karena aku memang lebih suka ngabisin waktu luangku buat nulis daripada gosipin kehidupan orang lain. 
Kalau mau produktif, bisa nulis kapan aja dan di mana aja. Asalkan ponsel kamu tetep on, kamu bisa mencurahkan isi hatimu di mana saja.

2. Segera mencatat ide

Ide, kadang datangnya di saat yang tak terduga.
Yah, kadang kita sampai uring-uringan nyari ide tapi nggak ketemu. Eh, pas lagi asyik nongkrong di toilet, tiba-tiba aja ide berseliweran di atas kepala. Ngeselin banget kan?
Nah, karena ide itu datengnya tak terduga. Aku perlu mencatat ide yang tiba-tiba muncul. Jangan sampai, ide yang udah berseliweran itu nggak ada yang bisa kita tangkap satu pun. Kudu langsung ditulis tuh ide biar nggak nguap gitu aja.

3. Manfaatkan Media Sosial sebagai sumber Motivasi

Nah, buat kamu yang suka main-main sosmed nih. Bisa banget manfaatin media sosial buat jadi sumber motivasi. Karena di media sosial ada banyak banget penulis yang memotivasi. Yang lebih efektif adalah motivasi dari pembaca. Gunakan media sosial untuk mempromosikan tulisanmu dan mendapatkan motivasi dari pembaca kita. Kritik baik dan buruk menjadikan kita semakin termotivasi lagi loh.


4. Kumpulkan Inspirasi

Setiap hal yang ada di sekitar kita bisa menjadi inspirasi loh. Bahkan rumput yang bergoyang aja bisa jadi inspirasi. Perubahan cuaca juga bisa menjadi inspirasi untuk menulis.
So, kumpulin aja inspirasi sebanyak-banyaknya. Bisa dengan berjalan-jalan, menonton film, baca buku atau mendengarkan curhatan teman kita.

Nah, inilah tips menjadi penulis produktif yang bisa aku share ke kamu.
Semoga bermanfaat dan tetap menulis setiap hari ya!


Jangan lupa, baca webnovel "THEN LOVE" dan "PERFECR HERO" hanya di aplikasi Novelme.





Moment Membahagiakan di Hari Raya Idul Fitri



Rabu, 20 Mei 2020 adalah salah satu hari yang paling membahagiakan dalam hidupku. Setelah lima tahun berlalu, akhirnya aku dikaruniai seorang anak laki-laki.

Pagi itu, usai sahur dan sholat subuh,aku ngerasa perutku mules banget. Awalnya, aku pikir cuma karena mau BAB doang. So, aku pergi ke toilet dan akhirnya BAB seperti biasa.

Setelahnya, aku kembali berbaring di kamar. Mules itu datang lagi. Alhasil, aku pakai untuk tetap jalan-jalan pagi di depan rumah. Saat itu, aku belum menyadari tanda-tanda kalau aku mau melahirkan. Karena, walau sering mules, aku tidak mengeluarkan cairan apa pun dari jalan lahir.

Berbeda dengan kelahiran anak pertama yang tidak merasakan mules terlebih dahulu, namun keluar lendir bercampur darah dari jalan lahir.

Aku sudah merasa kalau akan melahirkan, namun masih menunggu tanda melahirkan lainnya seperti keluar cairan, lendir atau darah. Namun, tak kunjung mengeluarkan cairan dari jalan lahir sementara mules yang melanda semakin sering.

Alhasil, aku langsung menelepon bidan desa dan memberitahukan keadaanku. Beberapa menit kemudian, bidan datang ke rumah untuk mengecek. Alhamdulillah, sudah pembukaan tiga. Tapi aku masih pakai untuk jalan pelan-pelan seperti biasa karena tidak mengeluarkan cairan apa pun dari jalan lahir.

Sekitar pukul 08.30 WITA, akhirnya aku naik ke Pusban (Puskesmas Pembantu) untuk melakukan proses persalinan.

Kata bidan, kunci sukses melahirkan adalah rileks. Tidak boleh khawatir atau panik berlebihan. Stay happy aja gitu. So, aku masih bisa melempar candaan meski saat kontraksi rasanya sangat-sangat sakit. Aku bahkan masih sempat menikmati sarapan dengan lahap, supaya punya tenaga banyak saat mengejan.

Sudah beberapa kali kontraksi, tapi air ketuban tak kunjung pecah. Aku merasa ingin BAB dan pinggangku semakin sakit. Kata bidan, tunggu pecah ketuban barulah bersiap-siap untuk membuka kaki lebar-lebar agar proses melahirkan menjadi lebih mudah.

