Saturday, June 29, 2019

Remaja yang Mempertanyakan Masa Depan

Pixabay.com

Membicarakan dunia remaja memang tidak akan ada habisnya. Dunia remaja adalah dunia yang asyik untuk dibahas dengan beragam permasalahannya. Salah satunya adalah tentang bagaimana remaja memikirkan masa depannya. Tentu banyak anak remaja yang kerap mempertanyakan masa depannya ketika ia mulai memasuki dunia remaja.

Remaja seringkali mempertanyakan apa yang akan mereka lakukan dalam kehidupannya terlebih menyangkut soal pekerjaan. Banyak remaja yang bertanya pada dirinya sendiri apakah di masa depan dia akan kuliah, bekerja atau masuk ke dalam dunia militer.

Banyak remaja yang bingung mempertanyakan masa depannya akan bahagia atau tidak, bisa memberikan kontribusi besar atau tidak dan di mana mereka akan memperoleh tempat yang nyaman sesuai dengan minat dan pemikiran mereka. Tentunya remaja harus memahami bahwa pilihan-pilihan yang ia buat akan menuntunnya ke suatu tempat.

Ketika remaja memilih untuk kuliah, tentu ia sedang dalam proses menuju ke suatu tempat yang memiliki makna lebih jauh dan lebih dalam dari sekedar dunia pendidikan. Anak-anak dengan pemikiran ini biasanya bisa lebih sukses dan cerdas dalam menghadapi setiap persoalan hidupnya.

Ada remaja yang memilih bekerja dengan dalih memenuhi kebutuhan keluarga atau tidak ingin menyusahkan keluarga karena faktor ekonomi.

Ada pula remaja yang memilih untuk menikah karena tidak tahu apa yang harus ia lakukan di masa depan. Baginya, menikah adalah pilihan paling mudah dan menjadi ibu rumah tangga di usia muda adalah hal yang biasa. Walau banyak pernikahan muda yang justru berakhir dengan perceraian.


Sebagai orang tua yang ingin membantu anak remajanya akan menceritakan sesuatu tentang pergumulan mereka, kekecewaan mereka dan juga sukacita mereka sendiri. Sebagai orang tua kita tidak bisa memberikan jawaban atau tanggapan yang asal-asalan, kita harus bisa mendorong anak remaja kita untuk mencari jawabannya dan mungkin memperkenalkannya kepada orang-orang dari bermacam bidang pekerjaan untuk menceritakan tentang pengalaman hidup mereka atau biasa disebut sebagai inspirator.

Sebagai orang tua hendaknya kita bisa mendorong anak remaja untuk mengikuti teladan yang baik. Dan tokoh teladan paling baik di dunia ialah Nabi Muhammad SAW. Anak-anak remaja akil balik akan lebih terarah hidupnya ketika orang tua bisa menghadirkan atau menceritakan sosok yang mampu menginspirasi hidup mereka.

Pria dan wanita yang memberikan dampak besar dalam sejarah manusia adalah mereka yang merasakan panggilan Illahi dan yang mengamalkan panggilan tersebut dalam berbagai kegiatan sehari-hari dan pekerjaan mereka.

Permasalahan di atas adalah permasalahan yang dihadapi oleh hampir semua remaja di dunia dari semua generasi. Tetapi, remaja modern hidup di dunia yang sangat berbeda dengan remaja pada masa lampau dan pastinya jauh berbeda dengan kehidupan orang tuanya saat remaja.




Sumber Referensi : Buku The Five Love Languages of Teenagers, Gary Chapman

Friday, June 28, 2019

Remaja Memikirkan Tentang Seksualitas serta Pernikahan


pixabay.com

Hai ... bunda...!
Punya anak remaja? Seperti apa sih menyikapi perubahan pada anak-anak di usia remajanya.
Tentunya ada banyak perubahan pada diri remaja baik secara fisik maupun perilaku.
Ada satu hal yang perlu kita perhatikan sebagai orang tua yang memiliki anak remaja.
Salah satunya adalah pemikiran tentang seksualitas dan pernikahan.

