Tuesday, February 26, 2019

Sedewasa Apa Pun Kita, Orang Tua Tetap Menganggap Kita Anak Kecil.


Sasint


Enam tahun lalu aku bertandang ke salah satu rumah temanku. Dia jauh lebih dewasa dibanding denganku. Usianya terpaut 8 tahun lebih tua dariku.
“Lagi apa Kak?” Aku memperhatikan Kak Dini yang sibuk menata pot-pot bunga di halaman rumahnya.
“Lagi pengen ganti suasana aja.” Kak Dini masih sibuk memindahkan pot satu per satu.
“Din, hati-hati angkatin potnya!” teriak Abah dari sisi rumah.
“Iya, Bah.” Kak Dini tersenyum menatap Abah. Aku bergegas membantu Kak Dini.
“Ini taruh mana, Kak?” tanyaku sembari mengangkat pot berisi tanaman bunga mawar merah.
“Di pojok sana aja!” Abah menunjuk ke pojok halaman.
“Abah... itu kan bunga mawar. Masa ditaruh di pojokan?” Kak Dini memprotes keinginan Abah.
“Itu banyak durinya. Nanti kalau cucu-cucu Abah main, bahaya!” sahut Abah.
Kak Dini merengut. “Ini kan bunganya bagus. Abah tega banget sih ditaruh di pojokan!”
“Itu bahaya buat anak kecil. Kamu ini dikasih tahu malah ngelawan abah!” sentak Abah.
Kak Dini terdiam. Mengikuti semua keinginan dan perintah Abah tanpa protes lagi.
“Sabar ya Kak. Aku ngerawat orang tua juga suka kayak gitu kok.” Aku mengelus pundak Kak Dini.
“Iya. Aku sabar kok. Orang tua memang selalu seperti itu. Sedewasa apapun kita, dia akan tetap menganggap kita sebagai anak kecilnya.”

Kata-kata Kak Dini terus terngiang di telingaku hingga sekarang.
Memang benar. Orang tua akan selalu menganggap anaknya seperti anak kecil. Apapun yang akan kita kerjakan, tak pernah lepas dari komentarnya. Seperti saat kita sedang belajar berjalan, orang tua akan selalu khawatir dan selalu berkata “Hati-hati”. Saat kita belajar mengendarai sepeda, orang tua akan selalu mengingatkan untuk berhati-hati. Dan masih ada banyak aktivitas kita yang tak lepas dari orang tua.
Kadang kita merasa kesal saat sudah dewasa tapi orang tua selalu saja cerewet dengan hal-hal sepele. Seperti saat kita jalan sama teman-teman, suara orang tua yang paling lantang memberikan rambu-rambu.
Bahkan saat kita sedang belajar masak saja, orang tua akan memberikan komentar bagaimana cara merebus air yang benar. Padahal sudah kita lakukan setiap hari. Itulah naluri orang tua yang masih terus menunjukkan kasih sayang seperti saat kita masih kecil. Ia tak pernah menganggap kita benar-benar dewasa.

Rasa kesal itu hilang dengan sendirinya saat aku sudah menjadi orang tua muda. Aku banyak belajar dari anakku. Dia lah sumber cinta dan kebahagiaan kami.
Aku sangat menyayanginya. Ingin memeluknya setiap detik, ingin menciuminya setiap saat. Tak ada niat sedikitpun untuk jauh-jauh darinya. Entah perasaan apa? Mungkin itulah yang dinamakan buah hati. Begitu lekat di dalam hati, setiap nafas-nafas yang terhembus dari dirinya.

Aku selalu membayangkan dua puluh tahun ke depan. Apakah anakku masih mau aku ciumi? Apakah dia masih mau aku dekap seperti ini? Bisa jadi akan ada seseorang yang menggantikan posisi orang tua saat anak sudah dewasa. Seseorang yang akan merebut cinta kasih dan perhatiannya. Bukan lagi orang tua yang ingin ia dekap. Tapi seseorang yang akan menghabiskan sisa hidup bersamanya.
Aku akan merindukan masa kecil anakku. Masa di mana dia selalu memeluk kami saat dia ketakutan. Masa di mana dia selalu memanggil nama kali saat dia butuh kawan bermain. Masa di mana dia selalu memanggil kami saat dia lapar. Masa di mana dia selalu merengek saat dia menginginkan sesuatu. Kami dengan senang hati menyuguhkan bergelas-gelas cinta dan kasih untuknya.

Pesan untuk anak-anakku kelak...
Nak... sedewasa apapun dirimu, kami tetap menganggapmu anak kecil yang selalu ingin kami timang-timang.
Nak... sedewasa apapun dirimu, kami akan tetap menganggapmu anak kecil yang selalu ingin kami manja.
Nak... sedewasa apapun dirimu, naluri kami tetaplah menyayangimu sebagai malaikat kecil kami.

Nak... sedewasa apapun dirimu, jangan pernah memaki kami dengan kata-kata yang menyakitkan kami.
Nak... sedewasa apapun dirimu, jangan pernah membenci kami hanya karena kami cerewet.
Nak... sedewasa apapun dirimu, jangan pernah melangkahi kepala kami sekalipun kami adalah orang tua yang bodoh.
Nak... sedewasa apapun dirimu, jangan pernah membusungkan dada di hadapan kami yang hanya bisa membungkuk di hadapanmu.
Nak... sedewasa apapun dirimu, jangan pernah lupa jika yang membuatmu hidup adalah dua mata air, yakni air mata ibu dan air susu ibu.

