Awal Juli 2025 menjadi awal yang penuh dengan kegiatan, tidak seperti bulan-bulan sebelumnya. Pagi-pagi sekali sudah disibukkan dengan persiapan perlombaan MTQ ke-46 Kecamatan Samboja yang digelar di Desa Beringin Agung.
Biasanya, aku mendampingi anak-anak desa untuk lomba kaligrafi di desa/keluarahan lain. Kali ini mendapatkan pengalaman untuk menjadi panitia perlombaan kaligrafi (khattil Qur'an). Sama seperti tahu-tahun sebelumnya, lomba kaligrafi selalu dimulai sejak pagi hingga sore hari. Biasanya berbarengan dengan lomba KTIQ dan KTIH karena waktunya sama-sama panjang. Tapi kali ini dijadwalkan berbeda dan berganti ruangan karena keterbatasan ruang lomba.
Pagi-pagi sekali aku sudah disibukkan dengan drama pekerjaan rumah yang harus selesai lebih pagi dari biasanya. Kemudian, pukul 07.00 WITA aku sudah harus berpindah ke lokasi lomba, yakni di SDN 038 Samboja.
Pukul 08.00 WITA, perlombaan sudah harus dimulai. Bagi para peserta, waktu 1 menit sangatlah berharga. Oleh karenanya, kami selaku panitia harus melakukan briefing peserta sebelum jam delapan agar para peserta bisa masuk ke dalam ruangan tepat waktu.
Setelah semua peserta masuk ruangan dan fokus untuk berkompetisi, kami para panitia hanya menunggu. Duduk bersantai di luar ruangan sembari berbincang dan bercanda hal-hal kecil yang membuat kami tertawa.
Waktu perlombaan bukan waktu yang sebentar. Sesekali aku pulang ke rumah untuk sekedar melihat keadaan rumah atau memastikan nenekku sedang tidak kesulitan menjalani harinya. Sebagai koordinator panitia lomba kaligrafi, tentunya tidak bisa pergi dalam waktu yang lama. Meski tidak ada yang dikerjakan, tetap harus standby agar siap selalu ketika dibutuhkan sewaktu-waktu.
Alhamdulillah, perlombaan selesai dengan baik dan kami bisa beristirahat dengan baik pula. Tidak banyak yang dikerjakan oleh seksi musabaqoh karena seluruh keperluan sudah disiapkan dan dibereskan oleh panitia perlengkapan yang kerjanya super rajin. Usai lomba, semua hasil lomba pun, kami serahkan ke panitera. Sehingga tidak banyak kesibukan yang harus kami lakukan. Aku juga bisa segera kembali ke rumah, mengurus rumah yang kerap terbengkalai karena terlalu banyak kegiatan di luar rumah.
Harapan terbesarku, semua kafilah dari Desa Beringin Agung bisa mendapatkan piala, terlebih tahun ini kami menjadi tuan rumah. Semua sudah bekerja keras untuk berjuang dan berharap bisa mendapatkan hasil yang maksimal. Jika belum mendapatkan juara, setidaknya bisa mendapatkan pengalaman berharga yang tidak akan didapatkan ketika tidak mengikuti lomba sama sekali. Menjadi bagian dari kafilah MTQ sudahlah menjadi pemenang atas kemalasan diri sendiri.




0 komentar:
Post a Comment