Wednesday, August 13, 2025

Perfect Hero Bab 292 : The Wedding Day

 


“Selamat malam saya ucapkan kepada para tamu undangan yang telah berkenan hadir di acara yang sangat istimewa ini. Saya selaku MC di sini juga ikut merasa istimewa karena dipercaya untuk memandu pesta pernikahan Mas Yeriko dan Mbak Ayuna ...!” Suara Master of Ceremony mulai mengambil perhatian semua orang yang hadir di ballroom yang sudah didekorasi sangat mewah.

 

Deretan pergola dengan bunga-bunga indah berjejer rapi di tengah ruangan. Semua bunga yang ada di sana adalah bunga asli. Aroma yang keluar dari bunga-bunga itu sangat khas dan memanjakan semua orang yang ada di dalam ruangan tersebut.

 

Dekorasi ruangan yang sangat mewah dan hidangan berkelas, membuat semua orang berdecak kagum. Mereka terlihat sangat gembira menikmati kebahagiaan keluarga Hadikusuma. Hanya dua orang yang hatinya begitu iri dan cemburu di tempat itu. Siapa lagi, kalau bukan Melan dan Bellina. Keluarga Yuna yang ikut menghadiri acara pernikahan tersebut.

 

Setelah membuka acara dengan beberapa kalimat candaan, MC tersebut langsung menatap pintu masuk. “Mari kita sambut, pasangan pengantin kita yang sangat tampan dan cantik ini. Yeriko Sanjaya dan Fristy Ayuna!”

Semua orang menoleh ke arah yang ditunjuk oleh MC tersebut.

Yuna menahan napas saat kakinya melangkah masuk beriringan dengan langkah Yeriko. Semua orang menatapnya dan membuat dirinya sangat gugup. Andai ia tidak memeluk lengan Yeriko, mungkin tubuhnya sudah merosot ke lantai. Meleleh dan menghilang di antara orang-orang ini.

“Kenapa semua orang lihatin kita? Aku gugup banget,” bisik Yuna.

“Karena kamu tokoh utama yang paling cantik,” jawab Yeriko tanpa mengalihkan pandangannya. Ia segera membawa Yuna menaiki pelaminan dengan hati-hati.

“Eeaa ... ini dia dua tokoh utama hari ini. Terlihat sangat serasi sekali. Ganteng dan cantik. Bikin saya, jadi pengen nikah lagi kalau begini,” canda MC untuk membuat suasana lebih santai.

Bellina terus menatap Yuna. Ia sangat iri melihat Yuna mengenakan gaun pengantin mewah bertahtakan berlian di bagian dadanya. Ia tahu kalau gaun itu sangat mahal. Ia bahkan lebih sibuk memikirkan berapa banyak uang yang sudah dihabiskan keluarga Hadikusuma untuk menggelar pesta pernikahan yang sangat mewah. Hingga ia tak mendengarkan apa yang diucapkan oleh MC di atas panggung pelaminan.

Yeriko sudah mengambil alih microphone dari tangan MC. Ia menatap Yuna yang berdiri di depannya. Ia tak berhenti tersenyum.

“Fristy Ayuna ... perkenalkan, nama saya Yeriko Sanjaya Hadikusuma. Ini adalah kalimat yang tidak pernah terucap di hari pertama kita bertemu. Saat itu, aku dengan lancang memintamu menjadi seorang istri. Bahkan, aku tidak pernah menyangka kalau pada akhirnya ... aku jatuh cinta pada wanita sederhana yang memandangku begitu sederhana. Kamu membuatku jatuh cinta dengan ribuan alasan yang sulit untuk kujelaskan.”

Yuna tersenyum dengan mata berkaca-kaca. Ia sangat terharu mendengar ucapan Yeriko. Ia benar-benar tidak menyangka kalau suaminya begitu sempurna, sangat sempurna, sangat-sangat sempurna. Semua kekagumannya, tak cukup hanya diungkapkan dengan kata-kata.

“Hari ini ... dihadapan orang tuaku, di hadapan keluarga besar kita, di hadapan semua sahabat-sahabatku. Aku berjanji akan mencintai kamu sepenuh hati sampai nanti. Jika nanti Tuhan mengambil ingatanku tentangmu, mereka semua akan mengingatkanku bahwa aku selalu mencintai kamu, aku nggak mau jauh dari kamu dan selalu melindungi kamu.”

Air mata Yuna langsung jatuh begitu mendengar ucapan Yeriko. Yeriko memang paling pandai membuatnya menangis terharu.

Tidak hanya Yuna, Jheni dan Icha yang berdiri di belakang Yuna juga ikut menangis mendengar ucapan Yeriko. Mereka menangis penuh haru.

“Ayuna ... aku ingin membuatmu jatuh cinta pada pandangan pertama, kedua, ketiga dan seterusnya. Sampai waktuku memandang dunia ini habis. Maka, kamu membuat perasaan cintaku bertambah setiap detiknya. Agar aku bisa membuatmu bahagia di detik berikutnya,” tutur Yeriko sambil menatap lekat wajah Yuna.

