Menu BacaanMu
- Akrostik (40)
- Artikel (43)
- Belajar Bahasa Inggris (2)
- Belajar Nulis (34)
- Biografi (2)
- Cerpen (62)
- Daily (23)
- Dongeng (1)
- Ekonomi & Bisnis (1)
- English Course (2)
- Esai (6)
- Fashion (3)
- Fizzo (2)
- Kegiatan (1)
- Kenapa Bercerai? (2)
- Kompetisi Menulis (8)
- Kuliner (3)
- Literature (1)
- Materi Nulis (14)
- My Experience (82)
- Novel MLB (81)
- Novel ILY Ustadz (4)
- Novel The Cakra (5)
- Novelme (1)
- Opini (4)
- Pendidikan (2)
- Perfect Hero (230)
- Prestasi (1)
- Puisi (157)
- Ranting Ranti (5)
- Review Aplikasi (2)
- Review Drama (16)
- Review Novel (21)
- Rumah Literasi Kreatif (82)
- Sastra (1)
- Social and Humanity (4)
- Wisata (7)
Saturday, April 5, 2025
Friday, April 4, 2025
Cara Mengelola Setress Dengan Baik
Setres adalah kondisi yang terjadi pada setiap manusia dan tidak bisa kita hindari. Terutama di era yang sangat sulit seperti ini. Banyak orang yang merasakan aktivitas keseharian membuat setrss, bahkan setress bisa terjadi sejak masa anak-anak.
Setres menjadi salah satu kendala bagi kita untuk menjalani kehidupan sehari-hari. Sangat terasa jika dalam waktu sebentar saja, kita bisa merasakan setres. Setiap perubahan yang terjadi dalam sehari, bisa memicu pikiran kita untuk setres.
Setres tidak bisa kita biarkan terus menerus karena kondisi ini memiliki dampak buruk pada kesehatan. Kesehatan mental yang tidak terjaga dapat mengakibatkan kesehatan fisik terganggu. Karena mental dan fisik adalah satu kesatuan yang ada dalam diri kita dan tidak bisa kita pisahkan.
Menurut Alodokter, ketika mengalami stres, tubuh akan melepaskan hormon kortisol dan adrenalin yang membuat kerja jantung menjadi lebih cepat. Daya tahan tubuh akan menurun dan menyebabkan tubuh menjadi sulit melawan virus atau bakteri, sehingga rentan terkena penyakit.
Tentunya kita tidak ingin menjadi manusia yang mudah sakit. Terlebih di zaman yang serba mahal ini. Kesehatan menjadi barang yang sangat mahal untuk kita. Oleh karenanya, kita harus mampu mengolah setres dengan baik agar kesehatan fisik kita juga terus terjaga.
Tak dapat dipungkiri jika setres menjadi salah satu faktor penyakit, meski terlihat sepele. Lalu, bagaimana caranya supaya kita tidak mudah setres?
Secara medis, ada banyak cara untuk menghilangkan setres. Mulai dari jalan-jalan, meditasi atau melakukan hobi yang kita sukai. Lalu, apakah hal tersebut benar-benar bisa menghilangkan setres di pikiran kita untuk jangka waktu yang lama? Tentunya tidak. Healing hanya bisa menjadi obat setres dalam jangka pendek apabila kita sendiri tidak bisa mengelola emosi dengan baik. Artinya, kondisi setres akan tetap muncul ketika kita sudah selesai healing/meditasi dan kembali ke rutinitas sehari-hari.
Mengelola setres tidak bisa dilakukan dengan bantuan orang lain. Kita harus bisa mengenali diri kita sendiri dan apa saja yang kita butuhkan.
Setres seringkali muncul karena pemikiran kita yang berlebihan atau karena perkataan orang lain. Pemikiran yang berlebihan kerap menimbulkan kecemasan yang akhirnya berdampak buruk pada kesehatan mental dan fisik jika dibiarkan berkepanjangan. Perkataan orang lain yang terus-menerus kita pikirkan juga dapat memperburuk keadaan mental kita. Sedang, tujuan orang lain berkata buruk pada kita adalah untuk menyerang mental kita secara perlahan. Sehingga ketika memikirkannya terus-menerus, maka tujuan orang tersebut sudah berhasil.
Belajar untuk menerima semua hal dengan baik, bukanlah hal yang mudah. Tapi semua orang bisa melakukannya jika mereka menginginkannya. Sayangnya, banyak orang yang memilih untuk menghakimi dirinya sendiri pada kenyataan pahit yang mereka terima. Hal ini tentunya akan memperburuk keadaan.