Ditulis oleh Rin Muna
East Borneo, 22 Juni 2018






[Cerpen] - Bije Ogah Love



Source: pixabay.com/pixel2013


“Sayang, kamu janji bakalan setia sama aku, kan?” Ogah menatap Bije, pria yang tak sengaja menjadi kekasihnya. Bije tersesat saat melakukan pendakian ke gunung bersama komunitasnya. Dia sudah berjanji, siapa saja yang bisa menolongnya akan dijadikan kekasih. Datanglah si Ogah, gadis kerdil yang menunjukkan jalan utama ke perkampungan. Namun, Ogah tak langsung mengantarnya. Ia masih menahan Bije untuk menghabiskan waktu bersamanya.
Bije mengangguk-anggukan kepalanya.
“Janji ya!”
“Iya.”
“Iya apa?”
“Iya, janji!”
“Janji apa?”
“Mmmm ....”
“Kok, mmm ...? Bilang dong, janjinya apa?”
“Janji bakalan setia.”
“Setia sama siapa?”
“Sama pacar aku, lah.”
“Pacar yang mana!?”
“Duh! Aku pergi dulu ya!” pamit Bije.
“Tuh, kan ... katanya mau setia. Tapi kok pergi, sih!?”
“Aku mau pulang, Ogah.”
“Jangan, Bang!” Ogah memeluk kaki Bije sangat erat.
“Astaga ...! Aku sudah dua hari dua malam di pondok ini bersamamu. Tidak kau beri makan. Lebih baik aku pulang ke rumah. Ummi pasti sudah masak banyak makanan lezat untukku.” Bije akhirnya lelah selama dua hari hanya mendengar celotehan Ogah.
“Bang Bije lapar?” tanya Ogah polos.
“Iyaaaaa ...! Kamu pikir dua hari tidak makan, aku tidak kelaparan? Dua jam saja aku sudah lapar, Ogah!” Bije mulai geram.
“Tapi, kan Ogah sudah bakarin ubi buat Bang Bije.” Ogah menatap sisa pembakaran yang ada di sisi pondok kecil tempat mereka singgah.
Bije menepuk dahinya sendiri. “Ogah sayang ... makan ubi aja nggak buat Bang Bije kenyang. Bang Bije mau balik ke kota dulu ya. Nanti, Bang Bije bawakan makanan yang enak-enak dari sana.”
“Serius, Bang!?” wajah Ogah sumringah.
Bije menganggukan kepalanya. Bergegas pergi meninggalkan Ogah yang merasa bahagia karena Bije akan kembali ke hutan untuk membawakannya banyak makanan enak.
“Bije, kamu ke mana aja?” tanya Said, salah satu temannya yang ikut dalam rombongan pendaki.
“Aku tersesat. Untungnya ada yang nolongin aku,” jawab Bije dengan napas terengah-engah.
“Siapa? Mana orangnya? Kami sudah dua hari khawatir, mencarimu ke mana-mana tidak ketemu. Untungnya kamu sudah kembali ke posko.” Said menatap wajah Bije yang pucat. “Temen-temen, Bije udah ketemu, nih.”
Beberapa teman Bije langsung menghampiri dan merangkul Bije. “Kamu ke mana aja?”
“Aku dua hari dua malam duduk di pondok itu sama cewek. Dia nggak mau aku tinggalin. Susah banget mau pergi sebentar aja.” Bije menunjuk pondok kecil di kaki gunung yang bisa dilihat dengan mudah dari posko, kemudian menenggak air mineral yang diberikan salah seorang temannya.
“Cewek? Siapa?” tanya Said penasaran.
Bije menganggukan kepalanya. “Ada, cewek di hutan. Badannya kecil, kulitnya hitam manis, rambutnya sebahu. Cantik sih, tapi­—”
“Serius!? Di pondok yang itu?” Said memotong pembicaraan Bije.
“Iya, kenapa?”
“Je, selama dua hari kita mondar-mandir nyari kamu. Udaah ratusan kali pondok itu kami singgahi dan nggak ada siapa-siapa,” tutur Said, diiyakan oleh teman yang lain.
Bije terkejut mendengar pernyataan Said. “Serius? Aku di sana dan nggak lihat kalian sama sekali.”
“Kita juga di sana dan nggak lihat kamu sama sekali.”
“Astagfirullah ... aku pacaran sama hantu!?” teriak Bije.
“Pacaran ...!?” teman-teman Bije menyahut serempak.
 Semua saling pandang. Kemudian secepatnya meninggalkan posko. Mereka segera kembali ke kota. Meninggalkan tanda tanya di benak Bije. Bagaimana jika hantu itu menagih janji setianya?


Ditulis di tengah kejenuhan
-Rin Muna-

Kalimantan Timur, 9 Oktober 2018



#DWPF
Clue : Setia/Pergi

Pesona Burung Merak dan Kuau Raja di Ladaya (Ladang Budaya) Tenggarong

Rin Muna : Burung Merak

Hai teman-teman ...!
Aku mau sharing cerita soal Burung Merak penghuni Ladang Budaya, Tenggarong.

Eh, aku kepo banget loh. Secara ... aku belum pernah lihat burung merak secara langsung. Baru kali ini aku lihat burung merak di tempat wisata yang ada di Kaltim. Biasanya, aku lihat burung Enggang atau Rangkong. Tapi ... waktu aku datang ke sini malah nggak ketemu sama Rangkong atau Burung Enggang. Sepertinya mereka ada di spot lain yakni Mini Zoo-nya Ladaya. Aku nggak sempat buat masuk lagi ke sana, selain capek, waktunya juga udah mepet banget buat balik ke Samboja.

Alhasil ... aku ketemu sama binatang langka yang satu ini. Awalnya, aku ketemu sama merak yang betina. Ekornya tuh nggak panjang, nggak kayak yang ada di gambar-gambar buku pelajaran sekolah. Yah ... maklum lah ya, aku mengenal burung Merak di buku ilmu pengetahuan sekolah saja. Dan nggak tahu jenis kelaminnya. Aku pikir, semua burung Merak bentuknya sama. Ternyata berbeda dengan yang ada di gambar itu.
Jadi, cuma burung Merak jantan saja yang ekornya panjang dan indah itu. Kalau burung merak betina, ekornya nggak sepanjang burung merak yang jantan. Terlihat seperti ayam biasa. Malah ... aku pikir itu burung cendrawasih. Hahaha ... betapa bodohnya aku sampai nggak bisa bedain mana merak dan cendrawasih di dunia nyata. Padahal cendrawasih itu kan ekornya warna putih. Kadang suka nggak kepikiran gitu kalo udah ada di tempat kayak gini dan udah asyik. Udah males lagi mau mikir. Lewat aja gitu kayak angin.
Jadi, nggak usah heran kalau ada perdebatan dengan sepupu aku masalah burung merak dan cendrawasih  di dalam video ini. Karena dua spesies burung ini bukan berasal dari Kalimantan dan pastinya sulit untuk kita temui di alam bebas.