Remaja memiliki sebuah tantangan besar untuk bisa memahami seksualitasnya sendiri dan mempelajari peran-peran yang ia lakoni ialah peran maskulin atau feminin. Hal yang pantas dan tidak pantas dalam berhubungan dengan lawan jenis. Bagaimana remaja itu sendiri menangani pikiran-pikiran dan perasaan seksualnya sendiri. Pertanyaan-pertanyaan ini seringkali diabaikan oleh orang tua namun tak bisa diabaikan oleh remaja tersebut.

Munculnya seksualitas remaja adalah bagian dari dirinya, tentang siapa dia. Berhubungan dengan lawan jenis adalah suatu kenyataan yang selalu ada. Kebanyakan remaja memiliki sebuah impian untuk menikah dan memiliki sebuah keluarga.

Orang tua sejatinya menjadi salah satu tempat yang nyaman bagi anak-anak remaja untuk bisa mengungkapkan perubahan dalam diri dan perasaannya tanpa harus merasa akan mendapatkan komentar pedas apalagi merasa diintervensi oleh orang tuanya. Kita bisa memulai dengan percakapan normal untuk membahas persoalan-persoalan yang berhubungan dengan seksualitas, pacaran dan pernikahan.

Selain memberikan pendidikan seksual di dalam keluarga sejak usia remaja. Orang tua dan lingkungan masyarakatnya harus bisa bersinergi dalam memberikan ruang bagi remaja untuk belajar dan mendiskusikan aspek penting dari perkembangan remaja dengan cara terbuka juga penuh dengan kepedulian.

Anak-anak remaja yang memiliki nilai kepedulian dalam kehidupan sehari-harinya, maka ia adalah anak remaja yang peka terhadap perubahan di sekitar dan mampu menempatkan dirinya dalam lingkungan yang positif.

Anak remaja adalah anak yang selalu ingin dipahami. Oleh karenanya, ketika ia melakukan sebuah kesalahan, ia tidak langsung menceritakan kesalahannya pada kedua orang tuanya. Sebab, sebagian orang tua memang beranggapan bahwa anak tidak boleh melakukan sebuah kesalahan apalagi hal yang memalukan. Hal seperti itulah yang akhirnya remaja tidak nyaman untuk bercerita dengan orang tuanya, sehingga lebih memilih tempat lain untuk bisa membantu mengeluarkan dari masalah. Namun, hal seperti itu tetaplah menimbulkan masalah karena pada akhirnya ia akan mencari tempat lain (kelompok/geng/teman) untuk bisa membuatnya nyaman dan juga menjawab pertanyaan-pertanyaan dalam hati remaja. Pertanyaan dengan jawaban yang salah dapat membuat seorang akhirnya salah memilih tujuan hidup mereka.

Oleh karenanya, peran serta orang tua sangat dibutuhkan dalam memahami dan menanggapi setiap permasalahan yang sedang di hadapi.





Buku referensi : The Five Love Languange of Teenagers


Saturday, June 22, 2019

Pengalaman Pertama Mengikuti Seleksi Pemuda Pelopor Tingkat Kabupaten

Kamis, 20 Juni 2019 adalah sebuah perjalanan yang patut untuk aku abadikan dalam hidupku.
Pukul 04.00 pagi aku sudah bersiap untuk berangkat ke kantor Dispora Kab. Kukar. Awalnya Pak Kades sepakat berangkat usai sholat subuh, tapi sampa jam 05.30 WITA belum juga datang menjemputku. Ternyata, beliau masih menunggu salah satu staff desa yang awalnya tidak mau ikut berangkat ke Tenggarong. Alhasil, aku berangkat dari rumah hampir jam setengah 6. Untungnya pihak Dispora memberikan kompensasi waktu atas ketidakdisiplinanku. Terlebih lagi, Pak Kades salah alamat, beliau membawaku ke kantor Dispora lama, sementara kantor Dispora sudah pindah ke wilayah Stadion Aji Imbut.

Pertama kali aku masuk kota tenggarong, aku sedikit tercengang karena ada beberapa bangunan yang aku lihat tidak selesai dikerjakan alias mangkrak. Padahal, ada beberapa taman kota yang konsepnya terlihat sangat menarik.