Setres dapat dengan mudah kita hadapi ketika kita bisa mengelola isi pikiran kita dengan baik.
Selalu berpikir positif adalah cara terbaik untuk mengelola setres. Pemikiran yang positif membuat kita lebih mudah menerima kenyataan hidup, sepahit apa pun itu. Ketika menghadapi masalah akan lebih mudah menemukan jalan penyelesaian atas permasalahan yang sedang kita hadapi. Sekalipun kita harus menghadapi kesulitan bertubi-tubi, tapi kita tetap positif thinking kepada Tuhan sehingga kita akan menemukan jalan terbaik.
Orang yang berpikir positif, biasanya memiliki ilmu spiritual yang cukup tinggi. Sehingga ia mampu berpikir dan menerima keadaan. Keadaan sesulit apa pun, akan tetap disyukuri.
Bersyukur juga merupakan salah satu cara mengelola setres yang baik. Tanpa rasa syukur, hati kita akan selalu merasa kurang. Sehingga otak kita selalu berpikir bahwa si A memiliki hal yang lebih baik dari kita, sedang kita tidak seperti dia. Pemikiran yang seperti ini akan memberikan tekanan besar jika seseorang tidak memiliki kemampuan yang setara. Orang yang memiliki kemampuan sama juga bisa memiliki takdir hidup yang berbeda.
Pada dasarnya, pengelolaan setres yang baik adalah dengan bersyukur dan berpikiran positif.
Orang yang selalu bersyukur akan menerima dan berterima kasih atas apa yang sudah ia miliki. Ia tidak akan memiliki rasa iri hati terhadap apa-apa yang dimiliki oleh orang lain. Hatinya akan lebih tenang dan damai karena pikirannya tidak sibuk memikirkan orang lain yang hidupnya terlihat lebih baik.
Orang yang selalu berpikiran positif akan berani menghadapi setiap masalah kehidupan. Ia berpikiran positif kepada orang-orang di sekitarnya dan juga kepada penciptanya. Orang yang seperti ini tidak akan mudah menyerah ketika ia sedang menghadapi masalah. Ia mudah untuk berkomunikasi dengan orang lain dan selalu mencari cara untuk keluar dari masalah yang sedang dihadapi. Mereka akan selalu berpikir bahwa setiap kesulitan yang mereka jalani adalah ujian dari Allah agar mereka bisa mencapai tangga kehidupan yang lebih tinggi lagi. Setiap naik satu tangga, mereka akan menghadapi ujian. Tidak ada ujian yang mudah, oleh karenanya mereka akan selalu bersyukur ketika menghadapi ujian karena mereka percaya bahwa Allah akan menolong mereka.
Dua hal ini menjadi cara paling mudah untuk menghilangkan setres. Kita tidak perlu lagi harus menghabiskan uang untuk pergi berlibur dengan dalih menghilangkan setres karena pulang liburan masih akan setres lagi.
Cukup dengan bersyukur dan berpikiran positif, kita bisa menghilangkan setres tanpa harus kehilangan apa-apa. Kita bisa self healing dengan membaca buku atau berdiam diri di dalam rumah karena setiap hal yang ada di dalam rumah adalah kebahagiaan. Sehingga kita bisa lebih banyak melakukan hal positif dan bermanfaat sebagai bagian dari self healing.
Memang, setiap orang memiliki cara yang berbeda-beda dalam menghadapi masalah.
Tapi cobalah untuk menghadapinya dengan cara yang sederhaba. Cobalah untuk menghadapinya dengan cara bersyukur dan berpikiran positif. Nantinya, kamu akan menemukan ketenangan hidupmu di sana, jika kamu menikmatinya.
Monday, March 24, 2025
Kamu Bukan Tuan Atas Emosiku
Sunday, March 23, 2025
Menulis Adalah Luapan Emosi yang Tidak Berisik
KENAPA KITA HARUS MENULIS?
Banyak orang bertanya tentang kenapa harus menulis?
Menulis adalah kemampuan dasar yang harus dimiliki oleh seseorang sebagai bekal dalam menjalani kehidupan sehari-hari. Tanpa bisa membaca dan menulis, kita tidak bisa berkomunikasi dan menyampaikan pendapat kita pada orang lain.
