Menu BacaanMu
- Perfect Hero (309)
- Puisi (121)
- My Experience (118)
- Rumah Literasi Kreatif (86)
- Novel MLB (80)
- Cerpen (70)
- Then Love (57)
- Belajar Menulis (52)
- Esai (47)
- Puisi Akrostik (43)
- Artikel (42)
- Review Novel (21)
- Review Drama (18)
- Relima Perpusnas RI (16)
- Ekonomi & Bisnis (9)
- Novel The Cakra (8)
- Wisata (8)
- Aku dan Taman Bacaku (6)
- Review Aplikasi (6)
- Kumpulan Novel (5)
- Novel ILY Ustadz (4)
- Pendamping Nakal (3)
- Biografi Penulis (2)
- Opini (2)
- Daily (1)
- Donasi (1)
- Dongeng (1)
- Komunitas (1)
- Materi Cerdas Cermat (1)
Tuesday, May 21, 2024
Monday, May 20, 2024
Persahabatan Perempuan Indonesia dan Pria Amerika
Perempuan Indonesia lahir dengan sifat yang
sangat ramah. Laki-laki Amerika cenderung pasif dan berteman dengan wanita
hanya untuk hubungan spesial ( seperti romansa). Persahabatan lintas budaya
antara perempuan Indonesia dan Laki-laki Amerika bisa mengalami masalah apabila
tidak ada kecocokan, misalnya ketika perempuan Indonesia tidak ingin menjalin
hubungan yang lebih spesial, maka laki-laki Amerika akan mengakhiri hubungan
pertemanan tersebut. Karena laki-laki Amerika lebih suka menjalin hubungan yang
percintaan yang romantis dengan perempuan. Mereka tidak ingin berteman
biasa-biasa saja. Untuk menghindari masalah itu terjadi, perempuan Indonesia
harus bisa memberikan pengertian pada laki-laki Amerika jika budaya pertemanan
di Indonesia dan Amerika berbeda. Perempuan Indonesia bisa tetap berteman
dengan laki-laki tanpa ada hubungan percintaan yang khusus.
Indonesian women are born with a very friendly
nature. American men tend to be passive and associate with women only for
special relationships (such as romance). Cross-cultural friendship between
Indonesian women and American men can run into problems if there is no
compatibility, for example when Indonesian women don't want to have a more
special relationship, then American men will end the friendship. Because
American men prefer to have romantic relationships with women. They don't want
to be casual friends. To avoid this problem from happening, Indonesian women
must be able to provide an understanding to American men if the culture of
friendship in Indonesia and America is different. Indonesian women can remain
friends with men without having a special romantic relationship.
My Chilhood Experience
“My
Childhood Experience”
Hi ...! I will introduce my self. My name is Rin.
Today,
I want to tell you about my childhood experience in a isolated village on the
island of Borneo.
Well, I
was born in a village far from downtown. Makes me have to feel survive living
in the jungle. Every day, I just eat-feed from the plants around the house.
Never bought any food because there was no market in the forest. Even cooking
oil, we produced from preparing the coconut.
Every day, my parents going to farm in a
field. Every day I go to the fields to fish. I used to love fishing when I was
a kid. Because, just by fishing I can eat fish every day. The most fun thing
about fishing is when I get a lot of big fish. Then, I burned it in a fireplace
of my own by the river. Just packed with salt, I can enjoy the fresh fish I've
lured myself. I became more and more enjoyed.
Normally, I enjoy moment a fresh grilled fish
while relaxing under a tree. Sometimes I also made a small house on top of a
tall tree so that I could spend the day without fear of wild animals such as
wild pigs, bears, or big snakes.
That
was a very pleasant childhood experience. I've always longed for a primitive
life experience that no modern person would ever experience today. For me, it
was a rewarding experience because not everyone could experience like it.
