Showing posts with label Puisi. Show all posts
Showing posts with label Puisi. Show all posts

Sunday, March 20, 2022

Puisi | AKU

 

"AKU"



Aku…..

Aku Bukan Sesuatu yang indah Bagimu

Aku Bukan Peri Baik Hati

Aku Hanya sesuatu yang Tak Berharga

Aku Tak Tau mengapa aku bisa rasakan ini

Pantaskah bila sampai saat ini aku selalu iginkan kamu

Bagaimana dengan diriku yang begitu hina bagimu….

Kucoba kulihat diriku di antara jernihnya air sungai yang mengalir

Tapi tak ada yang indah sedikitpun dari diriku…..

Mampukah kamu kagumiku dengan segala kekurangan pada diriku...???

Aku malu….

Ku ingin sapa kamu….

Tapi bibir ini beku…

Ku ingin  melihatmu…

Tapi mataku terasa buta…

Haruskah ku ratapi keadaan ini…

Membiarkan segalanya berlalu penuh Luka….

 

Samboja, 12 Februari 2009

Inspirasi: Bintang Salju

 


Puisi | Di Balik Hatimu

 

“ DIBALIK HATIMU “

 

Source image : pixabay.com

Dibalik senyummu

Ada sesuatu yang diharapkan

Di balik tangismu

Ada perih yang kurasakan

Di balik ceriamu

Ada sesuatu yang ingin aku tahu

Di balik tingkahmu

Ada yang tak aku mengerti

Di balik jiwamu

Ada yang selalu kudambakan

Di balik hatimu

Ada getar cinta untukku

Walau tak sepenuhnya untukku

Di balik semua itu

Aku ingin berada di siitu

Tetap di kenang walau tak indah

 

Balikpapan, 08 Desember 2007

Inspirasi: Bintang Salju

 

Puisi | Cinta Sejati

 


“ CINTA SEJATI “

 



Saat aku menatap dirimu

Aku melihat kau tersenyum padaku

Tapi mengapa aku masih ragu

Walau sesungguhnya aku tak mampu tuk meraihmu

Inilah yang kurasakan setiap bertemu denganmu

Kaki ini terasa begitu kaku

Aku tak mampu melangkah menghampirimu

 

Saat aku mampu menggapai jemarimu

Aku merasa yakin bahwa aku mampu meraihmu

Tanpa ada rasa kaku untuk terus berlagu

Riang gembira seperti kicau burung yang merdu

Inilah aku jika mampu gapai cintamu

Aku harap ini bukanlah sekedar mimpi indahku


Pandanganku tertuju padamu sampai saat ini

Aku masih menyimpan wajahmu dalam bingkai hati

Rasa cintaku ini sulit untuk mati

Aku yang akan membuatnya tetap abadi

Hingga kubawa sampai di akhir nanti

Inilah yang terungkap dari dalam hati

Tanpa kusadari dengan pasti

Aku menganggapmu cinta sejati

Balikpapan, 6 Desember 2007

Inspirasi: Bintang Salju


Puisi "AYAH"

 

“AYAH”

oleh Rin Muna

Source image : pixabay.com/ddimitrova


Ayah...

Di lenganmu aku letakkan masa depanku

Di lenganmu aku letakkan asa dan harapanku

Di lenganmu aku letakkan jalan hidupku

Di lenganmu aku letakkan lentera hatiku

Aku bangga padamu        

Yang tak pernah mengeluh menahan berat beban

Aku bangga padamu

Hiasi keluarga penuh keindahan

Ayah...

Di tanganmu aku belajar arti cinta dan kehilangan

Di tanganmu aku belajar arti asa dan perjuangan

Di tanganmu aku belajar arti semangat dan pengorbanan

Di tanganmu aku belajar arti kehidupan

Aku bangga padamu

Yang selalu buatku tersenyum dalam kepiluan

Aku bangga padamu

Hiasi keluarga penuh kebahagiaan

Ayah....

