Source: pixabay.com |
Labels
Friday, February 22, 2019
Puisi | Pahlawan | Nur Amalina | Taman Bacaan Bunga Kertas
Source: pixabay.com |
Puisi | Pulau Bali | Taman Bacaan Bunga Kertas | Dea Aulia Pratiwi
Cerpen | Uangnya Ke Mana Ya?
Sumber Gambar: pixabay.com |
Hari ini adik sepupuku datang ke rumah. Dia bermaksud menginap beberapa hari karena kami berbeda kota.
Saat dia sedang asyik main gadget, aku mengajaknya untuk keluar sebentar ke jalan provinsi. Sebab, aku memang tinggal di daerah terpencil yang jaraknya sekitar delapan kilometer dari jalan provinsi.
Sepanjang perjalanan, dia ngedumel soal jalanan yang rusak. Aku hanya menanggapi asal-asalan saja.
"Sialan! Nembel jalan kok ya nanggung banget? Putusnya pas di tengah gunung gini. Kenapa nggak dilanjutkan sampe sana sekalian?" umpatnya ketika motor yang kami pakai menghantam gundukan semenisasi sambungan yang terputus di tengah gunung. Sekitar 10 meter, ada lagi gundukan semen tambalan jalan.
"Yah, emang dibikin begitu. Kan lumayan juga, yang 10 meter bisa masuk kantong," celetukku ngasal.
"Asyem ki, malah dikorupsi. Mikirin kantong dewe!"
"Ya iya lah, mikirin kantong dewe. Timbang mikirin kantong orang?" sahutku sambil tertawa terbahak-bahak.
"Otaknya koruptor ya emang gitu. Gak mikirin rakyat kecil!"
"Hehehe ... udahlah jangan ngedumel aja. Rakyat kecil kayak kita ini memang bisanya cuma ngomel doang. Nggak ada yang hiraukan, tetep aja banyak koruptor. Nggak cuma pejabat tinggi, pejabat rendah aja bisa korupsi kalo nggak kuat imannya."
"Iya, sih."
"Padahal daerah ini termasuk daerah kaya loh. Di sini ada perusahaan tambang minyak, tambang batubara, perusahaan kelapa sawit yang lumayan besar. Tapi, pembangunan infrastrukturnya nggak begitu pesat. Uangnya masuk ke mana ya?"
"Nggak tau juga aku, nggak paham politik!" sahut Reza.
"Eh, aku kepikiran sesuatu deh. Gimana kalo kita bikin konten kayak gitu?"
"Konten apaan?"
"Konten buat nyindir pejabat yang korupsi. Ceritanya ... aku jadi pejabat koruptor, kamu jadi rakyat cilik. Kamu berani nggak?" tantangku.
"Berani, lah. Bikin video gitu doangan."
Kami pun menyiapkan perlengkapan video setelah kembali ke rumah.
Kebetulan, sepupuku ini hobi banget nge-vlog walau enggak terkenal.
Naskah dialog juga sudah kami persiapkan untuk membuat video. Sebisa mungkin, kritik terhadap pejabat koruptor bisa tersampaikan dengan baik. Karena aku yang berperan sebagai koruptor. Maka, aku harus membuat orang yang menonton membenci aku sebenci-bencinya. Artinya ... aku berhasil memerankan tokoh koruptor di sini.
Mulai dari korupsi uang seribu rupiah sampai ratusan juta rupiah.
"Jadi koruptor itu enak ya?" tanya Reza usai kami membuat video kreatif.
"Hah!? Sejak kapan korupsi jadi profesi?"
"Lah? Kok profesi sih?"
"Itu tadi kamu bilang jadi koruptor. Biasanya, orang bilang jadi polisi, jadi guru, jadi dokter dan lain-lain. Bukan jadi koruptor!" jelasku.
"Ish ... Mbak ini aneh, lho!" celetuk Reza.
"Hehehe ..." Aku cengengesan.
###
Memang benar, kalau sudah urusan politik, isinya pasti segala tipu daya dan upaya. Yang benar bisa jadi salah, yang salah bisa jadi benar.
Terlebih di era digital yang semakin berkembang dengan pesat. Kita tidak bisa membedakan mana yang jujur dan mana yang berbohong. Bahkan, berita hoax mudah sekali tersebar dan mendoktrin masyarakat luas.
Kita tidak bisa sepenuhnya menyalahkan pemerintah, bisa jadi masyarakatnya juga yang salah. Begitu juga sebaliknya. Semua harus bisa introspeksi diri dan menyadari kekurangan masing-masing agar bisa bersikap lebih baik lagi.