Saat mengejan lagi, dua bidan yang membantu persalinan berteriak dan meminta aku membuka kaki lebar-lebar. Saat itu, aku tidak menyadari kalau yang akan keluar adalah bayi karena air ketuban belum pecah. Alhasil, bidan membantuku meraih kakiku sendiri dan membukanya lebar-lebar.

Tepat pukul 11.05 WITA, ketika kontraksi hilang, aku baru menyadari kalau anakku sudah keluar bersama pembungkus bayinya alias masih berenang-berenang di dalam air ketuban. Karena bayi yang aku lahirkan tidak langsung menangis, sehingga aku tidak langsung menyadarinya.

Aku merasa, Allah memberikan kemudahan pada proses kelahiranku kali ini. Aku tidak merasakan sakit atau perih pada jalan lahirku. Semuanya terasa ringan dan mudah.

Aku sangat bersyukur karena diberikan berkah di bulan suci Ramadhan berupa seorang anak laki-laki.
Anak pertamaku, Alifia Shaumi Aleshana juga lahir pada tanggal 30 Ramadhan. Lima tahun setelahnya, aku melahirkan seorang bayi laki-laki pada tanggal 27 Ramadhan dan aku beri nama Marga Mahesa Yudistira.

Tentunya, setiap hari Raya Idul Fitri menjadi momen yang paling membahagiakan dalam hidupku karena kedua anakku terlahir pada akhir Ramadhan. Menjadi hadiah terindah di Hari Kemenangan (Idul Fitri).

Aku sangat berharap, keduanya bisa menjadi anak yang sholeh/sholehah. Mampu menghadapi kerasnya kehidupan di masa depan dan bermanfaat bagi orang-orang di sekeliling mereka.



to Alifia & Marga, Mama always love you ...

Tuesday, May 26, 2020

4 Manfaat Menulis Bagi Kesehatan Mental


Hai ... hai ...!
Apa kabar nih?
Ketemu lagi sama Kak Rin yang suka nulis. Nulis apa aja lah, suka-suka.
Kalau kamu, demen nulis juga atau nggak sih?
Jangan bilang, nggak demen nulis tapi setiap hari update story di media sosial. 
Itu sih, namanya juga nulis, bukan nangis. Hehehe

Kalau aku, emang demen nulis dari dulu. Dari masih duduk di bangku eSDe. Awalnya, suka nulis diary doang. Sampai sekarang, nulis udah candu buat aku. Rasanya, kayak ada yang kurang kalau sehari aja nggak nulis.

Dulu, waktu belajar nulis, setidaknya aku harus menargetkan diriku sendiri. Membuat tulisan minimal 100 kata dalam sehari. Di mana? Oh ... jelas di status facebook atau Whatsapp aja. Tulisan ngasal yang kadang bisa bikin perasaan kita lebih baik setelah kita tuliskan di status/story media sosial.

Sama halnya dengan beberapa orang yang demen curhat di media sosial. Kadang, mereka menyinggung seseorang, kadang juga mengingatkan diri sendiri tapi orang lain tersinggung. Secara nggak sadar, ternyata tulisan story yang dibuat di media sosial ikut mempengaruhi kesehatan mental kita loh. Karena, kadang kita baru merasa lega setelah meluapkan emosi kita di media media sosial. Padahal, dengan begitu kita malah menunjukkan pada semua orang tentang kelemahan diri kita sendiri.

Tapi, di situlah salah satu manfaat menulis. Nggak harus menulis buku. Menuliskan isi hati di media sosial, sama halnya dengan kita menulis di sebuah buku diary. Yah, buku diary yang terbuka untuk umum. Semua orang bisa membaca kisah hidup kita.

Ternyata, menulis memang punya banyak manfaat. Berikut ini beberapa manfaat menulis untuk kesehatan mental kita:



1. Membantu Menuangkan Emosi
     
      Nah, manfaat yang satu ini pasti semua udah ngerasain. Terlebih kalau kamu udah suka main media sosial. Hampir semua hal akan diluapkan melalui sebuah tulisan. Saat kita merasakan kekesalan, kesedihan, kebahagiaan dan sebagainya, kita sering kali membuat status/story di media sosial. Kenapa? Padahal, kalau dipikir-pikir, orang lain nggak akan benar-benar peduli dengan keseharian kita. Tapi, perasaan kita menjadi lebih lega saat sudah menuangkannya lewat sebuah tulisan.