Aku juga tercengang ketika masuk ke stadion Aji Imbut yang terkenal sebagai stadion termahal versi 6 Stadion Termahal di Asia Tenggara. Sebelum masuk ke sini, yang terlintas di pikiranku adalah sebuah stadion dengan berbagai fasilitas lengkap, baik dan ramai pengunjung. Aku membayangkan stadion ini seperti supermarket atau Bandara Internasional. Eh, ternyata sangat jauh dari yang aku bayangkan. Stadion ini seperti bangunan mati. Hampir semua bangunannya terlihat tidak pernah tersentuh aktivitas manusia. Pantas saja kalau Mitra Kukar tak mau lagi memakai stadion ini sebagai rumah latihan mereka. Padahal, bangunan di sini termasuk bangunan yang lengkap. Tapi, entah kenapa tidak terawat sama sekali dan ini sangat disayangkan. Terlebih lagi bagi orang dari kampung sepertiku, melihat bangunan sebesar ini terbengkalai begitu saja.

Apakah APBD tidak cukup untuk membiayai perawatan gedung sebesar ini? Lalu, pemerintah diam saja dan membiarkan bangunan ini mangkrak. Sepertinya gedung ini hanya akan diperbaiki dan dipoles menjelang laga nasional atau internasional. Kalau melihat kondisinya, miris sekali. Padahal, bisa saja pemerintah membuat sekolah di dalamnya supaya aktivitas di stadion ini bisa hidup daripada dibiarkan mangkrak, hanya membuat kondisi gedung rapuh termakan cuaca.

Yah, itulah pengalaman pertama kali aku masuk ke Stadion Aji Imbut. Aku merasa payah karena aku tidak bisa melakukan apa-apa. Rasanya hati ini sudah nggak sabar pengen cabutin rumput kalau melihat rumput yang sudah meninggi di taman stadion tersebut. Tapi, memang begitulah kondisinya. Orang yang setiap hari ada di dalamnya saja mungkin tidak akan bisa merawat stadion sebesar itu hanya dengan tenaga beberapa orang.

Bukan hanya bangunan luar, tapi ruangan di dalamnya juga terlihat tidak begitu terawat. Saat aku baru sampai, aku langsung pamit ke kamar kecil dan ... kalau nggak kebelet banget karena udah 2 jam menahan pipis di dalam mobil, aku nggak bakal mau masuk ke toilet. Tak perlu aku gambarkan kondisinya seperti apa. Aku hanya berharap di sini ada sekolah, ada banyak murid-murid nakal yang dihukum membersihkan seluruh toilet yang ada di stadion ini supaya toiletnya layak untuk digunakan.

Oke, cukup di sini kesan pertama aku masuk ke stadion Aji Imbut. Kalau mau bahas kekurangannya, tulisanku tidak akan selesai dalam waktu seminggu.
Aku mau cerita soal pengalaman presentasi Pemuda Pelopor yang aku jalani di sana. Alhamdulillah, presentasi berjalan dengan baik. Komentar juri ada yang positif dan ada yang negatif. Positifnya, saya mendapat ilmu baru dan bisa memperbaiki kekurangan saya ke depannya. Negatifnya, ada kritik juri yang benar-benar menjatuhkan mental saya. Karena apa? Mungkin cukup aku yang tau bagaimana mentalku begitu jatuh ketika juri menyampaikan kritik sembari tersenyum sinis. It's oke ... apa yang aku lakukan mungkin tidak sesuai dengan harapan mereka. Tapi, yang aku lakukan selama ini bukan untuk pemerintah, aku melakukannya untuk masyarakat. Selama masyarakat di sekitar memberikan dukungan positif, artinya aku tidak boleh berhenti melangkah.

Ini pertama kalinya aku mengikuti seleksi dan memang mengerjakan presentasinya seorang diri tanpa pendampingan. Sehingga, aku hanya berpikir bagaiamana cara menyampaikan presentasi hanya dalam waktu maksimal 15 menit. Aku hanya menampilkan penjelasan-penjelasan secara deskriptif dan itu adalah salah satu kesalahanku.

