“Abis
ngapain sama Andre?” tanya Yeriko saat Yuna menghampirinya.
Yuna
tersenyum dan menceritakan pembicaraannya dengan Andre.
“Dia
belum kapok?” tanya Yeriko.
Yuna
mengedikkan bahunya.
“Hmm
... semua salahku,” tutur Yeriko sambil menarik Yuna ke pelukannya.
“Eh!?
Salah kenapa?”
“Punya
istri terlalu cantik,” jawab Yeriko sambil tersenyum. Ia mengecup kening Yuna
dan mengedarkan pandangannya.
Yuna
tersenyum sambil menatap Yeriko. Ia merapikan rambut Yeriko yang sedikit
berantakan.
“Aku
kenalin kamu sama kolega-kolegaku,” Yeriko mengajak Yuna berkeliling dan
memperkenalkan istrinya pada beberapa teman bisnis yang belum mengenal Yuna.
Pasangan
serasi ini berhasil merebut perhatian semua orang.
“Yer,
menurut kamu ... kenapa Chandra sampai sekarang nggak nembak Jheni? Tapi
... dia selalu bawa Jheni ke pertemuan-pertemuan penting. Sebenarnya, perasaan
Chandra ke Jheni gimana sih?”
“Nggak
tahu.”
“Iih
... kok, nggak tahu?” Yuna menepuk bahu Yeriko. “Kamu kan deket sama dia. Apa
nggak bisa nyari informasi antara pria dan pria?” tanya Yuna sambil
memainkan matanya.
Yeriko
mengernyitkan dahi menatap Yuna.
“Puhlisss!
Please ...!” Yuna menangkup kedua telapak tangannya.
Yeriko
menarik napas. “Aku pikirkan dulu.”
“Pikirkan?
Berapa lama?” tanya Yuna.
“Mmh
... nggak tahu.”
“Iih
... rese banget sih!?” dengus Yuna.
Yeriko
tersenyum sambil mengecup kening Yuna.
“Hei,
kalian ini ... dari tadi mesra-mesraan mulu. Bikin orang lain iri aja.” Jheni
tiba-tiba sudah ada di samping Yuna.
Yuna
dan Yeriko tertawa kecil menatap Jheni.
“Itu
Chandra!” Yuna menunjuk Chandra dengan dagunya. “Pepet aja napa?”
“Iih
... dia lagi sibuk ngomongin bisnis. Aku nggak paham obrolan mereka.”
Yeriko
tertawa kecil. “Kalo gitu, biar aku yang temani Chandra. Oh ya, Jhen, jagain
Yuna!” pinta Yeriko. “Jangan sampai minum alkohol dan makan makanan pedas!”
Jheni
mengangguk. “Siap, Tuan!”
Yeriko
tertawa kecil dan bergegas menghampiri Chandra.
“Yun,
kamu beneran nggak boleh makan pedas?”
Yuna
menganggukkan kepala.
“Bisa
ketelan tuh makanan?”
“Bisa,
Jhen. Kamu sebagai sahabat harusnya dukung aku, bukan ngeledekin!”
“Idih,
baru ngeledekin sekali aja udah diprotes. Kamu hampir tiap hari ngeledekin aku
sama Chandra.”
“Hahaha.”
Yuna tergelak.
Jheni
mengerutkan hidungnya sambil menggelitik pinggang Yuna. Mereka tertawa ceria
bersama.
“Kelihatannya
seneng banget setelah selesai godain tunangan orang?” Yulia tiba-tiba sudah ada
di belakang mereka.
Yuna
dan Jheni berbalik, mereka menatap Yulia yang sudah berdiri di hadapan mereka.
“Kamu
barusan ngatain siapa?” tanya Jheni.
“Siapa
lagi kalau bukan temen kamu yang sok cantik ini?”
“Oh
... kamu mau bilang kalau Yuna abis godain Andre?” tanya Jheni sambil mendelik
ke arah Yulia. “Asal kamu tahu, si Andre yang nggak berhenti ngejar-ngejar
Yuna. Udah tahu kalau Yuna bersuami. Masih aja digangguin.”
“Andre
nggak mungkin mau sama istri orang kalau dia nggak kecentilan godain Andre
duluan.”
“Apa
kamu bilang?” sentak Yuna. Ia tidak tahan mendengar kalimat yang keluar dari
mulut Yulia.
“Yulia,
kamu apa-apaan?” Andre langsung menarik lengan Yulia.
Yulia
mengernyitkan dahi menatap Andre. “Kamu belain dia?”
“Aku
nggak akan biarin kamu nyentuh Yuna!” tegas Andre.
“Kamu
kenapa sih masih aja ngejar-ngejar dia, Ndre? Dia jelas-jelas udah bersuami.
Kenapa kamu nggak pernah lihat aku?”
Yuna
menatap Yulia yang sedang terbakar cemburu.
“Kamu
bisa jaga sikap, nggak?” tanya Andre. “Kita nggak ada hubungan apa-apa. Kamu
nggak berhak buat ngelarang aku deket sama siapa aja!”
