Saturday, January 12, 2019

Puisi | Tanpa Nestapa | Rin Muna

pixabay.com

Tak ada kata lain selain kata cinta
Tak ada bisikan lain selain bisikan mesra
Tak ada rintihan lain selain rintihan sayang
Tak ada intan permata yang bisa kuberikan
Tak ada istana yang mampu ku persembahkan

Tapi aku yakin
Kau akan tetap bahagia bersamaku
Karena sesungguhnya
Tak kan ada tetesan air mata dalam kisah kita
Tak kan ada nestapa abadi untuk jalinan kasih ini
Kebahagiaan akan terus menghampiri
Jika kita saling percaya
Pada nuraini yang telah lama menyatu...


~Rin Muna~
Catatan masa SMA.
Balikpapan, 21 Agustus 2017

Puisi | Bintang | by Rin Muna

pixabay.com
Bintang ...
Mengapa malam ini engkau tak nampak?
Aku sangat merindukanmu
Aku sangat membutuhkanmu

Bintang ...
Datanglah untukku!
Peluklah diriku
Hangatkan tubuhku
dengan cahaya cintamu

Bintang ...
Ku ingin engkau tahu
betapa aku merindukan
kehangatan yang kau berikan
kedamaian yang kau ciptakan
dan cinta yang kau hadirkan

Bintang ...
Jangan pernah kau pergi
Tinggalkan aku sendiri
Yang kini sedang pilu
menanti hadirmu kembali



~Rin Muna~
Catatan masa SMA.
Balikpapan, Agustus 2007

Wednesday, January 9, 2019

Novel Papringan dan Kebersamaan di Dalamnya


Hai... kali ini aku mau bahas salah satu karya yang sedang aku kerjakan bersama dengan beberapa sahabat penaku. Entah bagaimana ceritanya, aku lupa bagaimana kami pertama kali dipertemukan. Yang aku ingat, saat itu kami bersama-sama menulis di salah satu platform www.plukme.com. Karena terjadi kegaduhan di platform tersebut dan akhirnya platform tersebut tutup sementara dari bulan November 2018. Sejak itu, kami tak punya lagi tempat untuk mencurahkan ide dan kreatifitas bersama-sama. Namun, kami masih saling menjaga komunikasi dan silaturahmi agar tetap bisa menjadi sahabat yang baik.
Romantika Familia ini dicetuskan oleh Bang Textratis yang juga tergabung dalam proses kreatif cerita berantai berjudul "Asmara Negeri Somplak".
Dari dia, kami banyak belajar. Karena saat itu yang ikut bikin cerita Romantic Family baru dia, Sundari Mueeza dan Veraditias. Dia mengajakku untuk bergabung menyumbangkan tulisan, dan masih ada satu orang lagi yang kami harapkan bisa ikut memberikan sumbangsih. Namun, sampai saat ini orang tersebut belum bersedia memberikan karyanya bersama-sama.
Papringan, Romantika familia merupakan cerita berantai yang pada akhirnya menjadi project novel. Papringan sendiri merupakan salah satu tempat wisata yang berada di daerah Temanggung, Jawa Tengah. 

Dalam buku ini, disajikan cerita sederhana yang begitu romantis. Sebenarnya, ada banyak hal kecil di sekitar kita yang bisa menciptakan romantisme, tak perlu liburan mahal ala sosialita hanya untuk merasakan sensasi romantisme di sebuah tempat. Rumah tangga yang sudah dibangun dari komitmen dua orang yang berbeda, adalah tempat paling romantis di dunia. Rumah tangga dan tetangga yang harmonis, tidak bisa digantikan dengan tempat liburan semahal apa pun. Berapa lama pun kita akan pergi liburan ke tempat-tempat romantis. Pada akhirnya, rumahlah yang menjadi tempat paling nyaman untuk kita beristirahat, berbagi suka dan duka.
Konflik yang terjadi adalah konflik rumah tangga yang umum terjadi di masyarakat. Hampir semua rumah tangga akan merasakan pahit getirnya membangun dan membina rumah tangga yang baik agar tetap kokoh sampai akhir hayat.

Kamu wajib banget buat baca cerita ini! Buat kamu yang sudah menikah atau yang baru mau menikah, buku ini cocok banget untuk memberikan romansa harmonis di keluarga kecil kamu.


Silakan klik link di bawah ini untuk membaca bab ceritanya ya!


