Thursday, March 14, 2019

[Sinopsis] - Ranting Ranti


RANTING RANTI
A Novel by Rin Muna (Walrina Munangsir)


Sinopsis:
Ranti, gadis kecil yang baru duduk di kelas 4 SD harus menerima kenyataan kepergian kedua orang tuanya untuk selamanya. Ia harus merawat kedua adiknya yang masih sangat kecil tanpa kasih sayang orang tua.
Menjadi dewasa tanpa kasih sayang orang tua tentunya hal yang tidak mudah. Bagaimana ia menjalani kehidupannya? Merawat dan mendidik dua adiknya hanya untuk mewujudkan cita-cita kedua orang tuanya yang telah tiada.
Kehidupannya keras. Ia tetap menerima semua rasa sakit dengan lapang dada. Tidak ada keinginan sedikitpun untuk menghindar bahkan menjauhinya.
Seperti sebuah pedang
Ia harus dibakar ... ditempa ...
Dibakar ... ditempa ...
Dibakar lagi ... ditempa lagi ...
Sampai ia menjadi tajam dan berharga.
Bahkan mampu membunuh semua luka dalam hidupnya.

#LoveStory
#InspiringStory
#YoungAdult
#Romance




BAB 5
BAB 6
BAB 7
BAB 8
BAB 9
BAB 10








Wednesday, March 13, 2019

Belajar Hidup dari Ikan

Ariesa66



Ikan adalah salah satu hewan yang memiliki banyak manfaat bagi kesehatan. Omega 3 yang terkandung dalam ikan bermanfaat untuk kesehatan jantung. Selain itu, mengkonsumsi ikan juga bermanfaat untuk meningkatkan kecerdasan otak, menekan resiko kanker, menyehatkan mata, merawat kulit, mengatasi depresi dan lain sebagainya.
Ikan memiliki banyak manfaat untuk kehidupan manusia. Namun, ia tidak sombong, tak lantas membuatnya hidup di daratan atau di tempat yang lebih tinggi. Ia tetap hidup di dasar air. Sebagai makhluk yang posisinya paling rendah, hidup di bawah kaki manusia tapi memiliki banyak manfaat.
Ikan ada yang hidup di air asin, air keruh bahkan di tempat yang berlumpur. Namun, tak membuat dirinya menjadi asin atau menjadi barlumpur. Buktinya tetap saja enak di konsumsi oleh manusia. Hal ini menunjukkan kalau ikan memiliki pendirian yang teguh. Sekalipun ia berada di tempat yang asin, di tempat yang kotor. Tidak menjadikan tubuhnya asin atau berbau lumpur. Baunya tetap sama, tetap amis. Hidupnya tetap teguh pada pendiriannya. Tidak mudah berubah mengikuti kondisi lingkungannya. Di sini kita belajar, bahwa kita bisa berada di mana saja, berteman dengan siapa saja. Bahkan, berteman dengan orang paling nakal sekalipun tidak lantas membuat kita ikut nakal. Dari merekalah kita bisa membedakan antara yang baik dan yang buruk. Bukan kemudian ikut-ikutan menjadi buruk. Kalau kita ada di dalam lingkungan yang baik. Tentulah kita termasuk orang yang beruntung. Maka, kita harus belajar menjadi lebih baik. Jika kita berada dalam lingkungan yang buruk, kita juga harus belajar membentengi diri agar kita tidak mudah terpengaruh dan selalu bisa mawas diri menjadikan diri kita lebih baik lagi.
Ikan berenang melawan arus. Contohnya ikan Salmon. Ikan Salmon sanggup melawan arus air, naik ke atas, rela luka-luka, berani mengambil resiko di makan pemangsa hanya untuk mencapai tujuan hidupnya yakni bertelur di hulu sungai. Dalam hidup ini pasti ada resiko. Bukan tentang menjalani hidup apa adanya seperti air mengalir, tapi bagaimana kita berani menghadapi resiko demi mencapai tujuan kita.
Sama halnya Ketika aku memutuskan untuk menulis, maka aku harus mengambil resikonya. Resiko tidak ada pembaca yang membaca tulisanku. Resiko mendapat kritikan pedas ketika aku menulis sebuah opini. Resiko mendapatkan hujatan karena tulisan kita dianggap tidak bermanfaat dan lain-lain. Setiap apapun yang kita kerjakan pasti ada resikonya. Tidak ada satupun dalam kehidupan ini yang tidak beresiko. Maka, kita harus menjadi orang yang berani, tangguh, sabar dalam menghadapi resiko. Jangan menyerah walau dicaci! Jangan menyerah walau jatuh berkali-kali!
Hidup ini indah jika kita selalu bersyukur. Berani memeluk semua rasa sakit dengan penuh cinta. Berani menjadikan resiko adalah cinta kasih dari Tuhan yang menginginkan kita menjadi manusia yang lebih baik lagi. Jangan pernah takut. Tetaplah berikhtiar dan mulailah segala sesuatu dengan ucapan “Bismillah” supaya kita kuat menjalani resiko apa pun.

