Teknik Menulis Bebas (Free Writing)
Menulis tanpa takut salah, tanpa takut dihakimi, hanya untuk menjadi lebih jujur kepada diri sendiri.
Pernahkah kamu
merasa ingin menulis, tapi tidak tahu harus mulai dari mana? Atau merasa tulisanmu
“terlalu kacau” untuk dibaca orang lain?
Free writing
adalah ruang kecil tempat kita boleh kacau. Tempat kita bisa menumpahkan isi
kepala tanpa sensor. Karena kadang, tulisan yang paling jujur lahir dari
keberanian untuk tidak sempurna.
“Menulis bebas bukan tentang keindahan bahasa, tapi keberanian menghadap cermin kita sendiri.” -Rin Muna-
Di dalam sebuah proses penulisan, kita mengenal istilah menulis bebas atau free writing. Kamu tahu free writing itu apa?
Apa Itu Free Writing?
Free writing adalah teknik menulis spontan tanpa henti selama waktu tertentu (biasanya 5–15 menit) tanpa mengedit, tanpa menghapus, tanpa menilai. Ini merupakan teknik yang sangat cocok bagi penulis pemula yang kerap merasa takut untuk menuliskan apa yang ada di dalam hati dan pikirannya.
Jangan berhenti menulis, walau pikiran terasa kosong. Jika perlu, tulis: “Saya tidak tahu harus menulis apa” .... hingga kalimat selanjutnya muncul dengan sendirinya.
Free writing digunakan untuk penulis pemula atau orang yang baru ingin belajar menulis dan tidak tahu ingin menulis apa. Kebanyakan orang bisa menuliskan keluh-kesahnya di media sosial setiap hari, tetapi mereka tidak memiliki kemampuan untuk menulis secara runut dan terstruktur. Penulisan yang baik dan terstruktur akan dipelajari pada teknik-teknik menulis selanjutnya sesuai dengan jam terbang dunia kepenulisannya. Untuk kita yang masih pemula, gaskeun aja untuk menulis bebas (free writing) biar ide di kepala dan uneg-uneg di hatimu juga bisa tersalurkan dengan baik.
Tujuan Free Writing
- Membuka
keran pikiran dan emosi
- Mengurangi
hambatan mental (writer’s block)
- Menemukan suara dan tema tersembunyi
dalam diri
- Menulis dengan lebih jujur dan
reflektif
Saat kita membebaskan kata-kata, kita sedang membebaskan beban dalam hati.
Langkah-Langkah Menulis Bebas
1. Pilih Waktu
Tentukan durasi:
5, 10, atau 15 menit. Gunakan timer.
2. Pilih
Pemicu (optional)
Gunakan kata kunci, gambar, atau kalimat pembuka. Misalnya:
“Hari ini aku merasa…”
“Yang tak pernah kuberitahu siapa pun adalah…”
“Aku rindu…”
Kamu juga bisa menulis tanpa pemicu — hanya mengikuti aliran hati.
3. Tulis Tanpa Henti
- Tidak
boleh menghapus
- Tidak
perlu bagus
- Tidak
ada struktur
- Tidak
ada sensor
Biarkan jari-jari lebih cepat dari pikiranmu. Biarkan apa pun keluar.
Kita bisa latihan Free Writing menggunakan kalimat-kalimat pemicu, seperti:
"Aku lelah, tapi bukan karena dunia."
Kemudian, tulis terus selama 10 menit tanpa mengangkat pena/jari.
Pemicu lainnya:
- "Aku ingin berkata jujur
soal…"
- "Kalau saja waktu bisa diulang,
aku akan…"
- "Namanya masih ada di pikiranku karena…"
Setelah menulis, jangan langsung
mengedit tulisan kita. Baca kembali terlebih dahulu dan tanyakan:
- Apa yang paling jujur dari tulisan
ini?
- Kalimat mana yang menyentuh
perasaanmu sendiri?
- Apakah ada ide yang bisa dikembangkan
jadi puisi, esai, atau cerpen?
Free writing bukan akhir — ia pintu masuk menuju karya.
☕Gunakan jurnal khusus untuk latihan ini
☕Lakukan secara rutin, misalnya setiap pagi
☕Tidak perlu dibagikan ke siapa pun — ini untukmu
☕Jangan mengejar estetika, kejar kelegaan
Kamu tidak harus
menjadi sempurna untuk bisa menulis. Kamu hanya perlu berani menuliskan yang
sesungguhnya. Kadang, tulisan terbaik lahir dari kesunyian, dari kebingungan,
dari pertanyaan yang belum selesai.
0 komentar:
Post a Comment