08 September 2025 menjadi Hari Literasi Internasional yang dirayakan oleh seluruh dunia. Sebagai Relima Perpusnas RI, tentunya sudah ada agenda yang harus dilakukan. Sehingga, aku tidak bisa membuat agenda khusus di taman bacaku sendiri.
Perpustakaan Nasional Republik Indonesia telah mengagendakan kegiatan webinar Hari Literasi Internasional secara daring pada pukul 07.30 WITA s.d selesai.
Beruntungnya, aku tinggal di wilayah Indonesia Tengah. Jadi, aku tidak harus kelabakan pagi-pagi mempersiapkan semuanya. Rutinitas mempersiapkan sarapan dan keperluan sekolah sudah selesai. Aku bisa mengikuti kegiatan dengan baik. Karena jadwal audiensi Relima juga belum dilaksanakan kembali.
Saat aku masuk, pembukaan sudah berlangsung. Tak lama kemudian, wajah familier Kang Maman muncul di layar laptopku. Memberikan sambutan pembuka, kemudian menjadi moderator untuk acara ini.
Tema tahun ini adalah “Mempromosikan Literasi di Era Digital”. Terasa sekali bahwa literasi kini bukan hanya berbicara soal membaca atau menulis, melainkan juga soal bagaimana kita memahami, mengevaluasi, bahkan menciptakan konten digital secara cerdas dan bertanggung jawab.
Dalam webinar tersebut, Kepala Perpusnas RI, E. Aminudin Aziz, mengajak kita semua pengelola perpustakaan, guru, pegiat literasi, hingga saya yang kecil ini untuk melakukan transformasi total. Perpustakaan tidak lagi boleh menjadi ruang usang penuh tumpukan buku. Kini, transformasi adalah kata kunci agar Perpusnas tetap relevan di era kecerdasan buatan.
Saya rasanya seperti mendapat sambutan hangat dari keluarga besar Perpusnas. Meskipun saya berdiri di sudut hulu Kalimantan, tapi semangat itu memancar, menembus layar dan menerangi ruang baca sederhana di rumah saya.
Salah satu pembicara berharap kita bisa membekali masyarakat, terutama anak-anak, dengan literasi kritis yang mampu mendampingi interaksi dengan teknologi seperti AI generatif. Dia mengingatkan kita bahwa AI mungkin cepat dan canggih, tetapi tidak punya kedalaman pemahaman seperti manusia. Maka dari itu, kemampuan berpikir kritis harus terus diasah, dan membaca menjadi fondasinya.
Saat melihat pemaparan tentang masa depan AI, saya langsung membayangkan betapa mengerikannya teknologi masa depan, terlebih ketika anak-anak kita tidak dibekali ilmu pengetahuan. Hampir semua pekerjaan manusia bisa digantikan oleh robot, bahkan untuk sekedar menulis cerita.
Akan lebih mengerikan lagi jika tingkat literasi masyarakat Indonesia masih rendah. Bagaimana manusia bisa mengendalikan teknologi jika teknologi sudah bisa dilatih seperti manusia. Bahkan, robot AI tidak pernah merasa lelah untuk belajar banyak hal, termasuk mempelajari kebudayaan atau kebiasaan penggunanya.
Skor PISA Indonesia tahun 2022 yang dipaparkan pemateri dari UNESCO, memperlihatkan bahwa tingkat kemampuan literasi di Indonesia masih rendah. Minat baca masyarakat sudah lebih baik, tetapi kemampuan memahami bahan bacaan masih sangat rendah. Hal ini tentunya akan berdampak pada kemajuan teknologi dan perekonomian di Indonesia. Karena Indonesia tidak akan bisa bersaing dengan negara lain jika tingkat literasi masyarakatnya tidak semakin membaik. Bisa jadi, hidup masyarakat akan semakin sulit karena lapangan pekerjaan mulai digantikan dengan kehadiran robot AI. Hanya sedikit masyarakat yang memiliki kemampuan literasi dan siap menjadi bagian pencipta robot AI masa depan.
Selain materi tentang AI dan minat baca masyarakat Indonesia. Ada juga pemateri dari Kemendukbangga/BKKBN yang memberikan materi tentang Read Aloud. Bagaimana Read Aloud memberikan dampak yang begitu besar bagi minat baca anak-anak dan menjadi salah satu program literasi yang sedang dijalankan. Read Aloud tidak hanya sekedar membaca buku, tetapi mampu mengajak anak-anak untuk memahami bahan bacaan, berpikir aktif dan kreatif, serta memberikan pengajaran moral yang baik.
Aku bersyukur bisa mengikuti kegiatan webinar kali ini karena aku bisa mendapatkan banyak ilmu dari para pemateri yang keren dan berpengalaman. Semoga, ada banyak ilmu yang bisa aku terapkan di kampungku sehingga aku bisa menjadi bagian kecil dari peningkatan literasi untuk kesejahteraan.
Terima kasih untuk keluarga besar Perpusnas RI yang telah menjadikan kami bagian istimewa karena kami bisa meninggalkan jejak-jejak kecil kami dalam upaya peningkatan minat baca.
Salam hangat,
Rin Muna
Relima Perpusnas RI Lokus Kutai Kartanegara
0 komentar:
Post a Comment