Aku bersyukur dikasih kesempatan sama Allah untuk melihat ciptaannya yang indah banget. Kalau aku enggak main ke sini, mungkin seumur hidup aku nggak bakalan bisa lihat secara langsung gimana bentuknya burung merak asli di alam nyata. Paling mentok cuma bisa lihat di gambar doang.

Anakku termasuk juga anak yang beruntung karena di usianya yang baru 3,5 tahun udah bisa lihat gimana bentuknya burung merak, beruang madu dll. Itu juga karena orang tuanya yang nggak sengaja mampir ke tempat ini. Awalnya cuma mau main dan berkunjung ke rumah mbak aku yang ada di Tenggarong. Tapi, sepertinya anakku seneng banget main sama budenya sampe nggak mau diajak pulang ke Samboja.

Selain burung merak, di sini juga ada Beruang Madu. Sebenarnya aku ngambil video beruang madu. Tapi ... nggak bisa aku upload ke Youtube buat aku sharing ke teman-teman karena videonya rada aneh dan aku kesulitan buat ngeditnya, entah kenapa videonya posisinya terbalik gitu. Padahal video yang lainnya enggak. Jadi aku putuskan buat simpan aja untuk pribadi.

Ada satu jenis burung yang aku sendiri nggak tahu namanya. Burung itu mirip banget bentuknya sama burung merak tapi warnanya abu-abu. Mikir! Yakin nggak yakin kalo itu burung merak. Dan setelah aku pulang barulah aku coba buat searching di internet soal jenis burung yang itu. Dan benar saja, ternyata itu memang bukan burung Merak, melainkan burung Kuau Raja yang juga termasuk hewan langka. Di dalam video itu aku sempat ngambil objek burung Kuau Raja, tapi nggak sempat buat fotoin karena posisinya lagi nangkring di atas ranting pohon.

Ini nih penampakan burung Kuau Raja, buat kamu yang pengen lihat juga:
matasatwa.webnode.com
Kamu bisa baca artikelnya tentang Kuau Raja . Burung Kuau Raja jantan hampir sama dengan burung Merak. Ia akan memamerkan bulu-bulunya yang indah dan membentuk seperti kipas untuk menarik perhatian betina. Burung Kuau Raja juga termasuk salah satu binatang langka yang hampir punah.

Aku rasa, tidak semua orang bisa beruntung melihat dua spesies burung yang hampir mirip ini. Nggak kebayang kalau Burung Merak dan Kuau Raja berduet untuk memamerkan bulu dan ekornya, pasti indah banget! Inilah salah satu ciptaan Allah yang harus kita syukuri. Allah menciptakan keindahan di dunia dan sebagai manusia kita harus menjaga dan merawatnya. Bukan terus menerus berbuat kerusakan di atas muka bumi. Alangkah indahnya jika manusia bisa hidup damai berdampingan dengan alam.

Yuk, kita cintai alam dan sekitar kita hingga anak cucu kita masih bisa melihat indahnya Burung Merak dan Kuau Raja yang ada di dunia ini!

Jangan lupa, sempatkan mampir ke tempat ini kalau kamu jalan-jalan ke Kutai Kartanegara. Rugi loh kalau belum datang ke tempat ini!
Cukup sampai di sini tulisan dari saya. Semoga pengalaman ini bisa bermanfaat untuk teman-teman semuanya. 


Salam Lestari Budaya!
Salam Lestari Alam!






Monday, February 25, 2019

Spot Kampung Seni LADAYA - Kutai Kartanegara

Dok. Pribadi
Hai ... teman-teman!
Sebelumnya aku udah mengulas tentang spot wisata di Ladaya yakni Odah Rehat 2 - Jalan-Jalan Ke Ladaya yang setiap bagunannya diberi nama-nama daerah yang ada di Kutai Kartanegara. [Abaikan wajah aku yang jelek dan kucel banget!]

Nah ... fotoku kali ini, aku ada di spot Kampung Seni. Kampung Seni berada di sebelah kanan pintu masuk LADAYA. Di tengah-tengahnya ada sebuah Stage atau panggung yang unik. Terlihat dari gambar background yang digunakan, ada perpaduan antara kebudayaan Jawa dan Kalimantan. Di atasnya, terukir wayang-wayang Jawa yang langsung dipadukan dengan ukiran motif dayak Kalimantan. Ini menjadi bukti bahwa di Kalimantan terdapat banyak adat istiadat dan budaya daerah lain yang saling berdampingan dan menjadi satu kesatuan yang unik dan indah. Orang Kalimantan itu ramah dan welcome banget dengan masyarakat suku lain. Terlihat bagaimana ragam suku, adat-istiadat dan budaya menyatu di sini.

Kampung Seni juga nggak kalah unik dan keren dari Odah Rehat. Di sini, setiap bangunannya diberi nama seniman-seniman maestro Indonesial. Buat para pecinta seni, nama I Wayan Sadra atau WS. Rendra pastinya sudah tidak asing lagi.


Rumah-rumah adat ini dibangun lebih tinggi daripada bangunan rumah adat yang lainnya dan seperti dibangun di atas pohon. Kita harus menaiki tangga untuk bisa naik ke atas. Semuanya terbuat dari bahan kayu ulin. Di bawah tangga tersebut terdapat replika dua telapak kaki yang terbuat dari semen. Aku rasa, telapak kaki ini ada filosofinya karena aku temui juga di antara replika air terjun dan Yupa yang berada tak jauh dari Kampung Seni.



