Tuesday, May 20, 2025

Perfect Hero Bab 213 - Proses Akuisisi Duta Group || a Romance Novel by Vella Nine

 


“Yun, gimana obat herbalnya? Masih ada?” tanya Rullyta di sela-sela makan siang bersama Yuna dan Yeriko di Jamoo Restaurant.

 

“Masih, Ma.”

 

“Hmm ... semoga aja, pas udah habis obatnya, kamu bisa langsung hamil,” tutur Rullyta.

 

“Aamiin. Aku juga dikasih pil hormon sama dokter, Ma.”

 

“Bagus, deh. Kamu minum semua?”

 

Yuna mengangguk.

 

“Yer, kamu harus jaga istri kamu baik-baik ya! Jangan sampai bikin dia stres!” pinta Rullyta sambil menatap Yeriko.

 

“He-em,” sahut Yeriko santai.

 

“Gimana di kerjaan kamu? Bellina nggak menindas kamu terus kan?”

 

“Kadang-kadang?” Rullyta mengernyitkan dahi menatap Yuna.

 

“Dia kan sebenarnya di kantor cabang. Kadang-kadang aja dateng ke kantor buat nemuin tunangannya itu. Asal nggak ketemu, semua baik-baik aja.”

 

“Huft, Mama khawatir kalau kamu kayak gini terus. Pokoknya, kamu jangan pikirin orang-orang yang selalu cari gara-gara ke keluarga kita!” pinta Rullyta.

 

Yuna tersenyum sambil menganggukkan kepala.

 

“Apa sebaiknya, kamu berhenti kerja?”

 

“Eh!?” Yuna menatap ke arah Yeriko dan Rullyta bergantian. “Kalo aku berhenti kerja, aku nggak ada kesibukan, Ma. Yang ada akunya malah stres karena nggak ada kegiatan.”

 

“Mmh ... iya juga, sih. Kerja juga bagus, bisa belajar banyak hal baru setiap hari. Suatu saat, kamu juga bakal bantu Yeri ngurus perusahaan. Oh ya, kalau sudah hamil, Mama nggak mau kamu pergi kerja. Terlalu riskan. Kamu harus ingat gimana perjuangan kalian buat bisa punya anak. Mama nggak mau kamu kenapa-kenapa,” cerocos Rullyta.

 

“He-em.” Yuna menganggukkan kepala.

 

“Permisi, Pak Bos!” Riyan tiba-tiba sudah berada di samping Yeriko.

 

“Ya.”

 

“Proses akuisisi Duta Group sudah hampir selesai.” Riyan melaporkan perkembangan terbaru perusahaannya.

 

“Bagus. Update terus informasinya setiap dua jam sekali!”

 

Riyan mengangguk. Ia bergegas kembali ke meja makannya bersama Angga, supir pribadi Rullyta.

 

“Kamu beneran mau ambil alih Duta Group?” tanya Rullyta.

 

Yeriko mengangguk sambil mengetuk-ngetuk jarinya ke atas meja.

 

“Duta Group punya ...?” Yuna menoleh ke arah Yeriko yang duduk di sampingnya.

 

“Keluarganya Yulia.”

 

“Hah!?”

 

“Kenapa?” Yeriko menatap wajah Yuna.

 

“Kamu beneran mau akuisisi perusahaan dia secepat ini? Bukannya, proses akuisisi nggak bisa secepat membalikkan telapak tangan? Kamu nggak lagi bercanda kan?”

 

Yeriko menggelengkan kepala. “Kapan aku pernah bercanda soal bisnis? Duta Group memang sudah aku incar sebelumnya. Jauh sebelum acara ulang tahun Bunda Yana, kami sudah melakukan proses akuisisi Duta Group.”

 

Yuna memerhatikan wajah Yeriko sambil tersenyum. Ia tidak menyangka kalau suaminya benar-benar memiliki kekuatan sebesar ini.

 

“Yeriko ...!” Sebuah suara terdengar dari kejauhan. Membuat semua mata terarah ke sumber suara.

 

Yuna menatap Yulia yang melangkah menghampiri meja makan mereka.

 

“Mau kamu apa, hah!?” Yulia langsung memukul meja yang ada di hadapan Yeriko.

 

Yeriko mengangkat salah satu alis sambil menatap Yulia.

 

“Kamu beneran mau akuisisi perusahaan keluarga aku? Kamu cuma bercanda kan? Mau ngancam aku? Kamu pikir kamu bisa main-main sama aku?”

 

Yeriko tersenyum kecil. “Aku nggak pernah main-main soal bisnis.”

 

“Kamu ...!?” Yulia menunjuk Yeriko. “Nggak mungkin kamu bisa ambil alih perusahaan hanya dalam waktu dua hari. Kamu pasti udah ngincar perusahaan kami sebelumnya kan?”

 

Yeriko tersenyum kecil. “Aku nggak perlu jelasin lagi.”

 

“Aku nggak akan ngebiarin kamu ambil alih Duta Group semudah itu!” tegas Yulia.

 

Yeriko mengangkat kedua bahu dan alisnya. “Coba aja! Waktu kamu tinggal satu hari.”

 

Yulia gelagapan. Ia sama sekali tidak tahu bagaimana Yeriko bisa dengan mudah menguasai para pemegang saham di perusahaannya.

 

“Kamu bener-bener licik! Masalah pribadi antara aku dan istri kamu, seharusnya nggak kamu bawa dalam bisnis perusahaan!” sentak Yulia. “Nggak profesional!”