Tuesday, March 26, 2024
Five Premiere Hotel Mengabadikan Cerita Para Aktivis Lingkungan yang Peduli Terhadap Krisis Iklim Dunia
Thursday, February 22, 2024
Jejak Langkah di Pasir Samboja
Jejak Langkah di Pasir Samboja
Karya: Rin Muna
Pagi itu, 22 Februari 2024, langit di atas Samboja tampak bersih setelah hujan malam sebelumnya. Udara asin laut menyambut perjalanan kami—tiga orang Ketua RT dari Desa Beringin Agung: saya, Ketua RT 4 (Yudi), dan Ketua RT 5 (Ahmad Ihun). Kami berangkat menuju Pantai Tanjung Harapan untuk memenuhi undangan kegiatan kemah yang diselenggarakan oleh Pemerintah Kabupaten Kutai Kartanegara.
Sebagai Ketua RT, kehadiran kami bukan untuk ikut berkemah atau mengikuti seluruh rangkaian acara, melainkan menghadiri pembukaan secara formal atas undangan Bapak Bupati Kukar. Meski demikian, perjalanan menuju pantai menjadi pengalaman tersendiri. Jalanan berliku menuju pesisir Samboja membawa kami pada percakapan ringan tentang warga, pembangunan, dan rutinitas kecil di lingkungan masing-masing.
Kami tiba di lokasi sekitar pukul sembilan pagi. Pantai Tanjung Harapan sudah ramai dengan peserta kemah dari berbagai OPD. Bendera kegiatan berkibar di sisi panggung utama, tenda-tenda berwarna cerah berdiri berjejer di sepanjang pasir, dan suara pengeras menyambut kedatangan rombongan tamu undangan.
Kami memilih berdiri di antara pepohonan pinus, di paling belakang, menyimak sambutan demi sambutan. Saat Bupati membuka kegiatan secara resmi, saya memperhatikan raut antusias para peserta muda yang duduk bersila di bawah tenda besar. Ada pancaran semangat belajar dan rasa kebersamaan yang kental di wajah mereka. Dalam hati saya berpikir, betapa kegiatan seperti ini bisa menjadi sarana membangun karakter generasi muda — mencintai alam, belajar mandiri, dan menumbuhkan solidaritas.
Usai acara pembukaan, kami diajak berkeliling sebentar meninjau lokasi. Pasir pantai yang lembut, barisan pohon cemara laut, serta angin yang berhembus lembut membuat suasana terasa menenangkan. Kami juga diajak Pak Kades Beringin Agung dan Bukit Raya untuk menikmati es kelapa khas pantai tersebut.
Setelah berfoto bersama peserta dan panitia, kami berpamitan lebih awal. Ketua RT lain dari desa kami tidak bisa hadir karena kesibukan masing-masing. D Ada rasa bangga kecil — bukan karena status atau jabatan, tetapi karena telah menjadi bagian dari upaya kecil untuk menunjukkan dukungan pada kegiatan masyarakat yang positif.
Sebagai Ketua RT, sering kali kehadiran kita diundang hanya bersifat formalitas. Namun bagi saya, setiap undangan memiliki makna tersendiri. Ia menjadi simbol keterhubungan antara pemerintah dan masyarakat di tingkat paling dasar. Hadir bukan sekadar datang, tapi juga memberi tanda bahwa kita peduli. Bahwa kita hadir untuk mendengar, untuk melihat, dan untuk tetap menjadi bagian dari gerak kebersamaan di wilayah yang kita pimpin.
Hari itu, di tepi Pantai Tanjung Harapan, saya belajar sesuatu yang sederhana namun penting: menjadi pemimpin di lingkungan kecil bukan hanya soal menjalankan tugas, melainkan juga menjaga rasa kebersamaan. Kadang, kebersamaan itu hadir dari langkah-langkah kecil — seperti tiga ketua RT yang berdiri di bawah tenda pembukaan, di antara deru ombak Samboja dan semangat muda yang menyala di hadapan kami.
Thursday, February 15, 2024
Perbedaan Transitive Verbs dan Intransitive Verbs
- Intransitive verbs adalah verba yang tidak membutuhkan obyek langsung atau complement.
o Contoh
: It is time to study.
