“Aku
harus bisa!” tutur Refi menyemangati diri sendiri sambil terus melatih kakinya
untuk bisa berjalan normal.
“Yeriko
bener-bener nggak pernah lihat aku lagi. Ini semua karena perempuan itu. Kalau
aku nggak sembuh, aku nggak bisa layak ada di sisi Yeriko.” Refi melangkahkan
kakinya perlahan tanpa berpegangan. Ia meringis menahan nyeri di kakinya. Tapi,
saat ini sudah lebih baik dari sebelumnya.
Yeriko
telah memberikan pengobatan terbaik untuk kesembuhan kakinya. Ia mengira kalau
Yeriko masih mencintainya. Ia pikir, cintanya pada Yuna hanyalah sementara.
Suatu saat, ia pasti memiliki kesempatan untuk kembali mendapatkan hati Yeriko.
“Semuanya
sudah hilang. Nasib karir dan percintaanku begitu menyedihkan. Kenapa aku harus
kembali dalam keadaan seperti ini? Yeriko, nggak akan melihat aku kalau aku
nggak bisa hidup normal.”
“Udah
bisa jalan?” Suara di belakang Refi, tiba-tiba mengejutkannya. Ia berbalik dan
menatap sosok pria yang berdiri di hadapannya. Ia mengangguk sambil tersenyum
bahagia. “Makasih ya, udah bantu aku berobat sampai bisa sembuh!”
Chandra
tersenyum sambil menganggukkan kepala.
Refi
melangkah perlahan menuju kursi yang ada di taman tersebut.
Chandra
mengikutinya sembari melihat perkembangan kaki Refi.
“Yeriko
nggak pernah ke sini lagi. Apa dia ...”
“Dia
nggak akan ke sini. Kamu jangan terlalu berharap sama dia. Dia nggak akan
kembali ke kamu.”
Refi
tersenyum. “Aku tahu, saat ini Yeriko memang lagi tergila-gila sama cewek itu.
Tapi, aku yakin banget kalo perasaan itu cuma sementara. Setelah beberapa tahun
ke depan, dia bakal bosan dan ninggalin cewek itu.”
“Kamu
terlalu percaya diri ngomong begitu,” sahut Chandra. “Sayangnya, Ayuna bukan
seperti wanita yang kamu kira. Yeriko menyayangi dia melebihi apa pun.”
Refi
tersenyum kecil. “Lihat aja! Aku pasti bisa ngerebut Yeriko lagi.”
Chandra
tersenyum sinis. “Lebih baik, kamu berhati-hati kalau memang mau ngelakuin
itu.” Ia berbalik dan melangkah pergi.
“Yeriko
nggak mungkin nyakitin aku!” seru Refi.
Chandra
tersenyum sinis. Ia menolehkan kepalanya sedikit ke belakang. “Aku udah
peringatin kamu. Yeriko jauh lebih berbahaya dari yang kamu pikirkan,” ucapnya
dan melangkah pergi meninggalkan Refi seorang diri di taman rumah sakit.
Refi
menitikan air mata. Ia tidak akan menyerah begitu saja sampai mendapatkan
kembali cinta Yeriko. “Yer, kamu udah bener-bener lupa sama apa yang terjadi
sama kita dulu? Kenapa kamu bisa secepat ini ngelupain aku?” Ia terisak sambil
menutup wajahnya.
Refi
bertekad untuk sembuh. Membuat dirinya layak berada di sisi Yeriko.
Menyingkirkan Yuna dari hati Yeriko untuk selamanya. Ia terus menipu dirinya
sendiri kalau orang yang disukai Yeriko adalah dirinya.
...
“Ma,
gimana persiapan pernikahanku?” tanya Yeriko saat mamanya sedang bersantai di
kamarnya. Semenjak mengetahui kehamilan Yuna. Ia mengambil alih semua persiapan
pernikahan dan tidak mengizinkan Yuna ikut sibuk memikirkan pernikahan mereka.
“Semuanya
lancar. Siapa dulu yang ngurusin,” jawab Rullyta bangga. Ia mengeluarkan kotak
cincin yang terbuat dari keramik dengan penutup kaca yang terlihat sangat
mewah.
Yeriko
tersenyum lebar melihat Emerald Diamond yang ia pesan khusus untuk Yuna dari
seorang desainer perhiasan terkenal di Swiss. Ia langsung tersenyum sambil
merangkul pundak mamanya.
“Soal
selera wanita, Mama tetap nomor satu,” ucap Yeriko sambil menciumi pipi
mamanya.
“Iya,
dong. Mama pasti ngasih yang terbaik buat wanita kesayangan anak mama.”
Yeriko
menatap kotak cincin di tangannya dengan mata berbinar. Ia tahu, apa yang ia
miliki tak akan pernah bisa sebanding dengan Yuna. Ia akan mempersembahkan yang
terbaik untuk wanita yang kini menjadi ratu di hatinya. “Yun, semoga kamu suka
sama cincin ini,” bisiknya dalam hati.
“Itu
masih belum seberapa, coba buka!” perintah Rullyta.
Yeriko
tersenyum menatap mamanya sejenak. Ia melepas rangkulan tangannya dan membuka
kotak cincin itu perlahan. “Aargh ...! Gila!” Yeriko langsung bangkit dan ingin
melompat setinggi-tingginya.
Rullyta
tersenyum. “Gimana? Bagus kan?” Rullyta menyambar kotak cincin dari tangan
Yeriko dan menutupnya kembali.
“Itu
cuma sebentar keluarnya?” tanya Yeriko.
“Cuma
lima belas detik,” jawab Rullyta.
