Selasa pagi, 26 Agustus 2025, langit pagi di Desa Perangat Selatan sangat cerah. Tapi, aku tidak buru-buru pergi mandi. Aku ingin sedikit bersantai sebelum aku pergi menuju Desa Perangat Baru.
Sebelumnya, aku harus bersiap-siap sebelum jam 7 pagi karena harus menempuh perjalanan jauh. Kali ini aku lebih santai karena Desa Perangat Baru dapat ditempuh dalam waktu 10 menit dari tempatku menginap.
Tepat pada jam 10.00 WITA, aku sampai di Kantor Desa Perangat Baru. Staff di sana sudah menungguku. Bahkan, beberapa warga sudah menunggu di ruang BPU desa tersebut.
Aku langsung masuk ke ruang kantor tersebut dan melakukan inventarisasi aset-aset yang dimiliki oleh perpustakaan desa tersebut.
Tak lama kemudian, kami bergeser ke ruang BPU untuk melakukan sosialisasi Relima kepada masyarakat Desa Perangat Baru.
Saya merasa sangat senang karena mendapat sambutan baik dari masyarakat desa tersebut.
Sosialisasi Relima selesai tepat pada pukul 12.00 WITA. Kepala Desa Perangat Baru langsung mempersilakan kami untuk makan siang usai sholat dzuhur.
Tak cukup sampai di situ. Pihak pemerintah desa Perangat Baru juga telah menyiapkan kegiatan berikutnya, yakni Read Aloud.
Perpustakaan desa di sini telah memiliki bangunan sendiri. Design bangunan juga memiliki gaya arsitektur yang unik. Hanya perlu beberapa langkah dari kantor desa untuk bisa sampai ke gedung perpustakaan.
Saat memasuki gedung Perpustakaan Iqro' Smart, aku langsung disambut dengan tumpukan buku-buku yang sedang dipilah oleh pengelola perpustakaan.
Ada sekitar 2.000 buah buku di perpustakaan ini. 1000 buku bantuan dari Perpusnas sudah tersusun rapi di rak. Sementara sisanya masih diletakkan di dalam kardus karena belum memiliki rak buku.
Bangunan perpustakaan ini berlantai kayu ulin yang khas. Namun, terhubung dengan ruangan yang dibangun permanen. Di dalam ruangan itulah anak-anak TK/PAUD Kusuma Bangsa telah berkumpul untuk membaca buku bersamaku.
Wajah-wajah mungil murid TK itu sangat antusias dan ceria. Membuatku begitu bersemangat untuk membaca nyaring. Sayangnya, aku tidak sempat menyiapkan hadiah kecil untuk mereka, sehingga ada beberapa anak yang asyik main sendiri dan tidak memperhatikan apa yang sedang kubaca. Tapi tak apa, hal normal bagi anak-anak jenjang TK/PAUD.
Usai Read Aloud, aku langsung pamit pulang. Namun, ada hal yang menarik perhatian sebelum pulang. Ternyata, buku-buku di sana belum dikatalogisasi. Sehingga, aku memberikan saran dan masukan untuk segera dikatalogisasi agar mudah dalam mencari buku bacaan.
Setelah semua selesai, aku kembali berpamitan untuk pulang. Kali ini benar-benar pulang.
Aku mengendarai sepeda motor menuju Perangat Selatan. Sesampaiya di rumah, aku langsung beristirahat. Aku harus re-charge energi untuk esok hari. Sebab, esok harinya aku masih harus giat ke Desa Santan Ilir yang jaraknya sekitar 2 jam dari Desa Perangat Selatan.
"Sehat-sehat, ya, badan! Masih banyak amanah dari Tuhan yang harus kita jalankan!" 💪💪💪

0 komentar:
Post a Comment