-
Transitive verbs adalah verba yang
membutuhkan obyek (langsung atau tidak)
Wednesday, February 14, 2024
Perbedaan Proper Nouns dan Common Nouns
-
Proper Nouns adalah kata yang
ditulis dengan huruf besar/ huruf kapital. Huruf kapital digunakan untuk
menunjukkan nama orang, nama tempat atau nama benda tertentu. Termasuk
nama-nama hari, bulan, institusi, organisasi, agama, teks kitab suci dan
pengikutnya.
o Contoh
Proper Nouns: Mr. Yeriko live in Keputih, Surabaya. He is President Director of
Galaxy Group and everyday wok in Galaxy Office Center.
-
Common Nouns adalah kata yang ditulis
menggunakan huruf kecil. Biasanya digunakan sebagai kata ganti dan lain-lain.
o Contoh
Common Nouns : Mrs. Ayuna go to the office everyday.
Tuesday, February 13, 2024
Harga Beras Naik, Bansos Solusinya ? 11 Menteri Ini Sangat Seksi Untuk Mengendalikan Harga Beras!
Rasanya, sudah sangat lama aku tidak menganalisa kebijakan-kebijakan yang dibuat oleh pemerintah. Selama beberapa tahun belakangan ini, aku hanya memperhatikan semua kebijakan yang diputuskan oleh pemerintah. Tapi, udah gatel banget pengen bersuara tentang bagaimana sistem kebijakan pemerintah yang semakin hari semakin menyengsarakan dan membodohi rakyat sendiri.
Salah satu hal yang membuat aku tertarik untuk membahasnya adalah berita yang dirilis oleh media Tempo pada 12 Februari 2024 pukul 23.00 tentang kenaikan harga beras premium.
Beras Mahal, Erick Thohir: Seluruh Dunia Juga Naik, Makanya Pemerintah Hadir dengan Bansos
Saya percaya, Tempo bukanlah media kaleng-kaleng. Setiap berita yang dirilis oleh Tempo memiliki kredibilitas yang baik dan mampu dipertanggungjawabkan fakta di lapangannya. Oleh karenanya, aku selalu tertarik untuk membaca informasi di media nasional ini.
Kenapa tiba-tiba aku pengen bahas? Karena aku adalah anak seorang petani dan pembahasan kali ini ada hubungannya dengan beras yang menjadi satu-satunya hasil produksi bagi petani di Indonesia.
Mahalnya harga beras, solusinya bansos, sudah tepat, kah?
Menurut data informasi yang ada, harga beras premium mencapai Rp 15.750 per kilogram sedangkan beras bulog mencapai Rp 10.900 per kilogram.
Kenaikan harga beras ini, seharusnya berdampak pada kesejahteraan petani yang ada di Indonesia. Kenyataannya, petani di Indonesia tidak merasakan kesejahteraannya karena harga pupuk dan racun yang sangat tinggi, sehingga petani harus mengeluarkan biaya yang besar untuk produksi, belum lagi ketika harus dihadapkan dengan gagal panen karena faktor iklim, hama atau bencana. Hal ini, kemudian menjadi sebuah pertanyaan besar dalam pikiranku.
Erick Thohir, sebagai seorang menteri, memberikan jawaban yang tidak memberikan solusi terhadap apa yang dikeluhkan oleh masyarakat. Padahal, beliau adalah seorang menteri yang kapasitas kecerdasannya tentu sangat baik. Namun, kenapa kemudian menjadi bodoh ketika ia berada di bawah kekuasaan Presiden Jokowi?
Kenapa aku bilang bodoh? Karena seharusnya pemikiran dia lebih luas dari aku yang cuma lulusan SMA dan tidak memiliki pengalaman dalam hal kepemimpinan negara. Aku hanya seorang ibu rumah tangga yang setiap hari duduk di rumah, tapi aku punya akses informasi yang luas dan mataku terbuka untuk melihat semua hal dari berbagai perspektif, sehingga aku bisa menganalisa setiap perubahan sosial yang terjadi di masyarakat, begitu juga dengan perubahan kepemimpinan negara beserta kebijakan-kebijakannya.
Aku masih belum paham, kenapa pemerintah selalu menjawab solusi permasalahan dengan BANSOS?