Di bahumu aku teteskan air mataku

Di bahumu aku teteskan peluhku

Di bahumu aku teteskan bebanku

Di bahumu aku teteskan keluh kesahku

Aku bangga padamu

Yang tak pernah goyah jadi sandaran

Aku bangga padamu

Hiasi keluarga penuh kasih sayang

 

 



Rin Muna,

30 Oktober 2015

[Puisi] - Daun Kecil si Pemberi Napas

 

Source : pixabay.com



Daun kecil si pemberi napas

Menangis mengadu pada alam

Apa aku akan seperti leluhurku

Menggenggam erat bumi dari hantaman badai

Melindungi bumi dari senyawa beringas

Mengatur air agar tetap terjaga kenikmatannya

Menghasilkan udara dan makanan untuk manusia yang tidak pernah menghargai hidup kami

Kami akan  dibunuh dalam sungingan teriak kami

Kak kami dipaksa melepas bumi

Tubuh kami dikuliti

Kami dibakar dan kami musnah

 


Balikpapan, 2013

Thursday, August 19, 2021

Puisi Untuk Nona

 PUISI UNTUK NONA

 


 

Nona, setiap kuintip senyumanmu ...

Rasanya manis!

Bagaimana jika aku ingin memilikinya?

Bisakah?

 

Nona, setiap kulirik jemari tanganmu ...

Rasanya lembut!

Bolehkah jika aku ingin menyentuhnya?

 

Nona, setiap kudengar suara kecilmu ...

Rasanya syahdu!

Bolehkah jika aku ingin mendengar lebih banyak?

 

Nona, setiap aku mengingat tentangmu.

Hati ini tiba-tiba jadi serakah.

Ingin memilikimu seorang diri.

 

Nona, bolehkah aku di sisimu?

Lebih dari sekedar melihat dan menyentuh.

Aku ingin mencintaimu dengan segala keserakahan yang kupunya.

Aku ingin memilikimu dengan segala keegoisan yang kumiliki.

Aku ingin menguasaimu dalam kekuatan yang kuingini.


Nona, tak kusangka hadirmu begitu kejam.

Cantikmu menodai hatiku, menggelapkan jiwaku hingga tak mampu melihat yang lain lagi.

Nona, biarlah aku saja!

Biar aku saja yang menjadi hina karena pesonamu.

Biar aku saja yang menjadi buta karena keindahanmu.

Jangan berikan pada yang lain!

Aku ingin mencintaimu lebih dari posesif.




Vella Nine, 2021



 

Tuesday, August 17, 2021

Puisi "Aku Masih Air"

Aku Masih Air

 



Waktu kamu jadi debu.

Aku masih air.

Waktu kamu jadi pasir.

Aku masih air.

Waktu kamu jadi kerikil.

Aku masih air.

Waktu kamu jadi batu.

Aku masih air.

Waktu kamu jadi karang.

Aku masih air.

Waktu kamu jadi pulau.

Aku masih air.

 

Bukan tak ingin jadi seperti dirimu.

Aku ingin, tapi takut.

Setelah jadi besar, kemudian tenggelam.

 

 

 

-Vella Nine, 2021-

Thursday, February 11, 2021

Puisi | Bintang Salju

 

“BINTANG SALJU”

 

pixabay.com

Seperti bintang yang bersinar di tengah malam

Begitulah dia yang selalu ku agungkan

Seperti mentari yang tak henti bersinar

Begitulah dia yang selalu ku kagumi

Seperti pelangi yang memberi keindahan setelah hujan

Begitulah dia yang selalu kurindukan

Dia takkan pernah dapat tergantikan

Bintang Salju yang selalu membuatku bahagia

 

Dia yang selalu ada di hati

Cahaya putihnya seputih salju

Dialah bintang salju

Yang selalu menyinari jiwaku

Hapuskan semua duka di hati

Bawaku masuk ke dunianya

 

Dia yang takkan pernah terlupakan

Kan ku abadikan cintaku padanya

Hingga ku rasa betapa suci hatinya

Betapa tulus cintanya

Dan betapa indah kasih putihnya

 

