Saat pertama kali membaca pengumuman seleksi Relawan Literasi Masyarakat (Relima) 2025 dari Perpustakaan Nasional Republik Indonesia, hatiku langsung bergemuruh. Ini bukan sekadar program nasional, ini adalah panggilan dari Tuhan dan jawaban dari semua mimpi-mimpiku.
Menjadi bagian dari Perpusnas RI adalah bagian dari impianku sejak kecil. Tapi dengan kondisi ekonomi yang sulit, ketidakmampuan sosial, dan minimnya ilmu pendidikan yang aku miliki, membuatku memendam begitu dalam impianku. Tidak menyangka jika keinginanku itu Allah wujudkan saat aku menginjak usia 34 tahun.
Setelah bersusah payah merawat taman bacaan Rumah Literasi Kreatif selama 7 tahun terakhir, Allah berikan hadiah dari impian yang telah terkubur dalam-dalam.
Di saat aku sudah ingin menyerah karena semua operasional masih menggunakan kantong pribadi selama 7 tahun dan merasa sangat lelah. Rasanya, aku sudah ingin beristirahat dan menjadi penonton saja. Tapi Allah malah panggil aku kembali untuk mengabdi pada masyarakat, bahkan dalam lingkup yang lebih besar lagi.
Penggilan Tuhan memang tidak main-main dan tidak bisa aku tolak.
Aku hanya berkata dalam hati, "Jika Allah masih mempercayakan aku berada di jalan ini, pasti Allah mudahkan."
Setiap hal yang tiba-tiba muncul di depan mata, pastilah jalan yang sedang Allah tunjukkan. Oleh karenanya, aku tidak ingin menyia-nyiakannya begitu saja. "Ini adalah panggilan Tuhan dan aku harus mengabdi untuk-Nya, juga untuk makhluk-makhluk ciptaannya (masyarakat).
Bagiku, ini adalah sebuah ajakan. Ajakan untuk kembali meneguhkan langkah di jalan yang sudah lama kutempuh bersama komunitas kecil kami di Kabupaten Kutai Kartanegara: Rumah Literasi Kreatif, atau yang akrab kami sebut Rulika.
Di tengah kesibukan sehari-hari, antara aktivitas menjahit dan menulis, aku menyempatkan diri untuk mendaftar. Tak banyak yang kubawa dalam formulir itu selain keyakinan bahwa literasi adalah kerja panjang yang mesti terus dinyalakan, walau dengan api kecil. Rulika sendiri telah lama menjadi rumah bagi beragam kegiatan literasi—mulai dari kelas baca, diskusi buku, pementasan seni, hingga pelatihan kepenulisan yang kami selenggarakan dari dan untuk masyarakat.
Ketika akhirnya namaku diumumkan sebagai salah satu yang lolos seleksi Relima 2025, aku terdiam beberapa saat. Ada rasa syukur yang menyesap pelan. Ini bukan hanya pengakuan atas kerja-kerja Rulika, tapi juga pengingat bahwa gerakan literasi dari daerah seperti Kutai Kartanegara pun punya ruang untuk tumbuh di tingkat nasional.
Bersama Relima, aku membawa semangat Rulika. Memberikan pengertian bahwa literasi tidak boleh elitis, ia harus membumi dan bisa dirasakan oleh siapa saja, terutama oleh mereka yang selama ini terpinggirkan dari akses informasi dan pendidikan. Kami di Rulika percaya bahwa literasi bukan hanya tentang membaca dan menulis, melainkan tentang membentuk cara berpikir kritis, memperkuat identitas budaya, dan merawat empati.
Kegiatan kami yang terdokumentasi di berbagai platform, termasuk media sosial @rumahliterasikreatif, adalah bukti nyata bahwa perubahan bisa dimulai dari langkah kecil. Kami menciptakan ruang baca di kampung, mengajak anak-anak bermain sambil mengenal aksara, dan memanfaatkan seni tradisional sebagai jembatan menuju pemahaman yang lebih dalam tentang literasi.
Kini, melalui Relima, aku merasa lebih siap untuk memperluas dampak. Menjadi bagian dari jaringan relawan literasi nasional memberiku harapan baru. Memberikan tantangan baru yang membuatku harus lebih banyak bersinergi dengan berbagai komunitas literasi agar gerakan ini menuju sesuatu yang lebih baik dan lebih besar. Aku harus bisa menghidupkan kembali giat literasi di pelosok-pelosok negeri dan menghidupkan kembali semangat membaca yang mungkin telah lama redup.
Terima kasih Perpusnas RI atas kepercayaan ini. Semoga melalui Relima 2025, kita bisa melangkah bersama dalam satu barisan, membentuk sebuah gerakan, menyebar cahaya literasi, menyulam mimpi-mimpi anak bangsa, dan menjaga nyala pengetahuan tetap hidup di manapun kita berpijak.
"Percayalah, jika kita selalu berbuat baik untuk Allah, Allah akan selalu ada bersama langkah kita dan selalu menunjukkan jalan kebaikan yang banyak."
0 komentar:
Post a Comment