Tuesday, April 26, 2022

Biasakan Anak Mandiri, Bukan Nggak Sayang‼️



Pagi-pagi sekali, aku sempatkan untuk mengintip gadget milik anakku.

Beberapa hari lalu, aku memang mengajarinya untuk membalas pesan, cara mengisi absen dan mengirimkan tugas yang diberikan oleh Ibu Guru lewat group Whatsapp.


Alhamdulillah, hanya kuberikan contoh sekali dan dia langsung apply tanpa banyak tanya-tanya lagi.
Dia sudah bisa membaca dan mengerti dengan baik pesan dari ibu gurunya. Bisa membalas pesan, dan mengirimkan tugasnya secara mandiri. Tidak lagi dibimbing oleh ibunya.

Kenapa sih masih kecil kok dibiarkan main hape sendiri?

Ya. Karena anak harus dibiarkan mandiri. 
Aku adalah salah satu orang tua yang menginginkan anak-anaknya bisa mandiri. Melakukan kegiatannya sehari-hari tanpa banyak meminta bantuan dari ibunya.

Kenapa?

Karena, akan ada saat di mana kita tidak bisa bersama anak. Akan ada momen di mana kita harus meninggalkan anak. Entah itu karena ada keperluan penting, pekerjaan atau bahkan saat sedang sakit.

Jadi, anak sudah terbiasa mengurus kebutuhannya sendiri.

Sejak usia lima tahun, aku sudah membiasakan Livia melakukan semuanya sendiri. Aku hanya akan membantu saat dia merasa kesulitan atau memang belum mamph mengerjakannya. Seperti memasak, aku belum berani melepas dia di dapur sendirian. Masih harus aku awasi meski ia sudah belajar untuk masak sendiri.

Untuk hal-hal yang sekiranya dia bisa lakukan sendiri, aku berusaha untuk tidak mencampurinya.

Membiarkan dia mandiri dan tidak sedikit-sedikit membantu saat belajar, cukup efektif untuk dia mengeksplorasi dirinya sendiri. Dia tidak terlalu bergantung padaku dan rasa ingin tahunya semakin tinggi karena aku lebih banyak memberinya pertanyaan daripada dia yang banyak bertanya. Dia akan mencari sumber jawaban dari buku atau orang-orang di sekelilingnya yang ia anggap tahu.


Oleh karenanya, aku memang membiarkan dia bereksplorasi sendiri dan tetap dalam pengawasan. Sehingga, aku juga terkejut saat melihat chat yang dia kirim ke grup untuk gurunya. Aku bahkan masih belum percaya kalau dia sudah pandai membalas pesan. Hal ini membuatku sedikit lega karena akhirnya anakku sudah mulai mandiri, bisa mengerjakan tugasnya sendiri dan mengirimnya. Tidak begitu merepotkan orang tua kecuali untuk hal-hal yang masih sulit untuk ia jangkau.

0 komentar:

Post a Comment

Copyright © Rin Muna
Design by Anders Noren | Blogger Theme by NewBloggerThemes.com | Edited by Gigip Andreas