Tuesday, May 20, 2025

Perfect Hero Bab 207 - Mulai Protektif || a Romance Novel by Vella Nine

 


“Sore ...!” Yuna langsung menghambur ke pelukan Yeriko yang sedang menunggunya di halaman kantor Wijaya Group.

 

“Terlambat lima menit,” tutur Yeriko dingin sambil melirik arloji yang ada di tangannya.

 

“Cuma lima menit. Ruangan aku ada di lantai enam. Butuh waktu buat turun ke sini.”

 

“Tetep aja telat,” sahut Yeriko. Ia langsung membukakan pintu mobil untuk Yuna.

 

Yuna memerhatikan wajah Yeriko yang begitu buruk seperti saat pertama kali ia mengenalnya. “Kamu abis makan apa?” goda Yuna tanpa mengalihkan pandangannya dari wajah Yeriko.

 

Yeriko langsung mendorong kepala Yuna masuk ke mobil dan menutup pintu mobil.

 

“Ini orang kenapa sih?” gumam Yuna sambil mengamati tubuh Yeriko sampai ia masuk ke dalam mobil.

 

“Kamu kenapa sih?” tanya Yuna sambil menatap Yeriko.

 

“Nggak papa.”

 

“Jutek amat!?” celetuk Yuna.

 

“Lagi kesel sama kamu!”

 

“Kesel kenapa?” tanya Yuna sambil menahan tawa.

 

“Kamu nggak mau nurut sama aku.”

 

Yuna tertawa kecil menatap Yeriko. “Kamu kekanak-kanakkan banget sih? Kalo aku keluar kantor buru-buru, terus aku jatuh gimana? Bukannya malah rugi?”

 

Yeriko melirik ke arah Yuna.

 

Yuna tersenyum. Ia mencubit kedua pipi Yeriko. “Senyum!” pintanya manja.

 

Yeriko tersenyum kecil. “Mulai besok, kamu yang nunggu aku aku kasih waktu sepuluh menit buat turun!”

 

“Oke.” Yuna langsung mengecup bibir Yeriko. “Jangan marah lagi ya!”

 

Yeriko mengangguk. Ia menyalakan mesin dan menjalankan mobilnya perlahan.

 

“Oh ya, ada undangan dari Bunda Yana.” Yeriko menyodorkan kertas undangan ke hadapan Yuna.

 

“Wah …! Bunda Yana ulang tahun? Malam ini?” Yuna memerhatikan undangan yang ada di tangannya.

 

“He-em.”

 

Yuna langsung menatap wajah Yeriko. “Mendadak banget? Kita belum nyiapin kado buat Bunda Yana.”

 

“Cari sekarang aja. Gimana?”

 

Yuna mengangguk.

 

“Di acara nanti, akan ada banyak orang penting yang datang. Pejabat dan para pebisnis besar di kota ini, pasti datang ke sana. Jadi, kamu harus mempersiapkan diri dengan baik!” pinta Yeriko.

 

Yuna tersenyum sambil menganggukkan kepala.

 

Yeriko langsung melajukan mobilnya menuju salah satu pusat perbelanjaan yang ada di pusat kota. Mereka berkeliling untuk mencari kado yang cocok untuk mereka berikan pada istri walikota.

 

Setelah berkeliling, mata Yuna akhirnya tertuju pada satu set lengkap Tea Set Yixing Pasir Ungu yang sangat unik dan elegan.

 

“Yer, ini gimana?” tanya Yuna sambil menatap Tea Set tersebut dengan mata berbinar.

 

“Bagus. Selera kamu emang berkelas,” jawab Yeriko sambil tersenyum.

 

Yuna tersenyum dan terus memerhatikan Tea Set tersebut. Ia tak menyangka kalau bisa menemukan barang yang bagus di tempat seperti ini. Ia langsung mengambil barang tersebut untuk ia berikan sebagai hadiah ulang tahun.

 

“Yer, di daerah sini ada pengrajin gerabah kayak gini atau nggak sih?” tanya Yuna sambil melangkahkan kakinya ke luar usai membeli hadiah untuk istri walikota.

 

“Ada.”

 

“Di mana?”

 

“Malang.”

 

“Kapan-kapan, ajak aku ke sana ya!”

 

“Mau ngapain?”

 

“Pengen belajar.”

 

Yeriko mengernyitkan dahi. “Nanti, aku panggil orangnya ke rumah buat ngajarin kamu.”

 

“Eh!?”

 

“Yun, kamu nggak usah pengen macem-macem, deh!” pinta Yeriko. “Malang bukan kota yang dekat, kamu kira lima menit nyampe?” lanjutnya.

 

Yuna memonyongkan bibirnya. Ia sedikit kecewa karena Yeriko tidak mengizinkan dirinya pergi melihat kerajinan gerabah yang ada di kota sebelah.

 

“Iya, nanti aku ajak kamu main ke sana.” Yeriko tak tahan melihat raut wajah Yuna yang tiba-tiba murung.

 

Yuna tersenyum sambil menatap Yeriko. “Beneran?”

 

Yeriko mengangguk.

 

“Janji?”

 

“Iya, janji. Tunggu aku nggak sibuk, ya?”

 

Yuna mengangguk. Mereka melangkahkan kakinya masuk ke salah satu toko pakaian.