Semakin ke sini, aku merasa ini adalah bagian dari propaganda pemerintah untuk mengendalikan sebagian kecil rakyatnya. Tapi itu semua tidak memberikan solusi atas permasalahan secara keseluruhan.
Kita bisa analisa dari pernyataan Erick Thohir tentang Bansos yang diberikan kepada 22 Juta keluarga sebanyak 10 kilogram. Aku rasa, 10 kilogram ini tidak didistribusikan setiap bulan.
Mari kita pakai perhitungan berdasarkan data!
Indonesia memiliki jumlah penduduk sebanyak 270.203.917 jiwa sesuai data sensus BPS pada tahun 2020. Kalau 22 juta keluarga yang mendapatkan bansos 10 kilogram, artinya hanya 8,15% penduduk Indonesia yang mendapatkan bansos. Lalu, bagaimana dengan 81,5% masyarakat Indonesia yang harus tercekik dengan harga beras mahal?
Kalau dilihat datanya, distribusi bansos itu sangat kecil jika dibandingkan oleh jumlah penduduk Indonesia secara keseluruhan. Artinya, target penerima bansos memang ditujukan kepada penduduk lansia, anak yatim-piatu, gelandangan dan difable. Kategori penduduk yang menerima bansos adalah penduduk yang sudah tidak bisa mencari nafkah lagi. Sementara, dari data BPS yang ada, jumlah penduduk berusia di atas 50 tahun sudah lebih dari 22 juta jiwa. Artinya, bansos yang disalurkan oleh pemerintah adalah kewajiban negara untuk menjamin kehidupan mereka sesuai dengan Pasal 34 Undang-Undang Dasar 1945 yang berbunyi "Fakir miskin dan anak-anak yang terlantar dipelihara oleh negara."
Jadi, berdasarkan data di atas, bansos bukanlah solusi yang tepat untuk mengatasi masalah kenaikan harga beras. Harga beras, sama sekali tidak ada hubungannya dengan bansos karena bansos memang sudah menjadi kewajiban negara sesuai undang-undang.
Lalu, apa peran negara untuk mengatasi masalah ini?
Presiden, memiliki banyak menteri-menteri yang memegang posisi strategis. Jika semua menterinya bisa bekerjasama dengan baik, maka harga beras di Indonesia bisa dikendalikan oleh pemerintah. Pangan adalah salah satu ketahanan nasional yang perlu dijaga. Jika harganya terus naik, maka itu adalah bentuk kegagalan dari kinerja kabinet-kabinet di bawah pimpinan presiden.
Untuk melakukan perencanaan yang baik, kita butuh imajinasi. Maka, kita harus membuka mata dari banyak sisi.
Aku mau kasih gambaran, tentang bagaimana proses kebijakan pemerintah bisa berjalan dengan baik dan bisa mengendalikan harga pangan di Indonesia.
Mari kita lihat dulu, menteri-menteri yang ada di kabinet Presiden Jokowi dan seharusnya memiliki peran dalam pertahanan pangan nasional!
Selanjutnya, pada 28 April 2021, Presiden Joko Widodo melantik dua menteri kabinet berdasarkan pada Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 72/P Tahun 2021 tentang Pembentukan dan Pengubahan Kementerian serta Pengangkatan Beberapa Menteri Negara Kabinet Indonesia Maju Periode Tahun 2019-2024. Melalui pengubahan terbaru ini, Kepala Negara sekaligus memperkenalkan Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi serta Kementerian Investasi.
( Sumber: https://www.presidenri.go.id/)
Potret-potret di atas adalah deretan menteri yang sepertinya memiliki peranan penting dalam pengendalian harga-harga pangan di Indonesia, terutama beras sebagai kebutuhan pokok masyarakatnya.
Dalam hal pengadaan beras, Menteri Pertanian dan Menteri Perdagangan seharusnya yang menjadi sorotan utama masalah ini. Lalu, kenapa Erick Thohir justru yang mengklarifikasi soal kenaikan harga beras? Apa hubungannya? Tentu ada hubungannya. Semua menteri yang aku kutip di atas, ada hubungannya dengan pengendalian kenaikan harga beras di Indonesia.