 

“Heh, kamu ngomong apa?” Rullyta balik meneriaki Yulia. “Jelas-jelas kamu yang nggak profesional sedikitpun. Buat apa kamu ke sini datengin kami, hah!? Harusnya, kamu evaluasi lagi kenapa perusahaan kamu dengan mudah bisa diambil alih?”

 

Yulia menatap Rullyta kesal. Otaknya tak bisa berpikir dengan baik dan semua kata yang telah ia susun, berterbangan entah ke mana. Membuatnya tak bisa berucap. Ia menghentakkan kaki dan berlalu pergi.

 

“Itu anak kerasukan setan?” celetuk Rullyta kesal.

 

Yuna hanya memerhatikan tubuh Yulia yang semakin menjauh dan keluar dari restoran. Ia juga masih tidak mengerti kenapa suaminya bisa mengakuisisi perusahaan Yulia dengan mudah. Julukan ‘Iblis Berdarah Dingin’ yang ditujukan untuk Yeriko, memang sangat tepat. Perasaannya mengambang, ia tidak tahu harus bahagia atau sedih.

 

“Hei, kenapa ngelamun?” tanya Yeriko sambil menempelkan potongan buah ke mulut Yuna.

 

“Eh!? Nggak papa.” Yuna tersenyum sambil mengelus tengkuk.

 

“Ada sesuatu yang mengganggu pikiran kamu, Yun?” tanya Rullyta.

 

Yuna menggelengkan kepala.

 

“Lanjutin makannya!” pinta Rullyta. “Kamu harus makan yang banyak!”

 

Yuna mengangguk dan melanjutkan makan siangnya bersama suami dan mama mertuanya.

 

 

 

Di tempat lain, Yulia langsung menghampiri Andre di tempat kerjanya.

 

“Ndre, kamu harus tolongin aku!” Yulia memohon. “Galaxy sudah melakukan proses akuisisi ke Duta. Besok adalah hari penandatanganan akta peralihan saham. Aku nggak bisa ngebiarin Galaxy nyaplok Duta gitu aja.”

 

Andre menarik napas. Ia tidak mengerti bagaimana harus menyelamatkan perusahaan keluarga Yulia. “Aku udah peringatkan kamu buat nggak macem-macem!”

 

“Aku tahu. Tapi itu semua masalah pribadi. Nggak ada hubungannya sama bisnis. Selama ini, aku selalu bantu bisnis kamu. Apa kamu nggak bisa bantu aku menyelamatkan perusahaan papa?”

 

“Yeriko selalu menganggap pribadinya adalah bisnis. Kamu sudah mempermalukan dia di depan banyak orang. Sekarang, kamu tahu siapa dia. Nggak bisa kamu anggap remeh.”

 

“Ndre, aku tahu aku salah udah maki keluarga dia. Tapi, itu semua karena Yuna yang selalu godain kamu. Siapa sih yang nggak marah kalau lihat tunangannya masih aja deket sama perempuan lain? Apalagi, perempuan itu udah bersuami.”

 

“Yul, kita nggak ada hubungan apa-apa!” tegas Andre.

 

“Tapi keluarga udah jodohin kita, Ndre.”

 

“Perjodohan kita batal!” tegas Andre.

 

“Kamu nggak bisa ngebatalin perjodohan ini!” seru Yulia. “Setelah apa yang aku lakuin ke kamu. Kamu balas aku kayak gini?”

 

“Aku nggak pernah minta kamu datang ke sini. Kamu yang datang dengan sendirinya. Masalah perusahaan kamu. Sama sekali nggak ada hubungannya sama aku.”

 

“Tapi, Ndre ... aku butuh bantuan kamu kali ini.”

 

“Maaf, Yul. Aku nggak bisa bantu kamu. Yeriko terlalu cepat mengambil alih perusahaan kamu. Kalau bukan karena kesalahan perusahaan kamu sendiri,dia nggak akan semudah itu mengambil alih. Aku percaya kamu bukan perempuan bodoh soal bisnis. Tapi, ketika kamu melakukan kesalahan dan kehilangan kepercayaan. Kerja keras kamu selama ini nggak ada gunanya.”

 

“Aku yakin banget kalo dia udah ngincar Duta dari dulu. Perselisihan antara aku sama Yuna, cuma dijadiin alasan supaya aku berlutut di depan dia yang angkuh itu!” seru Yulia.

 

“Sikap kamu yang keras kepala ini ... bener-bener nggak cocok sama aku!”

 

“Ndre ...? Kamu ...!?”

 

“Lebih baik, kamu introspeksi diri!” pinta Andre. “Sampai kapan pun, aku nggak akan ngebiarin orang lain nyakitin Yuna!” tegasnya sambil berlalu pergi meninggalkan Yulia yang menangis histeris di ruang kerjanya.

 

“Ndre, kamu udah dibikin buta sama cewek itu? Kenapa? Kenapa sampai sekarang kamu masih nggak lihat aku?” Yulia merosot ke lantai. Ia menatap lantai yang kosong. Samar tergambar wajah Yuna yang tersenyum kepadanya. Membuatnya semakin membenci sikap Yuna dan Yeriko yang keterlaluan terhadap dirinya.

 

 (( Bersambung ... ))

 

Awal bulan nih, semua balik ke nol lagi. Dukung terus cerita ini dengan cara kasih Star, hadiah atau review ya. Kasih peluk_kiss juga boleh, biar aku makin semangat bikin cerita yang lebih seru dan lebih manis lagi. Jiayou!

 

 

Much Love,

@vellanine.tjahjadi

 

 

 

 

 

0 komentar:

Post a Comment

Copyright © Rin Muna
Design by Anders Noren | Blogger Theme by NewBloggerThemes.com | Edited by Gigip Andreas