Thursday, February 21, 2019
Kisah Terbentuknya Komunitas Kreatif "MAMUJA" di Samboja
Sumber Ilustrasi : pexels.com/rawpixel |
Desa Beringin Agung, Kecamatan Samboja, Kutai Kartanegara.
Hari minggu, tanggal 03 Februari 2019 aku dan beberapa teman ibu-ibu Samboja berinisiatif untuk ngumpul bareng.
Tepat pukul 16.00 WITA, ibu-ibu muda sudah berkumpul di ruangan Taman Bacaan Bunga Kertas. Aku bahagia karena mereka bersedia untuk datang memenuhi undanganku.
Awalnya, aku pesimis ketika akan mengumpulkan ibu-ibu untuk berkumpul. Niat untuk membuat perkumpulan ibu-ibu ini awalnya aku utarakan pada Mbak Anis (Crafter) dan Mbak Rety (Crafter) ketika mereka datang ke Taman Baca untuk meminjam buku. Niatku ini disambut baik oleh mereka dan mereka menyetujui niatku untuk membuat perkumpulan ibu-ibu kreatif.
Akhirnya, aku menghubungi beberapa orang yang ada di kontak WA-ku. Alhamdulillah mereka bersedia untuk hadir. Ada 9 orang yang hadir pada pertemuan pertama itu.
Dari pertemuan tersebut, kami sepakat untuk membentuk sebuah komunitas ibu-ibu kreatif yang diberi nama "MAMUJA". Mamuja sendiri merupakan akronim dari Mama Muda Samboja.
Silahkan lihat video ini untuk melihat kegiatan pertama kami berdiskusi.
Yang penting ibu-ibu mau ngumpul dulu. Ke depannya seperti apa, akan kami diskusikan sambil berjalan. Oleh karenanya, dalam perkumpulan ibu-ibu muda ini belum ada yang namanya struktur organisasi. Belum ada ketua atau bendahara. Semuanya menjadi tanggung jawab bersama. Program kerjanya pun akan kami susun sambil berjalannya kegiatan ini.
Kami berharap bisa terus ngumpul seperti ini sampai seterusnya. Ibu-ibu bisa berkreasi sembari bermain dengan anak-anaknya. Tentunya, kami berharap kegiatan ini bisa memberikan manfaat bagi warga Desa Beringin Agung demi terwujudnya masyarakat yang mandiri dan berkesinambungan. Saya sendiri tidak ingin kegiatan ini hanya hangat-hangat tahi ayam. Maksudnya, hanya eksis di awal-awal kemudian lambat laun semangatnya mengendur. Saling menyemangati dan memotivasi tentunya menjadi salah satu hal utama agar kegiatan komunitas ini dapat berjalan dengan baik.
Dan inilah akhirnya...
Kami membentuk sebuah komunitas Mama Muda Kreatif yang aktif dan produktif. Kami sepakat untuk ngumpul rutin setiap hari Kamis dan Minggu sore. Dengan seringnya hadir atau ngumpul, maka solidaritas dan rasa kekeluargaan akan terbentuk dengan baik.
Terima kasih untuk Mama Muda Samboja ...!
Semoga kita selalu bisa memberikan motivasi dan inspirasi untuk anak-anak penerus bangsa. Menjadi masyarakat yang mandiri dengan pemberdayaan ekonomi kreatif.
37 Kosa-Kata Yang Mendeskripsikan Mimik Wajah (Mata Tokoh) Dalam Cerita
pexel.com/Min An |
Kalian suka bingung nggak sih kalau bikin cerita saat mendeskripsikan mimik wajah tokoh yang ada di dalam cerita?
Aku kadang suka bingung. Bagusnya gimana ya?
Jadi, aku sering banget cari-cari ilmu kepenulisan baik offline maupun online.
Dan akhirnya aku dapat juga beberapa kosa-kata yang memang sudah nggak asing lagi, karena sering aku temui di dalam buku-buku yang aku baca.
Berikut ini kosa-kata yang cocok untuk menggambarkan kondisi mata pada mimik wajah tokoh dalam cerita:
Mata / Matanya ...
- ... melebar
- ... berkeling
- kelopak ... terkulai.
- ... menyipit
- ... menyala
- ... melesat
- memicingkan ...
- ... mengerjap
- ... berbinar
- ... berkelebat
- ... berkilat
- ... dibakar dengan...
- ... menyala dengan...
- ... berkedip-kedip
- ... bersinar
- sudut ... berkerut
- memutar bola matanya
- ... menatap...
- air matanya menggenang
- ... basah
- ... berkilau
- ... mengkilap
- ia menahan air mata
- menutup ...
- dahinya mengerut
- garis muncul di antara alisnya
- alisnya bertautan
- alisnya tersentak bersama-sama
- alisnya naik
- ... ditutup
- memejamkan ...