It's oke ... apa pun hasilnya nanti, aku yakin kalau juri melakukannya untuk mendapatkan yang terbaik. Dan ini menjadi sebuah pengalaman yang berharga bagiku. Terlebih aku bisa bertemu dengan Pak Ahmad Junaidi dan foto bersama beliau. Hal yang selama ini sulit aku lakukan karena setiap kali bertemu dengan beliau di dalam sebuah acara di mana aku tidak mungkin mengakrabkan diri. Walau aku tahu beliau tidak pernah keberatan bila aku menyapa, tapi aku selalu menjaga posisiku sebagai perempuan dan masyarakat biasa. Ada saatnya aku bertegur sapa dan diskusi, ada saatnya aku tidak mengganggu acara inti beliau.

Terima kasih untuk Kepala Desa Beringin Agung, Bapak Zazuli, S.Pd.I dan Eks. Camat Samboja, Bapak Ahmad Junaidi yang telah memberikan dukungan sepenuhnya kepada kami, Saya  dan Adi Saputera, perwakilan dari Samboja untuk mengikuti seleksi Pemilihan Pemuda Pelopor di Kabupaten Kutai Kartanegara.

Semoga apa yang saya lakukan bisa memberikan banyak manfaat untuk masyarakat.








Wednesday, June 19, 2019

Musikalisasi Puisi by Duo Azizah - Taman Bacaan Bunga Kertas

Musikalisasi puisi Ultah Desa Beringin Agung ke-34.
Selasa, 18 Juni 2019 merupakan hari perayaan Ulang Tahun Desa Beringin Agung yang ke-34.
Taman Bacaan Bunga Kertas ikut berpartisipasi dalam mengisi acara Ulang Tahun Desa Beringin Agung. Selain menampilkan Tarian Dayak, Pameran Kriya, Pameran Buku dan Pameran Lukisan. Taman Baca juga mempersembahkan penampilan Duo Azizah dalam musikalisasi puisi.

Duo Azizah menyanyikan lagu Indonesia Pusaka dan Tanah Airku yang diselingi dengan puisi "Desaku".

Ada hal yang mengejutkan saat mereka akan menampilkan lagu wajib. Konsep awal yang kami buat adalah menyanyikan lagu Indonesia Pusaka dan Tanah Airku. Namun, saat acara berlangsung kami diminta untuk menyanyikan lagu Indonesia Raya. Jelas saja tanpa persiapan. Tiba-tiba aku harus menjadi dirigen dan kami menyanyikan lagu Indonesia Raya bersama para tamu undangan tanpa diiringi musik. Untungnya, semua undangan tetap khidmat menyanyikan lagu Indonesia Raya bersama-sama.
Usai penampilan musikalisask puisi dari Duo Azizah, langsung dilanjutkan Tarian Dayak yang juga dibawakan oleh remaja-remaja puteri Taman Bacaan Bunga Kertas.
Dalam kesempatan kali ini, Taman Baca diberikan banyak andil untuk berpartisipasi. Ini merupakan tantangan tersendiri bagi saya karena harus menyiapkan semuanya hanya dalam waktu satu minggu.
Selain sibuk menjadi panitia lomba, saya juga harus sibuk mempersiapkan ibu-ibu Mamuja yang mendapat pesanan 200 souvenir dan karya untuk dipamerkan. Saya juga harus menyiapkan anak-anak di divisi seni rupa untuk menyiapkan karyanya. Juga anak-anak remaja puteri yang akan menampilkan musikalisasi puisi dan tarian dayak.

Minggu ini merupakan minggu yang sangat melelahkan karena kegiatan yang sangat padat.
Tapi, saya merasa senang karena masyarakat mendukung sepenuhnya kegiatan-kegiatan yang ada di taman baca dan anak-anak remaja juga dengan senang hati berperan aktif di dalam kegiatan taman baca.

Ini adalah awal yang baik dan semoga ke depannya bisa menjadi lebih baik lagi. Bisa bermanfaat untuk masyarakat sekitar walau aku sendiri tidak mendapatkan apa-apa. Bayarannya adalah senyum kebahagiaan dan prestasi mereka.

Terima kasih untuk anak-anak remaja taman baca. Tetap aktif berkreasi, tetap solid menjadi keluarga dan sahabat. Tetap menjadi kebanggaan orang tua dan masyarakat sekitar.