Allah SWT menurunkan wahyu pertamanya yakni "Iqro" kepada Nabi Muhammad SAW. Iqro' memiliki makna "bacalah!"
Maka, perintah membaca adalah perintah yang pertama kali diturunkan pada manusia. Perintah membaca, berarti juga merupakan perintah untuk menulis. Sebab, tak akan ada bacaan jika tidak ada yang dituliskan.
Menulis bukan sekedar perintah untuk menghadirkan bahan bacaan yang baik kepada pembacanya. Tapi menulis juga memiliki banyak manfaat positif yang bisa kita rasakan dalam kehidupan sehari-hari. Orang yang memiliki kebiasaan menulis, cenderung memiliki pemikiran yang sehat, wawasan yang luas, mampu mengendalikan emosinya, dan berbicara dengan teratur.
Menulis adalah self healing (proses pemulihan diri secara emosional, mental, dan fisik tanpa bergantung sepenuhnya pada bantuan orang lain) yang paling baik. Menulis mampu membuat emosi kita menjadi lebih stabil tanpa melibatkan orang lain.
Menulis dengan jujur dan apa adanya adalah cara untuk meluapkan emosi kita tanpa berisik. Kita tidak perlu berteriak atau mencaci maki orang lain yang justru akan menimbulkan masalah baru. Kita tidak perlu melibatkan bantuan orang lain untuk menyembuhkan mental kita sendiri ketika kita harus berhadapan dengan masalah kehidupan yang sangat berat.
Salah satu alasan kenapa aku harus menulis adalah untuk mencurahkan apa yang terpendam di dalam hati dan pikiranku ke dalam bentuk yang lebih bermanfaat. Mungkin, untuk sebagian orang ini terlalu lebay. Sedikit-sedikit harus sharing tentang kehidupan dan pengalamannya dalam bentuk tulisan atau di media sosial. Bukan tidak menutup kemungkinan kalau banyak orang yang nyinyir dengan apa yang aku lakukan.
Sempat merasa kurang percaya diri dan kembali menutup diri. Tidak sharing apa pun tentang kegiatan dan pengalaman hidupku. Karena untuk sebagian orang yang membenci, ini adalah hal yang tidak baik dan tidak mereka sukai.
Tapi kemudian aku berpikir ... tugasku bukan untuk menyenangkan orang lain. Tugas utamaku adalah membahagiakan diri sendiri dengan caraku sendiri. Orang lain bukanlah tuan atas emosiku. Aku harus kembali pada prinsip hidupku sendiri tanpa memikirkan apa kata orang lain.
Aku memilih untuk tetap terus menulis. Menuliskan semua pemikiranku secara jujur, terbuka, dan apa adanya. Karena dengan begitu, aku merasa emosiku bisa lebih tertata dengan baik.
Kemudian, aku menganalisa pergerakan sosial yang ada di sekitarku. Aku menganalisa bagaimana sikap dan sifat orang-orang yang tidak pernah menulis. Kebanyakan mereka memiliki emosi yang tidak stabil. Karakternya mudah berubah. Tidak memiliki prinsip hidup yang kuat. Ketika menghadapi masalah, mereka membutuhkan validasi dari sana-sini. Mereka bahkan tidak mampu menyelesaikan masalahnya sendiri.
Aku tahu, mereka bukan tidak bisa menulis, mereka hanya tidak mau menulis. Tidak bisa dan tidak mau adalah dua hal yang berbeda. Mereka menganggap bahwa hidup mereka sangat privasi. Padahal, privasi itu juga ada batas-batasannya. Banyak hal pribadi yang tetap aku jaga kerahasiaannya dari publik. Tapi lebih banyak hal yang bisa kita bagikan kepada publik agar dunia tahu bahwa kita masih bisa bermanfaat walau sekecil biji sawi.
Sejak kecil, aku sudah suka menuliskan segala hal lewat Buku Diary. Aku merasa hari-hariku menjadi lebih baik ketika aku menuliskan ceritaku. Aku tidak bisa meluapkan emosiku di depan banyak orang dengan tiba-tiba. Tapi aku bisa meluapkan emosiku dalam bentuk sebuah karya tulis. Karya tulis yang membuatku memandang sesuatu dari banyak perspektif. Sehingga aku tidak begitu ngotot di depan orang lain meski aku memegang teguh prinsip hidupku sendiri.
