“Yun
...!” Jheni menyenggol lengan Yuna.
Yuna
menoleh ke arah Jheni, melepas pelukan Yeriko dan bertanya, “ada apa?”
“Kayaknya
si Yulia nggak suka banget sama kamu. Kenapa dia?” bisik Jheni.
Yuna
mengedikkan bahu sambil tersenyum. “Cemburu kali,” sahutnya sambil tertawa
kecil.
“Nyonya
Ye memang pandai bikin orang cemburu,” tutur Jheni lirih. “Panasin sekalian,
Yun!”
“Hush,
jangan mancing keributan, Jhen!” bisik Yuna.
“Aku
nggak mancing. Lihat aja sebentar lagi!”
Yuna
tertawa kecil menanggapi ucapan Jheni.
“Kenapa?”
Yeriko memerhatikan Yuna dan Jheni yang saling berbisik.
Yuna
membisikkan sesuatu ke telinga Yeriko. Yeriko hanya tersenyum kecil sambil
mengangguk menanggapinya.
“Jhen,
tadi aku cobain kue enak banget. Nggak tahu apa namanya. Aku belum pernah
makan. Yuk, kita ke sana lagi!” Yuna menarik Jheni menuju salah satu meja yang
berisi aneka dessert.
Jheni
mengikuti Yuna sambil mengamati semua makanan yang ada di atas meja. “Makanan
mana yang kamu maksud?”
Yuna
meringis. Ia menyuap potongan brownis ke mulutnya.
“Kamu
bohongin aku, Yun?”
Yuna
terkekeh geli. “Aku males aja berhadapan sama tunangannya Andre. Tunangan Lian
aja udah bikin aku muak, Jhen. Apalagi kalau sampai si Yulia juga nyerang aku
gara-gara Andre.”
Jheni
tertawa kecil. “Aku heran sama kamu, Yun.” Jheni menggenggam rahang Yuna dan
memerhatikan wajahnya dengan teliti. “Kamu nggak pake susuk kan? Kenapa
cowok-cowok itu tergila-gila sama kamu walau kamu udah bersuami?”
“Apaan
sih!?” Yuna menepis lengan Jheni. “Aku nggak pernah pake-pake begituan. Kuno
banget!” tuturnya kesal.
Jheni
tertawa kecil menanggapi ucapan Yuna. “Abisnya ... aku iri sama kamu.
Dikejar-kejar sama cowok ganteng dan kaya meski sudah punya suami yang nggak
kalah ganteng dan kaya. Aku yang jomlo kayak gini, malah nggak ada yang
ngejar-ngejar.”
“Uch
... kamu jangan ngomong gitu, dong! Mungkin banyak aja cowok yang lagi ngejar
kamu. Tapi, kamu nggak lihat karena sibuk ngejar Chandra.”
Jheni
langsung menoleh ke arah Chandra yang sedang berbincang dengan beberapa tamu
yang ada di ruangan tersebut. “Sampai sekarang, dia masih aja belum nyatakan
cinta ke aku. Bayangin aja, udah sedekat ini dan dia masih aja belum ngerespon
perhatian aku.”
“Apa
perlu aku bilang ke Chandra, kalau kamu suka sama dia?”
“Nggak
ada gunanya kalo Chandra emang nggak suka sama aku. Dia belum bisa ngelupain
Amara sepenuhnya. Aku nggak mau jadi bahan pelampiasan. Biar aja, semua
berjalan seperti ini. Asal masih bisa deket sama dia. Tanpa status yang jelas,
aku tetep bahagia.”
Yuna
terharu mendengar ucapan Jheni. Ia langsung memeluk erat tubuh sahabatnya itu.
“Yun
...!” Andre tiba-tiba sudah berdiri di belakang Yuna.
Yuna
berbalik dan menatap Andre yang berdiri di belakangnya. “Ada apa, Nde?”
“Aku
mau ngomong berdua sama kamu. Penting.” Ia menatap Jheni yang berdiri di
belakang Yuna.
Jheni
tersenyum. “Kalian bicaralah!” Ia melangkah pergi meninggalkan Andre dan Yuna.
“Ada
apa, Ndre?” tanya Yuna.
“Yun,
kamu jangan salah paham!” pinta Andre.
Yuna
mengernyitkan dahinya. “Eh!? Salah paham gimana?”
“Aku
sama Yulia nggak ada hubungan apa-apa. Dia yang ngaku-ngaku jadi tunangan aku.”
Yuna
tertawa kecil mendengar pernyataan Andre.
“Ada
juga nggak papa, Ndre. Aku malah senang banget lihat kamu bisa punya pasangan.”
“Aku
nggak suka sama dia. Keluarga yang jodohin kami. Kami sama sekali nggak ada
hubungan apa-apa.”
Yuna
tertawa kecil. “Kamu nggak perlu capek-capek jelasin ini ke aku. Aku bukan
siapa-siapa kamu, Ndre. Kamu sama Yulia, cocok banget.”
