Sunday, October 29, 2023

APA ITU MADING?

 


Hai, Peers ...!
Kali ini aku mau bahasa salah satu materi yang aku bawakan setiap minggunya di Rumah Literasi Kreatif.  Ya, aku memberikan materi dan bimbingan kepada anak-anak yang memiliki minat dalam dunia kepenulisan. Hal pertama yang aku ajarkan kepada mereka ialah membuat mading. 
Kenapa mading?
Karena mading adalah media komunikasi yang cukup menarik di kalangan anak-anak remaja. Hal ini, bertujuan untuk memantik minat mereka terhadap dunia kepenulisan.
Ada beberapa anak remaja yang sedang giat untuk belajar tentang kepenulisan di Rumah Literasi Kreatif dan aku mengajarinya dengan cara membuat mading terlebih dahulu.


Mading itu apa, sih?

Mading ialah singkatan/akronim dari Majalah Dinding. Mading merupakan salah satu media komunikasi yang ditempel di dinding, biasanya memuat informasi seputar dan dapat ditempel di dinding. Mading bisa dibuat oleh siapa saja yang memiliki keinginan atau keahlian untuk membuatnya.
Informasi yang disertakan di dalam mading dapat berupa naskah, artikel atau rubrik tertentu (dapat berupa ketikan atau tulisan tangan), gambar berseri, dan bentuk kreativitas lainnya. Meskipun isi informasinya terlihat begitu beragam, namun informasi-informasi ini sudah disajikan menjadi satu kesatuan edisi.
Selain memuat informasi penting seputar sekolah, mading juga seringkali dijadikan ajang berlomba antarkelas dengan menilai sisi kreativitasnya. Biasanya, pihak guru akan menentukan topik yang akan dilombakan, kemudian para siswa akan diberikan kebebasan untuk mengisi informasi serta menghias mading tersebut.

Fungsi Mading:

  1. Sebagai sarana informasi.
  2. Sebagai media hiburan.
  3. Sarana untuk menjaga kekeluargaan dari anggota kelompok tertentu.
  4. Meningkatkan kreativitas penulis dan pembaca.
  5. Menciptakan sikap kritis terhadap masalah yang ditemukan, terutama masalah seputar proses belajar mengajar di sekolah dan sebagainya.
  6. Meningkatkan wawasan akan keadaan sekolah yang dapat berguna bagi murid baru.
  7. Menumbuhkan kebiasaan membaca.

Secara garis besar, pembuatan mading  memiliki fungsi untuk mengembangkan kemampuan kognitif (berpikir), afektif (watak&perilaku), dan psikomotorik.

Sebelum menentukan apa yang akan dimasukkan ke  dalam isi mading, sebaiknya tentukan dulu temanya. Penentuan tema bisa dilakukan dengan berdiskusi bareng teman-teman, risetatau surfing the internet. 

Contoh, kamu bisa menentukan tema berdasarkan hari-hari penting yang sedang diperingati pada saat itu. Misalnya Hari Pahlawan, Hari Ibu, Kemerdekaan Indonesia, pelestarian lingkungan, hidup sehat, giat belajar demi masa depan, dan lain-lain.

Setelah berhasil menentukan tema, kamu bisa merancang tampilannya agar nyaman untuk dibaca dan menarik, nih. Kamu bisa membuat sketsa tata letak dari rubrik-rubrik yang akan ditampilkan. Biasanya, sebuah mading akan memuat elemen-elemen di bawah ini:

Kamu bisa meletakkan logo organisasi sekolah seperti logo sekolahmu ataupun logo OSIS.

2. Judul 

Nama dari mading yang kamu buat. Kamu bisa menentukan dengan nama unik atau menggunakan nama sekolah seperti “Mading SMPN 5”.

3. Edisi 

Tuliskan tema mading kamu di bagian edisi ini. Atau bisa juga diisi dengan bulan dibuatnya, misalnya Edisi Maret, Edisi April, dst.

4. Salam Redaksi 

Rubrik ini merupakan sapaan dari penyusun kepada para pembaca. Selain sapaan, Salam Redaksi juga bisa memuat ajakan untuk membaca (menjelaskan secara singkat informasi unik atau penting di dalamnya).

5. Susunan Redaksi 

Setelah rubrik Salam Redaksi, kamu bisa menyisipkan Susunan Redaksi.

6. Berita Utama

Pada rubrik berita utama, kamu akan memuat topik yang sedang hangat diperbincangkan di lingkungan sekolah. Misalnya, ada temanmu yang akan pergi mewakili sekolah di Olimpiade Matematika Tingkat Nasional.

7. Artikel 

Isi rubrik ini dengan  artikel atau esai pendek, tentunya dengan topik yang sudah ditentukan sebelumnya.

8. Opini 

Rubrik ini akan menjadi kesempatan bagi kamu untuk melatih keahlian melakukan wawancara. Kamu akan mewawancarai beberapa siswa di sekolah/masyarakat mengenai pendapat mereka tentang tema yang diangkat. Misalnya, tema yang kamu angkat adalah Hari Ibu, maka kamu bisa mewawancarai makna Hari Ibu bagi mereka.

9. Pojok Mading

Anggota penyusun dapat memberikan komentar atau pendapat mereka tentang isi dari mading yang sudah dibuat.

10. Tambahan

Jika mading kamu masih memiliki ruang tersisa, kamu bisa menambahkan rubrik baru untuk menarik lebih banyak pembaca. Misalnya seperti komik, puisi, pantun, ilustrasi, humor, atau tips dan trik.

11. Hiasan

Menghias mading kamu agar menarik juga salah satu unsur penting. Desain yang attractive dapat membuat pembaca penasaran, bahkan dari kejauhan. Beberapa contoh hiasan unik yang bisa kamu gunakan ialah biji-bijian, manik-manik, kain perca, kertas koran, kain flanel, dan lain-lain.


