Tuesday, July 9, 2019

Puisi Akrostik | Giovani Jovander Ariyanto | Musik Hati

Judul Puisi “Musik Hati”

Karya : Rin Muna
Source : www.pixabay.com

Gemercik air memecah kesunyian
Instrumen cinta memecah kesenyapan
Organ mendentingkan alunan nada-nada kedamaian
Variasi melodi menambah keindahan
Alunan merdu biola dari ujung jemari
Nyanyikan lagu-lagu cinta tentang cerita kita
Ingatkan bahagia tercipta untuk kita nikmati

Jam dinding berdetak bersama alunan musik
Organ tunggal yang jadi kawan pelipur lara
Vokal merdu dari bibir mungil mengalun indah
Alangkah indahnya dunia saat kau hadir
Nyanyikan lagu-lagu kedamaian dalam romansa cinta
Dengan lirik-lirik cinta yang merasuk dalam lubuk hati
Eloknya suaramu mengalihkan duniaku
Rasaku ingin menikmati tanpa henti sepanjang hidupku

Alunan musik merdu yang tercipta di sudut ruang
Rangkul semua rasa yang ada dalam keluarga
Indahnya saat kau hadir bawa sejuta pesona
Yang tak kan pernah aku lupa
Alangkah indahnya kala kau cipta cinta antara luka
Nyanyian pilu yang dulu kini jadi kidung terindah
Tak kan kubiarkan indahnya alunan cinta menghilang
Olahan kata dan nada kan jadi keindahan hidup kita
Kalimantan Timur, 18 Oktober 2018

Puisi Akrostik | Walrina | Asa

JUDUL PUISI "ASA"


Source : www.pixabay.com
Waktu... tak akan pernah dapat ku ulang
Apa yang terlewat tak akan pernah kembali
Lalui saja jalan yang ada di hadapan
Rintangan bukan berarti harus kembali
Isak tangis bukan berarti harus berhenti
Nanti akan kutemui tempat terindahku
Asaku takkan pernah putus



Samboja, 2017

Puisi Akrostik | Fitrun Inderawati | Fitrahku

Judul Puisi “Fitrahku”

Karya : Rin Muna
Source : www.pixabay.com

Fitrahku terlahir ke dunia
Izinkanku berbakti pada orang tua
Tak akan ku khianati cinta mereka
Raih semua cita demi senyum mereka
Untaian doa Ibu selalu menyertai
Nantikan aku jadi anak berbudi

Indahnya kala kulihat senyum ibu dan bapak
Nantikan aku jadi anak kebanggaan
Demi bisa membuat aku bahagia
Engkau lakukan apapun
Rasa lelah tak pernah engkau rasa
Asamu tak pernah hilang ditelan masa
Walau peluh tak henti mengucur deras
Aku akan berbakti pada kalian dan Sang Pencipta
Tak akan kusia-siakan kasih sayangMu
Ingin ku selalu kembali pada fitrahku

Kalimantan Timur, 18 Oktober 2018

Puisi Akrostik | Nusuba Abubakar Mopili | Noktah Cinta

Judul Puisi “Noktah Cinta”
Karya : Rin Muna
www.pixabay.com

Noktah yang pernah kau berikan untukku
Untukku mampu menjaga setiap langkah
Sesuai petunjuk jalan dari Sang Maha Agung
Untaian ayat-ayat suci kujadikan pedoman
Buaian kasih sayang kau berikan
Aku tak kan pernah lupa setiap nasehatmu

Anggun kalimat teriakan darimu
Buatku sadar bahwa cinta tak harus selalu memuji
Usiamu tak lagi muda tapi selalu memudakan
Badanmu tetap tegap walau banyak badai menerpa
Aku tak kan pernah bisa lupa
Kala kau meluapkan semua
Amarah yang hadir karena nakalku
Rasa yang dulu luka kini jadi bahagia


Marahmu, kini jadi hal yang paling aku rindu
Obat segala gundah dan resah hidup ini
Padamu kuucapkan jutaan kata terima kasih
Inginku bisa membalas semua yang kau cipta untukku
Langkahku kuat saat ini karena kau jadikan kakiku sekuat baja
Inilah aku, yang kini menjadi tegar karena hati yang kau sirami

Kalimantan Timur, 18 Oktober 2018


Puisi Akrostik | Lina Asriana Sakaria | Ratu Istana Hati

Judul Puisi "Ratu Istana Hati"
Karya : Rin Muna

www.pixabay.com

Lantunan kalimat merdu terdengar di telingaku
Ingin ku balas dengan petikan gitarku
Nyayikan lagu cinta bersama
Alangkah indahnya waktu duduk berdua bersenandung cinta 

Aku... pengagum setiap kedip matamu yang indah
Senyummu yang sungguh menggoda
Rasaku ingin milikimu selamanya
Intan permata tak cukup simbolkan kemuliaanmu
Abadikan cinta kita dalam bingkai rindu yang indah
Napas ini, kuserahkan padamu untuk dimiliki
Apapun yang ada dalam diri ini... milikmu...