Bab selanjutnya, menyusul.
Jangan lupa subscribe untuk dapetin cerita terupdatenya ya! 😉

Penulis Buku:
- Textratis (Semarang)
- Veraditias (Temanggung)
- Sundari Mueeza (Medan)
- Rin Muna (Samboja)


Tuesday, January 1, 2019

Thursday, December 27, 2018

Seventeen - "Kemarin" : 2 Tahun Menciptakan Luka

Lagu Kemarin ciptaan Sang Gitaris Herman Sikumbang yang diposting di Youtube pada tanggal 21 Desember 2016 ini menjadi salah satu lagu paling menyedihkan pada bulan Desember 2018. Tepat 2 tahun lagu ini dirilis menjadi sebuah moment yang tak kan terlupakan oleh vokalis Seventeen yang berhasil selamat dari Tsunami Banten.
Riefian Fajarsyah atau yang sering disapa Ifan Seventeen ini sedang manggung di salah satu acara family gathering yang diadakan oleh salah satu perusahaan BUMN di Pantai Tanjung Lesung. Ifan menjadi salah satu korban yang selamat dari Tsunami Banten pada sabtu malam, 22 Desember 2018 ini . Sementara semua personel seventeen meninggal dalam kejadian tersebut.

Pada tanggal 23 Desember 2018, Ifan Seventeen mengunggah sebuah video yang menyatakan bahwa ia kehilangan istri dan teman-temannya bandnya. Sementara Bani Seventeen (Bassis) dan Oki Wijaya dinyatakan meninggal dunia.

Tak lama kemudian, Ifan Seventeen menggunggah postingan yang menyatakan bahwa Herman (Gitaris) juga menjadi korban Tsunami Banten.
Pada tanggal 24 Desember 2018, Ifan mengungkapkan bahwa ia tak dapat mengantarkan sahabatnya hingga peristirahatan terakhir dikarenakan masih harus mencari keberadaan Dylan Sahara (Istri) dan Andi (Drumer). Andi ditemukan meninggal dunia pada tanggal 24 Desember 2018 bersamaan dengan istri Ifan Seventeen, Dylan Sahara.


Kisah seventeen ini kemudian menjadikan salah satu lagu Seventeen yang berjudul "Kemarin" kembali viral. Pasalnya, lagu ini sangat mirip dengan kejadian tsunami yang menimpa Band Seventeen dan hanya menyisakan salah satu personelnya yakni Ifan Seventeen.

Bisakah waktu diputar ulang? Karena sebagian dari kita, sadar atau tidak, kadang menginginkan kenangan indah terulang. Setidaknya bisa mengulangi rasa bahagia dengan orang ya sama. Tapi apa jadinya jika orang tersebut sudah tiada?

Kalimat di atas adalah kalimat yang dituliskan pada lagu "Kemarin" di Official Music Video yang diunggah di Youtube 2 tahun yang lalu.
Single lagu "Kemarin" merupakan kisah nyata yang kembali menjadi nyata. Lagu ini nyata menggambarkan betapa sang penyanyi kehilangan orang-orang yang dicintainya sekaligus. 
Semua orang pasti akan merasakan sakitnya kehilangan, hanya waktu dan caranya yang berbeda-beda. Seperti bagaimana Ifan Seventeen begitu tegar menghadapi cobaan yang menimpanya. Walau tidak bisa disembunyikan bahwa luka dihatinya begitu dalam.

Ifan juga menyatakan "Pamit" kepada seluruh teman-teman dan pihak-pihak yang bekerja sama dengan Seventeen.

Ada satu kalimat dari Ifan yang membuat hatiku begitu terenyuh. "Sahabat Sepanggung Sehidup Semati"- Seventeen.

Semoga kejadian ini tidak membuat Ifan berhenti berkarya. Ada begitu banyak orang yang mendoakan Ifan agar tetap tabah. Juga mendoakan almarhum dan almarumah yang lebih disayang oleh Allah untuk kembali ke sisi-Nya.