Yuna mengangguk sambil menahan air matanya keluar.

Di tempat lain, Rullyta tersenyum melihat putera kesayangannya menemukan cinta sejatinya.

“Ayuna ... aku adalah pria biasa yang tidak bisa memberimu banyak hal. Izinkan aku memberikan seluruh hidupku untuk kamu.” Yeriko menjatuhkan satu lututnya ke lantai. Ia meletakkan microphone di lantai dan merogoh kotak cincin dari saku jasnya.

Tepat di hadapan Yuna. Ia menengadahkan kepalanya menatap Yuna dan membuka kotak cincin itu perlahan.

Mulut Yuna menganga begitu melihat cahaya yang keluar dari kotak cincin tersebut. Bukan hanya Yuna, tapi semua orang yang ada di ruangan itu pun ikut terpesona.

“Gila! Yeriko bisa ngasih Yuna kejutan sekeren ini,” bisik Lutfi di telinga Chandra.

“Tanya ke dia. Pesen cincinnya di mana?”

“Kamu yang tanya?”

“Kamu aja!”

“Eh, sst ...!” Mereka kembali fokus menatap Yeriko yang sedang memasangkan cincin berlian ke tangan Yuna.

Yeriko tersenyum. Ia mengecup punggung tangan Yuna. Kemudian bangkit dari lantai. Ia langsung menarik pinggang Yuna merapat ke tubuhnya. “Nggak ada sesuatu yang mau kamu katakan buat aku?”

Yuna menggelengkan kepala sambil tersenyum. “Bukannya kamu pernah bilang kalau aku hanya bisa menerima semua yang kamu berikan buat aku?”

Yeriko tersenyum. Ia mencium lembut bibir Yuna yang manis.

Dari kejauhan, Bellina menatap Yuna penuh cemburu. Terlebih, Lian juga tak memalingkan pandangan matanya dari Yuna. Ia ingin seperti Yuna. Mendapatkan kasih sayang yang begitu besar dari suami dan keluarga besar Hadikusuma. Juga fasilitas mewah yang tidak bisa ia dapatkan dari Wilian.

Semua orang tenggelam dalam suka cita pesta pernikahan keluarga Hadikusuma.

“Yun, selamat ya!” Jheni langsung merengkuh Yuna ke dalam pelukannya.

“Makasih, Jhen.”

“Selamat ya, Yun. Akhirnya, bisa bernapas lega karena acara kalian berjalan lancar.” Icha juga ikut mengucapkan selamat.

Yuna tersenyum sambil menganggukkan kepala.

Yeriko langsung menarik lengan Yuna. “Aku kenalin sama seseorang,” ajaknya sambil menatap Satria dari kejauhan.

Lutfi dan yang lainnya mengikuti langkah Yeriko.

“Hei, Satria!” Yeriko langsung menepuk pundak Satria. “Lama nggak kelihatan. Kirain, udah lupa jalan pulang.”

Satria tersenyum kecil. “Ada-ada aja kamu, Yer.”

“Aku kira, kamu nggak bakal datang ke acara pernikahanku. Oh ya, kenalin. Ini istriku. Namanya Yuna.”

Satria mengangguk kecil.

“Yun, ini salah satu teman baikku. Namanya Satria Ardi Nugraha. Anaknya Bunda Yana.”

“Astaga! Ini anaknya Bunda Yana?” seru Yuna. “Salam kenal.” Ia mengulurkan tangan ke arah Satria.

Satria membalas uluran tangan Yuna sambil tersenyum.

“Gimana tugas di sana?” tanya Yeriko pada Satria.

“Yah, begitulah. Ada suka dan dukanya. Namanya juga tugas.”

“Eh, kita ke sana yuk! Sambil ngobrol-ngobrol.”

Mereka semua berkumpul di satu meja.

“Aku denger, kamu udah jadi komandan?”

“Hah, kata siapa?”

“Halah, sok merendah lu, Sat. Berita besar kayak gini, gimana kita nggak tahu?” sahut Lutfi.

“HAHAHA.” Satria tergelak.

“Nggak nyangka dia yang bertahan di militer. Kamu ingat nggak waktu latihan dulu? Dia yang paling lelet kalo soal makan sama mandi. Sekarang udah jadi komandan, masih gitu juga?” tanya Lutfi sambil tertawa.

“Ya, nggaklah. Malu sama anggota kalo masih begitu.”

“Bisa juga, Sat?” tanya Chandra.

“Bisa. Sudah terbiasa.”

Mereka sibuk membahas masa lalu mereka saat masih sama-sama berada di pendidikan militer. Sesekali tertawa saat mendengar cerita lucu yang keluar dari mulut Satria.

 

(( Bersambung ... ))

 

Selamat untuk Mr. & Ms. Ye

Semoga bahagia selalu.

Dukung terus cerita ini supaya bisa menghadirkan cerita yang lebih seru lagi ya.

 

Much Love,

@vellanine.tjahjadi

 

0 komentar:

Post a Comment

Copyright © Rin Muna
Design by Anders Noren | Blogger Theme by NewBloggerThemes.com | Edited by Gigip Andreas