Tuesday, December 29, 2020

8 Cara Meminimalisir Plot Hole dalam Novel

 


 

Hai ... hai ...!

Ketemu lagi sama Kak Rin yang sok sibuk, hehehe.

Mohon dimaklumi kalau sekarang sulit untuk ngasih materi di grup atau menyapa-nyapa kalian semua. Karena lagi punya bayi yang super aktif, bikin Kak Rin harus fokus mengurus anak-anak dan juga keiatan sosial yang ada di daerahku.

Hmm, kali ini aku mau sharing sedikit tentang ilmu kepenulisan yang aku dapat. Semoga, kalian nggak bosen baca tulisanku yang berantakan ini.

Tarik napas dulu dan baca tulisan ini dalam keadaan rileks. 

Supaya kalian bisa mencerna kata-kata yang aku tuliskan dengan baik.

Aku mau bahas tentang Plot Hole. Plot Hole itu apa sih? Plot hole adalah sebuah lubang kesalahan dalam alur cerita. Namanya juga plot, artinya alur atau jalan cerita yang kita tulis. Kalo jalannya bolong, berarti kita akan bikin pembaca jadi terperosok. So, penulis juga harus berhati-hati karena plot hole kadang bikin pembaca kita tersesat. Artinya, free writing juga nggak asal-asalan nulisnya, kudu masuk akal.

 

Plot hole biasanya sering terjadi karena penulis tidak fokus atau terburu-buru dalam menulis cerita. Terlebih, untuk penulis webnovel / novel series yang harus tayang setiap hari dengan ratusan bahkan ribuan bab. Kemungkinan untuk plot hole, itu sangat besar. Tidak semua penulis bisa melakukan persiapan dan teliti saat menulis novel ratusan bab.


Untuk itu, aku akan berbagi sedikit cara meminimalisir plot hole dalam novel kalian. Baca tips di bawah ini ya!



1. Meminimalkan Kebetulan-Kebetulan

 

    Sebagai penulis, harus memiliki persiapan saat menulis cerita. Sesuaikan dengan outline atau catatan-catatan yang kalian punya. Minimalkan adegan kebetulan. Kenapa? Karena adegan kebetulan itu pastinya akan mempengaruhi cerita selanjutnya jika tidak ada pengaruhnya pada bab selanjutnya yang akan kita tulis.


2. Carilah Solusi yang masuk akal untuk masalah dalam novelmu.

    Setiap konflik yang kita buat dalam novel, harus masuk akal dalam penyelesaiannya. Karena saat membuat teka-teki konflik, harus ada jawaban dan solusi yang masuk akal. Misalnya, ketika seseorang dibunuh di sebuah rumah sakit atau hotel dengan latar waktu tahun 2020. Jangan buat semuanya nggak ketahuan karena tahun dengan teknologi modern sudah ada CCTV di mana-mana dan bisa dicek semua pergerakan orang asing di sana. Jadi, penyelesaian masalahnya bisa menggunakan CCTV untuk menemukan pembunuhnya.

   
3. Pastikan kamu sudah menjawab pertanyaan-pertanyaan besar dalam novelmu.

    Dalam sebuah novel yang naskahnya panjang, kamu harus menyiapkan jawaban untuk pertanyaan-pertanyaan besar yang kamu buat dan akan dimunculkan di bab berapa. Jika ingin membuat pembaca penasaran, bisa berikan clue dari pertanyaan-pertanyaan itu terlebih dahulu agar kita tidak kebingungan ketika ingin menyelesaikan sebuah konflik.


4. Pastikan kamu sudah menjawab pertanyaan-pertanyaan kecil dalam novelmu.

    Dalam novelmu, pasti ada pertanyaan-pertanyaan kecil yang timbul dan harus sudah terjawab di bab berikutnya. Jangan menumpuk banyak pertanyaan. Gunakan outline sebagai panduan menulis ceritamu dan juga catatan-catatan kecil jika outline yang sudah kamu buat mengalami perubahan.


5. Gunakan transisi untuk menghindari lompatan waktu, berikan petunjuk tentang lewatnya hari, bulan dan tahun.

    Alur waktu adalah hal yang paling penting dalam sebuah cerita. Untuk webnovel dengan bab yang panjang, aku saranin untuk gunakan alur maju saja. Jangan terlalu banyak flashback karena itu akan sangat membingungkan untuk pembaca dan juga penulisnya. Gunakan saja alur maju, si tokoh masa itu yang bercerita tentang masa lalu.