Menurutku, 11 menteri ini sudah sangat seksi jika mereka bisa bekerja sama dengan baik untuk mengendalikan kebutuhan pangan sebagai salah satu ketahanan nasional.
Aku mau mulai dari dasar dulu. Yakni, Bapak Prabowo Subianto sebagai Menteri Pertahanan. Visi dari Pertahanan ialah “Terwujudnya indonesia yang berdaulat, mandiri dan berkepribadian berlandaskan gotong royong”. Salah satu misinya ialah mewujudkan keamanan sosial yang mampu menjaga kedaulatan wilayah, menopang kemandirian ekonomi dengan mengamankan sumber daya maritim dan mencerminkan kepribadian indonesia sebagai negara kepulauan.
Kata-kata yang aku garis bawahi memiliki makna kemandirian ekonomi, dasar utamanya ialah kemandirian pangan itu sendiri. Bagaimana Pertahanan Keamanan bisa berjalan dengan baik jika prajuritnya kelaparan? Jadi, Menteri Pertahanan memiliki peran yang sangat besar untuk mengintervensi menteri-menteri lainnya dalam hal pertahanan pangan. Termasuk pengendalian harga beras, ketersediaan lahan pertanian, akses permodalan untuk petani, penyediaan pupuk dan racun yang mudah, dan lain-lain.
Setelah Menteri Pertahanan, ada Menteri Perencanaan dan Pembangunan Nasional yang dijabat oleh Suharso Monoarfa. Kementerian ini tentunya ikut bertanggung jawab dalam perencanaan penyediaan kebutuhan pangan masyarakat Indonesia. Ketersediaan lahan, fasilitas penunjang pertanian dan pertanian modern menjadi bagian dari tugas kementerian ini. Berikan fasilitas-fasilitas teknologi modern kepada petani-petani Indonesia yang teknologi itu dihasilkan dari mahasiswa-mahasiswa lulusan teknologi pertanian. Semua perencanaan ketersediaan pangan, menjadi tugas dari kementerian ini yang kemudian akan dijalankan oleh menteri-menteri lainnya sebagai pelaksana.
Kemudian, ada Menteri Agraria dan Tata Ruang yang dijabat oleh Hadi Tjahjanto. Salah satu fungsi kementerian ini ialah:
- Perumusan, penetapan, dan pelaksanaan kebijakan di bidang tata ruang, infrastruktur keagrariaan/pertanahan, hubungan hukum keagrariaan/pertanahan, penataan agraria/pertanahan, pengadaan tanah, pengendalian pemanfaatan ruang dan penguasaan tanah, serta penanganan masalah agraria/pertanahan, pemanfaatan ruang, dan tanah;
Artinya, pengadaan lahan pertanian yang memadai bagi masyarakat, seharusnya menjadi tanggung jawab dari Menteri Agraria. Menteri Agraria seharusnya menyediakan lahan yang mudah dan luas bagi petani untuk mengembangkan pertaniannya. Bukan menyingkirkan para petani dari tanahnya untuk dibangun pabrik-pabrik yang dikuasai oleh beberapa kelompok elite negeri ini. Petani adalah profesi yang suci dan perlu proses yang panjang. Jika petani-petani di Indonesia difasilitasi oleh negara dengan baik, bukan tidak mungkin Indonesia memiliki sumber pangan yang sangat besar dan mampu memenuhi kebutuhan 270 juta jiwa penduduk Indonesia. Menteri Agraria bertanggung jawab untuk mengadakan lahan seluas-luasnya bagi petani-petani di seluruh Indonesia.
Setelah Menteri Agraria dan Tata Ruang berhasil menyediakan lahan pertanian yang mudah dan luas, maka saatnya Menteri Pertanian bekerja. Saat ini, Menteri Pertanian dijabat oleh Andi Amran Sulaiman. Untuk tugas dan fungsinya, sepertinya semua orang sudah tahu dan sudah jelas. Menteri Pertanian bertanggung jawab pada semua proses pertanian. Menyalurkan fasilitas-fasilitas yang dibutuhkan oleh para petani. Menyediakan pupuk yang mudah dan murah. Meningkatkan kualitas hasil pertanian. Serta memberikan jaminan atas kegagalan panen yang disebabkan oleh faktor alam. Kegagalan panen para petani, sudah seharusnya menjadi tanggung jawab negara agar ketahanan pangan bisa terus terjaga.