Agar mading yang kamu buat menarik bagi para pembaca, maka kamu memerlukan ide kreatif yang bisa dibuat dengan angle yang berbeda-beda. Berikut rekomendasi ide tema mading yang dapat kamu gunakan:

1. Kemerdekaan

2. Tokoh inspiratif

3. Film

4. Lingkungan

5. Sejarah

6. Seni Budaya
7. Hari Ibu
8. Hari Pahlawan

Contoh Mading: 

Source image: belajarsoalletter.blogspot.com

Source image: mamikos.com




Source: postinganbagus.my.id

Sumber referensi:

Mading by Quipper

Wednesday, October 25, 2023

Apa Yang Dimaksud Dengan Paragraf?

 

Apa Yang Dimaksud Dengan Paragraf?


Paragraf adalah perpaduan kalimat-kalimat yang memperlihatkan kesatuan pikiran atau kalimat-kalimat yang berkaitan dalam membentuk sebuah gagasan atau topik sebuah teks bacaan.

Paragraf yang baik sebaiknya memenuhi 3 syarat, yaitu:

1. Kesatuan

2. Kepaduan

3. Isi yang menandai 

(Soedjito 1991)


Dalam sebuah paragraf, hanya terdapat satu pokok pikiran. Apabila ada kalimat yang menyimpang dari pokok pikiran atau ide pokok paragraf , maka paragraf itu menjadi tidak padu atau tidak utuh dan harus dikeluarkan dari paragraf.

Kepaduan paragraf dapat dilihat dari penyusunan kalimat yang logis dan ungkapan-ungkapan pengaait antarkalimat.

APA ITU TENSES?

 


Untuk kalian yang baru belajar Bahasa Inggris, apakah masih asing dengan kata Tense atau Tenses?
Dalam Bahasa Inggris, Tenses merupakan bentuk kata kerja untuk menunjukkan waktu.
Perbedaan kata dalam perbedaan waktu dalam Bahasa Inggris disebut Tense. Terbagi menjadi 3 tense utama yakni Past Tense (Masa Lampau), Present Tense (Saat ini/Sedang berlangsung) dan Future Tense (Masa Depan).
Sebagai contoh simple-nya ketika kamu mengucapkan kalimat "Saya sedang membaca buku" tetapi dalam waktu yang berbeda. Maka, bentukan kalimatnya juga akan berbeda.
Dalam bentuk Past Tense, menjadi : I was read a book. (Masa Lampau /Sudah terjadi)
Dalam bentuk Present Tense, menjadi: I read a book. (Saat ini / Sedang berlangsung)
Dalam bentuk Future Tense, menjadi: I will read a book. (Masa depan / Belum terjadi).

Dalam Bahasa Inggris, ada 16 Tenses yang harus kamu ketahui, yakni:

  1. Simple Present Tense
  2. Present Continuous Tense
  3. Present Perfect Tense
  4. Present Perfect Continuous Tense
  5. Simple Past Tense
  6. Past Continuous Tense
  7. Past Perfect Tense
  8. Past Perfect Continuous Tense
  9. Simple Future Tense
  10. Future Continuous Tense
  11. Future Perfect Tense
  12. Future Perfect Continuous Tense
  13. Past Future Tense
  14. Past Future Continuous Tense
  15. Past Future Perfect Tense
  16. Past Future Perfect Continuous Tense

[[Silakan klik setiap judul tense untuk melihat penjelasan detailnya, ya!]





Wednesday, October 18, 2023

Cerpen "I am Jessica" karya Vella Nine

 




“JESS, YOU ARE KILLER!”

“JESSICA KILL NIRMA!”

“JESSICA IS A KILLER. SHE KILL HER BESTFRIEND CRUELLY!”

 

Teriakan ratusan orang itu masih terus terngiang-ngiang di telinga Jessica. Sudah berlalu begitu lama sejak ia mendapatkan tuduhan sebagai pembunuh dari sahabatnya sendiri. Ia harus menjalani sidang yang menyakitkan selama berbulan-bulan. Ia harus mendekam di dalam penjara selama berbulan-bulan hingga hakim menjatuhkan vonis 20 tahun penjara kepadanya.

Lima tahun lalu, Jessica yang tinggal dan bekerja di Ausie, memilih pulang ke Indonesia untuk menikmati libur tahun Baru bersama keluarganya. Sudah cukup lama ia tak pulang ke Indonesia. Biasanya, ia menjalani liburan bersama sang kekasih. Tapi sayang, hubungannya dengan sang kekasih kandas begitu saja karena pria itu telah berselingkuh dengan wanita lain. Pikirannya kacau, pekerjaannya menjadi tidak baik-baik saja. Ia sudah tak tahan dengan sikap sang pacar yang tidak ingin ia tinggalkan, tapi juga tak ingin meninggalkan wanita-wanita simpanannya.

Dalam waktu liburan yang begitu singkat, Jessica menghabiskan waktu bersama keluarga. Sesekali ia bertemu dengan teman-temannya yang ada di Indonesia untuk sekedar melepas kerinduan.

Hari di mana ia bertemu dengan sahabatnya adalah hari tersial dalam hidupnya. Nirma mengajaknya bertemu di salah satu kafe yang ada di pusat kota Jakarta. Semuanya berjalan normal seperti biasa. Tak ada firasat buruk apa pun yang akan terjadi pada hari itu.

Sampai akhirnya ... Nirma meninggal dunia setelah meminum ice coffee yang dipesankan Jessica terlebih dahulu. Jessica tidak berpikiran apa pun. Ia hanya ingin memesankan minuman lebih dulu, agar ia bisa gantian mentraktir sahabatnya itu.

Sore di kafe itu berubah menjadi malapetaka bagi Jessica. Ia sangat kebingungan dan tidak tahu harus berbuat apa karena sebelumnya tidak pernah ada dalam situasi seperti itu.

Jessica sangat sedih karena harus kehilangan sahabat baiknya, tepat di depan matanya sendiri. Belum sempat ia menghabiskan air matanya, tiba-tiba ia dituduh sebagai satu-satunya orang yang membunuh Nirma.