2. Membuat Pikiran menjadi terbuka

      Orang yang suka menulis, biasanya akan suka membaca dan memiliki pengetahuan yang luas. Tak perlu lah mencontoh seorang penulis profesional yang emang ilmu kepenulisannya udah tinggi. Aku kasih contoh sederhana di keseharian kita aja sebagai orang awam yang nggak ngerti sama sekali tentang kaidah penulisan yang baik dan benar. Saat kita bikin story/status di media sosial. Secara otomatis, orang-orang akan berkomentar tentang apa yang sudah kita tulis. Terkadang, komentar mereka bisa membuat pikiran kita menjadi lebih terbuka. Bagi seorang penulis, sebuah tulisan bisa membuat kita membuka diri dan membuat pikiran kita menjadi lebih baik.


3. Memperbaiki Kualitas tidur.

       Tulisan mampu memperbaiki kualitas tidur yang kurang baik. Kalau awalnya kita sulit untuk tidur, dengan menulis kita akan menjadi lebih mudah untuk beristirahat. 
       Asalkan bukan menulis dalam keadaan deadline ketat atau kejar target tulisan kayak aku, hahaha. Karena, aku punya banyak deadline tulisan setiap harinya dan memang harus pandai mengatur waktu untuk istirahat dan menulis.

4. Menajamkan Imajinasi dan Kreatifitas.

       Ternyata, menulis juga bisa menajamkan daya imajinasi dan kreatifitas kita dalam menulis. Kadang, kita sering berimajinasi tentang sesuatu yang tidak pernah kita alami di dunia nyata. Misalnya, kita ingin sekali pergi ke bulan menggunakan sayap ( padahal, nggak mungkin ), maka kita bisa menuangkan imajinasi dengan tulisan dan menghasilkan sebuah karya tulis (kreatifitas) bergenre fantasy yang sangat indah. Membayangkan sesuatu yang indah, sangat mempengaruhi kondisi kesehatan mental kita. Sebab, kita bisa melupakan kekesalan atau kekecewaan yang kita alami saat kita sedang menulis atau berimajinasi tentang dunia lain yang tak pernah kita alami sebelumnya.



Nah, itu dia manfaat menulis untuk kesehatan mental kita. Biasanya, orang-orang yang suka menulis, tidak akan terpengaruh banyak hal negatif yang terjadi di dunia nyata. Bisa jadi, kamu adalah orang yang sibuk menulis hingga tak menghiraukan perkataan buruk orang lain tentang dirimu. Sehingga, kita bisa terus berpikir positif dan tidak memikirkan hal yang tidak-tidak.

Demikian tulisan kecil dari aku.
Sampai jumpa di artikel selanjutnya ya!

Bye-bye ...!



Sumber referensi : www.dosenpsikologi.com

Tuesday, May 19, 2020

Sensasi Makan Bakso di Desa Terpencil. Warung Cak Ji Jadi Favorite Semua Orang



Suka makan bakso atau mie ayam? Pasti demen mampir di warung bakso mana aja. Kayak aku, yang demen makan bakso kalau lagi jalan ke luar rumah.

Mmh ... menurut aku sih, bakso itu makanan yang paling mudah di dapat dan rasanya enak. Udah gitu, harganya terjangkau. Merakyat banget kan?

Nah, kali ini ... aku mau kenalin sama kalian. Bakso yang rasanya enak walau tempatnya di pelosok.

Biasanya, tempat yang terpencil selalu dipandang sebelah mata karena dianggap sebagai tempat yang nggak berkualitas.

Tapi, berbeda dengan warung bakso yang satu ini. Warung bakso Cak Ji ini rasanya enak banget. Walau tempatnya sederhana, tapi rasanya nggak kalah sama bakso di restoran bintang lima.

Di warung ini, aku bisa duduk lesehan dengan santai. Mau sambil baring-baring pun boleh banget. Suka-suka kamu lah pokoknya. Posisinya juga ueenak banget karena bisa makan rame-rame dengan posisi yang rumpi banget. Apalagi buat emak-emak sosialita yang demen ngumpul bareng temen-temennya.

Suasana warung ini, identik dengan warna biru putih. Sama persis kayak rombong Cak Ji saat jualan Es Doger. Ini menjadi salah satu dari karakter warung ini dan bakal diingat sama pelanggannya. Kalau posting foto, lihay background dindingnya aja udah pada tahu kalau ini di warung Cak Ji.

Selain suasananya asyik. Makanan dan minumannya juga enak banget!!!! (Eh, aku muji bukan karena endorse ya. Tapi karena memang rasanya enak. Aku selalu bayar kok kalo makan di sini atau makan di rumah).
Aku ini, sebenarnya demen makan. Untuk ukuran warung di daerah terpencil, makanannya udah enak dan lengkap banget. Why? Karena terkadang, aku mampir ke warung bakso yang kelihatannya enak tapi ternyata mengecewakan. 