Indonesia memiliki wilayah pertanian yang luas. Dari data BPS, ada sekitar 10,2 juta hektar lahan produksi padi dengan capaian produksi sebesar 30,90 juta ton per tahunnya. (Sumber: https://www.bps.go.id/id/pressrelease/2023/10/16/2037/luas-panen-dan-produksi-padi-di-indonesia-2023--angka-sementara-.html ).
Jika 270 juta jiwa itu mengonsumsi beras maksimal 0,25kg setiap harinya. Maka, dibutuhkan 67.500 ton beras per hari. 67.500 ton x 30 hari = 2.025.000 ton kebutuhan per bulan. Jika dikalikan setahun, maka kebutuhan beras masyarakat Indonesia adalah 24,3 juta ton per tahunnya. Tentunya, nilai ini belum ditambah dengan adanya WNA yang tinggal dan mengonsumsi pangan di Indonesia. Artiya, 30,9 juta ton produksi dalam negeri hanya mampu memenuhi kebutuhan masyarakat tetap, sehingga pemerintah masih harus melakukan impor beras untuk memenuhi kebutuhan, bukannya meningkatkan jumlah produksi dan kualitas beras dalam negeri. Tentunya, peran kementerian pertanian akan selalu menjadi sorotan dalam hal ini.
Apakah peran Menteri Agraria dan Menteri Pertanian dalam meningkatkan ketersediaan lahan dan kualitas pertanian di Indonesia sudah berjalan dengan baik?
Setelah Menteri Pertanian, aku mau bahas soal tupoksi Menteri Investasi. Dan aku baru tahu kalau ternyata di kabinet Jokowi ada 2 menteri yang ada hubungannya dengan investasi. Yakni, Luhut Binsar Panjaitan (Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi) dan Bahlil Lahadalia (Menteri Investasi/Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal). Kita punya 2 menteri yang begitu seksi dalam bidang investasi. Lalu, kenapa harga beras masih sangat tinggi? Jika negara memiliki investasi dalam perusahaan-perusahaan yang berkaitan dengan pertanian, tentunya pemerintah juga mendapatkan keuntungan di perusahaan-perusahaan itu. Aku masih belum paham ke mana arah investasi ini. Karena seharusnya, mereka juga bisa terlibat dalam investasi agribisnis, bukan hanya komoditi sawit, tapi juga padi dan lain-lain. Bukankah akan lebih cepat perekonomiannya jika negara bisa membantu permodalan usaha para petani?
Menteri Investasi tentunya tidak bisa lepas dari peran Menteri Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah. Menteri Koperasi dan UKM dijabat oleh Teten Masduki. Menteri koperasi memiliki peranan yang sangat seksi dan bisa bersentuhan langsung dengan masyarakat petani. Menteri Koperasi bisa memberikan akses permodalan kepada petani, juga berperan sebagai penyalur kebutuhan pangan kepada masyarakat. Kementerian ini bisa turun ke lapangan langsung untuk mengumpulkan hasil panen dan mendistribusikan kepada masyarakat. Jika posisi ini bisa dipegang langsung oleh negara, tentunya negara bisa memberikan subsidi dan mengendalikan harga pasar. Jadi, negara bisa mengambil alih dalam menentukan harga pasar, tanpa merugikan pengusaha lain. Pengusaha akan tetap dengan usahanya dan negara hadir sebagai pendamping untuk menutupi kekurangan kebutuhan masyarakat secara keseluruhan.