Sungguh, begitu hancur seluruh hari dan jiwa Jessica. Darah di seluruh tubuhnya seolah berhenti begitu saja. Air mata yang harusnya mengalir deras untuk menunjukkan kesedihannya, justru terbendung oleh rasa sakit yang tak terkira.

Tubuh mungil Jessica seolah sedang disambar petir ribuan volt ketika semua orang berteriak bahwa ia adalah seorang pembunuh.

Kenapa semua orang menganggapku sebagai pembunuh? Haruskah aku mengakui kesalahan yang tidak pernah aku lakukan? Sungguh, aku sangat takut menghadapi dunia. Teriakan mereka sungguh sangat menyakitkan. Membuatku tak ingin hidup, membuatku tak sanggup bicara, membunuh mentalku hingga aku hidup seperti mayat.

Jika bukan karena mama, wanita yang telah melahirkanku, aku tidak akan setegar ini menghadapinya. Aku ingin buktikan kepada wanita yang telah melahirkanku, bahwa aku bukanlah seorang pembunuh. Tapi semua ahli berpendapat bahwa aku bersalah dan terbukti menaruh racun di kopi Nirma. Aku tidak tahu, dari mana datangnya racun itu. Dan kenapa harus Nirma? Kenapa semua orang tiba-tiba menuduhku. Sekeras apa pun aku berusaha membela diri, mereka tetap menganggapku sebagai seorang pembunuh.

Jika aku memang seorang pembunuh, bukankah terlalu bodoh jika aku membunuh sahabatku sendiri di tengah keramaian? Bukankah hal itu bisa aku lakukan saat kami hanya satu mobil berdua? Toh, hukumannya akan tetap sama jika aku membunuhnya dan dituduh sebagai pembunuhnya? Lalu, kenapa orang-orang itu begitu jahat memperlakukanku. Sungguh, aku tidak tahu apa pun. Aku tidak tahu apa yang terjadi. Aku tidak tahu kenapa Nirma mati.

Jessica kini hanya bisa menjalani hari-harinya di dalam ruang yang sepi. Hanya bercengkerama dengan dinding yang usang. Sesekali kecoa mengajaknya bercanda. Sesekali para semut menggelitiki tubuhnya. Sesekali dinginnya angin menyapa.

Jessica rindu dengan sinar mentari. Ia rindu dengan udara bebas. Ia rindu dengan teman-teman dan keluarganya. Tapi ia tidak bisa apa-apa. Vonis 20 tahun penjara, telah merenggut seluruh kebebasan masa mudanya. Ia masih harus menunggu lima belas tahun lagi untuk bebas dari tahanan.

Lima belas tahun lagi, waktu yang masih sangat lama. Jika ia tidak dipenjara dan sudah menikah, mungkin ia sudah bisa bercengkerama dengan anak-anaknya yang sudah beranjak remaja. Sayangnya, semua impiannya itu direnggut begitu saja oleh orang-orang yang ia juga tidak tahu siapa.

“Jessica, mengakulah jika kamu yang membunuh Nirma dan kamu akan mendapatkan kebebasan!”

Jessica menggelengkan kepala. Kalimat itu terus terngiang-ngiang di kepalanya. Sudah puluhan bahkan ratusan kali ia dengar kalimat itu. Tapi ia tak pernah mau melakukannya. Ia tidak pernah membunuh Nirma. Ia tidak akan pernah mengakui kesalahan yang tidak pernah ia lakukan.

Jessica sangat takut menghadapi dunia luar. Ia tidak ingin dianggap sebagai pembunuh dan dikucilkan dunia. Bukankah menyandang kata “pembunuh” sama saja sedang hidup dalam penjara sosial?

Biarlah aku tinggal di penjara selama 20 tahun asalkan aku tidak selalu dianggap sebagai pembunuh Nirma. Biarlah aku dipenjara selamanya, karena aku sudah terlalu takut menghadapi kejamnya dunia di luar sana.”

Jessica tak akan sanggup mengakui dirinya sebagai pembunuh Nirma. Sungguh, pembunuh yang sesungguhnya adalah Tuhan. Dialah yang mencabut nyawa semua orang. Tapi tak ada yang satu pun yang berani menghakiminya. Bahkan berlutut bersujud kepada-Nya. Lalu, kenapa semua orang harus menghakimi Jessica? Bukankah Nirma tidak akan meninggal jika Tuhan tidak berkendak, sekalipun ia menenggak sebotol racun? Bukankah semua orang bisa meninggal meski sedang tidur sekalipun, jika Tuhan telah berkehendak?

Nir, aku tahu kamu pasti mendengar tangisku selama 2.500 hari sejak aku kehilangan kamu. Kamu yang paling tahu seperti apa kebenarannya. Aku mohon, bantulah aku! Tunjukkan jalan kebenaran dengan caramu! Aku hanya bisa mengharapkan keajaiban dari Tuhan dan seluruh makhluk ciptaan-Nya.

Jika aku boleh memilih, aku akan memilih untuk mati. Supaya aku bisa bercengkerama dengan Nirma seperti biasanya. Supaya aku bisa bercerita dengan Nirma tentang ketidakadilan di dunia ini. Supaya aku bisa bercanda dengan Nirma dan saling menertawakan betapa bodohnya manusia yang saling menghakimi.

Jessica tak pernah absen menitikan air matanya setiap malam. Tapi ia terus berusaha menguatkan dirinya sendiri. Karena ia tahu, tak ada satu pun orang yang bisa jadi sandaran. Tak ada orang yang akan menguatkan dirinya. Bahkan, ia masih harus menguatkan kedua orang tuanya dalam kelemahan yang ia miliki.

“I am Jessica, not a killer!”

 


________________________________


Cerita ini hanyalah fiktif belaka. 

Aku persembahkan untuk Jessica Kumala Wongso yang saat ini masih berada di dalam penjara. Semoga, Jessica fiksi karyaku bisa menjadi sahabat bercerita dan berbagi penderitaan tentang bagaimana rasanya diasingkan dunia atas kesalahan yang tidak pernah diperbuat.





