Tuesday, May 20, 2025

Perfect Hero Bab 211 - Celah Kecil || a Romance Novel by Vella Nine

 


“Yun ...!” Jheni menyenggol lengan Yuna.

 

Yuna menoleh ke arah Jheni, melepas pelukan Yeriko dan bertanya, “ada apa?”

 

“Kayaknya si Yulia nggak suka banget sama kamu. Kenapa dia?” bisik Jheni.

 

Yuna mengedikkan bahu sambil tersenyum. “Cemburu kali,” sahutnya sambil tertawa kecil.

 

“Nyonya Ye memang pandai bikin orang cemburu,” tutur Jheni lirih. “Panasin sekalian, Yun!”

 

“Hush, jangan mancing keributan, Jhen!” bisik Yuna.

 

“Aku nggak mancing. Lihat aja sebentar lagi!”

 

Yuna tertawa kecil menanggapi ucapan Jheni.

 

“Kenapa?” Yeriko memerhatikan Yuna dan Jheni yang saling berbisik.

 

Yuna membisikkan sesuatu ke telinga Yeriko. Yeriko hanya tersenyum kecil sambil mengangguk menanggapinya.

 

“Jhen, tadi aku cobain kue enak banget. Nggak tahu apa namanya. Aku belum pernah makan. Yuk, kita ke sana lagi!” Yuna menarik Jheni menuju salah satu meja yang berisi aneka dessert.

 

Jheni mengikuti Yuna sambil mengamati semua makanan yang ada di atas meja. “Makanan mana yang kamu maksud?”

 

Yuna meringis. Ia menyuap potongan brownis ke mulutnya.

 

“Kamu bohongin aku, Yun?”

 

Yuna terkekeh geli. “Aku males aja berhadapan sama tunangannya Andre. Tunangan Lian aja udah bikin aku muak, Jhen. Apalagi kalau sampai si Yulia juga nyerang aku gara-gara Andre.”

 

Jheni tertawa kecil. “Aku heran sama kamu, Yun.” Jheni menggenggam rahang Yuna dan memerhatikan wajahnya dengan teliti. “Kamu nggak pake susuk kan? Kenapa cowok-cowok itu tergila-gila sama kamu walau kamu udah bersuami?”

 

“Apaan sih!?” Yuna menepis lengan Jheni. “Aku nggak pernah pake-pake begituan. Kuno banget!” tuturnya kesal.

 

Jheni tertawa kecil menanggapi ucapan Yuna. “Abisnya ... aku iri sama kamu. Dikejar-kejar sama cowok ganteng dan kaya meski sudah punya suami yang nggak kalah ganteng dan kaya. Aku yang jomlo kayak gini, malah nggak ada yang ngejar-ngejar.”

 

“Uch ... kamu jangan ngomong gitu, dong! Mungkin banyak aja cowok yang lagi ngejar kamu. Tapi, kamu nggak lihat karena sibuk ngejar Chandra.”

 

Jheni langsung menoleh ke arah Chandra yang sedang berbincang dengan beberapa tamu yang ada di ruangan tersebut. “Sampai sekarang, dia masih aja belum nyatakan cinta ke aku. Bayangin aja, udah sedekat ini dan dia masih aja belum ngerespon perhatian aku.”

 

“Apa perlu aku bilang ke Chandra, kalau kamu suka sama dia?”

 

“Nggak ada gunanya kalo Chandra emang nggak suka sama aku. Dia belum bisa ngelupain Amara sepenuhnya. Aku nggak mau jadi bahan pelampiasan. Biar aja, semua berjalan seperti ini. Asal masih bisa deket sama dia. Tanpa status yang jelas, aku tetep bahagia.”

 

Yuna terharu mendengar ucapan Jheni. Ia langsung memeluk erat tubuh sahabatnya itu.

 

“Yun ...!” Andre tiba-tiba sudah berdiri di belakang Yuna.

 

Yuna berbalik dan menatap Andre yang berdiri di belakangnya. “Ada apa, Nde?”

 

“Aku mau ngomong berdua sama kamu. Penting.” Ia menatap Jheni yang berdiri di belakang Yuna.

 

Jheni tersenyum. “Kalian bicaralah!” Ia melangkah pergi meninggalkan Andre dan Yuna.

 

“Ada apa, Ndre?” tanya Yuna.

 

“Yun, kamu jangan salah paham!” pinta Andre.

 

Yuna mengernyitkan dahinya. “Eh!? Salah paham gimana?”

 

“Aku sama Yulia nggak ada hubungan apa-apa. Dia yang ngaku-ngaku jadi tunangan aku.”

 

Yuna tertawa kecil mendengar pernyataan Andre.

 

“Ada juga nggak papa, Ndre. Aku malah senang banget lihat kamu bisa punya pasangan.”

 

“Aku nggak suka sama dia. Keluarga yang jodohin kami. Kami sama sekali nggak ada hubungan apa-apa.”

 

Yuna tertawa kecil. “Kamu nggak perlu capek-capek jelasin ini ke aku. Aku bukan siapa-siapa kamu, Ndre. Kamu sama Yulia, cocok banget.”