- ia mengangkat alisnya
- ... melotot
- ... mengintip
- ... meneliti
- ... mengamati
- pupil matanya besar
Sumber : Materi Kepenulisan Online
Baca juga :
Bagaimana Membuat Outline / Kerangka Karangan yang Baik dan Mudah?
Cerpen | Jodoh Kedua
Pixabay.com/pexels |
Dialog Tag Dalam Penulisan Naskah Fiksi
Source: pixabay.com/geralt |
Hai guys ...!
Ketemu lagi sama aku. Aku siapa ya? Hahaha...
Gak penting lah ya, aku ini siapa.
Yang penting, hari ini aku lagi pengen belajar tentang dunia kepenulisan. Biar tulisanku rada rapian dikit lah, banyak berantakannya soalnya. Wkwkwk ...
Hari ini aku lagi mau belajar tentang Dialog tag.
Dialog tag itu apa sih?
Dialog tag adalah frase yang mengikuti dialog, yang memberikan informasi identitas si pengucap dialog.
Dialog tag biasanya ditandai dengan kata "ujar", "ucap", "kata", dan sejenisnya. Dialog tag bisa berada di awal atau akhir kalimat. Dialog tag menggunakan tanda baca petik ("), koma (,), tanda seru (!) atau tanda tanya (?). Dialog tag diawali dengan menggunakan huruf kecil.
Berikut ini contoh dialog tag dan penggunaan tanda bacanya. Perhatikan baik-baik bagaimana menuliskan tanda baca yang tepat.
- Dialog tag di awal kalimat:
* Rina berkata, "Aku lelah." >>> Benar
* Rina berkata ,"Aku lelah." >>> Salah
* Rina berkata, "Aku lelah". >>> Salah
Kata "berkata" merupakan dialog tag di awal kalimat, diakhiri dengan tanda koma (,) kemudian diikuti dengan dialognya. Kalimat dalam dialog berada di antara tanda petik buka (") dan tanda petik tutup ("). Kalau kamu menulis menggunakan Microsoft Word, akan terlihat jelas perbedaan antara tanda petik buka dan tanda petik tutup. Sama fungsinya dengan tanda kurung buka dan kurung tutup. Di akhir dialog menggunakan tanda baca titik (.) untuk mengakhiri dialognya. Ingat ya, tanda baca titik (.) berada di dalam tanda petik, bukan di luar tanda petik atau setelah tanda petik tutup.
* Rina bertanya, "Sudah makan?" >>> Benar
* Rina bertanya, "Sudah makan.?" >>> Salah
Dialog tag ini sama dengan contoh yang pertama. Hanya saja diakhiri dengan tanda tanya sebagai kalimat pertanyaan, bukan pernyataan. Tanda tanya berfungsi sebagai pengganti tanda titik. Sehingga, tidak perlu lagi menggunakan tanda baca titik (.) jika sudah menggunakan tanda tanya (?)
* Rina mengumpat, "Aku benci kamu!" >>> Benar
* Rina mengumpat, "Aku benci kamu.!" >>> Salah
Dialog tag ini sama dengan contoh yang pertama. Hanya saja diakhiri dengan tanda seru sebagai penekanan kalimat atau sebuah teriakan. Tanda seru berfungsi sebagai pengganti tanda titik. Sehingga, tidak perlu lagi menggunakan tanda baca titik (.) jika sudah menggunakan tanda seru (!)
Diatas adalah 3 contoh dialog tag yang berada di awal kalimat.
- Dialog tag di akhir kalimat:
* "Aku lelah," kata Rina. >>> Benar
* "Aku lelah", kata Rina. >>> Salah
* "Aku lelah," Kata Rina. >>> Salah
Perhatikan baik-baik perbedaan penggunaan tanda baca di atas. Dialog berada di dalam tanda petik buka dan tanda petik kurung. Dialog diakhiri dengan tanda koma, kemudian diikuti dengan dialog tag. Dialog tag selalu diawali dengan huruf kecil ( bukan huruf kapital )
* "Sudah makan?" tanya Rina. >>> Benar
* "Sudah makan?," tanya Rina. >>> Salah
* "Sudah makan,?" tanya Rina. >>> Salah
* "Sudah makan?" Tanya Rina. >>> Salah
Penggunaan tanda tanya menjadi pengganti tanda baca koma, sehingga tidak perlu lagi menggunakan tanda baca koma pada dialog yang menggunakan dialog tag. Ingat, dialog tag selalu menggunakan awalan huruf kecil.
* "Aku benci kamu!" umpat Rina. >>> Benar
* "Aku benci kamu,!" umpat Rina. >>> Salah
* "Aku benci kamu!" Umpat Rina. >>> Salah
Penggunaan tanda seru, perlakuannya sama dengan penggunaan tanda tanya. Hanya saja, makna kalimat tanya dan kalimat seru yang membuatnya berbeda.