 

 

 

 


Wednesday, October 11, 2023

Novelme Bangkrut??? Kesalahan Fatal Yang Dilakukan Oleh Platform Novelme



Hai, Peers ...!

Ketemu lagi sama tulisan aku.

Kali ini aku mau ngebahas soal salah platform menulis novel yang udah menaungiku selama ini, yakni platform Novelme.

Kenapa aku mau bahas ini? [Disclaimer dulu kalo ini adalah asumsi dan opini-opini aku setelah mengikuti perkembangan Novelme dari nol]

Karena sejujurnya aku rindu dengan platform yang pernah menjadi rumah kontrakan aku ini. Di platform inilah aku bisa tumbuh dan berkembang menjadi seorang penulis novel panjang. Sayangnya, aku nggak bertahan lama ngontrak tinggal di platform ini karena perubahan regulasi dan peraturan di platform itu sendiri.

Awalnya, aku pikir semua akan baik-baik saja sejak aku memilih untuk ngontrak di platform lain untuk sementara waktu. Nyatanya, platform yang katanya sebagai “Karya Anak Bangsa” ini justru diambil alih atau diakuisisi sama perusahaan asal Hongkong.

Sejak diambil alih sama perusahaan itu, Novelme justru tidak berkembang. Postingan terakhir di media sosial adalah di bulan Mei 2023 saat proses pengambilalihan kekuasaan itu terjadi. Aku nggak begitu paham apa yang sebenarnya terjadi di managemen Novelme. Entah Novelme itu dijual atau diakuisisi, masih belum jelas. Karena semuanya terjadi secara tiba-tiba saat ajang NTW 17 baru akan berlangsung. Dampaknya, NTW 17 ditiadakan begitu saja.

Apa Novelme bangkrut?

Kemungkinan besarnya, iya. 

Novelme sudah pasti mengalami defisit anggaran sampai akhirnya tidak mampu untuk membayar royalty penulis sesuai dengan ketentuan-ketentuan sebelumnya. Yang awalnya pembagian hasil penjualan koin adalah 60% untuk penulis dan 40% ke platform, nyatanya 60% yang didapatkan penulis masih harus dipotong dengan biaya operasional yang tidak jelas ketentuan nilainya.

Novelme juga bahkan berusaha untuk mendapatkan tambahan penghasilan dengan menerbitkan buku cetak. Tapi hasilnya masih tidak maksimal. Karena Novelme sejak awal sudah mengusung konsep buku digital yang jumlah halamannya tidak terbatas, tidak ada beban ongkir, bisa diakses di mana saja dan kapan saja. Sehingga, ketika Novelme memilih untuk menerbitkan buku versi cetak, target pasarnya tidak lebih dari 50% penjualan versi digitalnya. Hal ini sudah menunjukkan kalau Novelme sedang mencoba untuk berinovasi, tapi justru melakukan kesalahan yang membuatnya semakin terpuruk.

Aku yang sudah bergabung di Novelme sejak tahun 2018, sangat tahu bagaimana perkembangan platform ini. Mulai dari event menulis cerpen, sampai akhirnya bisa membuka sebuah event Next Top Writer Season 1 dengan hadiah jutaan rupiah. Saat itu, menulis novel di Novelme belum menghasilkan uang karena belum berbayar seperti sekarang ini. Hanya mengandalkan menjadi sang juara untuk mendapatkan hadiah uangnya. Di sana, aku melihat nama-nama penulis besar dari platform lain seperti Shanty Milan, Adellelia, Majarani, dan masih banyak lagi penulis yang tidak bisa aku sebutkan satu per satu.

Masuknya penulis-penulis besar yang sudah memiliki basis pembaca banyak, membuat Novelme begitu mudah untuk naik daun. Sayangnya, strategi pengembangan Novelme justru membuatnya semakin jatuh ketika Novelme memberikan bonus tanda tangan kontrak sebesar Rp 400.000 sampai Rp 600.000 untuk setiap naskah baru dari semua penulis, baik penulis lama maupun penulis  baru. Begitu banyaknya akun baru dan antusiasme pengguna untuk mendapatkan bonus tanda tangan kontrak, membuat Novelme seperti keblinger untuk terus mendapatkan penulis-penulis baru. 

Kehadiran penulis baru, tentunya dibarengi dengan masuknya oknum-oknum nakal yang hanya ingin mendapatkan uang saja dari Novelme. Cerita asal masuk tanpa memperhatikan kualitas penulisnya. Meski ada editor, tapi editor tidak bisa menyaring naskah ratusan satu per satu sehingga yang menjadi penyaring naskah tetaplah sistem atau robot aplikasi itu sendiri. Yang namanya robot, pasti masih bisa diakali sama manusianya. Sehingga banyak banget penulis baru yang nakal. Banyak naskah plagiasi, penulisannya tidak jelas dan lain sebagainya.

Kehadiran penulis baru yang diberi bonus tanda tangan kontrak pertama, tentu mengancam penghasilan penulis-penulis lama yang sudah berpenghasilan lebih dahulu di Novelme. Kenapa? Karena penghasilan Novelme didapatkan dari hasil penjualan koin, bukan iklan/adsense. Sehingga, bonus yang diberikan untuk penulis baru, secara otomatis diambil dari hasil penjualan koin para penulis lama. Pembagian royalty untuk penulis lama menjadi semakin berantakan dan terus menurun setiap bulannya karena potongan biaya operasional yang tidak “transparan” ke penulis. Sementara, para pembaca tahunya, mereka membaca tulisan berbayar untuk memberikan apresiasi pada penulisnya. Sayangnya, apresiasi itu tidak sepadan karena besarnya potongan dari platform.

Ketentuan yang tidak lagi menguntungkan penulis lama, membuat para penulis yang sudah memiliki basis pembaca banyak, memilih untuk hengkang, termasuk aku (meski aku nggak punya banyak pembaca). Dengan begini, Novelme hanya mengandalkan kemampuan para penulis-penulis baru dan meningkatkan biaya promosi mereka. Kemungkinan, biaya operasionalnya semakin tinggi jika penulis baru yang masuk, tidak membawa basis pembaca yang banyak. Hal inilah yang membuat Novelme semakin merosot.