Dok. Pribadi

Berwisata di tempat ini, nggak bakal ada bosennya. Semuanya ada di sini. Mulai dari pertunjukkan seni & budaya, tempat bersejarah, mainan anak-anak, wisata fauna dan lain-lain. 

Buat kamu yang suka foto-foto selfie, tempat ini udah instagramable banget! Wajib buat dikunjungi.Belum ke Tenggarong namanya kalau belum mampir ke tempat wisata yang satu ini. 

Kamu juga bisa merasakan sensasi menginap di tempat ini. Aku belum pernah mencobanya karena jarak dengan rumah nggak begitu jauh. Aku rasa nggak perlu menginap. 

Tempat ini udah lengkap banget kok. Nggak perlu takut kelaparan, semua jajanan dan minuman juga ada di sini. Kita juga tidak dilarang membawa makanan atau minuman dari luar. Yang terpenting, kita tetap menjaga kebersihan tempat ini dengan membuang sampah pada tempatnya. Pengelola sudah menyediakan tempat sampah di setiap spot pemberhentian atau tempat santai. Jadi, kalau ada yang masih buang sampahnya sembarangan, kebangetan banget kan!

Yuk, kita cintai dan lestarikan wisata budaya di daerah kita tercinta!
Kalau bukan kita? Siapa lagi?


Salam Lestari ...!


ODAH REHAT 2 | JALAN-JALAN KE LADAYA - LADANG BUDAYA

Dok. Pribadi
Hai teman-teman...!
Apa kabarnya?
Semoga selalu baik-baik saja. Sehat wal afiat dan murah rezekinya ya!
Jangan lupa subscribe dan follow Blog plus Channel Youtube akuh! 😂😂😂

Oh ya... kalo kamu liat foto ini, ini bukan foto lagi honeymoon atau bloodmoon. Dia juga bukan husben akuh. Dia siapa ya?
Kadang aku nggak paham, kok ada dia  di sini? 😂
Dia ini keponakan aku, anak dari mbakku... Please! Nggak usah diperhatikan wajahnya karena bisa bikin kamu sakit mata  😂

Kenapa kita duduk di sini? Ya ... karena kita emang lagi jalan-jalan di Ladaya dan akh kecapean banget. Akhirnya, aku memilih untuk beristirahat di area ODAH REHAT 2. Nah, Odah yang di belakang aku ini disewain buat yang mau nginap di sini. Kali aja, liburan di sini sehari masih kurang karena ada banyak banget wahana dan spot-spot menarik. Kalau mau tahu video selengkapnya, Subscribe Channel Youtube aku ya! Jiiiaah... gubrak! Promosi...!
Ya nggak papa juga kali... Subscribe kan gratis! Alias nggak bikin kamu rugi.

Aku mau ceritain objek yang ada di foto ini aja deh. Seupil objek menarik yang ada di Ladaya. Karena ada banyak banget spot-spot menarik ada di sini.
Jadi, Odah Rehat 2 ini merupakan tempat istirahat yang setiap bangunan diberi nama yang berbeda-beda sesuai dengan nama daerah yang ada di Kutai Kartanegara. Setiap Odah memiliki nama dan kode pos setiap daerahnya. Bangunan di sini sangat unik, semua bangunan khas terbuat dari kayu ulin dan berderet rapi. Aku suka banget sama tempat ini, bersih, rapi, unik dan luas banget. Hampir di semua spot ada tempat sampah, sehingga ketika jalan-jalan sambil ngemil, nggak bingung nyari tempat sampah. Ini salah satu faktor yang membuat tempat ini bersih dari sampah.

Bukan cuma rumah budaya yang ada di sini, ada juga Lamin Cafe, Outbond, Mini Zoo, Mini Stage yang diisi pertunjukan kesenian, gazebo yang ada di banyak tempat dan ... masih buaaaanyaaak lagi!
Kayaknya, seharian di sini masih nggak cukup buat eksplore semua tempat yang ada di sini. Aku juga nggak sempat foto banyak karena aku kehabisan batrai. Bener-bener nggak ada persiapan buat eksplore tempat wisata keren yang satu ini.
Kamu, bisa cek dan follo ig @ladangbudaya kalau mau tahu gimana seru, unik dan kerennya tempat ini. Aku di sini mau berbagi pengalaman aku jalan-jalan ke Ladaya (Ladang Budaya). Aku akan ulas semuanya satu per satu di tulisanku selanjutnya ya!
Pantengin terus website aku buat kamu yang penasaran, jangan lupa subscribe Youtube aku Rin Muna ya!


Salam Budaya ...!





Mitos Tentang Keajaiban Minum Air Mahakam


Sumber Ilustrasi : kaltim.tribunews.com


"Bilamana satu kali sudah terminum air Sungai Mahakam, pasti akan meminumnya untuk kedua kalinya." — [Oemar Dachlan, "Sungai Pertama di Indonesia yang Dikenal dalam Sejarah: Mahakam," (Jakarta: Harian Berita Buana, 13 Juni 1978) dalam Oemar Dachlan, Kalimantan Timur dengan Aneka Ragam Permasalahan dan Berbagai Peristiwa Bersejarah yang Mewarnainya, (Jakarta: Yayasan Bina Ruhui Rahayu, 2000), hlm. 120-121.]

Peribahasa di atas bermakna, barangsiapa yang datang berkunjung pertama kali di Samarinda dan wilayah Kutai lalu meminum air Sungai Mahakam, maka cepat atau lambat ia pasti akan kembali lagi pada masa mendatang.
Entah siapa yang pertama kali mencetuskan mitos ini. Sebagian orang mengungkapkan latar belakangnya berdasarkan beberapa kejadian yang kebetulan sama dengan mitos ini.

