Showing posts with label Review Novel. Show all posts
Showing posts with label Review Novel. Show all posts

Saturday, February 2, 2019

Resensi Buku | Back to Love


Resensi Buku “Back to Love”
Komunitas Suka Baca Buku


Judul                       : Back to Love
Penulis                    : Kaka HY
Isi                            : vi + 358 hlm; 13x19 cm
Penerbit                  : Gagas Media
ISBN                      : 978-979-780-880-8
Tahun Terbit           : 2018
Harga                      : Rp 75.000

Sinopsis :
Kepergian kekasih bisa membuat seseorang seolah jauh dari perputaran dunia. Kosong. Sepi. Begitulah hari-hari yang tersisa bagi ia yang patah hati, begitu juga Abid. Meski sang kekasih sudah lama meninggalkannya, entah sampai kapan, Abid masih menginginkannya kembali. Sosok Aline tak pernah berhenti mengisi hatinya.
Aline kembali dengan cara yang tak terduga, bersama Fay perempuan yang kerap bersikap tak acuh dengan sekitarnya. Namun, Fay tahu hanya dirinyalah yang mampu mengakhiri kisah Abid dan Aline yang seharusnya telah lama usai. Kisah yang membuatnya seperti tersesat.
Kematian Aline membuat kehidupan Abid berubah seketika. Ia masih terus menyalahkan dirinya sendiri atas kematian Aline. Dia masih terus berharap Aline akan kembali ke kehidupannya. Ada hal yang belum sempat tersampaikan dan itu terus membuat Abid merasa bersalah. Sikapnya dingin, pikirannya tak menentu. Teman-teman Abid perihatin dengan keadaannya yang semakin menyedihkan, dia hidup tapi seperti mati.
Tahun ajaran baru adalah awal Abid bertemu dengan Fay. Gadis biasa yang pandai melukis dan sangat cuek dengan sekitarnya. Kemampuan Fay untuk melihat arwah, membuatnya berkenalan dengan Aline. Aline yang ingin Abid hidup dengan bahagia, terus berusaha meminta tolong pada Fay untuk menyadarkan Abid agar bisa melanjutkan hidup normal seperti biasanya. Sejak itu, Fay dan Abid sering bertemu dalam beberapa kegiatan. Hingga akhirnya, Fay jatuh cinta untuk pertama kalinya pada Abid, namun Abid masih belum bisa menyerahkan cintanya karena masih mencintai Aline.
Setelah meninggalkan Fay karena Abid masuk perguruan tinggi, batinnya mulai mengalami pergulatan. Ia merasa tidak bisa jauh dari Fay dan tidak mengerti apa alasan yang membuatnya ingin selalu dekat dengan gadis itu. Di akhir cerita, Abid memenuhi janjinya untuk menggendong Fay sembari mendaku Gunung Papandayan yang menjadi saksi cerita cinta mereka.

Kelebihan Buku:
Kelebihan dari buku ini adalah alur cerita yang menarik, masa kini, mudah dipahami dan tidak membosankan. Kisah cinta yang terjadi di masa-masa SMA yang begitu manis. Dikemas dalam cerita yang indah dan menarik. Karakter tokohnya kuat dan menarik.


Kekurangan :
Kekurangan dari buku ini, sejauh ini sudah sangat bagus. Tema yang diangkat sangat umum mudah ditebak. Namun, di dalamnya tetap terdapat cerita-cerita cinta yang manis dan menarik yang sayang untuk dilewatkan.

Review Novel | Arok Dedes | Parmoedya Ananta Toer


Resensi Buku “Arok Dedes”
Komunitas Suka Baca Buku



Judul                     : Arok Dedes
Penulis                   : Pramoedya Ananta Toer
Isi                          : xiv + 561 halaman
Penerbit               : Lentera Dipantara
ISBN                     : 978-979-3820-14-9
Tahun Terbit        : Juli 2009
Harga                    : Rp -