Tidak semua dialog dalam sebuah cerita menggunakan dialog tag. Ada beberapa dialog yang tidak menggunakan dialog tag. Kita harus bisa membedakan mana dialog tag dan bukan dialog tag.
ontoh kalimat yang tidak menggunakan dialog tag adalah sebagai berikut:
* "Kemarin aku lihat kamu jalan sama pacarku." Rina menatap Rini tajam.
* Mata Rina menatap Rini tajam. "Kemarin aku lihat kamu jalan sama pacarku."
Kalimat di atas merupakan dialog yang tidak menggunakan dialog tag. "Rina menatap Rini Tajam" adalah kalimat aksi/aktivitas yang mendeskripsikan aktivitas lain yang dilakukan tokoh saat berdialog. Kalimat aksi ini selalu diawali dengan huruf besar atau huruf kapital karena tidak menjadi bagian dari dialog.
Contoh lainnya:
* "Hehehe ... lupa." Tangan Rina menggaruk kepalanya yang tidak gatal.
* Tangan Rina menggaruk kepalanya yang tidak gatal. "Hehehe ... lupa."
Nah, itu dia contoh dialog tag sederhana yang bisa aku sharing buat temen-temen. Semoga bisa mengerti dengan mudah contoh dialog tag di atas ya! Dan bisa membedakan mana yang merupakan dialog tag dan mana yang bukan dialog tag.
Oh ya, aku mau kasih contoh penulisan dialog tag dan dialog dengan kalimat aksi/aktivitas.
* "Hehehe ... lupa." Tangan Rina menggaruk kepalanya yang tidak gatal. "Kamu sudah makan?" tanya Rina kemudian.
Kalimat yang aku beri tanda warna merah adalah kalimat aksi/aktivitas si tokoh. Sedangkan kalimat yang aku beri tanda warna pink merupakan dialog tag.
Ada macam-macam dialog tag, kamu bisa membacanya di tulisan MACAM-MACAM DIALOG TAG
Demikian pelajaran tentang dialog tag yang aku dapat hari ini. Semoga bermanfaat!
Buat kamu yang ingin menambahkan atau mengoreksi materinya, silakan komen di bawah ya!
MACAM-MACAM DIALOG TAG
Source: Pixabay.com, edit by me |
Hai teman-teman, kali ini aku mau bagiin beberapa macam dialog tag yang bisa kamu gunakan untuk menulis cerita supaya beragam tidak terkesan membosankan. Yuk, cek dialog tag yang asyik kamu gunakan dalam menulis cerita!
1. Netral
- ujar
- salam
- celetuk
- ucap
- desak
- kata
- pamit
- harap
- pesan
- cetus
- tutur
- papar
- ungkap
- tandas
- tanya
- tegur
- sapa
- ajak
- panggil
- pungkas
- tegas
- ajak
- pinta
- tunjuk
- beber
- seloroh
- cakap
- lontar
- akunya
2. Netral sebagai respon
- sahut
- lanjut
- jawab
- tawar
- tolak
- sambut
- sanggah
- imbuh
- terang
- balas
- tangkas
- tambah
- sambung
- jelas
- sela
- sosor
- tukas
- potong
- kilah
- usul
- putus
- protes
- urai
- saran
- berondong
- timpal
- kekeh
- kelit
- deham
3. Ada Emosi
- sindir
- hina
- gerutu
- sungut
- rengek
- tekad
- resah
- cemooh
- ejek
- kelakar
- canda
- cela
- ledek
- gerundel
- puji
- keluh
- adu
- perintah
- cibir
- tuntut
- decit
- cicit
4. Emosi Bernada Rendah
- bisik
- gumam
- decak
- desah
- rintih
- desis
- sesal
- ulang
- lirih
- racau
- batin
- ringis
- hembus
- goda
- rajuk
5. Emosi Bernada Tinggi
- jerit
- geram
- usir
- bentak
- berang
- hardik
- teriak
- tuduh
- tampik
- tantang
- pekik
- tekan
- sembur
- seru
- erang
- serang
- cecar
- raung
- sergah
- murka
- dengus
- ketus
- marah
Sumber referensi :
Materi Kepenulisan Andros Luvena by Rosi Simamora
Contoh Penggunaan Dialog Tag :
Dialog Tag dalam Penulisan Naskah Fiksi
Baca juga :
37 Kosa-Kata Yang Mendeskripsikan Mimik Wajah (Mata Tokoh) Dalam Cerita
Dilarang copy paste dan menyebarkan tulisan ini tanpa mencantumkan nama situs atau penulisnya.