Seharusnya Novelme bisa memperhatikan beberapa aspek saat merekrut penulis baru seperti track record karyanya, attitude, pengalaman dalam industri kepenulisan, dan sebagainya. Hal ini, bisa menjadikan kredibilitas Novelme semakin baik. Sayangnya, yang terjadi justru sebaliknya. Sehingga Novelme yang pernah menjadi platform terbaik dalam mensejahterakan penulis, tenggelam secara perlahan karena tidak bisa mempertahankan kredibilitas dan loyalitas penulis-penulis lama yang memiliki banyak pembaca setia. Terlebih hadirnya platform baca novel gratis yang juga ikut membayar penulisnya, membuat Novelme semakin kehilangan sinarnya. 

Bukan hanya kehilangan sinar, Novelme seolah menjadi platform yang sedang “Mati Suri” karena tidak ada pembaharuan apa pun sejak PT. Funsoft Mobindo Indonesia itu diambil alih oleh perusahaan asal Hongkong bernama .....???


Bagaimana nasib Novelme selanjutnya?

Akankah dia kembali bersinar atau justru semakin meredup?

Mari kita lihat perkembangan ke depannya.

Semoga, aku masih bisa menuliskan tentang serba-serbi platform yang satu ini.

Kosa Kata Nama Keluarga Dalam Bahasa Inggris

 

Di dalam sebuah keluarga, kita selalu memiliki kata sapaan sebagai sebuah penghormatan. Di dalam sebuah keluarga (families) kita memiliki status atau kedudukan. Setiap kedudukan dalam keluarga memiliki istilah panggilan masing-masing.

Berikut ini adalah istilah / panggilan yang digunakan dalam bahasa Inggris:



Nenek Moyang / Leluhur = Ancestor

Buyut/ Nenek Moyang (Laki-Laki) = Great-Grandfather

Buyut/ Nenek Mojang (Perempuan) = Great-Grandmother

Kakek                                               = Grandfather / Grandpa/Gramps

Nenek                                               = Grandmother / Grandma/Granny

Ayah = Father/Daddy/Dad

Ibu                                                    = Mother / Mommy / Mom

Ibu Kandung = Birth Mother

Ibu Tiri = Step Mother

Suami                                               = Husband

Istri                                                   = Wife

Anak Laki-Laki                              =  Son

Anak Perempuan = Daughter

Cucu Laki-Laki = Grandson

Cucu Perempuan = Granddaughter

Saudara Perempuan                          = Sister

Saudara Laki-Laki                            = Brother

Kakak (Perempuan)                          = Old Sister

Kakak (Laki-Laki)                            = Old Brother

Sibling                                               = Saudara Kandung

Saudara Sepupu                                = Cousin

Kakak Sepupu                                  = Older Cousin

Adik Sepupu                                    = Younger Cousin

Bibi/Tante                                        = Aunt / Auntie

Paman                                              = Uncle

Pakde                                               = Uncle

Budhe                                              = Aunt / Auntie

Keponakan Laki-Laki                   = Nephew

Keponakan Perempuan  = Niece

Mertua = Parent-in-law

Menantu Laki-Laki = Son-in-law

Menantu Perempuan = Daughter-in-law

Anak Tiri = Step Child

Anak Tiri Perempuan = Stepdaughter

Anak Tiri Laki-Laki = Stepson

Anak Adopsi = Adoption

Ayah dari Adopsi = Adoptive Father

Ibu dari Adopsi = Adoptive mother

Perjaka = Bachelor

Saudara sedarah = Blood relative

Pengantin Perempuan = Bride

Pengantin Laki-Laki = Bridegroom

Persaudaraan = Brotherhood / Fraternal

Persaudaraan (bersifat) = brotherly

Saudara Ipar laki-laki = brother-in-law

Saudara ipar perempuan = sister-in-law

Orang yang mengurus anggota keluarga = care-giver

Anak = Child

Masa anak-anak = Childhood

Anak-anak = Children

Keluarga besar/ klan = Clan

Hubungan erat = close-knit

Koneksi/Hubungan/Jaringan = connection

Keturunan / Anak-Cucu =  Descendant

Perceraian = Divorce

Tunangan (Pasangan) = Fiancee

Bertunangan = Engaged

Pertunangan = Engagement

Diasingkan = estranged

Mantan/Bekas = ex-

Mantan suami = ex-husband

Mantan istri = ex-wife

Keluarga besar = extended family

Pohon Keluarga = Family tree

Darah daging = flesh and blood

Sanak Saudara = Folks

Anak Angkat = Foster Child

Ayah Angkat = Foster Parent

Ibu Angkat = Foster Mother

Orang tua angkat = Foster parent

Teman = Friend

Kembaran/Saudara Kembar = Fraternal Twin / Twins

Ahli Waris = Heir



Nah, inilah kosa kata nama-nama keluarga dalam Bahasa Inggris. Semoga bisa jadi bahan untuk belajar dan bermanfaat!