Sinopsis :
Buku Roman Politik “Arok Dedes” ditulis oleh Pramoedya Ananta Toer dan diterbitkan pertama kali pada Desember 1999. Pramoedya Ananta Toer lahir pada 1925 di Blora, Jawa Tengah, Indonesia.  Hampir separuh hidupnya dihabiskan dalam penjara. Penjara tak membuatnya berhenti sejengkal pin menulis. Baginya, menulis adalah tugas pribadi dan nasional. Dan ia konsekuen terhadap semua akibat yang ia peroleh.  Berkali-kali karyanya dilarang dan dibakar. Dari tangannya yang dingin telah lahir lebih dari 50 karya dan diterjemahkan ke dalam lebih dari 42 bahasa asing. Sampai akhir hidupnya, ia adalah satu-satunya wakil Indonesia yang namanya berkali-kali masuk dalam daftar kandidat Pemenang Nobel Sastra.

Buku ini menceritakan tentang roman politik yang begitu apik. Pergulatan batin seorang wanita cantik bernama Dedes. Dan pergelutan politik dengan kecerdikan Arok dalam menjatuhkan kekuasaan Tunggul Ametung.
***
Roman Arok Dedes bukan roman mistika-irasional (kutukan keris Gandring tujuh turunan). Ini adalah roman politik seutuh-utuhnya. Berkisah tentang kudeta pertama di Nusantara. Kudeta ala Jawa. Kudeta merangkak yang menggunakan banyak tangan untuk kemudian memukul habis dan mengambil bagian dari kekuasaan sepenuh-penuhnya. Kudeta licik tapi cerdik. Berdarah, tapi para pembunuh yang sejati bertepuk dada mendapati penghormatan yang tinggi. Melibatkan gerakan militer (Gerakan Gandring), menyebarkan syak wasangka dari dalam, memperhadapkan antarkawan, dan memanasi perkubuan. Aktor-aktornya bekerja seperti hantu. Kalaupun gerakannya diketahui, namun tiada bukti paling sahih bagi penguasa untuk menyingkirkannya.

Arok adalah simpul dari gabungan antara mesin paramiliter licik dan politisi sipil yang cerdik-rakus (dari kalangan sudra/agrari yang merangkakkan nasib menjadi penguasa tunggal tanah Jawa). Arok tak mesti memperlihatkan tangannya yang berlumur darah mengiringi kejatuhan Ametung di Bilik Agung Tumapel, karena perang politik tak selalu identik dengan perang terbuka. Politik adalah permainan catur di atas papan bidak yang butuh kejelian, pancingan, ketegaan melempar umpan-umpan untuk mendapatkan peruntungan besar. Tak ada kawan dan lawan. Yang ada hanya takhta di mana seluruh hasrat bisa diletupkan sejadi-jadinya yang dimau.
Pada akhirnya roman Arok Dedes menggambarkan pera kudeta politik yang kompleks yang “disumbang” Jawa untuk Indonesia.


Kelebihan Buku:
Alur yang sederhana dan mudah dipahami, terutama tentang birokrasi dan politik kerajaan. Penggambaran tokoh, tempat dan kejadian ditulis secara detail sehingga pembaca ikut terbawa masuk ke zaman kerajaan di mana kerajaan Kediri masih berdiri. Ada banyak kejutan dalam buku ini. Arok yang awalnya berada di medan pertempuran untuk menghadapi Tunggul Ametung, ia berpindah ke medan siasat untuk bisa menggulingkan Tunggul Ametung. Juga tentang pergulatan batin Paramesywari Ken Dedes yang jatuh cinta pada Arok dan tidak ingin kedudukannya sebagai Paramesyari Tumapel digantikan oleh Umang, istri pertama Arok yang kastanya jauh lebih rendah daripada dirinya.


Kekurangan :
Kekurangan yang terdapat dalam Novel Arok Dedes adalah gaya bahasa yang digunakan masih ejaan lama dan sulit dimengerti untuk pembaca masa sekarang. Hal ini termasuk wajar karena novel ini diterbitkan pada tahun 1999 dan ditulis pada masa dahulu dengan gaya bahasa sesuai dengan zamannya.