Selamat malam ...
Semoga esok menjadi hari yang menyenangkan.
Tetap semangat ya ...!


______________________________
🅒 Copyright.
Karya ini dilindungi undang-undang.
Dilarang menyalin atau menyebarluaskan tanpa mencantumkan nama penulis.

Rumah


Rumah

Fietzfotos

Aku jejaki setiap ruang
Kemudian pergi mencari uang
Tak tentu kapan akan pulang
Menunggu hari-hari luang

Hari-hari luang aku pulang
Merebahkan diri bermimpi di atas ranjang
Jam-jam luang aku pulang
Menyapa jiwa-jiwa yang aku sayang

Terkadang berbulan-bulan aku tak pulang
Dirindukan orang-orang yang aku sayang
Sejauh apa pun aku melayang-layang
Rumah, tempatku kembali pulang
Sejauh mana pun aku terbang
Rumah, tempatku rindu memadu kasih sayang

Sejauh mana pun aku melangkah
Rumah adalah tempat terbaik untuk pulang
Sejauh mana pun aku berkelana
Rumah adalah tempat terindah untuk pulang
Sejauh apa pun kaki ini pergi
Ia tak pernah lupa rumahnya untuk pulang


~Rin Muna~
Kalimantan Timur, 01 November 2018

Aku Tak Peduli

Aku Tak Peduli
ThuyHabich


Aku tak peduli siapa kamu
Aku cinta
Aku tak peduli seperti apa dirimu
Aku terlanjur cinta
Aku tak peduli bagaimana dirimu
Aku sudah cinta

Aku tak peduli langit menghitam
Aku tetap cinta
Aku tak peduli ombak lautan menghantam
Aku tetap cinta

Aku tak peduli seribu pedang menembus dada
Aku akan cinta
Aku tak peduli sejuta panah bersarang di kepala
Aku akan tetap cinta

Aku tak peduli ratusan pisau menyayat kulitku
Aku sudah cinta
Aku tak peduli puluhan belati menembus jantungku
Aku sudah cinta

Aku tak peduli jutaan orang akan menjatuhkan langkahku agar berhenti mencintaimu
Aku sudah terlanjur cinta
Aku tak peduli miliaran kata biadab menghujani hatiku agar berhenti mencintaimu
Aku sudah terlanjur cinta


Ditulis Oleh Rin Muna
Kutai Kartanegara, 3 Agustus 2018
Teruntuk dirimu, yang membuatku jatuh cinta tanpa alasan (Alifia Shaumi Aleshana)

Kopiku Sendiri


Kopiku Sendiri

freephotocc


Kopiku
Masih hangat
Kusesap sendiri berteman sepi
Secangkir saja
Sunyi

Kopiku sendiri
Satu cangkir di meja sudut ruang
Tak berdenting bertemu cangkir yang lain
Tak bersapa dengan kopi yang lain

Di seberang meja
Kopi-kopi riuh penuh canda tawa
Cangkir-cangkir berdenting saling menyapa
Tawa bahagia dari penikmatnya

Kutatap kursi kayu di depanku
Kosong ...
Tak ada senyum penikmat kopi menemani
Aku tersenyum pada diri sendiri
Aku tertawa untuk diriku sendiri

Kopiku sendiri.
Sama dengan jiwaku

Menanti hadirmu
Sendiri!

~Rin Muna~
Kalimantan Timur, 16 Oktober 2018

Copyright © Rin Muna
Design by Anders Noren | Blogger Theme by NewBloggerThemes.com | Edited by Gigip Andreas