Setiap kupandangi mata indah itu
Aku selalu ingin membangun istana yang indah
Kerajaan yang megah dan kaulah ratunya
Alas permadani jadi pijakan kakimu yang lembut
Ratuku... jadilah pujaanku yang terindah
Indah seperti yang kuimpikan dalam anganku
Anganku... untuk selalu ingin miliku.



Ditulis Oleh Rin Muna, 26 Juli 2018

Puisi Akrostik | Muhammad Hendri Syamsudin | Kekaguman

Judul Puisi "Kekaguman"

Karya : Rin Muna


Mata indah itu, selalu berbinar setiap kali ku pandang
Ungkapkan sebuah rasa yang sulit untuk tersuratkan
Hanya kekaguman yang bisa aku tunjukkan
Ayunya parasmu bak malaikat surga
Mampu mengisi hati-hati yang kosong
Mampu menyirami jiwa-jiwa yang gersang
Aku... adalah pengagum keindahanmu
Dari sudut terjauh hingga yang dapat kusentuh

Hari-hariku indah kala senyummu selalu menghiasi
Eloknya parasmu bagai bunga surgawi
Nyanyian merdu darimu bagai alunan nada firdaus
Denting waktu menciptakan rasa antara kita
Rasa yang mungkin tak akan pernah bisa ditebak datangnya
Inikah yang namanya cinta?

Sungguh, hati ini bergetar setiap kali menatapmu
Yang tersenyum indah merasuk hingga ke kalbu
Aku yang selalu hadir untuk mengulas senyum itu
Mencari makna di balik kerut bibirmu
Seperti apa yang telah tersirat dari mataku
Untukmulah kuserahkan hati ini
Dan genggamlah erat dalam peluk rindumu
Inginku jadi istimewa dalam setiap detik nadimu
Nadi cinta kita yang menyatu dalam ikrar suci


Ditulis Oleh, Rin Muna, 26 Juli 2018

Puisi Akrostik | Ani Suryani | Syukur Pada Tuhan

Judul Puisi "Syukur Pada Tuhan"

pixabay.com


Ada hari di mana aku ingin berhenti melangkahkan kaki
Namun ... selalu ada ayat yang menguatkanku untuk tetap berjalan
Iringi setiap langkahku dengan doa-doa

Sinar mentari yang setiap pagi menyapa di ujung jendela
Ukirkan semangat dan harapan pada yang Maha Esa
Rahmat dan anugerah Tuhan selalu menyambut bagai rintik hujan
Yang buatku yakin bahwa kujalani hariku dalam pelukan Tuhan
Apa yang kujalani adalah rencana indahNya
Nantikan setiap indahnya rasa sakit dengan rasa syukur
Indahnya surgaku adalah indahnya rasa sakit di duniaku agar tetap setia memuji dan memujaMu.




Ditulis oleh Rin Muna
Samboja, 29 Januari 2019

Kebersamaan Makan Bersama Mamuja


Menciptakan kebersamaan yang paling baik adalah di meja makan, katanya seperti itu.
Itulah alasannya kenapa aku dan Mamuja sering meluangkan waktu makan bersama untuk menciptakan chemistry dan kebersamaan.
Kali ini, kami masak-masak dan makan-makan di rumah Bu Yani. Kebetulan, beliau juga ingin merayakan hari ulang tahun pernikahannya sekaligus rasa syukur karena diberi anugerah kehamilan anak pertama yang sudah dinanti-nanti selama ini.

Terima kasih untuk Bu Yani yang sudah berkenan untuk dihambur-hambur isi dapurnya. Terima kasih atas jamuan yang istimewa. Ayam goreng lalapan, Pempek Palembang dan Rujaknya.
Semoga semakin banyak rejekinya, diberi kesehatan dan terus berkarya bersama Mamuja.



Salam,

Sunday, July 7, 2019

Lelah...

Pixabay.com

Kaki ini melangkah tak tentu arah...
Setiap persimpangan yang kupilih salah...
Kakiku kini sudah lelah...

Tangan yang kuulurkan tak kunjung berbalas
Setiap detik yang kuperhitungkan selalu salah...
Tanganku kini sudah lelah...

Mata yang kupancarkan tak kunjung cerah...
Setiap cahaya yang berpendar selalu memudar...
Mataku kini sudah lelah...

Bibir yang berucap tak mampu buatmu mendengar...
Setiap kata yang terucap selalu salah...
Bibirku kini sudah lelah...

Lelah ...
Mungkin hati ini butuh tempat...
Tempat yang membuat hati ini nyaman tuk melepas lelah...
Tempat yang membuatku nyaman untuk melupakan rasa sesal dan lelah...

Biarkan aku terlelap di sana...
Di tempat yang tak terjangkau kata...
Di tempat yang tak terjangkau nada...
Di tempat yang tak terjangkau pedih dan luka...


Ditulis oleh RinMuna
Dalam lelah yang hampir lelap

Kutai Kartanegara, 07 Juli 2019

Saturday, July 6, 2019

Copyright © Rin Muna
Design by Anders Noren | Blogger Theme by NewBloggerThemes.com | Edited by Gigip Andreas