Monday, October 9, 2023

Exclusive Class Setiap Minggunya untuk Relawan Literasi

 



Seneng banget ketika ada anak-anak yang datang dan tertarik tentang dunia literasi. Mereka mau ikut gabung dalam liburan wisata edukasi bertajuk "Literacy Study Tour" yang kebetulan aku inisiasi sendiri. Kami berkunjung ke salah satu Rumah Minat Baca Cahaya Ilmu milik Kai H. Ahmad Ismail yang saat ini berusia 98 tahun.
Biasanya, aku berkunjung atau bersilaturahmi sendirian, tapi kali ini bisa bareng sama anak-anak remaja yang punya minat di bidang ini.
Beberapa hari sebelumnya, aku emang udah sounding ke beberapa guru sekolah yang aku kenal. Kali aja ada murid-muridnya yang berminat untuk kegiatan sosial bareng aku. Agak pesimis sih karena aku tahu kalau minat baca di Indonesia masih rendah meski secara penelitian, indikator literasi di Indonesia sudah cukup baik.
Alhasil, aku dapet 6 orang anak remaja yang berminat di bidang literasi dan kepenulisan. Ini adalah bibit-bibit muda yang aku cari selama ini. Karena, nggak banyak anak-anak yang berminat untuk membaca, apalagi menulis.
First time, aku ajak mereka untuk liburan bareng, tapi ada nilai edukasi di dalamnya. Next-nya, mereka antusias untuk aktif berkegiatan dengan membentuk kelompok/komunitas kecil yang akan aku kasih Exclusive Class setiap minggunya. Mudahan, mereka bisa bersabar untuk berproses. Mulai dari belajar membuat mading, kelas menulis cerpen, berita, novel sampai menjadi penulis novel panjang seperti aku. Hehehehe

Thanks to this weekend ...!
Semoga bisa bermanfaat dan menginspirasi.

@rumahliterasikreatif
#rumahliterasikreatif #literasi #literacy #literature #minatbaca #forumtamanbacaanmasyarakat #tbm #library

Wednesday, August 23, 2023

Kisahku Bersama Kim Mutiara Borneo


Hai, Peers!
Kali ini aku pakai seragam Diskominfo.
Kenapa?
Apa aku kerja di Dinas Komunikasi dan Informasi?
Oh, tidak!
Aku adalah relawan informasi yang tergabung dalam KIM (Komunitas Informasi Masyarakat). 
Kebetulan, aku dipercaya untuk jadi Ketua KIM Mutiara Borneo yang ada di Desa Beringin Agung.
Bersama tiga orang relawan lain (Rendy, Nisyam dan Arifin), aku berusaha untuk bergerak di bidang dokumentasi dan publikasi kegiatan desa. 
Foto ini diambil adikku saat kami mendokumentasikan kegiatan pagelaran seni budaya selama 3 hari 3 malam. 
Rasanya amazing banget karena tim dokumentasi dituntut untuk on dari awal sampai akhir.
Alhamdulillah ... berkat bantuan dari tim relawanku, kami berhasil juga mendokumentasikan kegiatan kali ini. 
Memang nggak bisa full video dari awal sampai akhir. Karena tim aku juga butuh untuk istirahat. Kesehatan mereka, juga menjadi bagian dari prioritas aku.
Harapannya, aku tetap bisa mendapatkan banyak relawan informasi untuk memublikasikan potensi-potensi yang ada di desa Beringin Agung.
Terima kasih untuk tim Kim Mutiara Borneo!

Jangan lupa support konten-konten kami supaya lebih semangat lagi berkarya!


Follow akun Ig @kimmutiaraborneo

Kunjungi juga website kami di Kim Mutiara Borneo

Wednesday, August 16, 2023

Perjuangan Dapatkan Tim Kaligrafi Yang Tidak Mudah


08 Agustus 2023 menjadi salah satu momen yang tidak bisa dilupakan seumur hidup dan harus aku tulis sebagai sebuah sejarah.
Kenapa?
Karena ini adalah hari di mana 8 tim kaligrafiku berhasil membawa piala di ajang lomba MTQ ke-44 Kecamatan Samboja.
Rasanya bangga banget. 
Ada proses panjang yang harus dilalui.
Bener-bener nggak mudah untuk bisa ada di titik ini. Berkali-kali aku mencoba mencari bakat baru, tapi hasilnya juga tidak maksimal. Banyak yang memilih untuk menyerah, bahkan di saat belum memulai. Bisa dibilang, seni kaligrafi adalah tantangan besar bagi anak-anak.
Ini adalah tahun ke-4 aku mendampingi mereka dan sangat senang melihat perkembangan-perkembangan mereka.
Terima kasih untuk tim kaligrafiku.
Selalu solid, tetep rendah hati, selalu belajar di mana pun berada. Semoga semuanya sukses di masa depan. Aamiin. 

Cerpen Kompetisi : Satu Hari dalam Ingatan Kakek karya Amelia Rizki

Satu Hari dalam Ingatan Kakek

Penulis: Amelia Rizki




Semarang, 17 Desember 1945


Empat bulan setelah Indonesia menyatakan kemerdekaannya, Santo kembali ke rumahnya di Semarang.


Suasana malam terasa mencekam akibat Belanda yang masih bercokol di tanah air. Tak banyak yang berani beraktivitas di malam hari, begitu juga dengan Santo. Sebagai seorang pejuang, ia harus lebih berhati-hati agar tak menarik perhatian para pasukan Belanda.


Malam itu terasa berbeda karena menjadi saksi kemarahan Mutia. Ia terdiam dengan tangan yang tergenggam kuat, setelah perselisihan dengan Santo, suaminya, hingga membuat kepalanya terasa pening. Dadanya naik-turun dengan helaan napas yang diambil sembarangan. Jantungnya berdentam-dentam begitu kuat, terasa ingin lepas dari tempatnya.


"Tolong mengertilah, Mutia. Ini demi negara kita." Santo mengusap wajahnya kasar.


"Tetapi Bagas itu masih berusia 16 tahun, Mas. Apa ndak kasihan sama anakmu?" Mutia menahan air yang akan jatuh di sudut matanya.


Santo menggeleng pelan, pertanda ia tetap pada keputusan. Pernyataannya yang ingin membawa anak mereka turut serta menjadi pejuang, menorehkan kecemasan yang mendalam di hati Mutia. Ingin rasanya ia menjelaskan betapa rasa khawatir itu juga datang menghampirinya, tetapi kecintaannya kepada negara ini lebih besar dari segala yang ia miliki.


Mutia terisak lirih, sadar bahwa tak ada lagi yang bisa menghentikan keputusan suaminya.


"Pergilah ke rumah simbok di Demak. Di sana kamu akan aman sementara waktu. Aku dan Bagas akan datang menjemputmu jika kondisi Semarang sudah membaik."