“Kamu
aneh banget sih? Ada banyak cewek di dunia ini. Kenapa harus dia?”
Yuna
menghela napas sambil menatap Andre. “Ndre, kamu urus tunangan kamu ini dengan
baik. Ini acara ulang tahun Bunda Yana. Nggak enak kalo bikin keributan di sini
cuma karena salah paham doang!” pinta Yuna sambil berbalik pergi.
Andre
langsung menatap tajam ke arah Yulia. “Yul, aku sama Yuna udah bersahabat dari
kecil. Jarak kami memang semakin jauh sejak dia nikah. Aku nggak suka kamu
ngata-ngatain dia kayak gitu. Aku yang ngejar dia dari dulu.”
“Ndre,
kamu tahu kalau Yuna udah nikah. Kenapa kamu masih ngejar-ngejar dia?”
“Karena
dia baik.”
“Aku
juga baik sama kamu. Kenapa kamu nggak lihat aku?”
“Kalo
sikap kamu kayak gini, aku bakal makin benci sama kamu!” tegas Andre. “Aku udah
ngasih kamu kesempatan, Yul. Jangan bikin aku semakin muak sama kamu!”
“Kamu
muak sama aku? Aku muak sama perempuan penggoda itu!” Yulia menepis tangan
Andre dan langsung mengejar Yuna.
“Yulia
...!” Andre mengerutkan wajah sambil mengepalkan tangannya.
Yulia
melangkah cepat dan berusaha menyerang Yuna.
Yeriko
menatap dingin dan menghalau tangan Yulia yang nyaris menyentuh tubuh Yuna.
Yulia
langsung menghentikan langkahnya dan menatap Yeriko. “Kamu ... suaminya Yuna
kan?”
Yeriko
mengangguk.
“Kamu
jagain istri kamu ini, jangan sampe godain cowok lain!” sentak Yulia.
Yeriko
tersenyum sinis. “Kamu nggak perlu ajari aku!”
Yulia
gelagapan. Ia justru kesal dengan sikap Yeriko yang begitu angkuh.
“Pantes
aja si Yuna masih ngejar laki-laki lain. Punya suami kayak gini,” tutur Yulia
sambil tersenyum sinis.
“Heh,
kamu jangan asal ngomong ya!” Yuna menerobos tubuh Yeriko dan menatap Yulia
kesal. “Kamu masih kurang puas ngata-ngatain aku? Masih ngatain suamiku juga?”
“Yun,
biar aku yang urus dia!” pinta Yeriko sambil menarik Yuna ke belakang
punggungnya. Ia langsung menatap Yulia sambil mengangkat dagunya.
“Kamu
tadi mau ngatain aku apa?” tanya Yeriko sambil menatap Yulia.
“Sombong!”
dengus Yulia. “Kalau kamu emang kaya, kamu nggak akan ambil mobil Andre.
Jangan-jangan, perusahaan kamu udah mau bangkrut. Makanya, ambil mobil Andre
buat menunjang hidup kamu?”
Yeriko
mengernyitkan dahi mendapati tuduhan Yulia. Ia menatap Yulia sambil tertawa
kecil. “Kamu punya otak nggak? Aku ambil mobil Andre bukan karena aku jatuh
miskin. Aku justru bisa bikin keluarga kamu jatuh miskin!”
“Nggak
semudah itu!” sahut Yulia kesal.
“Mudah.
Dalam dua hari, aku bakal akuisisi perusahaan keluarga kamu!” tegas Yeriko
penuh keyakinan.
Yulia
membelalakkan mata. Ia mulai cemas dengan ucapan Yeriko. “Dua hari? Nggak
mungkin dia bisa ngelakuin itu cuma dalam dua hari?” batin Yulia.
Yeriko
tersenyum sinis. Ia berbalik sambil merangkul pinggang Yuna dengan mesra.
Yulia
menghentakkan kakinya. Ia langsung ditarik paksa oleh Andre keluar dari ruang
acara.
“Berani-beraninya
kamu bikin gara-gara sama Yeriko. Kamu tahu nggak apa akibatnya kalau sampai
dia bener-bener mengakuisisi perusahaan kamu?” Andre melepas lengan Yulia dan
menekan tubuh gadis itu ke badan mobil.
“Aku
yakin dia nggak serius. Cuma mau ngancam aku aja biar aku takut sama dia,”
sahut Yulia.
Andre
mengerutkan hidung sambil mengepal tangan. Ia meninju badan mobil Yulia. “Kamu
bener-bener nggak ngerti siapa dia.”
Yulia
terdiam. Ia masih tidak mengerti kesalahan yang ia lakukan. Ia merasa kalau
Yeriko hanya menakut-nakutinya saja.
(( Bersambung ... ))
Awal bulan nih, semua balik ke nol lagi. Dukung terus cerita ini dengan
cara kasih Star, hadiah atau review ya. Kasih peluk_kiss juga boleh, biar aku
makin semangat bikin cerita yang lebih seru dan lebih manis lagi. Jiayou!
Much Love,
@vellanine.tjahjadi

0 komentar:
Post a Comment