Biar kamu nggak penasaran. Nih, aku tunjukin bakso Cak Ji yang rasanya enak dan gurih. Isinya juga banyak. Satu porsi bakso lengkap terdiri dari mie kuning, mie putih, tiga buah pentol bakso sedang, satu buah pentol bakso besar, satu potong tahu isi bakso dan pangsit isi bakso. Lengkap banget kan? Rasa kuahnya juga gurih banget. Aku nggak perlu menambahkan saus atau kecap, apalagi jeruk. Cukup nambahin sambal doang karena demen pedes. Rasanya, udah enak banget sih. Jadi ... nggak perlu ditambahin macem-macem karena malah merusak rasa yang udah cocok banget di lidahku. Udah gitu, pentolnya itu lembut banget. Dagingnya terasa tapi nggak bikin eneg.

Mmh ... buat kamu yang suka berkunjung ke blog aku. Pasti udah tahu deh beberapa warung bakso enak yang pernah aku ulas. Kamu bisa ikut cobain juga kalau berkunjung ke tempat-tempat yang aku ulas ya! Terutama buat kamu para pecinta bakso dan kuliner lainnya.

Nah, kalau kamu mau cobain bakso enak yang satu ini. Dateng aja ke Desa Beringin Agung, Kecamatan Samboja. Warung bakso ini, ada di simpang RT.02 dan nggak jauh dari gapura desa Beringin Agung. Kalo sampe nggak nemu, artinya keberuntungan kamu lago tertutup. Hahaha.

Yuk, dateng ke Desa Beringin Agung dan nikmati kuliner lezat yang satu ini!
Kalau kamu setuju rasa baksonya enak, silahkan sharing dan komen di bawah ini. Kalau kamu ngerasa ada yang harus diperbaiki lagi, silakan komen langsung sama si penjual biar mereka terus memberikan pelayanan terbaik.

Nggak perlu deh cari kuliner yang jauh-jauh. Dateng aja ke warung teman untuk mendukung UMKM lokal terus maju dan berkembang dengan cara membeli produj buatan teman. Kamu, sudah membantu meningkatkan kesejahteraaan dan kondisi ekonomi masyarakat di sekitarmu.

Udah ya, sampai sini aja tulisan dari aku. 
Kalau tulisan ini bikin laper, langsung dateng aja ke warung Cak Ji! Dijamin, bapernya .... eh, lapernya pasti langsung hilang.


Bye-bye ...!

Sampai jumpa di tulisan-tulisan selanjutnya ...

5 Cara Ampuh Mengatasi Kejenuhan dalam Menulis



www.rinmuna.com

 Hai ... hai ... hai ...!
Kayaknya udah lama banget nih aku nggak share tips menulis karena aku lumayan sibuk dengan project webnovel aku di Novelme. Setiap harinya, aku kudu update minimal 3.000 kata buat novel aku. Mmh ... sebenarnya nggak berat sih nulis segitu, yang bikin berat itu ngais-ngais idenya.

Karena hampir setiap hari aku nulis, otomatis banyak waktu yang aku habiskan hanya dengan duduk di depan komputer. Mmh ... karena selain menulis novel, aku juga aktif menulis blog aku. Eh, nggak aktif-aktif banget sih. Kadang, cuma nyampah doang di blog. Lebih sering ditinggalin dan banyak sarang laba-labanya. Oh, My God! Bener-bener nggak terawat rumah aku yang satu ini.

Buat kamu yang juga demen alias suka nulis, pernah nggak sih ngerasa bosan atau jenuh sama tulisan sendiri. Kadang, stuck sampe di situ doang. Kehabisan ide, kehabisan kata-kata dan kehabisan waktu cuma buat mikir doang, nggak buruan di-eksekusi.

Kalau aku, walau setiap hari sudah jadi kebiasaan aku menulis, kadang masih jenuh juga loh. Padahal, kalo sehari aja nggak nulis, rasanya kayak ada yang kurang gitu. Ibaratnya, kayak makan sehari tiga kali, terus tiba-tiba nggak makan seharian karena menu makanannya itu-itu lagi. Tahu lagi, tahu lagi. Atau tempe lagi, tempe lagi. Akhirnya, aku sendiri ngerasa bosan.

Nah, kalau kita sendiri udah ngerasa bosan waktu menulis. Jangan deh dipaksain buat menulis cerita. Pasti, ceritanya bakalan monoton dan yang baca juga bosan.