Ada beberapa cerita yang terdahulu dan sekarang yang kebetulan kisah hidupnya sama dengan mitos tentang air Sungai Mahakam. Mulai dari presiden pertama RI, yakni Ir, Soekarno dan beberapa pejabat negara lainnya. 

Tidak hanya kalangan pejabat, rakyat biasa juga ada yang mengalami hal sama. Termasuk beberapa orang yang aku kenal. Contohnya, salah seorang atasan kerjaku yang berasal dari Pulau Jawa. Beliau pergi merantau ke Samarinda untuk mencari pekerjaan. Kemudian, ia kembali ke Pulau Jawa hingga beberapa tahun menetap di Pulau Jawa. Lebih dari sepuluh tahun kemudian, ia kembali ke Kalimantan Timur karena perusahaan tempat ia bekerja menempatkannya di wilayah Kutai Kartanegara.

Namun, tidak semua mitos itu benar. Tidak semua orang pula kembali ke Samarinda atau Kutai. Tidak ada mitologi yang sempurna, selalu ada celah dan kelemahan menurut pola pikir rasional. Menurut Muhammad Sarip dalam bukunya Sejarah Sungai Mahakam di Samarinda dari Mitologi ke Barbarisme sampai Kemasyhuran, ada kemungkinan mitos keajaiban air Mahakam sengaja dimunculkan generasi terdahulu agar generasi kemudian tetap menjaga serta melestarikan 'kesucian' air Sungai Makaham dengan tidak menjadikannya sebagai tempat sampah, kotoran dan limbah.

Nenek moyang kita terdahulu adalah orang-orang yang pandai membaca masa depan. Mereka tahu akibat yang ditimbulkan apabila generasi masa depan tidak dapat merawat dan menjaga alam sekitar. Terutama sungai dan laut yang tidak bisa kita lihat dengan mudah. Bisa jadi, saat ini sampah, kotoran dan limbah sudah menumpuk di dasar sungai dan kita tidak menyadarinya karena tidak terlihat dari daratan. Oleh karenanya, orang tua terdahulu memunculkan mitos sebagai salah satu cara leluhur menjaga kelestarian alam, ilmu pengetahuan serta adat istiadat.

Kalau menurut kamu, bener nggak sih adanya mitos tentang keajaiban air Mahakam ini?
Ada nggak yang pernah mengalaminya?
Buat yang sudah mengalami sendiri atau punya teman yang mengalami hal sama dengan mitos air Mahakam, silakan share pengalaman dan ceritanya di kolom komentar ya!




Sumber Referensi:
Buku Sejarah Sungai Mahakam di Samarinda dari Mitologi ke Barbarisme sampai Kemasyhuran karya Muhammad Sarip

Sunday, February 24, 2019

IBU | Fathul Arifin | Taman Bacaan Bunga Kertas

Source: pixabay.com


IBU
Karya: Fathul Arifin

Ibu...
Kasihmu sepanjang masa
Terima kasih atas kasih cinta dan perjuanganmu terhadapku
Mengandungku...
Melahirkanku...
Menyusuiku...
Mendidikku...
Oh... Ibu...
Terima kasih atas pengorbananmu
Kau mengandungku selama sembilan bulan
Kau merawatku dengan kasih sayang dan tanpa letih
Kau menjagaku

Terima kasih Ibu
Atas apa yang telah kau berikan kepadaku
Aku akan selalu menyayangimu...







TENTANG PENULIS

Nama Lengkap  : Fathul Arifin
Nama Panggilan : Ifin
Asal Sekolah       : SMP N 05 Samboja
Komunitas          : Taman Bacaan Bunga Kertas
Alamat                  : Desa Beringin Agung, Samboja


Taman | Rafael Onibala | Taman Bacaan Bunga Kertas

Source: pixabay.com


TAMAN
Karya : Rafael Onibala

Kau tempat kami berpijak
Tempat kami menghibur diri dan bermain

Taman ...
Kadang kau menggugurkan bunga
Bunga yang gugur membuat punah

Akan tetapi ...
Taman pancarkan keindahan
Bunga pancarkan pesona harummu
Bagai kau tak muda
Menjadi penghibur diriku


PROFIL PENULIS
Nama                               : Rafael Onibala
Tempat, Tanggal Lahir    : Lalumpe, 06 Januari 2006
Sekolah                            : Kelas VI, SDN 036 Samboja
Komunitas                       : Taman Bacaan Bunga Kertas




Pantai | Rio Nanda Saputra | Taman Bacaan Bunga Kertas

Source: pixabay.com

PANTAI
Karya : Rio Nanda Saputra

Suasana pantai yang indah
Banyaknya pengunjung yang datang
Air yang biru dan ombak yang besar

Banyaknya nelayan mencari ikan
Dan pengunjung yang berenang
Banyak pedagang berjualan
Mobil berbaris di parkiran

PROFIL PENULIS
Nama                                   : Rio Nanda Saputra
Tempat, Tanggal Lahir        : Samboja, 16 Nopember 2006
Sekolah                               : Kelas VI, SDN 036 Samboja
Komunitas                          : Taman Bacaan Bunga Kertas

Matahari | Abdillah A. Kurniawan | Taman Bacaan Bunga Kertas


Sumber ilustrasi : pixabay.com


MATAHARI
Karya : Abdillah A. Kurniawan

Kau planet terbesar
Engkau paling bersinar daripada yang lain
Engkau menyinari semua alam semesta
Matahari ...
Sumber energi terbesar
Yang menerangi kegelapan
Matahari ...
Adalah ciptaan Tuhan yang Maha Esa.