Wednesday, January 9, 2019

Novel Papringan dan Kebersamaan di Dalamnya


Hai... kali ini aku mau bahas salah satu karya yang sedang aku kerjakan bersama dengan beberapa sahabat penaku. Entah bagaimana ceritanya, aku lupa bagaimana kami pertama kali dipertemukan. Yang aku ingat, saat itu kami bersama-sama menulis di salah satu platform www.plukme.com. Karena terjadi kegaduhan di platform tersebut dan akhirnya platform tersebut tutup sementara dari bulan November 2018. Sejak itu, kami tak punya lagi tempat untuk mencurahkan ide dan kreatifitas bersama-sama. Namun, kami masih saling menjaga komunikasi dan silaturahmi agar tetap bisa menjadi sahabat yang baik.
Romantika Familia ini dicetuskan oleh Bang Textratis yang juga tergabung dalam proses kreatif cerita berantai berjudul "Asmara Negeri Somplak".
Dari dia, kami banyak belajar. Karena saat itu yang ikut bikin cerita Romantic Family baru dia, Sundari Mueeza dan Veraditias. Dia mengajakku untuk bergabung menyumbangkan tulisan, dan masih ada satu orang lagi yang kami harapkan bisa ikut memberikan sumbangsih. Namun, sampai saat ini orang tersebut belum bersedia memberikan karyanya bersama-sama.
Papringan, Romantika familia merupakan cerita berantai yang pada akhirnya menjadi project novel. Papringan sendiri merupakan salah satu tempat wisata yang berada di daerah Temanggung, Jawa Tengah. 

Dalam buku ini, disajikan cerita sederhana yang begitu romantis. Sebenarnya, ada banyak hal kecil di sekitar kita yang bisa menciptakan romantisme, tak perlu liburan mahal ala sosialita hanya untuk merasakan sensasi romantisme di sebuah tempat. Rumah tangga yang sudah dibangun dari komitmen dua orang yang berbeda, adalah tempat paling romantis di dunia. Rumah tangga dan tetangga yang harmonis, tidak bisa digantikan dengan tempat liburan semahal apa pun. Berapa lama pun kita akan pergi liburan ke tempat-tempat romantis. Pada akhirnya, rumahlah yang menjadi tempat paling nyaman untuk kita beristirahat, berbagi suka dan duka.
Konflik yang terjadi adalah konflik rumah tangga yang umum terjadi di masyarakat. Hampir semua rumah tangga akan merasakan pahit getirnya membangun dan membina rumah tangga yang baik agar tetap kokoh sampai akhir hayat.

Kamu wajib banget buat baca cerita ini! Buat kamu yang sudah menikah atau yang baru mau menikah, buku ini cocok banget untuk memberikan romansa harmonis di keluarga kecil kamu.


Silakan klik link di bawah ini untuk membaca bab ceritanya ya!


Bab selanjutnya, menyusul.
Jangan lupa subscribe untuk dapetin cerita terupdatenya ya! 😉

Penulis Buku:
- Textratis (Semarang)
- Veraditias (Temanggung)
- Sundari Mueeza (Medan)
- Rin Muna (Samboja)


Saturday, October 13, 2018

Promo - Pre Order Buku "Salikah" - Tentang Cinta dan Ruang Sunyi



Judul      : Salikah, Tentang Cinta dan Ruang Sunyi
Penulis   : Anis Hidayatie, Novie Purwanti, Walrina Munangsir, Jun Ishaq, Ikmal Wong Gendeng, BJ. Qolbi, Sundari Mueeza, Vera Ditias, Textratis dan Lady Rain.
Pengantar : A. Syaifullah Syahid & M. Taqiyyudin Alawiy, S.T, M.T.
Penerbit  : Hazerain Publisher
Jumlah Halaman : 109 lembar
Harga : Rp 50.000,- (promo sampai dengan 7 November 2018)

SINOPSIS :

"Pada mentari pagi, kusematkan salam cinta. Hingga pendar cahayanya menjadi yajna di rongga dada," bisik Salikah pada mentari. Mentari tersenyum, Salikah tertegun.

"Pada embun pagi, kusematkan selaksa madah. Biarkan kejernihan itu menjadi pelepas segala gundah nan buncah," bisik perempuan itu pada bening kristal di pucuk dedaunan.

