Tuesday, May 20, 2025

Perfect Hero Bab 210 - Kehadiran Walikota || a Romance Novel by Vella Nine

 

 


 

“Ada apa ini?” tanya Lian sambil menghampiri Bellina.

 

“Bagus kamu datang. Kasih tahu tunangan kamu ini buat berhenti ganggu istriku!” sahut Yeriko dingin.

 

“Ini ada apa?” tanya Lian bingung.

 

“Li, Bellina nggak ada capeknya gangguin Yuna mulu. Aku heran, kenapa sih dia masih aja bikin Yuna susah. Yuna udah memilih keluar dari keluarga kalian. Masih kurang puas?” sahut Jheni kesal.

 

Lian menoleh ke arah Bellina. “Kamu ... gangguin Yuna lagi?”

 

Bellina menggelengkan kepala.

 

“Aku udah peringatin kamu berkali-kali. Jangan sampe kesabaranku habis!” Yeriko menunjuk wajah Bellina penuh kebencian.

 

Bellina semakin kesal karena Lian juga memilih untuk membela Yuna.

 

“Sorry, Yer!” Lian langsung menarik Bellina menjauhi kerumunan orang-orang tersebut.

 

“Ckckck, itu anak bener-bener nggak tahu malu,” celetuk Bunda Yana.

 

“Maaf, Bunda ... aku bikin kekacauan di sini,” tutur Yuna.

 

“Bukan salah kamu,” sahut Bunda Yana sambil tersenyum menatap Yuna.

 

Yuna balas tersenyum. Sebenarnya, ia tidak ingin membuat kekacauan di acara pesta. Namun, sikap Bellina yang sudah keterlaluan membuatnya tidak tahan dan mereka menjadi pusat perhatian banyak orang. Untungnya, suami, mama mertua dan sahabatnya ikut membantunya menyelesaikan Bellina.

 

Sementara itu, Lian membawa tunangannya menjauh dari keramaian. “Bel, kamu bisa nggak berhenti gangguin Yuna?”

 

“Kamu belain dia?”

 

“Aku bukan belain dia. Tapi, sikap kamu ini udah keterlaluan. Nggak seharusnya kamu kayak gini di sini. Kamu selalu aja bikin masalah setiap kali ada Yuna. Apa nggak bisa diam-diam aja?”

 

“Dia yang cari masalah duluan sama aku.”

 

“Nggak mungkin dia yang cari gara-gara duluan. Aku tahu banget gimana dia. Dia nggak akan bikin keributan sama orang lain kalau dia nggak terganggu.”

 

“Oh ... sekarang kamu lebih belain dia daripada aku? Bilang aja kalo kamu masih cinta sama dia!” seru Bellina.

 

“Bel, bisa nggak kamu berpikir santai? Aku sama Yuna udah nggak ada hubungan apa-apa lagi. Dia juga udah nikah sama Yeriko.”

 

“Kenapa? Nggak ada hubungannya dia udah nikah atau belum. Bisa aja kamu suka sama istri orang. Sama aja kayak Andre yang ngejar Yuna terang-terangan walau dia tahu kalau Yuna udah nikah.”

 

“Bel, bisa nggak kamu berpikir lebih terbuka? Kamu lagi hamil muda. Nggak usah berpikir macam-macam!” pinta Lian. “Lebih baik, kamu pikirkan kondisi perkembangan anak kita!”

 

Bellina terdiam. Ia semakin merasa posisinya tersingkir karena semua orang membela Yuna termasuk tunangannya sendiri.

 

“Bel, sudahlah. Kamu lupain semua masa lalu yang udah terjadi antara kita bertiga. Kita udah punya kehidupan masing-masing. Daripada kamu sibuk ngurusin Yuna, lebih baik kamu fokus sama hubungan kita!” pinta Lian sambil merengkuh tubuh Bellina ke pelukannya. Ia tidak tahu bagaimana menghadapi Bellina agar tidak terus menerus mengintimidasi Yuna.

 

Semakin banyak hal yang dilakukan Bellina, bukan membuatnya semakin cinta. Ia justru merasa kalau Yuna jauh lebih baik dari Bellina. Ia tidak tahu bagaimana cara melindungi Yuna tanpa menyakiti Bellina dan calon anak yang ada dalam rahim tunangannya itu.

 

Bellina tersenyum bahagia dalam pelukan Lian. Matanya tiba-tiba tertuju pada sosok Andre yang menggandeng wanita cantik masuk ke ruangan. Ia tersenyum puas melihatnya.

 

Di saat bersamaan, Walikota masuk ke ruangan. Ia langsung menyapa Yeriko dan Chandra yang sedang asyik berbincang.

 

“Hei, gimana kabar kalian?” tanya Damono sambil menatap Yeriko dan Chandra.

 

Yeriko dan Chandra menunduk hormat.

 

“Baik, Pak. Gimana kabar Bapak?” sapa Yeriko.

 

“Baik, baik. Gimana proyek yang lagi kamu kerjakan? Lancar?” tanya Damono.

 

Yeriko mengangguk. “Semua lancar.”

 

Damono menepuk-nepuk bahu Yeriko. “Saya dengar, kamu juga sudah menikah ya?”

 

Yeriko tersenyun sambil mengangguk.