6. Pastikan bahwa segala sesuatu yang terjadi dalam urutan logis waktu, kecuali novelmu memiliki genre yang tidak biasa.

    Untuk genre novel biasa seperti Perfect Hero, aku selalu berusaha untuk menggunakan urutan waktu yang logis. Tahun lahir tokoh tidak boleh lebih dahulu dari tanggal pernikahan kedua orang tuanya. Terlebih saat ada hubungan cerita dengan masa lalu.Karena, fiksinya Perfect Hero hampir ke real life story

    Kalau ditanya, apakah tokohnya sungguhan ada? Kalian cek saja kehidupan Crazy Rich Surabaya! Aku menggunakan kota itu sebagai latar novel, bukan tanpa alasan. Aku juga menggunakan alur waktu di tahun 2017 dan seterusnya. Jadi, ketika si tokoh nonton film di bioskop, aku tidak mungkin memunculkan film yang dirilis setelah tahun 2018. Alur waktu dan semuanya harus logis. Perlu banyak riset untuk bisa membuat alur waktu yang detil dengan jumlah bab yang ratusan.

    Kalau penulis genre fantasy, time traveller dan sejenisnya ... tentu bisa berimajinasi sebebas-bebasnya dan tidak terpaku pada alur waktu dan tempat yang sesuai di dunia nyata. 

    Artinya, menulis cerita fiksi juga nggak asal-asalan. Tetap harus melakukan riset, tetap harus menentukan alur waktu yang sesuai.



7. Pastikan perilaku karakter dalam novelmu sesuai dengan kepribadiannya.

    Nah, ini yang biasanya bikin penulis yang udah nulis banyak tokoh itu pusing. Pusing dengan banyaknya karakter yang dia ciptakan. Kenapa? Aku ngerasain sendiri, sih. 

    Aku perlu bekerja keras untuk membuat kepribadian si tokoh itu tidak berubah ketika menghadapi konflik. Aku pakai contoh di Novel aku aja ya, karena aku lebih mudah untuk mengingatnya. 

    Ada lima Hero yang ada di novel Perfect Hero. Yeriko, Chandra, Lutfi, Satria dan Arjuna. Setiap tokoh punya karakter dan kehidupan yang berbeda. Punya kelebihan dan kekurangan masing-masing.

    Itu baru 5 tokoh utama. Belum lagi sama pasangannya, kedua orang tua mereka, teman-teman bisnis, teman sekolah dan lain-lain. Secara, kita hidup di dunia ini juga bertemu dengan banyak orang. Hanya orang-orang tertentu yang setiap hari bertemu dengan kita. Kita akan terus bertemu dengan orang berbeda setiap hari, setiap bulan dan setiap tahun. Udah nggak terhitung berapa tokoh "Perfect Hero" yang sudah menginjak bab 700 di bulan ke-8. Yang jelas, kalau nggak panda menguatkan karakter, kadang tokoh itu bisa tertukar kepribadiannya.


8. Periksa semua detail agar informasi yang kamu berikan tetap konsisten.

    Untuk penulis novel fisik yang jumlah katanya nggak lebih dari 100rb kata dan masih bisa melakukan perubahan, tentunya akan lebih mudah sebelum novelnya dirilis. Tapi ... untuk penulis webnovel yang dituntut untuk rilis minimal 3 bab sehari, harus bener-bener punya pegangan untuk yang satu ini supaya cerita dalam novel kita tetap konsisten.

    Saat kita ingin memberikan informasi tapi tidak mengetahui detailnya, itu bener-bener bikin sakit kepala. Selain kita harus nyari ide, kita juga harus riset secara bersamaan. Makanya, jadi penulis webnovel itu nggak mudah. Tingkat setress-nya jauh lebih tinggi karena setiap hari harus rilis dan berhadapan langsung sama pembaca. Udah kayak nulis skenario sinetron.

    Supaya bisa tetap konsisten, tentunya harus punya detil informasi setiap adegannya. Jangan terlalu banyak menggunakan bahasa ilmiah kalau sebenarnya otaknya pas-pasan kayak aku. Karena cuma akan bikin banyak plot hole di cerita kamu.

 

 

Udah, ah ...

Sampai di sini aja ya ocehan dari aku.

Aku udah ngantuk banget dan harus istirahat. Supaya, bisa nulis novel lagi untuk besok pagi.

 

Jangan lupa baca "Perfect Hero" hanya di aplikasi Novelme atau Novelaku ya!

Udah bab 733 loh...

Kamu akan ngerasain gimana amazingnya menulis cerita dengan episode yang puanjaaang banget! Sampai-sampai, semua reader setianya Perfect Hero selalu mengaitkan novel ini dengan sinetron "Ikatan Cinta" yang belum pernah aku tonton sekali pun. Maklum ya, penulis ya sibuknya ngehalu sama nulis doang. Belum sempat mau nonton sinetron karena harus update bab setiap hari.

 

Thanks udah mau baca tulisannku yang acak-acakan ini...

Sekarang, kalian boleh muntah setelah baca ini!

 

Ups, aku nggak tanggung jawab!

 

Kabooor dulu, guys!

 

Bye-bye!! 




______________________________________________
🅒Copyright. 
Dilarang mengutip atau menyebarluaskan konten blog ini tanpa mencantumkan link atau kredit penulis.



0 komentar:

Post a Comment

Copyright © Rin Muna
Design by Anders Noren | Blogger Theme by NewBloggerThemes.com | Edited by Gigip Andreas