PROFIL PENULIS
Nama                                    : Abdillah Ahmad Kurniawan
Tempat, Tanggal Lahir    : Bulukumba, 7 Juli 2007
Sekolah                                                : Kelas VI, SDN 036 Samboja
Komunitas                          : Taman Bacaan Bunga Kertas

Terima Kasih Guruku | Arya Eka Sepiyanur | Taman Bacaan Bunga Kertas

Source : pexels photos


TERIMA KASIH GURUKU
Karya : Arya Eka Sepiyanur

Terima kasih kuucapkan untukmu Guru
Yang tak pernah lelah memberiku banyak ilmu
Meski aku nakal dan sering membuatmu kesal
Tapi engkau tetap sabar, memberiku ilmu
Engkau membimbingku
Engkau mendidikku
Jasamu begitu indah
Terima kasih guruku
Kau lah pahlwan tanpa tanda jasa


TENTANG PENULIS
Nama Lengkap    : Arya Eka Sepiyanur
Nama Panggilan  : Arya
Sekolah               : SMP N 05 Samboja
Komunitas          : Taman Bacaan Bunga Kertas
Alamat                : Desa Beringin Agung, Samboja

Saturday, February 23, 2019

Terima Kasih Tuhan | M. Dahsyam | Taman Bacaan Bunga Kertas

Source: Pixabay.com


TERIMA KASIH TUHAN
Karya : M. Dahsyam

Oh ... Tuhan
Engkau yang Maha Besar
Engkau yang Maha Menciptakan semua yang ada di bumi
Engkau juga yang Maha Penyayang

Oh ... Tuhan
Terima kasih atas karuniaMu
Oh ... Tuhan
Akan kujaga semua ciptaanMu
Dikala aku susah, aku akan meminta petunjuk kepadaMu
Oh ... Tuhan
Terima kasih aras semua kenikmatan yang Kau berikan


PROFIL PENULIS
Nama                               : M. Dahsyam
Tempat, Tanggal Lahir    : Nunukan, 07 September 2006
Sekolah                           : Kelas VI, SDN 036 Samboja
Komunitas                       : Taman Bacaan Bunga Kertas


Teman Sejati | M. Ikbal Fariansyah | Taman Bacaan Bunga Kertas

Source: pixabay.com



TEMAN SEJATI
Karya : M. Ikbal Fariansyah

Wahai temanku
Engkau selalu setia menemaniku
Di saat aku berduka, engkau selalu setia menemani
Di saat aku bersedih, engkau ada di sampingku

Wahai temanku
Engkau sangat berharga bagiku
Engkau seperti separuh tubuhku
Engkau sangat berarti bagiku

Akan kujaga pertemanan kita
Akan kusimpan kenangan di hati
Terima kasih temanku
Akan kujaga pertemanan kita sampai akhir hayat

PROFIL PENULIS
Nama                               : Muhammad Ikbal Fariansyah
Tempat, Tanggal Lahir    : Waruwue, 25 Mei 2006
Sekolah                           : Kelas VI, SDN 036 Samboja
Komunitas                      : Taman Bacaan Bunga Kertas

Apa Kata Mereka Tentang Rin Muna?


Eh, hari ini aku tiba-tiba iseng berselancar di Beranda Facebook. Trus, ada banyak postingan seru tentang Challenge-Challenge gitu... Akhirnya, aku ikutin deh buat seru-seruan. Aku pasang status (Eh!? Sekarang namanya udah ganti, bukan Status lagi, tapi Postingan). Hmm ... Oke lah, aku juga akhirnya buat postingan di Facebook, ngikutin challenge-challenge itu. Ingat ya! Challenge-Challenge bacanya celens-celens, bukan kaleng-kaleng! 😂

Dan ini adalah postingan aku di akun Facebook pribadi aku!

Kira-kira ... apa aja ya komentar temen-temen tentang aku? Aku juga penasaran diriku sebenernya seperti apa.  😂

Dan ini ... komentar mereka tentang aku:


Kata Ardiyana Yanna (Tetangga), aku ini kreatif. Wait! Masih mikir kenapa dibilang kreatif? Apa karena aku kere aktif? 😂

Kata Hendy Lazuardy Hendrawan (Penulis/Blogger), yang terlintas dipikirannya Duta Baca. Oke lah ya ... aku emang salah satu Duta Baca. Tapi, aku kan udah kenal lebih dulu sama dia sebelum aku jadi Duta Baca. Kenapa yang diingatnya Duta Baca? Tak apa lah. Setidaknya itu bagian dari kampanye minat baca. Semoga bisa mengemban amanah dengan baik.

Kata Ummy Masita (Adik kelas aku waktu SMP), sama dengan yang dipikirkan oleh Yanna. Hmm ... kalian jodoh sepertinya... 😂
Kata Dalle Doel (Pakde di Plukme), aku ini cantik. Waaah ... langsung gede kepala kalo dibilang cantik. Sampe mau jatuh-jatuh... Oke lah, semua wanita di dunia ini cantik kok. Allah menciptakannya jadi cantik dan harus disyukuri. Nggak boleh dihina, karena menghina ciptaan Allah sama dengan menghina penciptanya.
Kata Asih Nurdiati (Adik Kandung Aku), yang ada dipikirannya adalah Mamanya Lifia. Ini sih bener banget! Kenapa dia nggak terpikir kalau aku ini kakaknya? Apa dia sudah lupa sama kakaknya sendiri? 😂 Aku rasa enggak sih ya. Dia pasti lebih ingat sama Lifia karena dia sayang banget sama keponakannya yang sering dia buat nangis setiap kali dia pulang ke rumah.
Kata Saifur Rohman (Tetangga), yang ada dipikirannya adalah Mbah Har. Kamu tahu nggak Mbah Har itu siapa? Mbah Har itu bapak aku. Yah ... pasti dia ingatnya sama Mbah Har, orang Mbah Har sesepuhnya Kuda Lumping Temanggung Turonggo Lestari Budoyo. Yang nggak pernah absen setiap ada pementasan kesenian Jawa. Bapakku emang demen sama seni musik dan suara. Tapi, entah kenapa anak-anaknya nggak ada yang ketularan satu pun. Aku ... kalau nyanyi selalu nggak ngerti nada. Suara sama musik kejar-kejaran kayak film india. Ah ... kok jadi curhat? 😂

