“Selamat
malam saya ucapkan kepada para tamu undangan yang telah berkenan hadir di acara
yang sangat istimewa ini. Saya selaku MC di sini juga ikut merasa istimewa
karena dipercaya untuk memandu pesta pernikahan Mas Yeriko dan Mbak Ayuna ...!”
Suara Master of Ceremony mulai mengambil perhatian semua orang yang hadir di
ballroom yang sudah didekorasi sangat mewah.
Deretan
pergola dengan bunga-bunga indah berjejer rapi di tengah ruangan. Semua bunga
yang ada di sana adalah bunga asli. Aroma yang keluar dari bunga-bunga itu
sangat khas dan memanjakan semua orang yang ada di dalam ruangan tersebut.
Dekorasi
ruangan yang sangat mewah dan hidangan berkelas, membuat semua orang berdecak
kagum. Mereka terlihat sangat gembira menikmati kebahagiaan keluarga
Hadikusuma. Hanya dua orang yang hatinya begitu iri dan cemburu di tempat itu.
Siapa lagi, kalau bukan Melan dan Bellina. Keluarga Yuna yang ikut menghadiri
acara pernikahan tersebut.
Setelah
membuka acara dengan beberapa kalimat candaan, MC tersebut langsung menatap
pintu masuk. “Mari kita sambut, pasangan pengantin kita yang sangat tampan dan
cantik ini. Yeriko Sanjaya dan Fristy Ayuna!”
Semua
orang menoleh ke arah yang ditunjuk oleh MC tersebut.
Yuna
menahan napas saat kakinya melangkah masuk beriringan dengan langkah Yeriko.
Semua orang menatapnya dan membuat dirinya sangat gugup. Andai ia tidak memeluk
lengan Yeriko, mungkin tubuhnya sudah merosot ke lantai. Meleleh dan menghilang
di antara orang-orang ini.
“Kenapa
semua orang lihatin kita? Aku gugup banget,” bisik Yuna.
“Karena
kamu tokoh utama yang paling cantik,” jawab Yeriko tanpa mengalihkan
pandangannya. Ia segera membawa Yuna menaiki pelaminan dengan hati-hati.
“Eeaa
... ini dia dua tokoh utama hari ini. Terlihat sangat serasi sekali. Ganteng
dan cantik. Bikin saya, jadi pengen nikah lagi kalau begini,” canda MC untuk
membuat suasana lebih santai.
Bellina
terus menatap Yuna. Ia sangat iri melihat Yuna mengenakan gaun pengantin mewah
bertahtakan berlian di bagian dadanya. Ia tahu kalau gaun itu sangat mahal. Ia
bahkan lebih sibuk memikirkan berapa banyak uang yang sudah dihabiskan keluarga
Hadikusuma untuk menggelar pesta pernikahan yang sangat mewah. Hingga ia tak
mendengarkan apa yang diucapkan oleh MC di atas panggung pelaminan.
Yeriko
sudah mengambil alih microphone dari tangan MC. Ia menatap Yuna yang berdiri di
depannya. Ia tak berhenti tersenyum.
“Fristy
Ayuna ... perkenalkan, nama saya Yeriko Sanjaya Hadikusuma. Ini adalah kalimat
yang tidak pernah terucap di hari pertama kita bertemu. Saat itu, aku dengan
lancang memintamu menjadi seorang istri. Bahkan, aku tidak pernah menyangka
kalau pada akhirnya ... aku jatuh cinta pada wanita sederhana yang memandangku
begitu sederhana. Kamu membuatku jatuh cinta dengan ribuan alasan yang sulit
untuk kujelaskan.”
Yuna
tersenyum dengan mata berkaca-kaca. Ia sangat terharu mendengar ucapan Yeriko.
Ia benar-benar tidak menyangka kalau suaminya begitu sempurna, sangat sempurna,
sangat-sangat sempurna. Semua kekagumannya, tak cukup hanya diungkapkan dengan
kata-kata.
“Hari
ini ... dihadapan orang tuaku, di hadapan keluarga besar kita, di hadapan semua
sahabat-sahabatku. Aku berjanji akan mencintai kamu sepenuh hati sampai nanti.
Jika nanti Tuhan mengambil ingatanku tentangmu, mereka semua akan
mengingatkanku bahwa aku selalu mencintai kamu, aku nggak mau jauh dari kamu
dan selalu melindungi kamu.”
Air
mata Yuna langsung jatuh begitu mendengar ucapan Yeriko. Yeriko memang paling
pandai membuatnya menangis terharu.
Tidak
hanya Yuna, Jheni dan Icha yang berdiri di belakang Yuna juga ikut menangis
mendengar ucapan Yeriko. Mereka menangis penuh haru.
“Ayuna
... aku ingin membuatmu jatuh cinta pada pandangan pertama, kedua, ketiga dan
seterusnya. Sampai waktuku memandang dunia ini habis. Maka, kamu membuat
perasaan cintaku bertambah setiap detiknya. Agar aku bisa membuatmu bahagia di
detik berikutnya,” tutur Yeriko sambil menatap lekat wajah Yuna.