Salam Literasi ..!

Pameran Pertama Mamuja (Mama Muda Samboja)


Samboja, 18 Juni 2019 merupakan hari ulang tahun Desa Beringin Agung Samboja yang ke-34 sekaligus menjadi momen pertama kalinya Mamuja (Mama Muda Samboja) dari Taman Bacaan Bunga Kertas menggelar pameran untuk pertama kalinya.

Mamuja merupakan salah satu klub atau divisi kreatif ibu-ibu muda di Samboja sebagai bagian dari pelaksanaan program literasi finansial.

Dalam pameran kali ini, ibu-ibu membawa serta semua karya-karya tangannya untuk dipamerkan. Karya Mamuja terlihat beragam. Mulai dari bunga plastik, bunga flanel, bunga sedotan, tas dan dompet rajut, tas dan dompet dari talikur, tempat tisu, tempat permen, karya seni rupa dan lain-lain.

Anggota Mamuja yang aktif dalam pameran adalah Anis (ketua), Rety, Yani, Alvina, Uut, Erna, Enny, Suyati dan saya sendiri /Rin Muna (Founder).

Ini merupakan pengalaman pertama kali mengikuti pameran dalam rangka memeriahkan hari jadi Desa Beringin Agung yang ke-34. Antusias ibu-ibu sangat tinggi dan saya bahagia melihatnya karena mereka mau merelakan waktu dan tenaganya untuk memberikan sumbangsih di acara ultah Desa yang ke-34.

Harapan ke depannya... Mamuja terus aktif berkarya dan bisa memiliki outlet / galeri sendiri sebagai wadah untuk menjual karya ibu-ibu muda samboja ini.

Semoga... kegiatan seperti ini terus aktif dan menjadi kegiatan rutin di taman baca sebagai bagian dari literasi finansial.

Terima kasih untuk teman-teman yang selalu mengajakku untuk mengisi waktu-waktu luangku dengan hal yang berkualitas.

Penari Dayak TBM Bunga Kertas Samboja

Borneo Dancer from @tbm.bungakertas
Selasa, 18 Juni 2018 merupakan salah satu momen yang tidak terlupakan bagi remaja puteri Taman Bacaan Bunga Kertas Desa Beringin Agung. Pasalnya, ini pertama kalinya bagi mereka tampil untuk mengisi acara HUT Desa Beringin Agung yang ke-34.

Beberapa minggu yang lalu, mereka sudah berlatih di taman baca untuk persiapan pentas. Senang rasanya karena akhirnya bisa menampilkan kesenian Tradisional ini di tengah-tengah masyarakat umum dan para tamu undangan.

Tari Dayak ini tampil pada acara pembukaan. Ada 6 remaja puteri yang menarikan tarian ini yakni Joice, Margaretha, Ella, Esti, Evi dan Imel. Keenam remaja puteri ini tampil percaya diri menarikan tari tradisional Dayak.

Tari-tarian tradisional ini merupakan salah satu upaya untuk melestarikan kesenian dan kebudayaan asli Kalimantan Timur. Walau kami tinggal di wilayah pesisir dan bukan merupakan warga suku dayak. Tapi, kami juga ikut peduli dalam melestarikan kebudayaan asli wilayah Kalimantan Timur.

Dengan penampilan pertama mereka, saya berharap akan banyak yang tertarik dan bergabung dalam klub kesenian taman baca untuk bisa melestarikan budaya asli Kalimantan. Sekalipun warga desa Beringin Agung adalah masyarakat suku jawa. Tapi, kami juga ingin melestarikan budaya asli Kalimantan Timur.

Dengan aktifnya anak-anak remaja berkegiatan di Taman Baca. Maka, program penanaman Literasi Budaya sebagai pola dasar literasi di taman baca sudah mulai berjalan walau belum maksimal.



Samboja, 18 Juni 2019

Saturday, June 15, 2019

Cinta yang Ternoda


Pagi ini hujan turun teramat deras, menyatu dengan derasnya air mata yang jatuh membasahi pipi. Aku begitu sakit saat aku tahu bahwa orang yang aku cintai justru memilih wanita lain untuk menjadi pasangan hidupnya.