Santo mengecup puncak kepala Mutia, lalu memeluknya sebentar. 


"Berhati-hatilah dalam perjalanan. Jadilah wanita yang tangguh lagi kuat."


Mutia mengemas pakaiannya ke dalam sebuah kain yang diikat sedemikian rupa. Bersamanya juga ia membawa secercah harapan atas keselamatan suami dan putra semata wayang. Mutia harus kuat. Menjadi istri seorang pejuang memanglah tak mudah. Dengan mengendap-endap, ia berjalan keluar meninggalkan rumah yang telah memberikan naungan belasan tahun lamanya.


"Aku menunggu kalian datang dalam keadaan bernyawa," ucap Mutia lirih sembari menengok ke arah rumah yang baru saja ia tinggalkan.


Akan tetapi, betapa terkejutnya Mutia ketika mendengar suara ledakan granat bergema dari arah belakang. Ia menjerit kala melihat rumahnya telah berlobang di beberapa bagian. Entah bagaimana dengan nasib Santo dan Bagas. Satu yang ia pahami, keputusan Santo menyuruhnya pergi adalah demi keselamatan dan kebaikannya sendiri.


Tanpa Mutia ketahui, detik di mana granat itu meledak dan membuat lubang di dinding rumahnya, detik itu pula Santo dan Bagas bergerilya menuju basecamp para pejuang. Mereka menyamar menjadi warga sipil biasa tanpa senjata, agar para tentara musuh tak curiga dengan keberadaan mereka.


"Kita akan melakukan gerakan senyap. Semua akan dilakukan dengan cermat dan hati-hati." Letkol Basuni memberikan penjelasan.


"Kita akan menyerang mulai malam ini. Tentu saja ini akan berhasil jika kita semua bekerja sama. Musuh telah membakar rumah-rumah warga dan juga gudang persenjataan. Kita hanya memiliki tekad kuat dan bambu runcing sebagai senjata. Apakah kalian bersedia?!"


"Siap, bersedia!" Gemuruh suara penuh rasa nasionalisme mengobarkan semangat juang yang tinggi.


Mereka mulai membagi tugas agar penyerangan dapat sukses terlaksana. Golongan Toekang Listrik yang biasanya bertugas mengaliri listrik di seluruh kota, kini bekerja sama untuk memadamkan seluruh listrik di dalam kota. Sabotase ini dilakukan agar 


konsentrasi Belanda terpecah belah.


"Santo! Maju ke arah jantung kota kemudian kepung markas musuh. Bawa beberapa pasukan bersamamu!" Dengan tegas Komandan Basuni memberikan perintah. Dalam situasi seperti ini, titah  komandan menjadi keharusan dlyang harus dipatuhi tanpa ada perlawanan.


Santo mengangguk. Matanya berkilat tajam, dengan bendera merah putih terikat kuat di atas bambu runcing miliknya. Ia dan beberapa pasukan muda untuk bergerilya menuju markas musuh.


"Kita berpencar! Lumpuhkan musuh dengan senjata apa pun yang kita punya. Takada kata menyerah demi mempertahankan kemerdekaan kita," teriakan Santo berhasil memantik semangat para pemuda.


Akan tetapi, baru saja Santo hendak menyergap musuh, derap langkah sepatu terdengat mendekat.


"Hou je mond!"


Santo mematung merasakan dinginnya moncong senjata tepat berada di keningnya.


"Bajingan!" umpat Santo sembari meludah ke arah pasukan Belanda.


Terang saja tindakannya itu membuat berang tentara Belanda. Ia bergumam, lalu memukulkan senjata laras panjang itu ke kepala Santo hingga membuat kepalanya berambut gondrong miliknya mengeluarkan darah.


Pandangannya mulai kabur, lalu samar-samar ia mendengar beberapa pejuang berlari menuju ke arahnya.


"Mati kowe!" Santo berteriak sambil mendorong tubuh tegap si Belanda hingga terhuyung.


Melihat kesempatan baik ada padanya, ia menangkap tinggi-tinggi bambu runcing miliknya, lalu menghujamkannya berulang kali. Senyuman terbit di ujung bibirnya. Perasaan puas telah mengalahkan seorang musuh seakan memenuhi ruang di dalam hati. Ia kemudian bergabung bersama pasukannya untuk terus menggempur musuh.


Semangat membara para Toekang Listrik yang sebelumnya membantu memadamkan listrik kini telah turun lapangan. Mereka bergerak dengan menggenggam berbagai macam keahlian mereka seperti;kunci-kunci, linggis, palu dan lain sebagainya.


"Merdeka!"


"Merdeka!"


"Usir Belanda dari Bumi Pertiwi!"


Teriakan-teriakan itu terus menggema dari para pejuang tanah air. Beberapa saat, Santo mulai ingat keberadaan Bagas. Bagaimana pun ia bertanggung jawab atas keselamatan anaknya. Mutia, sang istri, tak akan memaafkannya jika sesuatu hal terjadi kepada anak semata wayang mereka.


"Hendro! Di mana Bagas?" tanyanya sambil menepuk pundak teman seperjuangannya.


"Bagas tadi sudah lebih dulu berangkat ke daerah di sebelah utara. Pasukannya berhasil menakuti para Belanda itu," ujar Hendro sedikit berkelakar.


"Syukurlah kalau begitu." Santo meringis memegangi keningnya yang masih berdarah. Ia menyobek kain baju miliknya, lalu membebatnya kuat agar pendarahan segera berhenti.


Jarum jam terus berputar pada porosnya. Dalam dinginnya malam, pasukan Belanda berhasil dipukul mundur. Beberapa bangunan penting tadinya berhasil dikuasai musuh, akhirnya bisa direbut kembali oleh pejuang tanah air. Markas besar berisi beberapa berkas penting dan perlengkapan senjata lengkap beserta amunisi juga aman terkendali.


