Tuesday, February 13, 2024

Keinginan Kecil dari Malaikat Kecil

 



Pukul 15.00 WITA aku dibuat panik ketika tiba-tiba putera kecilku terserang demam tinggi. Sebenarnya, sudah tiga hari lalu dia demam, tapi belum aku bawa periksa ke dokter. Aku selalu menyiapkan termometer dan obat penurun panas di rumah. Hal itu aku lakukan untuk jaga-jaga ketika anak tiba-tiba demam. 

Hal yang paling membuat panik adalah ketika anak demam tinggi dan sudah berlangsung lebih dari 3 hari. Akhirnya, aku meminta tolong pada seseorang untuk membawa puteraku berobat ke bidan praktik yang berada di wilayah kilometer tiga puluhan, aku lupa persisnya di kilometer berapa, tapi aku memang beberapa kali pergi ke sana untuk membawa anak atau keluargaku berobat.

Ada hal yang begitu membuat hatiku tersentuh dan terenyuh ketika kami berada di tengah perjalanan. Putera kecilku yang bernama Arga, dalam kondisi demam tinggi dan sangat lemas, tiba-tiba minta masuk ke kawasan militer "Kompi Kavaleri" yang berada di wilayah kilometer 28. Arga sangat suka dengan tentara dan apa pun yang berhubungan dengan tentara. Entah apa yang membuatnya begitu menyukai hal yang berbau tentara ini, mungkin ... karena kakek buyut Arga adalah seorang mantan pejuang (ABRI) yang memiliki dedikasi untuk negeri ini. Aku rasa, hal inilah yang membuat Arga begitu menyukai tentara dan dia memiliki jiwa pemberani.

Karena sudah malam dan Kavaleri bukanlah tempat yang bisa diakses secara umum, akhirnya aku memutuskan untuk turun dan mengajak Arga untuk foto bersama di depan kompi tersebut. Hal ini aku lakukan untuk mengabadikan momen masa kecilnya, supaya bisa ia lihat kelak ketika ia sudah dewasa.

Jujur, aku nggak pernah masuk ke kawasan militer sejak aku sudah tidak lagi tinggal di panti asuhan (kebetulan pemilik panti asuhan tempat tinggalku adalah seorang tentara). Aku juga tidak berani mengambil sembarang foto, karena aku tidak tahu kawasan ini bisa dipublikasikan atau tidak. Sehingga, aku harus meminta izin terlebih dahulu pada petugas pos penjagaan untuk mengambil foto di depan pintu masuk Kavaleri tersebut. 

Alhamdulillah, kami diberikan izin untuk mengambil foto di sini dan aku bisa mengabadikan cerita bersama putera kecilku ini. Aku juga bisa kembali ke rumah dengan perasaan bahagia karena setelahnya, demam tinggi Arga bisa langsung reda dan dia bisa tidur dengan nyenyak.

Tak ada harapan lain dari seorang ibu selain melihat anak-anaknya baik-baik saja dan hidup bahagia.

Jika suatu hari nanti Tuhan menakdirkan Arga untuk kembali ke tempat ini, semoga dia kembali dengan menggendong prestasi dan kebanggaan untuk orang tuanya, juga untuk negeri ini. Aamiin ...




Monday, February 12, 2024

VIRAL FILM "DIRTY VOTE" YANG BONGKAR PRAKTIK KECURANGAN PENGUASA NEGARA


Hai... hai ...!
Assalamualaikum, temen-temen ...!
Udah lama banget nih aku nggak nulis di blog ini dan menyapa kalian para pembaca.
Kali ini, aku mau bahas soal film dokumenter yang baru dirilis sekitar beberapa jam lalu di Youtube dan langsung ditonton oleh jutaan orang.

11 Februari 2024 adalah masa tenang pemilu dan film ini dirilis di H-3 menjelang pemilu. Sebenarnya, aku nggak kaget dengan kemunculan film ini, karena sebelumnya, aku udah tahu tentang kabar ini dari temen-temen jurnalis. Hanya saja, aku nggak tahu apa isi filmnya dan bagaimana jalan ceritanya.
Saat dikirimi link film "Dirty Vote" Dirty Vote Official oleh salah satu teman jurnalis, aku sedang tidak berada di rumah. Aku baru buka link film ini saat aku sudah sampai rumah di malam hari.
Awalnya, aku nggak tertarik dengan film ini karena aku sudah muak dengan politik di Indonesia. Aku lihat tumbnailnya, sepertinya nggak begitu menarik, tidak seperti film dokumenter sebelumnya yang berjudul "Sexy Killers" yang pernah diputar untuk nobar di taman bacaku sebelum dirilis di Youtube. Aku pikir ... males, ah ... pusing banget mikirin politik yang penuh dengan trik dan propaganda.