Kemudian, yang terakhir ada Menteri Koordinator Bidang Perekonomian (Airlangga Hartanto), Menteri Perdagangan (Zulkifli Hasan) dan Menteri BUMN (Erick Thohir). Aku jadikan mereka dalam satu pembahasan karena tiga menteri ini akan selalu berkaitan. Ketika Menteri Agraria dan Menteri Pertanian berhasil menjalankan tugasnya dengan baik, maka ketiga menteri ini berperan penting dalam penjualan produk-produk pertanian. Seharusnya, menteri-menteri ini bisa mengupayakan produk-produk Indonesia ramai berada di luar negeri, bukan meramaikan produk-produk luar negeri di Indonesia. Hal ini, tentu akan berdampak besar bagi kesejahteraan masyarakat sampai ke tingkat ekonomi terkecil.
Dalam berita utama di atas, Erick Thohir juga menyinggung soal perang di Palestine yang memengaruhi harga beras di seluruh dunia. Kalau untuk negara lain, hal itu bisa dimaklumi karena akses distribusi logistik ke negara mereka harus melintasi wilayah perang dan terpengaruh dengan konflik. Negara-negara itu juga bukan negara agraris seperti Indonesia. Sehingga, negara-negara lain perlu melakukan ekspor beras dan wajar harganya tinggi.
Lalu, bagaimana dengan Indonesia yang begitu kaya dengan lahan pertanian dan sumber daya alamnya?
Selayaknya, Indonesia yang sudah merdeka selama 78 tahun, memiliki kemandirian pangan di dalam negeri. Sehingga, Indonesia tidak akan terpengaruh dengan adanya perang di Eropa, di mana Indonesia sama sekali tidak menggunakan jalur perdagangan mereka. Jika bicara transport, Indonesia juga negara penghasil minyak bumi yang tidak akan bergantung pada negara lain. Kecuali Indonesia memang impor beras dari luar negeri dalam jumlah besar. Jika impor beras tinggi, maka kinerja dari menteri-menteri di atas perlu dipertanyakan lagi. Benar, bukan?
Pengertian Membaca dengan Teknik Scaning/Skining
Teknik Scanning adalah membaca memindai yang
sangat memudahkan kita untuk mendapatkan informasi dengan cepat dan akurat.
Tentunya teknik scanning ini sangat membantu dalam kehidupan sehari-hari atau
pun dalam mengerjakan tugas karena zaman sekarang, kita memang dituntut untuk
melakukan hal serba cepat. Dengan teknik scanning, kita bisa mencari nomor
telepon yang kita butuhkan tanpa harus membaca hal-hal lain yang tidak kita
butuhkan. Teknik scanning sangat membantu dalam mencari informasi nomor
telepon, kata pada kamus, entri pada indeks, angka-angka statistik, acara
televisi dan sebagainya. Kita tidak perlu membuang-buang waktu membaca hal lain
yang tidak kita butuhkan.
Kelebihan dan Kekurangan Metode SQ3R (Survey, Question, Read, Recite, Review)
Pengalaman yang saya peroleh dari metode SQ3R
(Survey, Question, Read, Recite, Review) adalah yang paling baik dan paling
tepat untuk mendapatkan pengetahuan dan memahami informasi tertulis yang
disajikan di dalam buku atau artikel. Dengan teknik SQR ini, saya bisa lebih
mendalami materi yang ingin saya baca dan mendapatkan pengetahuan lebih dari
yang saya inginkan.
Kelebihan teknik SQ3R adalah memahami lebih dalam materi atau artikel yang kita baca. Mendapatkan informasi yang lebih baik dan mampu menerapkan kembali atau menulis ulang isi dari artikel atau materi yang kita gunakan menggunakan bahasa sendiri / tidak sama persis dengan materi yang sudah tersaji.
Kekurangan teknik SQ3R adalah soal efisiensi
waktu. Bagi yang ingin mendapatkan informasi dengan cepat, teknik SQ3R tidak
begitu efektif. Banyak waktu yang terbuang untuk beberapa orang yang memiliki
kesibukan yang padat dan hanya membutuhkan pokok informasinya.
(Sumber : Materi Bahasa Indonesia, Anang
Santoso, dkk, Penerbit Universitas Terbuka)
.png)
.png)
.png)






.png)
.png)

.png)
.png)