Menulis menjadi bagian dari self healing yang aku lakukan setiap hari. Ada banyak masalah besar yang harus aku hadapi sendiri dan aku tidak tahu harus bercerita pada siapa. Aku hanya bisa bercerita pada Allah dan lewat tulisan. Aku tidak ingin menceritakan setiap masalahku pada orang lain. Sebab, semua orang sedang berjuang dengan masalahnya sendiri dan aku tidak perlu menjadi tambahan beban pikiran untuk orang lain.
Aku tidak perlu berisik hanya untuk meluapkan emosi yang terpendam di dalam hati dan pikiranku. Aku merasa sudah lega ketika aku bisa meluapkannya dalam bentuk tulisan. Tidak ada orang lain yang bisa membantuku menyelesaikan masalah mentalku, kecuali diriku sendiri. Aku tidak perlu melibatkan orang lain. Orang lain tidak perlu meributkan apa yang terjadi di dalam hidupku. Aku bisa lebih tenang dalam menghadapi kepahitan hidup, bahkan aku menikmatinya. Sebab, semua rasa sakit dan hal pahit dalam hidupku bisa berbuah manis ketika aku olah menjadi sebuah tulisan.
Kamu sendiri bagaimana?
Sudahkah kamu meluapkan emosimu dalam bentuk tulisan atau masih memendamnya dalam hati dan pikiranmu sendiri?
Jangan dipendam, ya! Jika tidak bisa bercerita dengan orang lain, berceritalah dalam bentuk tulisan. Ini akan membuat hidupmu lebih tenang, lebih damai dan berwawasan.
Monday, March 17, 2025
Karyaku Bisa Diterbitkan Perpusnas Press || Praktik Baik Pemanfaatan 1000 Buku (Wilayah Kalbar, Kaltim, Kalsel)
Saturday, October 5, 2024
Penulis Pengendali Moral Bangsa
Zaman
semakin maju, tapi kualitas moral manusia semakin mundur. Banyak penyimpangan
sosial yang saat ini dianggap normal. Kenapa? Apa pengaruh terbesarnya dan
bagaimana dampak yang timbul dari normalisasi penyimpangan sosial?
Bicara
tentang moral, tentunya kita akan membicarakan tentang pedoman hidup seseorang.
Tentang perbuatan baik yang harus dilakukan dan perbuatan buruk yang harus
ditinggalkan. Moral, satu kata yang terlihat sepele, semu, tidak bisa disentuh,
tetapi memiliki pengaruh besar bagi kehidupan. Sayangnya, moral yang seharusnya
semakin baik seiring dengan perkembangan zaman, justru semakin menurun, bahkan bisa
dibilang jeblok.
Moral
memiliki tatanan penting dalam menjalankan roda kehidupan manusia. Oleh
karenanya, orang-orang penting harus memiliki moral yang baik, supaya seluruh
dunia bisa menjadi lebih baik. Tetapi hal ini tidak bisa terjadi karena
kerusakan moral terjadi secara global di seluruh dunia. Bahkan, orang-orang
yang duduk di kursi penguasa tertinggi, memiliki kualitas moral yang buruk. Indikatornya
ialah terjadinya banyak korupsi, kolusi, dan nepotisme di dalam sebuah negara.
Ketika
sebuah bangsa memiliki pemimpin bermoral buruk, maka bangsa tersebut akan mudah
hancur tanpa berperang dengan negara lain. Artinya, pemimpin yang tidak
bermoral sedang menghancurkan masa depan bangsanya sendiri.
Contoh
kasus yang marak terjadi ialah perang argumentasi antar pemimpin hingga
pemimpin negara yang tidak beretika dalam berkomentar dan dianggap sebagai hal
lumrah oleh para pendukungnya. Bukankah hal ini menjadi sumber utama rusaknya
moral bangsa? Tapi semua seolah dianggap wajar hingga menjadi panutan negatif
bagi rakyatnya.
Ditambah
lagi dengan literatur buruk yang tertulis abadi untuk masa depan. Kenapa aku
bilang buruk? Karena ada banyak penulis nakal yang melahirkan tulisan-tulisan
bakal. Tulisan nakal melahirkan
penyimpangan sosial yang dinormalisasi. Terlebih, tulisan zaman sekarang adalah
tulisan yang sangat mudah diakses oleh semua kalangan. Sehingga, tidak menutup
kemungkinan kalau kita akan bertemu dengan tulisan-tulisan nakal yang
memengaruhi pola pikir dan aktivitas sosial manusia.