Malam yang melelahkan telah terlewati. Matahari pagi bersinar hangat menerpa wajah-wajah dingin yang penuh bekas luka. Namun, wajah-wajah itu tetap menampilkan senyuman terbaik meski rasa lelah seakan mematahkan tulang belulang. Mereka tetap bersorak bangga karena berhasil memukul mundur Belanda dan mempertahankan Ibu Kota Jawa Tengah.


Santo sudah mendapatkan perawatan agar lukanya tak semakin parah. Bagas pun tak terluka parah. Hanya beberapa goresan di tangan dan kakinya. Berita kemenangan pejuang tersebar melalui radio-radio tanah air.


"Berita pagi hari itu dari sekitar Mranggen para pejuang republieken menyataken bahwa niat moesoeh menggempoer Mranggen tidak berhasil. Peloeroe-peloereo moesoeh djatoeh berhamboeran dimoeka Kota, di belakang Semarang, dan sekitar Mranggen!"


Tak terlukiskan betapa gembiranya hati Mutia mengetahui keberanian para pejuang telah berhasil mengalahkan Belanda.


"Mbok! Simbok! Belanda sudah pergi, Mbok. Mas Santo dan Bagas sebentar lagi pasti datang menjemputku di sini." Mutia berlari-lari menyampaikan kabar gembira kepada ibunya.


Bibir yang sejak semalam hanya terkulum kini mulai tersenyum manis. Begitu bahagianya hingga masih pagi-pagi sekali ia sudah mandi dan bersolek demi menunggu kedatangan anak dan suaminya. Kebanggaannya menjadi berlipat-lipat kala teringat perdebatan mereka malam itu. Mutia merasa beruntung karena suaminya bersikeras membawa Bagas berjuang bersamanya. 


"Mutia!"


"Ibuk!"


Teriakan Santo dan Bagas memudarkan lamunan Mutia. Senyumnya makin melebar tatkala ia melihat dua sosok lelaki berjalan menuju ke arahnya. 


17 Agustus 2023


78 tahun Indonesia merdeka.


Hari ini Kota Semarang begitu semarak dengan bendera merah putih berdiri tegak di depan rumah para warga. Seorang lelaki renta memakai topi veteran duduk di kursi dengan pandangan lurus ke depan. Matanya berkaca-kaca dengan tangan yang sesekali gemetar. 


Tujuh puluh delapan tahun lalu, ia berjuang memukul mundur pasukan Belanda yang hampir saja kembali menduduki Ibu Kota Jawa Tengah. Meski bukan di hari yang sama, tetapi ia masih ingat keringat dan darah yang menetes dari dahinya.


Ia menggenggam kuat kain berwarna merah dan putih. Menghidu aromanya dengan sepenuh hati, lalu menyanyikan lagu kebangsaan Indonesia Raya.


Meski suaranya tak sekuat dulu, meski tenaganya telah rapuh dimakan usia, tetapi ingatannya tentang hari itu takpernah hilang walau sedetik saja.


Ia terus bergumam, hingga seorang anak kecil bertubuh tambun dengan rambut sebahu itu menghambur ke dalam pangkuannya.


"Kakek Bagas, ayo pasang bendera!" ujarnya sambil menarik-narik kain yang dipegang sang kakek.


Di belakangnya, seorang lelaki berpakaian TNI juga turut menghampiri.


"Ayah, terima kasih telah berjuang bersama seluruh warga Semarang kala itu."


"Terima kasih telah menjadi tentara yang tangguh. Tugasmu menjaga tanah air, aku yang melanjutkan."


Kemudian mereka bersama-sama memasang bendera pada tiang kayu yang telah disediakan sebelumnya. Memberikan hormat pada sang saka merah putih yang demi dirinya telah rela bertumpah darah. 


Semarak bulan Agustus selalu saja ditunggu warga. Berbagai lomba diadakan demi memeriahkan suasana. Dari anak-anak hingga dewasa semua larut dalam bahagia yang nyata. Pasukan gerak jalan, panjat pinang, tarik tambang dan sepak bola menjadi pertandingan rutin setiap tahunnya.


Tak lupa yang selalu menjadi topik utama adalah karnaval dengan berbagai jenis kostum kepahlawanan. Jika sudah begini, Kakek Bagas akan setia duduk di kursi miliknya, lalu mulai bercerita tentang hebatnya para pejuang memukul mundur para penjajah. Tentang bagaimana mempertahankan bendera merah putih tetap berkibar  di udara. Tentang duka kehilangan teman dan saudara di waktu yang nyaris berdekatan. 


Selanjutnya ia akan bercerita tentang bahan makanan yang hanya terbuat dari umbi singkong semata, serta senjata yang tak seberapa, para pejuang tetap gigih membela. Lalu, Kakek Bagas mulai membanding-bandingkan, bagaimana hidupnya semasa menjadi pejuang muda dengan para muda mudi jaman sekarang.



"Dulu, menjadi prajurit itu begitu membanggakan, sekarang disuruh hormat bendera saja banyak yang tidak mau."


"Zaman dulu, senjata hanya milik penguasa. Kini pasukan adalah kita yang bergerak bersama melindungi tujuan negara."



Kakek Bagas meneteskan air mata yang sempat menggantung di pelupuk. Hatinya campur aduk melihat perkembangan Indonesia yang semakin modern. Satu hal yang selalu ia katakan, "Kita sudah lama merdeka, tetapi hari ini aku melihat rakyat dijajah oleh bangsa sendiri. Orang susah semakin susah karena mereka yang berkuasa berbuat semena-mena. Sungguh kasihan!"



PROFIL PENULIS

Amelia Rizki adalah seorang ibu rumah tangga yang memiliki hobi menulis cerpen. Ia telah mengikuti beberapa event dan berhasil menjuarainya. Selain itu, ia juga turut serta menjadi penulis di beberapa antologi bersama. Jika ingin berkomunikasi dengannya bisa melalui  FB: Amelia Rizki


Copyright © Rin Muna
Design by Anders Noren | Blogger Theme by NewBloggerThemes.com | Edited by Gigip Andreas