Kata Prayanti Kalvin (Duta Baca Kaltim 2018), TERBAIK.
Duh, tulisannya dikapitalin semua pula, ditambah tanda jempol. Padahal, dia mah yang terbaik. Dia salah satu wanita yang berprestasi dan aktif menginspirasi, menggalakan minat baca di daerah asalnya di Bontang. Aku sering kali liat dia wawancara di radio atau tv Bontang. Sedangkan aku? Aku mah apa atuh? Cuma remahan roti yang udah melempem. 😂
Kata Dede Mulyadi (Tetangga), ada 5 poin. Banyak amat ya? Hahaha ... ini peres deh kayaknya, bawa-bawa nama suami segala. 😂
Kata Muhammad Hendri Syamsudin (Teman Facebook), Cerdas. Kenapa dia bilang aku cerdas ya? Cerdasnya dari mana? Mungkin, karena dia belum pernah ketemu sama aku. Makanya dia bilang aku cerdas. Padahal, aslinya aku tulalit dan o'on banget. Sering nggak nyambung kalo diajak ngomong. Yang kayak gini kok dibilang cerdas, wkwkwkwk.
Kata Anna Aprillia (Teman Mainku), Cantik, kreatid dan pintar segala bidang dll. Wuuuaaa .... Gubrak!!! Ini nyeremin banget yak!? Pintar segala bidang, ini perlu uji kompetensi sepertinya. Karena sebenernya aku nggak paham apa-apa. Cuma demen bergerak doang. 😂
Kata Yenniwati Halim (Perpusda Kaltim), salah satu finalis Duta Baca Kaltim tahun 2018. 😂 Emang iya sih. Karena pertama kali kenal, emang sebagai finalis Duta Baca Kaltim 2018.
Kata Humaira Yuwono (Mantan majikan aku), pinter. Hmm ... ini masih perlu diuji kepinterannya. Soalnya, aku ngerasa nggak pinter sama sekali.

Kata Andria Junius (Duta Baca Kaltim 2018), super woman, multy talented. Hmm ... super woman itu sebenarnya karena kepepet loh, Jo. Karena aku harus ngerjain semuanya sendiri. Akhirnya, aku jadi super woman yang sebenernya nggak super. 😂
Kata Marta Sari (Tetangga), kreatif. Ini komen yang keberapa ya yang bilang aku kreatif? Wkwkwk... apa aku harus ikut ujian seberapa tingkat kreatifitasku? Aku ngerasa biasa-biasa aja, kok dibilang kreatif? 😂
Kata Tri Wulan (Temen Esde), kreatif, cantik, baik dan ceriwis. Wait! Aku gagal fokus sama kata ceriwis. 😂 Aku emang ceriwisnya minta ampun kalau ketemu sama yang ceriwis juga. Kalau ketemunya sama yang pendiam, ya diam juga. 😂 Itu artinya, kamu juga ceriwis kayak aku, Tri.
Kata Setiawan (Temen Esempe), seperti makanan. Asli ... aku dibikin mikir keras sama komentarnya orang yang satu ini. Seperti makanan? (Mikir sambil jalan mondar-mandir). Sampe sekarang masih gagal paham. Apa karena foto profil aku yang katanya mengingatkan sama Rumah Makan? 😂
Kata Abqar N Bagas (Bu Sidah, Guru RA & Tetangga), wanita sejuta ide. Walah ... ini hiperbola banget yak!? Sejuta!? 😂 Seratus aja nggak nyampe, apalagi sejuta. 😂
Kata Libyah (Temen dari Bayi), Wanita super strong, kreatif, cantik, multitalented. Duh ... banyak yang ngomong gini, bikin aku makin keki deh. Apa iya aku sampe segitunya. Perasaan, aku cuma duduk diam di rumah sebagai IRT dan nggak ngapa-ngapain. 😂



Kata Rona Meronastorestyle (Temen Esem A), Mandiri. Hmm... dia emang mengenalku sebagai perempuan mandiri sejak kami sekelas bareng. Aku yang tinggalnya di panti asuhan dan nggak pernah punya uang jajan karena kudu hemat-hemat banget. Cuma dikasih uang jajan 100rb untuk 6 bulan, makanya, aku harus mandiri. Biar nggak nyusahin ortu mulu. Oh ya, btw ... makasiih ya waktu Esem A, kamu sering traktir aku ke kantin. Hehehe ...
Kata Alista Rias (Tetangga), Smart. Ehem! Apa iya? Aku merasa otakku masih kosong dan nggak tau apa-apa. Sampe sekarang aja masih belajar mulu, ngais-ngais ilmu.
Kata Bunda Alya (Guru SMA 2 Balikpapan), Unyu-unyu dan ngangenin. Ah ,,, komen ibu ini bikin aku tersipu. Ternyata ... aku ngangenin ya? Sama ... aku juga kangen ketawa dan candaan bareng Ibu Norhayati Wahab. Ini guru yang keren dan asyik banget! Kalau aku masih Esem A, pasti aku sering banget datengin ibu ke ruang guru buat bercandaan. Biar lupa ngasih nilai ulangan, hihihi.


Oh ya... pas aku lagi nulis ini. Ternyata ada lagi komentar tambahan dari Amy Swan (Teman kerja aku dulu). Ini nih, katanya dia : Sahabat. Teman Kerja. Mama Lifia. Ibu yang hebat . Wanita yang kreatif. Pengkritik paling jujur. Kalau udah asik ngomong kadang lupa berhenti. ðŸ˜œ❤️
Datang ke status Challenge aku jg ya!

Ternyata, dia juga bikin challenge dan bakal aku masukin. ðŸ˜‚ Kalimat terakhirnya emang bener sih. Aku kalo udah ketemu orang, udah asyik ngobrol ngalor-ngidul, bisa lupa berhenti. Tau-tau udah magrib aja gitu. 😂 Ini emang parah dan sering bikin pasangan aku kesel. Makanya, kalo ke mana-mana, dia lebih baik nggak ikut daripada bete nungguin. 😂 Thanks Amy buat komentarnya. Pokoknya, kamu paling The Best deh... Kerja baik-baik di sana ya! Jangan lupa sholat dan selalu jujur dalam bekerja. Insya Allah penuh berkah...