Tapi, temenku bilang ... kamu wajib nonton ini!
Akhirnya ... meski udah capek dan pengen istirahat, aku nonton juga film ini. 
Ternyata, ada banyak kejutan di film ini...

Hal yang paling mengejutkan adalah pernyataan Presiden Jokowi tentang keberpihakannya pada salah satu paslon, begitu juga dengan menteri-menteri dalam kabinet Jokowi. 
Aku hanya geleng-geleng kepala menonton film ini. Begitu terstrukturnya kecurangan politik yang ada di Indonesia, dan semuanya memilih untuk diam. Membiarkan penguasa dzalim dan kotor terus berkuasa untuk melancarkan kepentingan mereka.


Film ini bener-bener membuka mata hati kita tentang bagaimana sosok pemimpin negara yang semakin haus dengan kekuasaannya. Kalian bisa analisa sendiri dari film dokumenter itu. Kalian tonton, dan lihat apa yang sebenarnya terjadi. Ketika kalian menonton film ini, posisikan diri kalian sebagai orang yang netral dan tidak memihak kepada siapa pun. Buka mata dan hati kalian tentang bagaimana buruknya politik di Indonesia. Buatku pribadi, Pak Jokowi adalah sosok pemimpin yang baik dan punya banyak prestasi, termasuk prestasinya dalam mengubah undang-undang dan mengobrak-abrik konstitusi negara melalui kewenangan dan kekuasaannya. 

Film ini bikin aku merenung dalam waktu yang begitu lama.
Apa yang bisa aku lakukan melihat kecurangan-kecurangan yang ada di depan mata dan begitu terang-terangan? Diam aja? 
Emang bisa bikin apa? Kita hanya rakyat biasa, nggak punya kewenangan untuk mengubah konstitusi apalagi ketika sudah dikuasai politik dinasti. 
Kalau kamu ... apa yang akan kamu lakukan? Apa cuma bisa berdiam diri kayak aku juga?

Untuk seluruh perempuan-perempuan Indonesia, jadilah ibu cerdas yang akan melahirkan anak-anak cerdas. Supaya bangsa ini tidak terus tenggelam dalam kebodohan dan dijadikan bidak catur para penguasa-penguasa dzalim.







 

Rumahku Tahun 2015 ( Sebelum Mengenal Ilmu Sedekah Jariyah)

  




Semua orang tahu bagaimana proses perjalanan hidupku. 

Aku hanyalah anak seorang petani, yang tidak mampu membiayai pendidikan anak-anaknya sampai ke perguruan tinggi. Jangankan untuk punya rumah mewah, untuk makan sehari-sehari saja sangat susah.

Tahun 2015, aku masih bekerja di sebuah perusahaan swasta. Aku masih tinggal di rumah kayu milik kakekku. Rumah ini sudah berdiri sejak tahun 1985, ketika mereka transmigrasi untuk pertama kalinya. Beberapa bagian memang sudah diubah karena usia kayunya memang sudah rapuh. Yah, beginilah potret dari rumah mungilku di desa. Sangat jauh dari kata nyaman.

Di tahun itu, aku masih harus berjuang untuk hidup. Ditambah, aku punya seorang puteri yang baru saja aku lahirkan. Bisa memenuhi kebutuhan makan sehari-hari saja, aku sudah sangat bersyukur. Tidak pernah memiliki keberanian untuk memiliki rumah yang mewah. Itu adalah hal yang sangat menakutkan dalam hidupku yang sangat pas-pasan.


Sampai akhirnya ... titik balik dalam hidupku terjadi.

Aku yang sedang kesulitan ekonomi, justru melakukan hal gila dengan membuka sebuah taman baca yang aku dedikasikan untuk sosial masyarakat. Saat itu, aku dicemooh banyak orang. Hidup sangat miskin, untuk apa membuka taman baca? Toh, sudah tidak ada orang yang minat untuk membaca. Hanya ingin menjadi bahan tertawaan orang saja.


Aku diam dan terus melakukan apa yang ingin aku lakukan.

Sampai akhirnya ... Tuhan memberikan reward atas ketulusan dan dedikasiku selama ini. Bagiku, apa yang diberikan oleh Allah saat ini adalah hasil dari apa yang aku berikan untuk orang banyak. Memang, mengabdikan diri untuk masyarakat itu tidak ada bayarannya. 

Ketika banyak orang bilang "HARI GINI MASIH SOSIAL? KITA BUTUH MAKAN, COY!" 