Aku dan Riko sudah berpacaran selama 3 tahun sejak kami masih sama-sama kuliah. Aku pikir hubungan kami akan baik-baik saja. Ternyata tidak.

Riko adalah sosok pria yang baik di mataku. Tak pernah sekalipun kami bertengkar serius. Dia pria yang baik, bijaksana dan romantis. Aku ingat bagaimana cara ia memberikan kejutan-kejutan kecil yang selalu membuatku terkesan. Setiap hari yang aku jalani bersamanya selalu terasa indah.

Semua keindahan hubungan kami itu benar-benar sirna hanya dalam sekejap. Dunia rasanya gelap gulita. Aku seperti tidak pernah menemukan siang dalam hari-hariku. Aku terlalu sakit ditinggalkan begitu saja oleh pria yang kuanggap baik, ternyata bisa menyakitiku lebih dari sakitnya kematian.

Dua hari yang lalu, Riko memberikan aku secarik kertas undangan. Aku pikir, dia mengajakku pergi ke pernikahan teman seperti biasanya. Aku tidak menyangka kalau itu adalah hari pernikahannya dia. Kamu tahu, bagaimana rasanya ketika pacarmu sendiri memberikan undangan pernikahannya dengan wanita lain? Sakit. Sangat sakit.

"Maafin aku ...!" Riko hanya menatapku kosong sementara aku menangis histeris karena secarik kertas undangan yang ia berikan padaku.

"Kenapa kamu tega sama aku?" tanyaku bersama derai air mata. Entah kenapa dia tega melakukannya padaku. Bahkan seluruh keluarganya juga berhasil membohongiku. Bagaimana tidak, seminggu yang lalu aku masih bersilaturahmi ke rumah orang tua Riko. Status kami masih pacaran. Hubungan kami masih baik-baik saja. Ibunya juga bersikap baik padaku. Aku sama sekali tidak tahu kalau mereka sudah menyiapkan pernikahan untuk Riko dan wanita yang tidak aku kenal.

"Aku sayang sama kamu. Kamu bilang, kamu sayang sama aku. Kenapa kamu malah nikah sama cewek lain? Kamu jahat banget! Kamu punya hati apa nggak sih!?" makiku tanpa sadar memberontak dan memukuli tubuhnya sesukaku.

Riko sama sekali tidak membalas atau pun mencegah. Ia membiarkan aku menampar, memukuli dadanya dan menangis sejadi-jadinya. Ia tahu, aku jauh lebih sakit daripada aku melukainya dengan kuku atau benda tajam.

"Aku sayang sama kamu. Dan nggak akan pernah berubah."

"BOHONG!!!"

"Kita sama-sama cinta tapi kita nggak berjodoh. Aku minta maaf ... ini semua salahku." Riko menahan air matanya untuk bisa keluar, namun bisa aku lihat kalau sudut-sudut matanya juga basah.

"BAJINGAN!!!"

"Maki aku sesukamu. Kalau perlu, bunuh aku sekarang juga!" teriak Riko.

"Kalo kamu cinta sama aku, kenapa kamu nikah sama orang lain? Kamu selingkuh di belakang aku, hah!? Aku kira kamu cowok baik. Nyatanya kamu jauh lebih jahat dari yang aku kira."

"Aku nggak bisa menolak pernikahan ini."

"Kenapa? Orang tua jodohin kamu? Aku pikir ortu kamu suka sama aku. Mereka selama ini baik sama aku. Udah anggep aku kayak anaknya sendiri. Aku nggak nyangka kalau mereka juga sejahat ini sama aku."

"Bukan salah mereka. Mereka nggak jahat! Aku yang jahat! Mereka sayang sama kamu seperti yang kamu lihat."

"Terus kenapa kamu tega ngelakuin ini sama aku?"

"Aku nggak bisa nolak. Mama sama Papa juga nggak setuju aku nikahin dia. Tapi ...." Riko terdiam beberapa saat. Suaranya tercekat dan air matanya mengalir deras saat menatapku. Pundaknya naik turun menahan emosinya. "Dia hamil dan aku harus bertanggung jawab." Riko menjatuhkan lututnya ke lantai. Merangkul kaki dan mengecup ujung jemari kakiku. "Maafin aku. Aku udah berdosa karena menghianati cinta sucimu. Aku menyesal karena tergoda dengan nikmatnya nafsu yang ia tawarkan."

