Cerita Kehidupan yang Menginspirasi dan Menghibur by Rin Muna a.k.a Vella Nine

Tuesday, June 17, 2025

Teknik Menulis Bebas (Free Writing) || Materi Kepenulisan by Rin Muna

 Teknik Menulis Bebas (Free Writing)

Menulis tanpa takut salah, tanpa takut dihakimi, hanya untuk menjadi lebih jujur kepada diri sendiri.




Pernahkah kamu merasa ingin menulis, tapi tidak tahu harus mulai dari mana? Atau merasa tulisanmu “terlalu kacau” untuk dibaca orang lain?

Free writing adalah ruang kecil tempat kita boleh kacau. Tempat kita bisa menumpahkan isi kepala tanpa sensor. Karena kadang, tulisan yang paling jujur lahir dari keberanian untuk tidak sempurna.

“Menulis bebas bukan tentang keindahan bahasa, tapi keberanian menghadap cermin kita sendiri.” -Rin Muna-

Di dalam sebuah proses penulisan, kita mengenal istilah menulis bebas atau free writing. Kamu  tahu free writing itu apa?



 Apa Itu Free Writing?

Free writing adalah teknik menulis spontan tanpa henti selama waktu tertentu (biasanya 5–15 menit) tanpa mengedit, tanpa menghapus, tanpa menilai. Ini merupakan teknik yang sangat cocok bagi penulis pemula yang kerap merasa takut untuk menuliskan apa yang ada di dalam hati dan pikirannya.

Jangan berhenti menulis, walau pikiran terasa kosong. Jika perlu, tulis: “Saya tidak tahu harus menulis apa”  .... hingga kalimat selanjutnya muncul dengan sendirinya.


Free writing digunakan untuk penulis pemula atau orang yang baru ingin belajar menulis dan tidak tahu ingin menulis apa. Kebanyakan orang bisa menuliskan keluh-kesahnya di media sosial setiap hari, tetapi mereka tidak memiliki kemampuan untuk menulis secara runut dan terstruktur. Penulisan yang baik dan terstruktur akan dipelajari pada teknik-teknik menulis selanjutnya sesuai dengan jam terbang dunia kepenulisannya. Untuk kita yang masih pemula, gaskeun aja untuk menulis bebas (free writing) biar ide di kepala dan uneg-uneg di hatimu juga bisa tersalurkan dengan baik.



 Tujuan Free Writing

  • Membuka keran pikiran dan emosi
  • Mengurangi hambatan mental (writer’s block)
  • Menemukan suara dan tema tersembunyi dalam diri
  • Menulis dengan lebih jujur dan reflektif

Saat kita membebaskan kata-kata, kita sedang membebaskan beban dalam hati.



Langkah-Langkah Menulis Bebas

1. Pilih Waktu

Tentukan durasi: 5, 10, atau 15 menit. Gunakan timer.

2. Pilih Pemicu (optional)

Gunakan kata kunci, gambar, atau kalimat pembuka. Misalnya:

“Hari ini aku merasa…”

“Yang tak pernah kuberitahu siapa pun adalah…”

“Aku rindu…”

Kamu juga bisa menulis tanpa pemicu — hanya mengikuti aliran hati.

3. Tulis Tanpa Henti

  • Tidak boleh menghapus
  • Tidak perlu bagus
  • Tidak ada struktur
  • Tidak ada sensor

Biarkan jari-jari lebih cepat dari pikiranmu. Biarkan apa pun keluar.



Kita bisa latihan Free Writing menggunakan kalimat-kalimat pemicu, seperti:

 "Aku lelah, tapi bukan karena dunia."

Kemudian, tulis terus selama 10 menit tanpa mengangkat pena/jari.

Pemicu lainnya:

  • "Aku ingin berkata jujur soal…"
  • "Kalau saja waktu bisa diulang, aku akan…"
  • "Namanya masih ada di pikiranku karena…"



Setelah menulis, jangan langsung mengedit tulisan kita. Baca kembali terlebih dahulu dan tanyakan:

  • Apa yang paling jujur dari tulisan ini?
  • Kalimat mana yang menyentuh perasaanmu sendiri?
  • Apakah ada ide yang bisa dikembangkan jadi puisi, esai, atau cerpen?

Free writing bukan akhir — ia pintu masuk menuju karya.



Kita tidak perlu takut menuliskan apa pun. Dengan sering berlatih, kita akan terbiasa menulis dan menemukan hal-hal baru yang tersimpan begitu sesak di hati dan pikiran kita.

Agar Free Writing lebih efektif, kita bisa mencoba beberapa tips berikut ini:

 Gunakan jurnal khusus untuk latihan ini

Lakukan secara rutin, misalnya setiap pagi

Tidak perlu dibagikan ke siapa pun — ini untukmu

Jangan mengejar estetika, kejar kelegaan



Kamu tidak harus menjadi sempurna untuk bisa menulis. Kamu hanya perlu berani menuliskan yang sesungguhnya. Kadang, tulisan terbaik lahir dari kesunyian, dari kebingungan, dari pertanyaan yang belum selesai.




“Jika kamu tidak tahu harus menulis apa, mulailah dengan jujur: ‘Aku tidak tahu harus menulis apa.’ Dan lihat ke mana jari-jarimu membawamu.”
— Rin Muna

 


0 komentar:

Post a Comment

Copyright © Rin Muna
Design by Anders Noren | Blogger Theme by NewBloggerThemes.com | Edited by Gigip Andreas