Di dunia literasi, ada satu pertanyaan menarik yang sering muncul di benakku: “Orang-orang membaca itu karena cinta, kewajiban, atau pelarian?”
Dari lembar ke lembar buku yang kubaca dan yang kutulis ... aku sadar, pembaca itu bukan cuma satu jenis. Mereka datang dengan berbagai wajah, berbagai tujuan, dan berbagai cara menikmati kisah. Maka dari itu, yuk kita kenalan dengan jenis-jenis pembaca… siapa tahu, kamu bisa lebih mengenal dirimu sendiri.
Berikut ini jenis-jenis pembaca yang bisa kamu ketahui, mungkin kamu adalah salah satunya;
1. Si Penjelajah Imajinasi
Mereka adalah pembaca yang membaca untuk melarikan diri. Dunia nyata terlalu bising, terlalu kaku, dan terlalu memaksa jadi "dewasa". Maka buku jadi pelabuhan rahasia. Entah itu kisah tentang kerajaan sihir, cinta di tengah peperangan, atau dunia distopia. Buku bagi mereka adalah pintu Narnia yang bisa dibuka kapan saja.
Tanda-tandanya:
📕Selalu tenggelam dalam genre fantasi, sci-fi, atau petualangan.
📕Punya tumpukan buku yang belum selesai dibaca, tapi terus beli buku baru.
📕Kadang senyum sendiri saat baca. Kadang menangis juga. Tapi diam-diam.
2. Si Pemikir Mendalam
Kalau kamu termasuk orang yang membaca pelan-pelan, menandai kalimat favorit, lalu termenung beberapa menit setelah satu paragraf ... ya, kamu termasuk si pemikir. Mereka tidak membaca untuk cepat selesai. Mereka membaca untuk meresapi.
Tanda-tandanya:
📕Suka genre filsafat, sastra klasik, atau self-reflection.
📕Punya catatan atau jurnal berisi kutipan dan tafsir pribadi.
📕Bisa diskusi panjang hanya dari satu kalimat dalam novel.3. Si Pelahap Halaman
Mereka membaca cepat. Sekali duduk bisa habis satu novel. Bukan karena terburu-buru, tapi karena nagih. Genre apa pun dilahap. Mereka seperti punya mesin di matanya, dan kapasitas memori tak terbatas.
Tanda-tandanya:
📕Punya target baca tahunan (dan selalu tercapai).
📕Ikut challenge Goodreads dan Booktok.📕Punya opini kuat soal ending buku tertentu.
4. Si Pengendap Kata
Tipe ini bukan cuma membaca, tapi juga mengendapkan. Mereka suka membaca kalimat yang membuat mereka berhenti sejenak, menghela napas, lalu menyimpannya di hati. Biasanya pembaca jenis ini juga penulis.
Tanda-tandanya:
📕Sering membaca ulang bagian tertentu.
📕Suka menggarisbawahi kalimat “yang terasa benar banget.”📕Punya momen ‘diam’ setelah buku selesai.
5. Si Sosialita Literasi
Mereka suka baca, tapi lebih suka membicarakan buku. Ikut klub buku, diskusi literasi, atau nonton review buku di YouTube. Buat mereka, membaca bukan cuma kegiatan pribadi, tapi juga aktivitas sosial.
Tanda-tandanya:
📕Suka posting review atau quote di Instagram.
📕Jadi admin grup literasi atau klub baca.📕Membaca buku yang sedang trending, biar bisa nyambung ngobrol.
6. Si Pembaca Praktis
Mereka membaca karena ingin tahu. Bukan karena emosi, tapi karena informasi. Buku bagi mereka adalah alat untuk berkembang. Biasanya suka baca buku nonfiksi, biografi, atau buku bisnis.
Tanda-tandanya:
📕Selalu punya highlighter di tangan.
📕Punya goal: setelah baca buku ini, aku harus bisa ini.📕Koleksi e-book lebih banyak dari buku fisik.
7. Si Pembaca Setia Penulis Tertentu
Ada juga yang hanya membaca karya penulis-penulis favoritnya. Entah karena gaya bahasanya, ide ceritanya, atau karena merasa “klik”. Setia banget, bahkan rela preorder bukunya sejak jauh hari.
Tanda-tandanya:
📕Selalu update karya terbaru dari penulis tertentu.
📕Bisa kutip kalimat dari bukunya dengan hafal.📕Kadang follow penulisnya di media sosial, diam-diam atau terang-terangan 😄
Membaca itu personal. Apa pun jenis pembaca kamu, satu hal yang ingin aku bilang: Tak ada jenis pembaca yang lebih baik dari yang lain. Yang penting, kamu membaca. Dan dari sana, kamu tumbuh.
Entah kamu membaca untuk lari, untuk paham, untuk merasa, atau untuk memperbaiki hidupmu ... semua sah.
Karena buku bukan soal kecepatan menyelesaikan halaman. Tapi tentang bagaimana halaman-halaman itu menyentuh jiwamu diam-diam, perlahan, tapi pasti.
Jadi, kamu termasuk pembaca yang mana?
Atau... kamu punya kombinasi dari beberapa tipe?
Tulis di komentar ya, biar kita bisa saling berbagi kisah. 💌
Salam hangat dari ujung halaman,
Rin Muna
(Yang percaya bahwa buku terbaik selalu menunggu kita untuk kembali...)