“Kenapa
nggak bisa muncul terus?”
“Mmh
... kata designernya, wanita akan kagum pada detik pertama, detik berikutnya
... dia harus mengagumi pemberi cincin ini. Nggak boleh sampai lupa sama yang
ngasih cincin karena sibuk mengagumi visual light yang keluar dari kotak ini.”
Rullyta
tersenyum. Ia membuka kotak cincin itu perlahan. Saat penutup kaca itu terbuka
sempurna, dari cincin tersebut keluar cahaya warna-warni yang membentuk siluet
pasangan pria dan wanita. Cahaya itu hanya muncul dalam hitungan detik.
“Mama
dapetin ini dari mana?” tanya Yeriko. Ia meraih cincin tersebut dan
mengamatinya. “Aku Cuma pesan cincin khusus untuk Yuna. Kenapa bisa keluar
kayak gitu? Keluarnya dari mana?” Ia terus memerhatikan cincin berlian di
tangannya. Di bagian dalamnya terukir indah namanya dan nama Yuna.
Rullyta
tersenyum sambil menutup kotak cincin yang ada di tangannya. “Keluarnya bukan
dari cincin itu. Tapi dari sini,” ucapnya sambil menunjukkan kotak cincin yang
ada di tangannya.
“Eh!?
Mama dapet kotak itu dari mana?”
“Mama
pesan langsung dari seniman keramik di Budapest. Kalau visual yang muncul ini,
mama pesan langsung dari Master Art Visual and Lighting Design di New York.
Kebetulan, mama kenal sama dia. Jadi, mama manfaatin aja. Lumayan, dapet diskon
tiga puluh persen, hihihi.”
“Serius,
Ma?”
Rullyta
menganggukkan kepalanya. “Mama perhatikan, selera seni Yuna juga cukup tinggi.
Jadi, Mama bakal kasih sesuatu yang unik. Bikin dia nggak akan pernah bisa
ngelupain kamu.”
Yeriko
tersenyum bangga menatap wajah mamanya.
“Kamu
tahu nggak, setelah Mama pesen ini. Temen Mama langsung kepikiran buat
ngerancang kotak perhiasan dengan konsep yang sama. Supaya, semua pasangan di
dunia ini merasakan kebahagiaan yang tidak terlupakan saat mereka lamaran atau
menikah.”
“Aku
berharap kalau cuma aku satu-satunya orang di dunia ini yang punya kayak gini,”
celetuk Yeriko. “Mudahan produk temen Mama itu gagal.”
“Eh!?
Kamu doanya jelek banget? Udah dikasih diskon tuh sama dia.”
“Bodo
amat!” sahut Yeriko sambil merebut kotak cincin dari tangan Rullyta. “Ini kotak
keramik design khusus buat kami kan?” tanya Yeriko.
“Menurut
kamu?” Rullyta tersenyum menatap Yeriko.
Yeriko
mengamati kotak keramik dengan penutup kaca transparan itu. Bentuknya sangat
unik, tapi ia juga tidak yakin kalau dia satu-satunya pemilik barang tersebut
di dunia ini.
Rullyta
tersenyum kecil. “Lihat di bawahnya!” perintah Rullyta.
Yeriko
langsung mengangkat kotak tersebut ke atas kepalanya. “Wow ...!” serunya saat
melihat nama Yuna dan namanya terukir di bawah kotak tersebut. “Mama memang
paling the best!” Ia mengacungkan jempol dan mengembalikan cincin tersebut ke
tangan Rullyta.
“Mama
simpan sampai hari pernikahan kami!” pinta Yeriko. “Aku balik ke kamar dulu.”
Rullyta
mengangguk. “Kalian nginap di sini semalam doang?”
Yeriko
mengangguk.
“Gimana
kalau Yuna, tinggal aja di rumah ini selama dia hamil?” tanya Rullyta.
“Mama
jangan sabotase istriku!” sahut Yeriko.
Rullyta
membelalakkan matanya mendengar ucapan Yeriko.
Yeriko
terkekeh dan melangkah keluar dari kamar mamanya.
“Anak
nggak tahu disayang. Nggak tahu apa kalau mamanya kesepian di rumah ini? Lihat
aja, kalo anak kalian sudah lahir. Mama culik ke rumah ini setiap hari,” gumam
Rullyta kesal. Ia menyimpan kembali kotak cincin ke laci nakas dan berbaring di
tempat tidur.
Yeriko
terus tersenyum sampai masuk ke dalam kamarnya. Ia sangat bahagia karena
mamanya menyayangi Yuna sepenuh hati, begitu juga sebaliknya. Dua wanita yang
paling ia cintai di dunia ini, saling menyayangi dan membuatnya merasa sangat
beruntung.
Yeriko
langsung berbaring di samping Yuna. Ia mengetahui kalau istrinya hanya
pura-pura terlelap. “Belum tidur?” bisiknya.
Yuna
tersenyum mendengar bisikan Yeriko.
Yeriko
memeluk erat tubuh Yuna dari belakang.
“Dari
mana?” tanya Yuna lirih.
“Dari
kamar mama,” jawab Yeriko sambil meletakkan telapak tangannya di perut Yuna.
Kini, ia terlelap sambil memeluk dua orang yang yang sangat berarti dalam
hidupnya. Istrinya dan anaknya yang masih dalam perut Yuna.
(( Bersambung ... ))
Mama Ruly emang mama mertua paling the best, bisa juga
ngasih kejutan ...
Stay terus di Perfect Hero biar aku makin semangat bikin
cerita yang lebih seru lagi.
Meet me on instagram : @vellanine.tjahjadi
.png)
0 komentar:
Post a Comment