Kita
bisa mengambil contoh dan pelajaran dari kasus skandal video syur antara guru
dan murid di Gorontalo pada tahun 2024. Hubungan terlarang antara siswi SMA dan
gurunya itu kerap menjadi bahan bacaan yang disajikan oleh penulis di sebuah
platform baca online. Beberapa penulis memilih untuk menormalisasi penyimpangan
sosial dengan menjadikannya tokoh utama. Tokoh utama yang melakukan perbuatan
buruk ditulis sebagai hal yang normal, bahkan mendapat dukungan penuh dari
penulisnya dengan dalih menyajikan cerita dari sudut pandang yang berbeda.
Semakin
maraknya tulisan-tulisan yang melibatkan siswa-siswa sekolah dengan konten
dewasa di dalamnya, tentunya akan memengaruhi pemikiran dan perilaku sosial di
masyarakat. Terlebih, hal-hal negatif yang beredar di media sosial justru
menjadi konten yang “viral” dan dikejar oleh banyak orang demi sebuah
kepopuleran.
Maraknya
konten negatif yang viral adalah indikator perilaku masyarakat sebagai target market
atau pasar atas konten tersebut. Ketika konten negatif yang viral, artinya
selera mayoritas masyarakat ialah konten-konten yang negatif. Sehingga, konten
positif kerap tenggelam dan tidak menjadi perhatian masyarakat.
Konten
negatif tidak hanya dalam bentuk foto dan video di media sosial. Platform
menulis yang pengkaryanya dianggap sebagai seseorang yang melek literasi dan
memiliki intelektual tinggi, ternyata juga banyak yang menyajikan konten-konten
negatif. Konten negatif dalam bentuk narasi panjang atau novel juga menjadi
salah satu selera tertinggi masyarakat. Artinya, pola pikir dan selera
masyarakat atas konten-konten negatif sudah menjadi makanan sehari-hari dan
dianggap wajar.
Konten
berupa tulisan adalah sumber utama dari segala konten-konten yang beredar. Sebelum
menjadi sebuah video yang menarik, tentunya seseorang harus memiliki kemampuan
untuk menulis dan mengolah informasi tersebut. Foto dan video, merupakan hasil
dari sebuah literatur. Ketika literatur baik, maka kualitas foto, video, dan
film akan sebaik literatur di suatu negara.
Baik
konten tulisan maupun video, semuanya bisa dikendalikan oleh penulis.
Karya-karya seorang penulis, akan menjadi sebuah panutan (role model) bagi
banyak penikmatnya. Penikmat yang hari ini membaca atau menonton, mungkin akan
melahirkan sebuah karya yang mirip atau bahkan sama dengan karya-karya yang
mereka nikmati sebelumnya. Di sinilah, peran penting seorang penulis dalam
mengendalikan moral bangsa. Penulis yang menyuguhkan karya-karya bermoral baik,
tentunya akan menghasilkan pembaca yang bermoral baik pula.
Dalam
beberapa kesempatan, aku berkeliling ke toko buku. Mencari buku-buku tentang
etika dan moral. Sayang, aku tidak menemukannya. Seingatku, aku pernah membaca
buku tentang etika kepenulisan saat aku masih kecil. Bahkan, di sekolah diajari
tentang “Budi Pekerti” yang membuat terbiasa mengenal baik-buruk suatu keadaan
atau peristiwa.
Siapa
orang paling berkuasa yang bisa mengendalikan beredarnya buku-buku di
masyarakat? Ya, pemerintah. Ketika pemerintah mengeluarkan program peluncuran
buku-buku tentang etika dan moral dengan jumlah yang banyak, tentunya akan
memengaruhi pasar dan pola pikir pembacanya. Sayangnya, pemerintahan saat ini
justru khawatir jika rakyatnya terlalu pandai dan bermoral baik. Karena mereka
tidak akan bisa menyetel rakyat untuk membuat kekuasaan mereka abadi dan
penyimpangan yang mereka lakukan dianggap wajar oleh masyarakat.
Menormalisasi
sebuah penyimpangan sosial, akan melahirkan kebiasaan korupsi, kolusi,
nepotisme, dan lain-lain. Setelah mengamati perubahan sosial selama beberapa
tahun belakangan ini, sumber pengendali moral terbesar adalah pada naskah
kepenulisan. Saat ini, kualitas naskah kepenulisan sangat menurun drastis secara
konteks. Penulis yang memilih di jalur yang benar, tidak mendapatkan atensi dari
masyarakat banyak. Hanya orang-orang tertentu yang memiliki tingkat intelektual
tinggi yang membacanya karena mereka sudah pandai memilah dan memilih bahan
bacaan.