Nah ... itu dia komentar temen-temen tentang aku. Kalian bisa simpulin sendiri deh gimana aku ini. Yang kadang-kadang suka berubah jadi peran orang lain. Yang paling tahu dan paling ngerti adalah orang-orang yang ada di sekitar aku. Karena aku tidak akan pernah bisa menilai diri aku sendiri. Walau ada beberapa orang yang tidak suka. Tapi, masih banyak kok yang sayang sama aku apa adanya. Aku emang sedikit keras kalo bicara, tapi doyan ngakak juga. So, bisa berubah-ubah kayak bunglon sesuai situasi dan kondisi.

Tulisan ini berupa curahan hati dan keseharian aku. Semoga nggak bikin kamu yang baca tulisan ini jadi eneg ya! 
Aku bukan mau menyombongkan diri, aku cuma mau mengabadikan momen ini. Siapa tahu, 50 tahun lagi aku terserang alzheimer akut dan tulisan ini akan jadi pengingat buat aku dan temen-temen di sekitar aku.


Maaf, kalau aku nggak nulis sesuai EBI dan PUEBI. Soalnya, lagi pengen santai aja. Hehehe ...


Friday, February 22, 2019

Ayahku | Budiman Adi Yaksa | Taman Bacaan Bunga Kertas

Source : pexels photos


AYAHKU...
Karya : Budiman Adi Yeksa

Di zaman sekarang engkau adalah pahlawanku...
Tanpa adanya engkau, aku ini bukanlah siapa-siapa...

Ayahku...
Ibarat danau engkau adalah mata airnya
Engkau adalah sumber kehidupan keluargaku
Engkau...
Dimanapun berada, selalu kunanti-nanti

Ayahku...
Maafkan aku
Karena aku tidak bisa membalas jasa-jasamu...
Yang telah engkau berikan kepadaku sejak kecil hingga saat ini...
Dunia beserta isinya belum cukup untuk membayar jasa-jasamu

Wahai Ayahku...
Ku ucapkan ribuan terima kasih
Karena engkau telah membesarkanku.

Ayahku...
Dimanapun engkau berada, selalu kurindukan
Sekali lagi kuucap ribuan terima kasih
Engkau telah membesarkanku hingga saat ini
Ayahku...!


TENTANG PENULIS
Nama                : Budiman Adi Yeksa
Alamat             : Desa Beringin Agung, Samboja
Komunitas       : Taman Bacaan Bunga Kertas
Sekolah            : Kelas IX SMP N 05 Samboja

Ngintip Jadwal Timnas U22 - Piala AFF U22 2019

Source: batam.tribunews.com
Hari ini waktuku sedikit luang karena anakku tidak terlalu rewel dan kegiatanku juga tidak ada. Jadi, aku sempatkan berselancar di internet menggunakan smartphone.
Tiba-tiba saja ada email masuk yang cukup menggoda mata untuk membukanya. Yakni, email newsletter tentang Jadwal Timnas U22.
Aku baru tahu kalau ternyata Garuda Muda Indonesia sedang berjuang di laga pertandingan sepak bola. Sebelumnya, aku emang nggak update soal gini-ginian.
Dulu, aku pernah suka banget sama bola waktu umurku sekitar 20 tahun. Itu pun karena beberapa teman ada yang pemain bola dan aku sering mengikuti pertandingan karena permintaannya untuk bisa menonton pertandingan. Sehingga, aku lebih intens berhubungan dengan dunia bola.
Namun, lambat laun rasa suka itu mulai hilang dengan sendirinya. Seiring berjalannya waktu, aku makin banyak kegiatan dan tidak lagi punya waktu untuk mengikuti kegiatan Timnas U22.
Karena ada pemberitahuan tentang jadwal U22, ya sekalian aja aku ngintip-ngintip sedikit tentang Jadwal Timnas U22.

Selamat berjuang mengharumkan nama Indonesia, para Garuda Muda. Terus senangat pantang menyerah, pantang kalah. Kalau masih kalah, berarti harus belajar lagi.
Apa pun hasilnya nanti, semoga tidak menyurutkan semangat adik-adik untuk terus berjuang. Jangan sampai membuat kisruh karena supporter yang fanatik dengan club bolanya.
Setidaknya mereka sudah berusaha, berjuang untuk bangsa dan negara. Apa pun hasilnya, akan tetap kami hargai dan apresiasi....


Silakan baca beritanya di sini:
Hasil Akhir Timnas U22 Indonesia Vs Kamboja. 2 Gol Wanewar Bawa Ke Semifinal Piala AFF U22-2019

Piala AFF U22-2019 Jadwal Timnas Indonesia







Meraih Cita-Cita | Gugun Ardiansyah | Taman Bacaan Bunga Kertas

Source: pexels photos


MERAIH CITA-CITA

Perlahan-lahan mulai ku pelajari
Bagaimana mencoba untuk meraihnya
Kurentangkan sayap-sayapku
Agar bisa menggapainya

Terus menerus mendapatkannya
Selalu mencoba dan mencoba
Ku yakin pasti bisa

Sungguh ini perjuangan berat bagiku
Tapi ku tak ingin menyerah untuk mendapatkannya

Ku lapangkan dada dan berdoa
Kepada Tuhan Yang Maha Esa
Semoga terwujudlah...
Cita-citaku....






PROFIL PENULIS
Nama                    : Gugun Ardiansyah
Tempat Tinggal : Desa Beringin Agung Samboja
Komunitas          : Taman Bacaan Bunga Kertas
Sekolah                                : SMA Negeri 1 Samboja

Copyright © Rin Muna
Design by Anders Noren | Blogger Theme by NewBloggerThemes.com | Edited by Gigip Andreas