 

Yuna melihat-lihat beberapa gaun yang ada di toko pakaian tersebut.

 

Mata Yeriko tertuju pada gaun panjang berwarna pastel yang ada di sudut toko. Ia mengambil gaun tersebut dan memberikannya pada Yuna. “Cobain ini!” pintanya.

 

Yuna mengangguk. Ia segera mencoba gaun yang diberikan oleh Yeriko.

 

“Gimana, bagus?” tanya Yuna begitu ia keluar dari kamar ganti.

 

Yeriko mengacungkan jempol ke arah Yuna.

 

Yuna tersenyum senang, ia merasa gaun pilihan Yeriko sangat baik. Bunga aster yang jatuh menghiasi gaunnya dan sedikit warna debu membuatnya terlihat sangat cantik dan elegan.

 

Usai memilih pakaian, mereka bergegas kembali ke rumah untuk mempersiapkan diri pergi ke perjamuan ulang tahun istri walikota.

 

“Udah bisa make-up sendiri?” tanya Yeriko begitu melihat istrinya sibuk merias wajahnya di depan cermin.

 

“He-em.” Yuna mengangguk kecil. “Bilang Irvan, aku harus bisa mengandalkan diriku sendiri. Jadi, aku belajar make-up sendiri. Nggak perlu keluar biaya buat bayar make-up artist. Lebih hemat.”

 

Yeriko tertawa kecil sambil mengenakan jasnya. “Masih aja perhitungan kalo soal uang. Nggak perlu pelit buat diri sendiri.”

 

“Mmh ... aku tahu suamiku sangat kaya. Tapi, aku tetep aja harus berhemat. Kasihan suamiku yang capek kerja, terus aku cuma hambur-hambur uang.”

 

“Aku emang cari uang buat kamu.”

 

“Eh!?” Yuna menengadahkan kepalanya menatap Yeriko yang sudah ada di atasnya.

 

Yeriko tersenyum menatap istrinya dari balik cermin.

 

Yuna bergegas menyelesaikan riasannya. Ia bangkit dan meraih kotak kado yang telah ia siapkan untuk istri walikota. Ia menarik napas beberapa kali. Di tempat pesta, ia akan bertemu dengan kolega-kolega suaminya dan juga beberapa pejabat pemerintahan.

 

“Udah siap?” tanya Yeriko sambil merangkul pinggang Yuna.

 

Yuna menganggukkan kepala. Mereka bergegas keluar rumah, berangkat menuju tempat acara ulang tahun istri walikota.

 

“Hari ini udah minum obat?” tanya Yeriko saat di tengah perjalanan.

 

Yuna mengangguk. “Bibi War perhatian banget sama aku. Dia nggak pernah telat sedetikpun buat nyiapin obat.”

 

Yeriko tersenyum sambil menoleh ke arah Yuna yang duduk di sampingnya. “Ini pesta ulang tahun, di sana banyak makanan enak. Kamu jangan makan sembarangan!” pinta Yeriko.

 

Yuna mengangguk.

 

“Nggak boleh minum alkohol. Kamu lagi program hamil.”

 

Yuna mengangguk lagi.

 

“Jangan jauh-jauh dari aku!” pinta Yeriko lagi. “Di sana, akan ada banyak kolega yang datang. Kamu ngerti kan harus gimana sebagai Nyonya Muda Galaxy Group?”

 

Yuna mengangguk.

 

“Mama udah sampai di mana?” tanya Yeriko.

 

“Udah di jalan juga.” Yuna menatap layar ponsel sambil membaca pesan dari Rullyta. “Kok tahu kalau aku lagi chatting sama Mama?” batin Yuna dalam hati.

 

“Oh ya, sampai di mana persiapan pesta pernikahan kita?” tanya Yeriko lagi.

 

“Mama lagi cari venue.”

 

“Vendor udah dapet?”

 

Yuna menganggukkan kepala.

 

“Kamu kenapa?”

 

“Eh, nggak papa.”

 

“Dari tadi, cuma manggut-manggut aja. Biasanya mobil ini penuh sama suara kamu.”

 

Yuna meringis sambil menoleh ke arah Yeriko. “Aku nervous.”

 

“Nervous kenapa?”

 

“Nggak papa. Kali ini bakal ketemu banyak ibu pejabat. Masih mikir aja, mereka bakal ngajuin pertanyaan apa aja ke aku. Aku takut salah.”

 

“Jawab apa adanya!”

 

Yuna tersenyum dan mengangguk kecil. Ia merasa sangat bahagia memiliki suami yang terus mendukung setiap langkahnya. Walau ia merasa, Yeriko mulai protektif dan mengontrol dirinya. Ia menerima dengan bahagia.

 

 

(( Bersambung ))

 

Bulan baru, jadi awal yang baru juga. Dukung terus Perfect Hero biar aku makin semangat bikin cerita yang lebih manis dan lebih seru lagi. Thanks semua atas dukungan Star dan hadiahnya. I Love you double-double ...

 

Much Love,

@vellanine.tjahjadi

 

 

0 komentar:

Post a Comment

Copyright © Rin Muna
Design by Anders Noren | Blogger Theme by NewBloggerThemes.com | Edited by Gigip Andreas