Aku serasa tersambar petir jutaan voltase saat mendengar kalimat-kalimat menyakitkan itu keluar dari mulut Riko. Aku tidak percaya kalau ia telah melakukan hal sekotor itu di belakangku. Untuk apa kami berpacaran kalau dia tidur dengan wanita lain. Ini gila! Benar-benar gila. Dia main gila di belakangku dan dia masih bersikap baik dan manis. Ini lebih menyakitkan dari apa pun.

Siapa aku sekarang?
Cuma jadi perempuan tak berguna yang mengurung diri di dalam kamar selama dua hari.
Aku malu ... malu bertemu dengan siapa pun termasuk ibuku.
Aku tidak tahu harus berkata apa.
Semua orang pasti akan bertanya kenapa Riko menikah dengan wanita lain?
Kalau wanita yang bukan menjadi pacarnya sudah dihamili ... semua orang akan berpikir kalau aku adalah wanita murahan yang sudah menyerahkan tubuhku pada Riko. Padahal, aku sama sekali tidak pernah melakukannya. Mungkin hal itu juga yang membuat Riko akhirnya berpaling, karena aku tidak mau melakukan hal bodoh dan menghancurkan masa depanku. Maka dia pilih wanita lain untuk bisa memuaskan nafsunya.

Tapi, persepsi orang tidak akan berubah. Zaman sekarang, mana ada perempuan yang masih mempertahankan keperawanannya untuk laki-laki yang menjadi suaminya. Sex after married menjadi hal yang tabu di zaman sekarang ini. Dan kamu hanya akan jadi bahan tertawaan teman-temanmu saat kamu bilang belum pernah melakukan hubungan seks di luar nikah. Ini aku alami selama aku berpacaran dengan Riko. Mungkin saja Riko lebih tertarik dengan gaya hidup teman-temannya ketimbang mempertahankan prinsip kesucian dalam sebuah hubungan. Dan hal itu yang membuatnya memilih tidur dengan perempuan lain.

Aku tidak menyangka kalau laki-laki lebih memilih wanita yang bisa memberinya kenikmatan sebelum menikah ketimbang wanita yang mempertahankan kesuciannya sampai dia benar-benar dinikahi oleh pria yang mencintainya.

Mungkin benar kalau wanita yang baik hanya untuk laki-laki yang baik. Tuhan telah menunjukkan padaku kalau Riko bukanlah laki-laki yang baik untukku. Aku harap ... Tuhan akan mempertemukan aku dengan laki-laki baik. Laki-laki yang bisa menjaga dan mencintaiku dengan ketulusan hati karena Allah SWT.

Tapi ... aku tetap hancur saat ini. Bahkan aku tidak sanggup menghadapi hari esok. Aku tak sanggup menatap matahari walau begitu kurindukan kehangatannya. Aku terlalu hancur dan tak mampu bangkit lagi. Selamat tinggal Riko ... selamat tinggal kenangan tentang kita.




Ditulis oleh Rin Muna
Samboja, 15 Juni 2019



Friday, June 14, 2019

Rindu yang Tak Termiliki



Aku rindu ...
Pada waktu yang tak mengizinkan aku merindu.

Aku rindu ...
Pada angin yang tak mengizinkan aku menyapa.

Aku rindu ...
Pada hari yang tak mengizinkan bersela.

Aku rindu ...
Pada cinta yang tak mengizinkan bersama.

Aku rindu ...
Pada kamu yang tak kan sempat aku miliki.

Aku rindu ...
Pada kamu yang tak henti mengusik hati ini.

Aku rindu ...
Sebab kau bagai udara, tak pernah terlihat tapi selalu kubutuhkan.




Ditulis oleh Rin Muna
Samboja, 14 Juni 2019

Copyright © Rin Muna
Design by Anders Noren | Blogger Theme by NewBloggerThemes.com | Edited by Gigip Andreas