Selera
mayoritas masyarakat adalah gambaran besar tentang karakter sebuah bangsa. Kita
tidak bisa mengendalikan sepenuhnya dan mengubahnya dalam waktu singkat. Tapi,
kita bisa mengupayakannya dengan mengendalikan beredarnya naskah-naskah buku
yang tidak baik dan bermoral. Saat ini, banyak buku dewasa yang dijual bebas,
bahkan bisa dibaca secara gratis. Aku lebih setuju ketika buku-buku dewasa itu
bisa dikurasi secara ketat agar tidak sembarang orang bisa menuliskan
adegan-adegan dewasa secara eksplisit. Buku-buku dewasa dengan konten-konten
berbahaya juga seharusnya diberikan akses khusus atau diberikan tarif harga
tinggi agar tidak dibaca oleh anak-anak remaja. Hal ini, tentunya menjadi upaya
yang baik untuk mengendalikan moral masyarakat.
Mungkinkah
kita akan membiarkan anak-anak kita yang hari ini belum lahir, mengalami
kerusakan moral pada 20 tahun mendatang karena literature tentang etika, moral,
dan tata krama sudah sangat langka. Dari mana anak-anak kita akan belajar
tentang begitu indahnya masa depan, jika yang kita suguhkan adalah kehancuran?
Untuk
para penulis pemula, jika ingin memutuskan menjadi penulis, maka jadilah
penulis yang baik untuk masa depan. Semua tulisan bertujuan untuk memengaruhi
pola pikir manusia. Maka, hadirkanlah tulisan-tulisan yang memberikan pengaruh
positif pada dunia.Karena kita tidak punya cara lain untuk mengendalikan moral
bangsa selain dari sisi agama, satu-satunya harapan adalah para penulis masa
depan.
BIODATA
PENULIS
Namaku Walrina, biasa dipanggil Rin Muna. Aku
memiliki 2 nama pena, yakni Vella Nine
(khusus karya novel) dan Rin Muna. Aku lahir pada tanggal 09 November 1991 di
pondok kecil yang menjadi rumah tinggal kedua orang tuaku. Sekolah di SDN 038
Samboja, SMP Negeri 15 Balikpapan dan SMA Negeri 06 Balikpapan. Saat ini masih
menempuh pendidikan Sastra Inggris di Universitas Terbuka. Aku sangat suka
menulis novel panjang dengan ratusan atau ribuan episode.
Pada 18 Februari 2018, aku mendirikan Taman Bacaan
Masyarakat Bunga Kertas. Sekarang telah berubah menjadi Yayasan Rumah Literasi
Kreatif yang bergerak di bidang sosial dan pendidikan.
Beberapa karya yang telah aku tulis:
1. 20
Buku Antologi Puisi, Cerpen, Esai, dan Dongeng terbitan FAM Publishing
2. Buku Novel
"Perfect Hero" - Novelindo Publishing, 2022
3. Buku Novel
"I am Here, Mr. Rich" - Novelindo Publishing, 2022
4. Then Love
by Vella Nine - Novelme, 2019
5. Perfect
Hero by Vella Nine - Novelme, 2020 [1.373.366 kata]
6. Perfect
Hero Seri 1 versi cetak by Vella Nine - Novelindo Publishing, 2022
7. Perfect
Hero 2 by Vella Nine - Novelme, 2021 [ 572.955 kata]
8. Shaum Me by
Vella Nine - Novelme, 2021
9. I am Here,
Mr. Rich by Vella Nine - Novelme, 2022 [410.769 kata]
10. I am Here,
Mr. Rich Seri 1 versi cetak by Vella Nine - Novelindo Publishing, 2022
11. Menikahi
Lelaki Brengsek by Vella Nine
12. Suami
untuk Istri by Vella Nine - Fizzo, 2022 [ 617.400 kata]
13. Assalamualaikum,
Ya Habib by Vella Nine - Fizzo 2022
14. Mrs. Rose
& Mr. Rich by Vella Nine - Fizzo, 2023
15. Catch Me
Mr. Ghevin by Vella Nine – Fizzo, 2023
16. Magang
90 Hari by Vella Nine – Fizzo, 2023
17. The Cakra
by Vella Nine – Fizzo, 2024
18. Semua karya
di dalam blog pribadi www.rinmuna.com