Dan aku memperhatikan, mereka adalah orang yang sangat bekerja keras untuk bisa makan. Bahkan, mereka tidak berhenti bekerja keras, meski setiap bulan mereka mendapatkan penghasilan. Mereka tidak punya banyak waktu bersantai, apalagi menyisihkan sedikit rezekinya untuk orang lain. Sama persis saat aku bekerja di perusahaan selama 7 tahun dan tidak bisa mendapatkan rezeki lebih selain gaji.

Hitung-hitungan Allah itu berbeda dengan hitung-hitungan manusia. Allah punya hitungan rezeki yang mustahil jika disandingkan dengan perhitungan manusia. 

Aku percaya, Allah tidak akan menghitung berapa banyak rezeki yang Dia curahkan ke kita, asalkan kita juga tidak perhitungan menggunakan rezeki yang Allah berikan untuk jalan kebaikan.

Aku  percaya kalau Allah tidak akan membiarkan aku kelaparan, meski hari ini memang sedang terasa sulit. 

Semua kesulitan itu Allah jawab dengan begitu cepat. Di tahun 2018, aku mendirikan sebuah taman baca yang aku dedikasikan untuk masyarakat. Aku menyisihkan sebagian uang yang aku punya untuk membeli buku, alat tulis, alat lukis dan barang-barang yang diperlukan untuk taman baca. Sampai-sampai, aku tidak punya tabungan sedikitpun untuk diriku sendiri.

Akhir tahun 2018, PT. Pertamina Hulu Sanga-Sanga datang dan memberikan support besar untuk taman bacaku. Karena aku seorang ibu rumah tangga yang tidak tahu apa-apa, merekalah yang mengurus semuanya dan Allah permudah. Taman baca mendapatkan beberapa bantuan untuk renovasi.

Karena posisi taman baca yang berada di teras rumahku, secara otomatis menempel dengan rumah pribadiku. Ketika dilakukan renovasi, rumahku ikut terbongkar. Saat itu aku menangis karena aku tidak tahu harus memperbaiki rumahku menggunakan apa. Sementara, dana yang diberikan oleh Pertamina hanya untuk pembangunan taman baca, bukan untuk fasilitas pribadi.

Di saat kalut, Allah langsung menjawab doa-doaku. Aku yang tidak punya apa-apa sama sekali. Langsung diberikan kejutan dari Allah berupa 20% royalty menulis novel di platform online. Nilainya sekitar 200juta rupiah. Aku langsung bersyukur pada Allah dan menggunakan uang tersebut untuk membangun rumah baru. Supaya anak-anakku bisa istirahat dengan nyaman tanpa harus khawatir dengan atap bocor maupun banjir.

Alhamdulillah ... saat ini aku bisa tinggal di rumah yang nyaman, meski jauh dari kata mewah.


Aku tidak pernah takut tidak makan ketika mengabdikan diriku sebagai aktivis sosial di masyarakat. Karena aku percaya ... Allah akan terus mengirimkan malaikat-malaikatnya mendampingiku, selama aku tulus membantu. Aku tidak pernah menyesali apa yang sudah kulakukan, meski hasilnya sangat menyakitkan. Aku percaya ... Allah akan membukakan pintu rezeki dari semua penjuru, ketika kita bisa mengabdikan diri kita untuk bermanfaat bagi orang lain.

Ini adalah potret rumahku di tahun 2023


Kalau mau lihat kondisi rumahku yang sekarang, bisa dilihat di Channel Youtube Rin Muna. Aku sering bagi keseharianku di kanal Youtube. Ini adalah pengalaman nyata dalam hidupku yang begitu ajaib.

Salam sukses selalu ...

Semoga yang baca ceritaku ini, bisa mendapatkan keberkahan dalam hidupnya.



Aamiin...






Sunday, December 10, 2023

RULIKA DANCER : Implementasi Literasi Budaya dan Kewargaan

 



Literasi memiliki makna yang sangat luas. Tak hanya sekedar baca-tulis. Literasi merupakan kecakapan hidup yang harus dimiliki oleh setiap orang. Dengan berliterasi, manusia dapat menjalankan perannya dengan baik dan memenuhi kebutuhan sehari-hari.

Ada banyak pola literasi yang diterapkan di Indonesia. Salah satunya ialah literasi budaya dan kewargaan. Literasi budaya merupakan sebuah kemampuan memahami dan bersikap terhadap budaya Indonesia sebagai identitas suatu bangsa.

Yayasan Rumah Literasi Kreatif berkomitmen untuk membangun kecakapan generasi muda melalui kegiatan-kegiatan ekstrakurikuler kreatif. Menjadikan generasi muda memiliki wawasan yang luas, kreatif dan mampu mempertahankan identitas bangsa. Salah satu kegiatan yang dilakukan oleh Rulika untuk mendukung pelestarian budaya sebagai identitas bangsa ialah dengan membentuk kelompok seni budaya . Terdapat beberapa kelompok seni budaya di Rumah Literasi Kreatif, seperti: Kelompok Kaligrafi, Kelompok Musik, dan Kelompok Tari. 