Yuna
mengangguk sambil menahan air matanya keluar.
Di
tempat lain, Rullyta tersenyum melihat putera kesayangannya menemukan cinta
sejatinya.
“Ayuna
... aku adalah pria biasa yang tidak bisa memberimu banyak hal. Izinkan aku
memberikan seluruh hidupku untuk kamu.” Yeriko menjatuhkan satu lututnya ke
lantai. Ia meletakkan microphone di lantai dan merogoh kotak cincin dari saku
jasnya.
Tepat
di hadapan Yuna. Ia menengadahkan kepalanya menatap Yuna dan membuka kotak
cincin itu perlahan.
Mulut
Yuna menganga begitu melihat cahaya yang keluar dari kotak cincin tersebut.
Bukan hanya Yuna, tapi semua orang yang ada di ruangan itu pun ikut terpesona.
“Gila!
Yeriko bisa ngasih Yuna kejutan sekeren ini,” bisik Lutfi di telinga Chandra.
“Tanya
ke dia. Pesen cincinnya di mana?”
“Kamu
yang tanya?”
“Kamu
aja!”
“Eh,
sst ...!” Mereka kembali fokus menatap Yeriko yang sedang memasangkan cincin
berlian ke tangan Yuna.
Yeriko
tersenyum. Ia mengecup punggung tangan Yuna. Kemudian bangkit dari lantai. Ia
langsung menarik pinggang Yuna merapat ke tubuhnya. “Nggak ada sesuatu yang mau
kamu katakan buat aku?”
Yuna
menggelengkan kepala sambil tersenyum. “Bukannya kamu pernah bilang kalau aku
hanya bisa menerima semua yang kamu berikan buat aku?”
Yeriko
tersenyum. Ia mencium lembut bibir Yuna yang manis.
Dari
kejauhan, Bellina menatap Yuna penuh cemburu. Terlebih, Lian juga tak
memalingkan pandangan matanya dari Yuna. Ia ingin seperti Yuna. Mendapatkan
kasih sayang yang begitu besar dari suami dan keluarga besar Hadikusuma. Juga
fasilitas mewah yang tidak bisa ia dapatkan dari Wilian.
Semua
orang tenggelam dalam suka cita pesta pernikahan keluarga Hadikusuma.
“Yun,
selamat ya!” Jheni langsung merengkuh Yuna ke dalam pelukannya.
“Makasih,
Jhen.”
“Selamat
ya, Yun. Akhirnya, bisa bernapas lega karena acara kalian berjalan lancar.”
Icha juga ikut mengucapkan selamat.
Yuna
tersenyum sambil menganggukkan kepala.
Yeriko
langsung menarik lengan Yuna. “Aku kenalin sama seseorang,” ajaknya sambil
menatap Satria dari kejauhan.
Lutfi
dan yang lainnya mengikuti langkah Yeriko.
“Hei,
Satria!” Yeriko langsung menepuk pundak Satria. “Lama nggak kelihatan. Kirain,
udah lupa jalan pulang.”
Satria
tersenyum kecil. “Ada-ada aja kamu, Yer.”
“Aku
kira, kamu nggak bakal datang ke acara pernikahanku. Oh ya, kenalin. Ini
istriku. Namanya Yuna.”
Satria
mengangguk kecil.
“Yun,
ini salah satu teman baikku. Namanya Satria Ardi Nugraha. Anaknya Bunda Yana.”
“Astaga!
Ini anaknya Bunda Yana?” seru Yuna. “Salam kenal.” Ia mengulurkan tangan ke
arah Satria.
Satria
membalas uluran tangan Yuna sambil tersenyum.
“Gimana
tugas di sana?” tanya Yeriko pada Satria.
“Yah,
begitulah. Ada suka dan dukanya. Namanya juga tugas.”
“Eh,
kita ke sana yuk! Sambil ngobrol-ngobrol.”
Mereka
semua berkumpul di satu meja.
“Aku
denger, kamu udah jadi komandan?”
“Hah,
kata siapa?”
“Halah,
sok merendah lu, Sat. Berita besar kayak gini, gimana kita nggak tahu?” sahut
Lutfi.
“HAHAHA.”
Satria tergelak.
“Nggak
nyangka dia yang bertahan di militer. Kamu ingat nggak waktu latihan dulu? Dia
yang paling lelet kalo soal makan sama mandi. Sekarang udah jadi komandan,
masih gitu juga?” tanya Lutfi sambil tertawa.
“Ya,
nggaklah. Malu sama anggota kalo masih begitu.”
“Bisa
juga, Sat?” tanya Chandra.
“Bisa.
Sudah terbiasa.”
Mereka
sibuk membahas masa lalu mereka saat masih sama-sama berada di pendidikan
militer. Sesekali tertawa saat mendengar cerita lucu yang keluar dari mulut
Satria.
((
Bersambung ... ))
Selamat
untuk Mr. & Ms. Ye
Semoga
bahagia selalu.
Dukung
terus cerita ini supaya bisa menghadirkan cerita yang lebih seru lagi ya.
Much
Love,
@vellanine.tjahjadi
.png)
0 komentar:
Post a Comment