Balikpapan, 23 Agustus 2007

Inspirasi: Bintang Salju

Wednesday, February 10, 2021

Puisi "Bayanganku Pun Tak Tahu"

 

BAYANGANKU PUN TAK TAHU

pixabay.com

 

Karya : Walrina/Rin Muna

 

Tak satupun orang tahu saat aku bersedih

Tak ada mata yang melihat raut dukaku

Tak ada bibir yang berucap menghiburku

Tak ada tangan yang usap air mataku

 

Bahkan bayanganku pun tak tahu

Kapan aku jatuhkan air mata itu

Kapan hatiku merasa pilu

Kapan batinku terasa ngilu

 

Dan kaupun takkan pernah tahu

Bagaimana rasa hatiku

Saat ku tahu bahwa dirimu

Selamanya takkan jadi milikku....

 

Samboja, 6 Agustus 2011

 

Monday, June 22, 2020

Puisi | Lukaku

Source: pixabay.com



Kau tahu aku luka
Aku tersesat dalam belantara kata
Di antara ego-ego yang menjulang
Menertawaiku diri ini yang lebih rendah dari belukar

Kau tahu aku luka
Bukan kata cinta yang aku harap ada
Sebab kata itu tak kan pernah ada

Kau tahu aku luka
Aku mengadu pada pembaringan
Membisu...

Kau tahu aku luka
Aku benamkan diri dalam ranting kata
Yang membelengguku dalam duka

Aku tahu kau pun tahu
Tak seharusnya kata “kita” ada
Tak seharusnya kata “kami” ada
Tak seharusnya kata “mereka” ada

Aku tersesat terlampau jauh
Hingga aku lupa di mana jalan pulang
Hingga aku lupa cinta kasih sayang
Hingga aku lupa caramu memandang
Biarkan lupa sembuhkan luka
Sebab luka sulit untuk kulupa


~Rin Muna~
East Borneo, 25 November 2018

Sunday, June 21, 2020

Salah Tempat


Source: pixabay.com


Salah tempatku menabur rindu.
Salah tempat kugoreskan tintaku.

Dulu kita tak saling tahu.
Alangkah indahnya tetap begitu.

Bukan karena aku membencimu.
Aku baru sadar, tak pantas jadi bagian hidupmu.
Walau hanya satu nafas dalam hidupmu.

Mungkin aku akan rindu...
Pada canda tawa kita hari itu...

Namun waktu tak selamanya akan begitu...
Ada saat kisah kita tak lagi semu...

Hari ini, esok atau nanti...
tiada itu pasti.
Jadi jangan tangisi ...!
Sekalipun aku tak kan pernah kembali.
Sekalipun nyawaku tak kan pernah di sini lagi.
Sekalipun nadiku berkata ... saatnya kau kembali pada Illahi.

Maka ingatlah aku ...
Sekalipun jadi bagian terpahit dalam dirimu


~Rin Muna~
East Borneo, 24 November 2018
Di antara malam-malam yang panjang.
Di antara mimpi-mimpi yang jadi bayang.
Di antara lelap dalam tidur panjang.

Sunday, May 17, 2020

Puisi Akrostik | Plukme | Cerita Kita

Judul Puisi "Cerita Kita"
Karya : Rin Muna



Source Image : pixabay.com




Pagi ini aku sesap aroma kopi bersama senandung kata yang kurangkai menjadi kalimat.
Langkah jemari menyusuri dunia kata di angkasa
Untuk tahu bagaimana caramu bercerita tentang rumah kita yang indah
Kalimat yang aku tulis adalah tanda keabadian cerita kita
Menghiasi setiap ruang dengan rangkaian abjad penuh pesona
Esok, cerita kita akan jadi sejarah yang indah


-Rin Muna-
Samboja, 20 Juli 2018

Copyright © Rin Muna
Design by Anders Noren | Blogger Theme by NewBloggerThemes.com | Edited by Gigip Andreas