 

Damono tertawa kecil. “Memang benar apa kata orang, menikah itu bisa mendatangkan rejeki. Saya dengar, dalam waktu lima bulan ini kamu sudah mengakuisisi beberapa perusahaan dan mulai mengembangkan bisnis ke sektor lain. Apa benar?”

 

Yeriko tertawa kecil. “Bapak bisa aja.”

 

“Kamu gimana?” tanya Damono sambil menatap Chandra.

 

Chandra tersenyum kecil menanggapi pertanyaan Damono. “Belum ada jodohnya, Pak.”

 

“Sudah sedewasa ini, harusnya kamu sudah menikah. Jangan kalah sama Yeri!”

 

Chandra hanya tertawa kecil sambil menggaruk kepalanya yang tidak gatal.

 

“Lihat Yeriko! Setelah menikah, bisnisnya berkembang pesat. Kalian tahu, istri itu membawa keberuntungan. Kalau rumah tangga harmonis, rejeki keluarga mengalir dengan baik. Kamu pikirkan buat segera menikah!” pinta Damono. “Muda dan sukses, semua perempuan pasti mau sama kamu,” lanjutnya sambil menatap Chandra.

 

“Ah, Bapak bisa aja,” sahut Chandra sambil tersenyum kecil.

 

“Oh ya, istri kamu yang mana?” tanya Damono sambil mengedarkan pandangannya.

 

“Itu, lagi sama Mama!” Yeriko menunjuk Yuna yang sedang berbincang kembali dengan Bunda Yana dan yang lainnya.

 

“Cantik banget. Bukan cuma pandai berbisnis, pandai juga pilih istri,” puji Damono.

 

“Hahaha.”

 

“Gadis di sebelahnya lagi, pacarnya Chandra,” bisik Yeriko di telinga Damono.

 

“Oh ... ternyata sudah punya calon? Saya tunggu kabar baiknya segera!” Damono tertawa kecil sambil menatap Chandra.

 

“Kapan aku bilang pacaran sama Jheni?” bisik Chandra di telinga Yeriko.

 

Yeriko hanya tersenyum kecil.

 

“Ayo, kita datangi bidadari-bidadari kita!” ajak Damono sambil mengajak Yeriko dan Chandra menghampiri Yana dan yang lainnya.

 

Yeriko dan Chandra tertawa kecil dan mengikuti langkah Damono. Ia kembali menghampiri Yuna dan langsung memeluknya dengan mesra.

 

“Bellina nggak ganggu kamu lagi kan?” bisik Yeriko di telinga Yuna.

 

Yuna menggelengkan kepala sambil menatap Yeriko.

 

“Pengantin baru, mesra banget!” tutur Damono.

 

Yeriko tersenyum kecil. Ia mengecup pelipis Yun dan mengeratkan pelukannya.

 

Damono ikut merangkul istrinya. “Kita jangan kalah sama yang muda. Semakin tua, harus makin sayang.” Ia mengecup kening istrinya. “Selamat ulang tahun Bunda-nya anak-anak di kota ini. Dapet salam dari semua warga lewat twitter.”

 

“Oh ya? Sampaikan salam balik Mama ke semuanya!”

 

Damono tersenyum sambil menganggukkan kepala.

 

Semua orang tersenyum bahagia melihat kemesraan Walikota dengan istrinya. Mereka juga sangat senang dengan sikap Walikota yang humble, menyapa semua orang yang hadir di ruangan itu dengan ramah.

 

“Selamat malam, Pak!” sapa Andre yang tiba-tiba muncul bersama Yulia. “Maaf, kami terlambat,” ucapnya sambil menunduk hormat.

 

“Selamat ulang tahun, Bunda!” Yulia mengulurkan tangannya ke arah Yana.

 

“Makasih!” Yana membalas uluran tangan Yulia dan tersenyum manis.

 

“Selamat ulang tahun, Bunda.” Ande mengulurkan tangannya sambil mengucapkan selamat untuk Yana.

 

Yana tersenyum. Ia membalas uluran tangan Andre. “Makasih banyak, ya!”

 

Yulia tersenyum sambil menyodorkan paper bag ke arah Yana. “Hadiah dari kami.”

 

“Ah, kalian repot-repot bawa hadiah. Kalian datang aja, Bunda udah senang.”

 

Yulia dan Andre saling pandang sambil tersenyum. Mereka juga menyapa semua orang.

 

Andre terus menatap Yuna yang berada dalam pelukan Yeriko. Membuat Yulia, ikut menatap kesal ke arah Yuna.

 

Yulia masih tidak mengerti kenapa Andre terus mengejar Yuna yang sudah menikah dan terlihat sangat bahagia bersama suaminya.

 

 

 

(( Bersambung ... ))

 

Awal bulan nih, semua balik ke nol lagi. Dukung terus cerita ini dengan cara kasih Star, hadiah atau review ya. Kasih peluk_kiss juga boleh, biar aku makin semangat bikin cerita yang lebih seru dan lebih manis lagi. Jiayou!

 

 

Much Love,

@vellanine.tjahjadi

 

0 komentar:

Post a Comment

Copyright © Rin Muna
Design by Anders Noren | Blogger Theme by NewBloggerThemes.com | Edited by Gigip Andreas