Muara Kaman, 17 November 2025
Muara Kaman dan Museum (Situs) Lesung Batu (Lesong Batu) punya peran penting dalam sejarah kuno Kalimantan / Indonesia. Muara Kaman adalah kecamatan di Kabupaten Kutai Kartanegara, Kalimantan Timur. Luas wilayahnya sangat besar (sekitar 3.410 km²) dengan banyak desa.
Muara Kaman dianggap sebagai pusat kerajaan Kutai Martadipura, yang merupakan salah satu kerajaan Hindu tertua di Indonesia. Raja terkenal dari kerajaan ini adalah Maharaja Mulawarman. Lokasi Muara Kaman juga strategis karena berada di pertemuan sungai (Mahakam dan anak sungainya), menjadikannya jalur perdagangan penting di masa kuno.
Ada museum purbakala di Muara Kaman yang mengabadikan situs sejarah kerajaan Kutai. Museum ini menyimpan replika dari prasasti Yupa, benda pusaka purbakala, serta makam raja-raja Islam di wilayah itu. Sejak 2022, pengelolaan museum ini diambil alih oleh pemerintah kecamatan Muara Kaman, dengan rencana pembenahan dan pengembangan wisata sejarah.
Prasasti Yupa adalah tiang batu yang ditulisi dengan aksara Pallawa dan bahasa Sansekerta. Ada 7 buah yupa yang ditemukan di area Muara Kaman. I si yupa menceritakan silsilah kerajaan (misalnya Raja Kudungga, Aswawarman, Mulawarman) dan kedermawanan Raja Mulawarman — misalnya memberi ribuan sapi sebagai persembahan. Dari kajian etimologi tertentu, meskipun dikenal sebagai “Kerajaan Kutai”, ada argumen bahwa nama sebenarnya kerajaan kuno ini adalah Martapura, bukan “Kutai”. Penelitian cagar budaya menyatakan bahwa situs Muara Kaman — yang meliputi Lesong Batu / yupa, makam, dan batu Lembu Ngeram — adalah “zona inti” penting yang harus dilestarikan.
Saya tidak pernah terpikir kalau akan menjadi bagian dari saksi sejarah Yupa bagi masa depan negeri ini. Sebagai Relima Perpusnas RI, tentu saya akan dilibatkan dalam beberapa kegiatan yang digagas oleh perpustakaan daerah maupun perpustakaan provinsi. Sehingga, saya bisa menjadi bagian dari festival Memory of Yupa yang baru dilaksanakan pertama kalinya di Kecamatan Muara Kaman, Kabupaten Kutai Kartanegara.
Setelah menempuh perjalanan sekitar 6 jam menyusuri jalur Sungai Mahakam, akhirnya kami sampai di Muara Kaman. Tempat di mana situs peradaban tertua di Indonesia ada dan masih dijaga kelestariannya.
Tubuhku belum benar-benar pulih setelah berkegiatan selama 4 hari di Kota Bogor dan Jakarta. Tapi, aku tidak ingin melewatkan momen yang sangat langka ini. Jadi, aku berusaha sampai ke tujuan meski kondisiku tidak baik-baik saja. Selama masih bisa bergerak dan aku kuat untuk berdiri, maka aku tidak akan menyerah.



0 komentar:
Post a Comment