Aku punya tips buat kamu buat ngatasin kejenuhan alias kebosanan dalam menulis.
Simak tipsnya di bawah ini ya!



1. Ubah Kebiasaan

Mmh ... salah satu cara supaya bikin kita nggak bosan adalah mengubah kebiasaan. Misalnya, kita terbiasa menulis di dalam kamar yang sepi (asal jangan hati yang sepi!). Coba deh sesekali nulis di tempat lain. Bisa pilih taman terdekat atau kafe, biar nggak jenuh karena suasana baru bisa memunculkan ide baru juga loh. 
Kalau kamu terbiasa menulis pakai PC/Laptop, coba deh sesekali nulis pakai handphone kamu sambil jalan-jalan di sekitar rumah. Menikmati pemandangan sekitar yang sering kamu lewatkan karena sering menghabiskan waktu di dalam rumah aja.

2. Mempersiapkan diri dengan baik

 Salah satu masalah penulis dalam menulis adalah ketidaksiapan dari diri sendiri. Ketidaksiapan dalam menulis membuat lelah mental dan fisik. Oleh karenanya, kita harus mempersiapkan segalanya dengan baik. Pastikan kalau kita sudah memiliki cukup ide untuk menulis. Ide-ide ini bisa kita dapatkan dari membaca buku, menonton film, mendengarkan curahatan teman dan lain-lain.  Saat menulis, pastikan juga kamu sudah memiliki outline yang teratur dan rapi supaya ide cerita kamu juga nggak berantakan.


3.Tulis Hal yang Membuat Kamu Penasaran

Saat kita menyukai suatu hal, kita pasti akan mencari tahu hal yang kita sukai. Rasa penasaran ini bisa  membuat kita lebih semangat lagi dalam menulis. Kenapa? Karena kita bisa memasukan informasi yang kita dapat ke dalam ide cerita. Misalnya, kamu sedang tertarik dengan dunia bonsai. Maka, kamu bisa menggunakannya untuk ide cerita kamu biar kamu nggak jenuh karena bisa menuliskan hal-hal update yang sedang terjadi dalam dirimu.

4. Membaca

Terkadang, topik yang mau kita angkat dalam tulisan sudah pernah kita buat. Kalau kita tulis lagi, pastinya akan terasa membosankan dan membuat kita enggan untuk menulis. Oleh karenanya, kita bisa menyelingi waktu menulis kita dengan membaca buku. Membaca buku memberikan banyak manfaat buat penulis. Selain mendapatkan ide baru, kita juga akan mendapatkan kosa-kata baru supaya tulisan kita nggak monoton dan membosankan untuk dibaca.
 
5. Beristirahat / Beraktivitas Lain

Terkadang, kelelahan juga bisa menyebabkan kita bosan. Istirahatlah sejenak dan lanjutkan menulis ketika mood kita sudah lebih baik dari sebelumnya. Kalau aku, biasanya memilih untuk berbaring sejenak ketika sudah menyelesaikan satu bab novel atau satu artikel. Karena, setelah mengolah ide dan kata-kata, otak kita juga butuh istirahat.
Selain berbaring, biasanya aku menyelingi dengan aktivitas lain sambil memikirkan ide cerita yang akan aku tulis selanjutya. Terkadang, aku memilih aktivitas lain di dalam atau pun di luar ruangan. Misalnya, mencuci piring, memasak, menjahit atau nge-gosip dengan tetangga juga boleh. Hahaha.


Nah, itulah lima tips dari aku buat ngatasin kejenuhan kita dalam menulis. Karena, menjadi penulis produktif harus tetap menghasilkan karya setiap hari dan tidak bisa membiarkan diri sendiri tenggelam dalam kejenuhan. Harus segera diatasi supaya tetap bisa melahirkan karya-karya setiap harinya.


Sampai jumpa di lain waktu dan tips menulis lainnya ya!

Jangan lupa download aplikasi Novelme dan baca novel aku yang berjudul "THEN LOVE" dan "PERFECT HERO"! Kamu juga bisa gabung jadi penulis di Novelme dan mendapat banyak keuntungan loh. Caranya gampang banget. Cukup daftarkan diri kamu di website tulis.novelme.com dan persiapkan karya kamu. Aku bakalan bantu terus sampai bisa menerbitkan sebuah novel online yang enak buat dibaca.

Terima kasih,


Salam karya


Rin Muna
 

Copyright © Rin Muna
Design by Anders Noren | Blogger Theme by NewBloggerThemes.com | Edited by Gigip Andreas