Monday, November 30, 2020

Nggak Nyangka! Ideku Diadopsi untuk Pembelajaran Pencegahan Kekerasan Seksual untuk Anak Usia Dini



Hai ... hai ...!
Apa kabar semua?
Semoga sehat selalu dan makin rajin membaca ya!


Kali ini, Kak Rin mau sharing sedikit tentang kegiatan keseharian Kak Rin di Desa Beringin Agung.

Eh, Kak Rin kan bukan pendidik, bukan guru ... Cuma ibu rumah tangga biasa yang kebetulan punya rumah baca.

Tanggal 22 November kemarin, aku ikut Pelatihan Kader Ramah Anak yang diadakan di Merkurius Room, Graha Bintang, Balikpapan.

Ada hal lucu di sana yang bikin aku mau ketawa terus-terusan. Mau tahu apa?
Hahaha ...
Ketawa aja dulu, siapa tahu nanti nggak lucu.

Oke, lanjut ... di saat sesi FGD, kami membuat kelompok yang terdiri dari lima orang. Kelompok lain, mayoritas adalah guru dan sudah terbiasa dengan pembelajaran di sekolah. Sedangkan aku, dapet kelompok yang isinya warga biasa dan laki-laki semua. Di kelompok itu, yang perempuan cuma aku. Yang lain itu Pak Eko (Sekdes), Putera (Perangkat Desa), Supri (Karang Taruna), Irul (Warga), Mas Gun (Ketua RT07).

Kalian bayangin, ya!
Bayangin dulu!

Nggak ada satu pun yang punya pengalaman mengajar di sekolah dan isinya laki-laki semua. 
Entah kenapa, aku lebih senang ngobrol sama laki-laki karena pikiran mereka simple, suka bercanda dan nggak mudah tersinggung dengan mulutku yang suka nyablak.
Apalagi, kami semua dapet tugas untuk melakukan pembelajaran pada anak usia dini. Yang ada di pikiranku adalah kegiatan yang simple, seru, disukai anak-anak dan bikin ribut.

Alhasil, saat kelompok lain mulai sibuk dengan karton dan konsep pendidikan yang akan mereka ajarkan ke murid-muridnya. Kami berlima cuma bercanda sambil tunjuk-menunjuk, alias bingung mau bikin apaan.

Oke, karena yang punya pengalaman mengajar cuma Mas Eko. Eh, Pak Eko ... karena beliau dulu adalah guru SD saya. Saat ini, Pak Eko adalah pelatih sepak bola di SSB Desa Beringin Agung. Jadi, aku kasih ide untuk menggunakan kartu merah seperti saat pertandingan sepak bola.

Semua mengiyakan dan Putera menambahkan kalau bagian tubuh yang boleh disentuh menggunakan kartu warna biru, yang tidak boleh disentuh menggunakan kartu warna merah.


Setelah melakukan pengenalan anggota tubuh yang boleh disentuh dan tidak boleh disentuh, kami akan menanyakan pada semua murid-murid yang ada di ruangan itu. Misalnya, ketika kami menyebutkan bagian tangan, semua murid akan mengangkat kartu warna biru. Saat kami menyebutkan bagian dada, semua murid akan mengangkat kartu warna merah. Kami akan menyebutkan nama anggota tubuh secara cepat dan yang salah angkat kartu akan mendapatkan hukuman. 

Yeay ...! Seru banget 'kan? Karena sasaran kita adalah anak-anak usia dini. Tentunya berbeda dengan kelompok lain yang sasarannya adalah remaja.

Pokoknya, ini ide paling simple, paling seru dan cocok untuk anak-anak. Kenapa? Karena akhirnya teman-teman dari Pena dan Buku mengadopsi ide ini untuk dijadikan bahan ajar mereka.
Seneng banget rasanya kalau ide sederhana ini bisa dihargai dan digunakan oleh orang lain. Aku merasa kalau hidupku ini ternyata masih ada manfaatnya walau cuma sedikit.

Kalau mau lihat contoh permainan serunya, klik link di bawah ini ya! 👇👇👇




Inilah keseharianku yang bisa aku bagi dengan kalian semua.

Semoga bermanfaat dan menginspirasi.


Much Love,
@rin.muna

0 komentar:

Post a Comment

Copyright © Rin Muna
Design by Anders Noren | Blogger Theme by NewBloggerThemes.com | Edited by Gigip Andreas