Andre
menarik napas dalam-dalam sambil menatap Yuna. “Aku cuma suka sama kamu, Yun.”
“Aku
udah punya suami, Ndre. Nggak ada pengaruhnya sama sekali kamu mau punya
tunangan atau nggak. Aku lebih suka, kalau kamu bisa buka hati kamu buat orang
lain. Ngejar aku, kamu Cuma ngelakuin hal yang sia-sia. Karen aku nggak akan
pernah menghianati suamiku sendiri.”
“Yun,
kamu nikah sama Yeriko cuma terpaksa demi ayah kamu. Kenapa kamu mau bertahan
kayak gini? Jelas-jelas, nggak ada perasaan cinta di antara kalian.”
“Awalnya,
aku emang nggak cinta sama Yeriko. Tapi, dia tetep suamiku dan sekarang aku
cinta banget sama dia. Jadi, kamu nggak usah berpikir buat ngejar aku lagi,
Ndre!” pinta Yuna. “Yulia kelihatan cocok banget sama kamu. Lama-lama, bisa
tumbuh cinta di antara kalian. Kalian cuma butuh waktu.” Yuna tersenyum sambil
menatap Andre.
“Yun
...!”
“Ndre,
aku pasti bahagia lihat kamu bisa menjalani hidup yang baik di masa depan.
Jangan sia-siakan wanita yang lagi ada di samping kamu demi wanita yang sudah
dimiliki oleh orang lain.”
Andre
terdiam. Ia masih tidak mengerti kenapa Yuna selalu menolaknya. Ia masih
berharap kalau Yuna bisa berpisah dengan Yeriko sebab pernikahan mereka bukan
karena saling mencintai. Bisa saja, perasaan cinta yang Yuna rasakan saat ini
hanya sementara saja karena Yeriko masih memperlakukannya begitu istimewa.
Yuna
tersenyum sambil meraih lengan Andre. “Ndre, lepasin ya! Kamu akan lebih
bahagia saat bisa membuka hati kamu untuk orang lain!” pinta Yuna. Ia mengelus
punggung tangan Andre. Melepas tangannya perlahan dan berbalik pergi. Ia
melangkah sambil tersenyum penuh percaya diri menghampiri suaminya.
Dari
kejauhan, sepasang mata Yuli terus memerhatikan Andre dan Yuna. Perasaannya
semakin tak karuan. Ia merasa kalau kehadiran Yuna adalah ancaman terbesar bagi
hubungannya dengan Andre yang baru saja akan terjalin.
“Kamu
siapanya Andre?” tanya Bellina sambil menghampiri Yulia.
Yulia
langsung menoleh ke arah Bellina. “Kamu siapa?”
“Kenalin,
aku Bellina. Tunangannya Wilian Wijaya. Temennya Andre juga waktu kecil.”
Bellina mengulurkan tangannya ke arah Yulia.
“Oh.
Yulia. Tunangannya Andre.” Yulia membalas uluran tangan Bellina.
“Sombong
banget nih cewek?” gumam Belina dalam hati. Ia menarik napas perlahan dan
tersenyum manis ke arah Yulia.
“Oh,
kamu tunangannya Andre? Aku baru tahu kalau Andre punya tunangan. Selama ini
... Andre selalu deketin Yuna. Aku pikir, dia nggak punya hubungan sama orang
lain,” tutur Bellina.
“Kamu
tahu siapa cewek yang lagi sama Andre itu?” tanya Yulia.
Bellina
mengangguk sambil memainkan gelas jus di tangannya. “Dia bukan cuma deketin
Andre yang masih single. Dia juga deketin tunanganku. Wanita penggoda kayak
dia, siapa yang nggak kenal?”
“Maksud
kamu?”
Bellina
mengangguk kecil.
“Dia
udah punya suami. Tapi masih gangguin tunangan orang?” Yulia mengernyitkan
dahi.
Bellina
mengangguk. “Secara, cowok yang udah punya tunangan, nggak akan tertarik sama
istri orang kalau nggak digodain duluan kan?”
Yulia
manggut-manggut. Ia kini mengerti kenapa Andre terus mengejar Yuna dan
mengabaikan dirinya yang telah melakukan banyak hal untuk Andre. Ia menatap
Yuna dari kejauhan dengan tatapan penuh kebencian.
Bellina
tersenyum puas melihat raut wajah Yulia. Ia bisa menggunakan Yulia untuk
menindas Yuna. Cukup memberikan sedikit bumbu dalam kisah-kisah Yuna dan Andre,
maka ia bisa memperalat Yulia untuk membalaskan dendamnya.
(( Bersambung ... ))
Awal bulan nih, semua balik ke nol lagi. Dukung terus cerita ini dengan
cara kasih Star, hadiah atau review ya. Kasih peluk_kiss juga boleh, biar aku
makin semangat bikin cerita yang lebih seru dan lebih manis lagi. Jiayou!
Much Love,
@vellanine.tjahjadi

0 komentar:
Post a Comment