Tuesday, July 9, 2019

Puisi Akrostik | Muhammad Hendri Syamsudin | Kekaguman

Judul Puisi "Kekaguman"

Karya : Rin Muna


Mata indah itu, selalu berbinar setiap kali ku pandang
Ungkapkan sebuah rasa yang sulit untuk tersuratkan
Hanya kekaguman yang bisa aku tunjukkan
Ayunya parasmu bak malaikat surga
Mampu mengisi hati-hati yang kosong
Mampu menyirami jiwa-jiwa yang gersang
Aku... adalah pengagum keindahanmu
Dari sudut terjauh hingga yang dapat kusentuh

Hari-hariku indah kala senyummu selalu menghiasi
Eloknya parasmu bagai bunga surgawi
Nyanyian merdu darimu bagai alunan nada firdaus
Denting waktu menciptakan rasa antara kita
Rasa yang mungkin tak akan pernah bisa ditebak datangnya
Inikah yang namanya cinta?

Sungguh, hati ini bergetar setiap kali menatapmu
Yang tersenyum indah merasuk hingga ke kalbu
Aku yang selalu hadir untuk mengulas senyum itu
Mencari makna di balik kerut bibirmu
Seperti apa yang telah tersirat dari mataku
Untukmulah kuserahkan hati ini
Dan genggamlah erat dalam peluk rindumu
Inginku jadi istimewa dalam setiap detik nadimu
Nadi cinta kita yang menyatu dalam ikrar suci


Ditulis Oleh, Rin Muna, 26 Juli 2018

Puisi Akrostik | Ani Suryani | Syukur Pada Tuhan

Judul Puisi "Syukur Pada Tuhan"

pixabay.com


Ada hari di mana aku ingin berhenti melangkahkan kaki
Namun ... selalu ada ayat yang menguatkanku untuk tetap berjalan
Iringi setiap langkahku dengan doa-doa

Sinar mentari yang setiap pagi menyapa di ujung jendela
Ukirkan semangat dan harapan pada yang Maha Esa
Rahmat dan anugerah Tuhan selalu menyambut bagai rintik hujan
Yang buatku yakin bahwa kujalani hariku dalam pelukan Tuhan
Apa yang kujalani adalah rencana indahNya
Nantikan setiap indahnya rasa sakit dengan rasa syukur
Indahnya surgaku adalah indahnya rasa sakit di duniaku agar tetap setia memuji dan memujaMu.




Ditulis oleh Rin Muna
Samboja, 29 Januari 2019

Kebersamaan Makan Bersama Mamuja


Menciptakan kebersamaan yang paling baik adalah di meja makan, katanya seperti itu.
Itulah alasannya kenapa aku dan Mamuja sering meluangkan waktu makan bersama untuk menciptakan chemistry dan kebersamaan.
Kali ini, kami masak-masak dan makan-makan di rumah Bu Yani. Kebetulan, beliau juga ingin merayakan hari ulang tahun pernikahannya sekaligus rasa syukur karena diberi anugerah kehamilan anak pertama yang sudah dinanti-nanti selama ini.

Terima kasih untuk Bu Yani yang sudah berkenan untuk dihambur-hambur isi dapurnya. Terima kasih atas jamuan yang istimewa. Ayam goreng lalapan, Pempek Palembang dan Rujaknya.
Semoga semakin banyak rejekinya, diberi kesehatan dan terus berkarya bersama Mamuja.



Salam,

Sunday, July 7, 2019

Lelah...

Pixabay.com

Kaki ini melangkah tak tentu arah...
Setiap persimpangan yang kupilih salah...
Kakiku kini sudah lelah...

Tangan yang kuulurkan tak kunjung berbalas
Setiap detik yang kuperhitungkan selalu salah...
Tanganku kini sudah lelah...

Mata yang kupancarkan tak kunjung cerah...
Setiap cahaya yang berpendar selalu memudar...
Mataku kini sudah lelah...

Bibir yang berucap tak mampu buatmu mendengar...
Setiap kata yang terucap selalu salah...
Bibirku kini sudah lelah...

Lelah ...
Mungkin hati ini butuh tempat...
Tempat yang membuat hati ini nyaman tuk melepas lelah...
Tempat yang membuatku nyaman untuk melupakan rasa sesal dan lelah...

Biarkan aku terlelap di sana...
Di tempat yang tak terjangkau kata...
Di tempat yang tak terjangkau nada...
Di tempat yang tak terjangkau pedih dan luka...


Ditulis oleh RinMuna
Dalam lelah yang hampir lelap

Kutai Kartanegara, 07 Juli 2019

Saturday, July 6, 2019

Copyright © Rin Muna
Design by Anders Noren | Blogger Theme by NewBloggerThemes.com | Edited by Gigip Andreas