Dedaunan pun tersenyum.

Perempuan itu hanyut dalam gelombang kagum pada pemilik segala kekaguman. Adalah cinta, menuntun atma perempuan paruh baya pada altar puja, tempat segala cinta menyunting warna, hati menziarahi utas-utas rasa.

Dia terus melangkah. Menitahkan jenjang kaki nan tak lagi memendarkan kilau gairah. Selain sekumpulan asa, doa, selebihnya arang juang. Bertaburan, bertanggalan sepanjang jalan nan merekam jejak. 

Ada masanya duri-duri berebut mengecup tapak kaki, menyublim darah hingga amis itu menjadi pemandu embusan angin. Lalu hidung membaui, mata mencari, mulut saling berkerut. Jadilah sebuah kisah berjilid-jilid

: tentang perempuan sial nan menanak luka.
: tentang perempuan sial nan mengerami derita.
: tentang perempuan sial membuang cinta.
: tentang perempuan sial merenda cela.
: tentang perempuan sial meronce kata-kata atas nama derita.

Siapa peduli?

Bahkan perempuan itu telah lupa diri. Sebab di matanya hanya ada keagungan Tuhan. Sebab di telinganya hanya ada kesyahduan firman. Sebab di hatinya berpendar kilau cahaya. Lebih cerlang dari seribu bintang. 

                                              *

Cerita perlu dibagi bukan untuk mencari simpati tetapi agar bisa memberi inspirasi dan menjadi motivasi bagi setiap pribadi yang sempat mengamati. Di buku ini, penulis memaparkan penggalan kehidupan yang dialami. Sebuah proses mengikuti cahaya iman yang telah bersinar di hati sehingga mampu bertahan, berjalan di atas titian prinsip yang diyakini. — Masyuda al Mawwaz, Penulis dan Trainer Pelatihan KAIFA TUSHOLLI Tuntunan Shalat Menurut Riwayat Hadits.

Ini sebuah pendekatan baru untuk melihat sisi-sisi spiritualitas Islam. Menarik untuk dibaca. — Prof. Dr. H. Rosihan Anwar, M. Ag, Dekan Fakultas Ushuluddin UIN Sunan Gunung Djati Bandung.

Salikah sudah menemukan persekutuan hanya dengan Tuhan. Tidak ada lagi kebutuhan lainnya. Itu orang yang sudah selesai dengan dirinya. — Ajinata, Penulis, Pelaku Perfilman Indonesia.

Dialektika penulisan yang sangat menakjubkan. Tersimpan pesan tersirat di dalam kisah seorang wanita anggun bernama Salikah. Segera miliki buku ini dan temukan pesan tersiratnya!  — Fakhri Putra Tanoto (Fakhroyy), Penulis, Ketua Angkatan Jurusan Ilmu Al Qur’an dan Tafsir UIN Sunan Gunung Djati Bandung - 2017.

Kisah Salikah merupakan sebuah renungan yang syahdu. Bukan hanya sekadar tulisan bagai angin lalu, tapi juga pengingat yang terus menempel di benak. Tentang perjuangan wanita mendekati tuhannya, yang disalahpahami oleh gemerlap duniawi. Bagi kaum Adam pun perlu membacanya untuk menyelami samudra hati kaum Hawa. Niat suci menjaga diri demi pertemuan dengan kekasih di hari kemudian. Mari membaca dan temukan mutiara hikmah bagi jiwa. — Riski Diannita (Writerpreneur, penulis novel 1 Hati 150 Hari)

Membaca buku ini, seperti sedang menikmati dan meyakini kalimat Rumi: “Ada banyak jalan menggapai Tuhan, dan aku memilih cinta.”  — Evi Ghozaly, Konsultan Pendidikan Nasional

                                                                                *

Bagi yang ingin memesan, silakan inbox hubungi nomor yang tertera pada flyer gambar.

Terima kasih atas kepercayaannya dan dukungannya dalam memajukan dunia literasi.

Salam Literasi untuk negeri.

Copyright © Rin Muna
Design by Anders Noren | Blogger Theme by NewBloggerThemes.com | Edited by Gigip Andreas