Film Batman : Gotham by Gaslight

Thriller:


Nonton Film Full Online, klik link di bawah ini:

Batman : Gotham by Gaslight

In an alternative Victorian Age Gotham City, Batman begins his war on crime while he investigates a new series of murders by Jack the Ripper.
Tagline:As the Ripper stalks Gotham City, the Dark Knight reveals the face of terror.
Pemain:
Direksi:
Negara:
Rilis:12 Jan 2018
Bahasa:English
Anggaran:$ 10.000.000,00

Sumber : indoxx1.org


Wednesday, December 26, 2018

Nostalgia Masa SMA

pixabay.com



Hari ini, aku bertemu dengan salah satu kawan sekolahku di salah satu Kafe. Di mana secara kebetulan kami selalu sekelas semenjak SMP hingga SMA. Saat ini ia bekerja di Jakarta. Aku tidak tahu tepatnya apa, yang jelas dia lulusan Teknik Sipil dan masih ada hubungannya dengan pembangunan gedung. Dan sekarang dia sedang cuti, hingga menyempatkan waktu untuk menemuiku.
“Kamu nggak bosan sekelas mulu sama Puguh?” celetuk salah seorang teman kala itu.
Aku tidak merasa bosan. Sebab aku dan Puguh tidak terlalu dekat juga tidak terlalu jauh. Buatku, dia hanya sekedar pematik semangat belajarku. Sebab puguh memiliki kecerdasan yang lebih dibanding dengan murid lain. Dan dia selalu menjadi sainganku. Aku dan dia selalu berebut peringkat satu. Jika aku peringkat satu, sudah pasti dia yang peringkat dua. Begitu juga sebaliknya.
Aku tidak ingin bercerita tentang puguh. Sebab tak ada yang menarik darinya. Lebih menarik diriku, walau terkesan memaksakan diri. Aku ingin bercerita tentang bagaimana kesanku masuk SMA bersama Puguh. Nah loh? Kok Puguh lagi sih? Ya, sebab dia teman sekelasku sejak kelas 1 SMP. Jadi, mau tak mau aku memang harus menyeret dia ke dalam cerita masa SMA-ku.
“Rin, kamu ingat nggak waktu pertama kali masuk SMA. Kamu terkenal karena bisa mendapat predikat sebagai siswa MOS terbaik.” Puguh menundukkan kepala sambil terkikik geli.
“Apa!? Itu memalukan!” Aku menyeringai. Ia senang sekali mengejekku dengan predikat siswa MOS terbaik.
“Tapi, beneran kan!?”
“Iya. Tapi itu memalukan. Semua orang melihatku menangis di sepanjang koridor.”
“Itu artinya Kakak Osis berhasil mengerjaimu. Dan kamu beruntung berdiri di depan podium dengan penghargaan kalung bawang. Bersama Kakak Kelas yang kamu idolakan itu.” Lagi-lagi Puguh tertawa kecil di sela pembicaraan kami.
Aku memonyongkan bibirku. Wajahku memerah karena tersipu. Mengingat kakak kelas idolaku. Kakak kelas yang mendapat penghargaan sebagai Kakak Osis terbaik, hasil polling dari seluruh siswa peserta MOS.
Ya, aku mulai mengidolakannya sejak itu. Terlebih lagi dia punya sederet prestasi yang membuat mataku selalu memunculkan simbol love love setiap kali melihatnya. Ia tak hanya pintar secara akademik. Namun ia juga punya sederet prestasi lainnya. Seperti saat ia menjadi Kapten Paskibraka dan berhasil meraih juara 1 tingkat Provinsi. Itu sangat membanggakan. Bukan hanya itu, dia juga aktif dalam seni musik Tingkilan yang juga berhasil menyabet Juara 1 kompetisi Tingkilan antar sekolah se-Kalimantan Timur.
Dia juga vokalis Band Metal yang lihai bermain gitar juga Drum. Apa sih alat musik yang dia tidak bisa? Aku lihat dia bisa memainkan semuanya dengan baik. Terlebih lagi ketika dia beraksi mengeluarkan suara Scream-nya yang khas. Itu keren banget buatku! Sebagian wanita tidak suka dengan Band Metal terlebih lagi saat vokalis mengeluarkan suara Scream-nya. Aku justru sangat terpesona. Itu laki banget!
“Woi...! Malah ngelamun. Pulang yuk udah malam!” Puguh membuyarkan lamunanku tentang kenangan masa SMA.
“Eh... Oh... Iya!” Aku meraih tas yang kuletakkan di kursi sebelahku.
“Mau ku antar?” Puguh menatapku menggoda.
“Ke sini bawa motor sendiri-sendiri. Camana mau ngantarkan? Hadeuuuh...!” Aku memutar bola mataku.
Puguh tertawa lepas. Kami kembali ke rumah masing-masing.

Copyright © Rin Muna
Design by Anders Noren | Blogger Theme by NewBloggerThemes.com | Edited by Gigip Andreas