 

Andre menarik napas dalam-dalam sambil menatap Yuna. “Aku cuma suka sama kamu, Yun.”

 

“Aku udah punya suami, Ndre. Nggak ada pengaruhnya sama sekali kamu mau punya tunangan atau nggak. Aku lebih suka, kalau kamu bisa buka hati kamu buat orang lain. Ngejar aku, kamu Cuma ngelakuin hal yang sia-sia. Karen aku nggak akan pernah menghianati suamiku sendiri.”

 

“Yun, kamu nikah sama Yeriko cuma terpaksa demi ayah kamu. Kenapa kamu mau bertahan kayak gini? Jelas-jelas, nggak ada perasaan cinta di antara kalian.”

 

“Awalnya, aku emang nggak cinta sama Yeriko. Tapi, dia tetep suamiku dan sekarang aku cinta banget sama dia. Jadi, kamu nggak usah berpikir buat ngejar aku lagi, Ndre!” pinta Yuna. “Yulia kelihatan cocok banget sama kamu. Lama-lama, bisa tumbuh cinta di antara kalian. Kalian cuma butuh waktu.” Yuna tersenyum sambil menatap Andre.

 

“Yun ...!”

 

“Ndre, aku pasti bahagia lihat kamu bisa menjalani hidup yang baik di masa depan. Jangan sia-siakan wanita yang lagi ada di samping kamu demi wanita yang sudah dimiliki oleh orang lain.”

 

Andre terdiam. Ia masih tidak mengerti kenapa Yuna selalu menolaknya. Ia masih berharap kalau Yuna bisa berpisah dengan Yeriko sebab pernikahan mereka bukan karena saling mencintai. Bisa saja, perasaan cinta yang Yuna rasakan saat ini hanya sementara saja karena Yeriko masih memperlakukannya begitu istimewa.

 

Yuna tersenyum sambil meraih lengan Andre. “Ndre, lepasin ya! Kamu akan lebih bahagia saat bisa membuka hati kamu untuk orang lain!” pinta Yuna. Ia mengelus punggung tangan Andre. Melepas tangannya perlahan dan berbalik pergi. Ia melangkah sambil tersenyum penuh percaya diri menghampiri suaminya.

 

Dari kejauhan, sepasang mata Yuli terus memerhatikan Andre dan Yuna. Perasaannya semakin tak karuan. Ia merasa kalau kehadiran Yuna adalah ancaman terbesar bagi hubungannya dengan Andre yang baru saja akan terjalin.

 

“Kamu siapanya Andre?” tanya Bellina sambil menghampiri Yulia.

 

Yulia langsung menoleh ke arah Bellina. “Kamu siapa?”

 

“Kenalin, aku Bellina. Tunangannya Wilian Wijaya. Temennya Andre juga waktu kecil.” Bellina mengulurkan tangannya ke arah Yulia.

 

“Oh. Yulia. Tunangannya Andre.” Yulia membalas uluran tangan Bellina.

 

“Sombong banget nih cewek?” gumam Belina dalam hati. Ia menarik napas perlahan dan tersenyum manis ke arah Yulia.

 

“Oh, kamu tunangannya Andre? Aku baru tahu kalau Andre punya tunangan. Selama ini ... Andre selalu deketin Yuna. Aku pikir, dia nggak punya hubungan sama orang lain,” tutur Bellina.

 

“Kamu tahu siapa cewek yang lagi sama Andre itu?” tanya Yulia.

 

Bellina mengangguk sambil memainkan gelas jus di tangannya. “Dia bukan cuma deketin Andre yang masih single. Dia juga deketin tunanganku. Wanita penggoda kayak dia, siapa yang nggak kenal?”

 

“Maksud kamu?”

 

Bellina mengangguk kecil.

 

“Dia udah punya suami. Tapi masih gangguin tunangan orang?” Yulia mengernyitkan dahi.

 

Bellina mengangguk. “Secara, cowok yang udah punya tunangan, nggak akan tertarik sama istri orang kalau nggak digodain duluan kan?”

 

Yulia manggut-manggut. Ia kini mengerti kenapa Andre terus mengejar Yuna dan mengabaikan dirinya yang telah melakukan banyak hal untuk Andre. Ia menatap Yuna dari kejauhan dengan tatapan penuh kebencian.

 

Bellina tersenyum puas melihat raut wajah Yulia. Ia bisa menggunakan Yulia untuk menindas Yuna. Cukup memberikan sedikit bumbu dalam kisah-kisah Yuna dan Andre, maka ia bisa memperalat Yulia untuk membalaskan dendamnya.

 

 

 

(( Bersambung ... ))

 

Awal bulan nih, semua balik ke nol lagi. Dukung terus cerita ini dengan cara kasih Star, hadiah atau review ya. Kasih peluk_kiss juga boleh, biar aku makin semangat bikin cerita yang lebih seru dan lebih manis lagi. Jiayou!

 

 

Much Love,

@vellanine.tjahjadi

 

0 komentar:

Post a Comment

Copyright © Rin Muna
Design by Anders Noren | Blogger Theme by NewBloggerThemes.com | Edited by Gigip Andreas