Kelompok tari yang ada di Rumah Literasi Kreatif diberi nama Rulika Dancer. Rulika Dancer telah dipercaya untuk mengisi acara di beberapa kesempatan dan terus berusaha meregenerasi. Tahun ini, Rulika Dancer diberi kesempatan untuk menampilkan seni tari pada event "Expo Nusantara Samboja Barat 2023" yang diselenggarakan pada hari Minggu,  10 Desember 2023. Kelompok tari ini merupakan kelompok tari yang aktif setelah dua generasi sebelumnya. Kelompok tari generasi 3 ini terdiri dari: Rika (SMP Negeri 5), Tasya (SMP Negeri 5), Indri (SMP Negeri 5), Neisya (SMP Negeri 5), Fallen (SMP Negeri 5), Asras (SMP Negeri 5), Faiz (SMP Negeri 5), dan Aspar (SMP Negeri 5). 

Harapannya, Rulika bisa terus aktif dalam memfasilitasi pendidikan non-formal bagi anak-anak, terutama bagi mereka yang memiliki kecerdasan non-akademik sesuai dengan minat dan bakat masing-masing. Rulika selalu berusaha untuk menjadi tempat atau berkumpul, belajar, berkarya dan ajang  aktualisasi diri dalam berbagai bidang literasi. 



Monday, December 4, 2023

Pendiri TBM Cahaya Ilmu Memberikan Kenang-Kenangan untuk Rumah Literasi Kreatif (RULIKA)


Minggu, 03 Desember 2023

Pagi hari, seperti biasa, aku selalu sibuk membereskan rumah. Setelah mengantar dua anakku ke sekolah, hal yang aku lakukan adalah membereskan rumah. Entahlah, berberes rumah seolah menjadi pekerjaan yang tidak ada habisnya bagi ibu rumah tangga sepertiku.
Belum usai membereskan rumah, tiba-tiba aku kedatangan salah satu warga yang juga memiliki jabatan sebagai anggota BPD di desaku. Beliau datang untuk berkoordinasi terkait kegiatan RT karena secara kebetulan aku ditunjuk untuk menjadi ketua RT.03 di Desa Beringin Agung. Ada banyak masukan dan bimbingan dari beliau yang saya dengarkan dengan seksama untuk kepentingan masyarakat.
Cukup lama kami berbincang banyak hal. Aku tidak menghitung berapa lama kami duduk untuk bicara. Tapi aku merasa itu cukup lama, mungkin sudah lebih dari 30 menit.
Di sela-sela pembicaraan kami, tiba-tiba terdengar suara motor tua terparkir di halaman rumahku. Aku penasaran siapa yang datang. Kemudian, aku terkejut saat mengetahui kalau yang datang adalah Kai H. Ahmad Ismail. Beliau usianya sudah sangat tua, tapi masih sangat bersemangat mengendarai sepeda motor dan menempuh perjalanan yang cukup jauh untuk sampai ke rumahku. Bahkan, di usianya yang sudah menginjak 90 tahun, beliau masih semangat membuat sebuah taman bacaan gratis yang diberi nama "Cahaya Ilmu".
Aku selalu terkesan dengan kegigihan dan support beliau, terutama untuk pergerakan taman baca yang aku dirikan. Beliau kerap memberi buku, kenang-kenangan, dan lain-lain.
Kalo ini, beliau membawa sebuah bingkai kenang-kenangan untuk Rumah Literasi Kreatif. Beliau bilang kalau masih punya utang sama aku. Padahal, aku tidak merasa memberikan utang sama-sekali ke beliau. Ternyata, beliau ingin memberikan kenang-kenangan karena beberapa waktu lalu aku memberikan kenang-kenangan untuk taman baca beliau ketika kunjungan bersama anak-anak taman bacaku.

Aku bersyukur, di tengah-tengah kesibukanku, aku masih bertemu dengan banyak orang untuk berdiskusi dan berbagi pengalaman. Mendengarkan banyak cerita di luar sana.

Aku harap, apa yang aku lakukan semasa hidupku ini, bisa bermanfaat untuk orang-orang di sekelilingku, juga untuk orang-orang yang memiliki kepedulian penuh terhadap perkembangan kegiatan Rumah Literasi Kreatif.



TTD,


Rin Muna
Founder Rulik

Copyright © Rin Muna
Design by Anders Noren | Blogger Theme by NewBloggerThemes.com | Edited by Gigip Andreas