Tuesday, July 22, 2025

Audiensi Relima Ke Perpustakaan Daerah Kabupaten Kutai Kartanegara

 


Suasana Desa Rapak Lambur pagi ini lumayan syahdu. Sinar matahari tak lagi menyelinap lewat sela-sela jendela karena tertutup awan tebal. Membuatku begitu nyaman terlelap di peraduan hingga tak sadar kalau sudah pukul 06.15 WITA. 

Begitu aku membuka mata, yang terlintas di pikiranku adalah janji pertemuan dengan Sekretaris Perpustakaan Daerah Kabupaten Kutai Kartanegara. Sebelumnya kami sudah membuat janji, sayangnya masih belum bisa bertemu. Kebetulan aku mengikuti pelatihan dari Balai Bahasa yang diselenggarakan di SMA Negeri 2 Tenggarong dan sudah menginap selama tiga malam di rumah kakakku.

Jadi, aku kembali mencoba menghubungi pihak Perpustakaan Daerah untuk bisa bertemu terkait rencana kegiatan Relima (Relawan Literasi Masyarakat) yang dibentuk oleh Perpusnas RI. 

Jadwal pertemuan sudah terkonfirmasi sejak semalam. Kami bisa bertemu pada jam sembilan pagi. 

Aku yang baru terbangun di jam enam pagi, tentunya cukup kelabakan. Sebab, aku masih harus menyiapkan sarapan pagi. Ditambah perjalanan dari Rapak Lambur ke pusat kota Tenggarong memakan waktu sekitar 45 menit. 

Usai sarapan pagi, aku langsung berpamitan dengan kakakku karena aku tidak akan pulang ke Rapak Lambur lagi. Aku langsung pulang ke Samboja. Mengingat kami sudah menginap selama 3 malam dan anak-anak di rumah sudah merindukan kami. 

Seperti biasa, aku selalu telat dari jadwal yang tengah ditentukan. Tapi aku beruntung karena pihak Perpustakaan Daerah juga masih dalam perjalanan dan kami sampai berbarengan. 

Begitu sampai di halaman Kantor Sekretariat Perpustakaan Daerah, aku langsung disambut oleh senyuman merekah dari Pak Fatoni. Beliau memang murah senyum. Bahkan sepertinya saat marah pun, wajahnya akan selalu tersenyum. Dia menyambutku dengan ramah dan mengajakku masuk ke dalam sebuah ruangan yang telah ditentukan. 

"WAAAH ...! DI SINI RUANGANNYA?" 
Kalimat itu spontan keluar dari bibirku saat melihat ruang diskusi atau ruang podcast yang design-nya sangat khas. Aku sering melihatnya di media sosial dan beberapa kegiatan pameran OPD. 

Beberapa menit kemudian, Ibu Yuli masuk ke ruangan. Menyambutku dengan senyum merekah dan pelukan hangat. Alhamdulillah, kami bisa bertemu kembali setelah beberaa lama. Terakhir kami bertemu saat aku mengantarkan produk olahan nanas ke Himba Karakah, rumah makan milik beliau. 

Kami duduk bertiga. Karena sudah saling mengenal sebelumnya, kami tidak perlu lagi memperkenalkan diri. Hanya aku yang perlu memperkenalkan diri dengan status baruku sebagai Relima (Relawan Literasi Masyarakat) dari Perpusnas RI. 

Aku juga memaparkan tentang apa itu Relima, peran dan fungsinya dan bagaimana aku bisa mendapatkan dukungan dari pemerintah daerah terkait pergerakan Relima ini. 

Bersilaturahmi dan berdiskusi dengan pihak Perpustakaan Daerah adalah bagian dari advokasi Relima agar pergerakan Relima bisa lebih mudah saat terjun ke daerah. Perpusnas RI menginginkan kami bisa berkoordinasi dan bekerjasama dengan Perpustakaan Daerah dengan baik. Apapun yang diberikan oleh pemerintah daerah pada Relima adalah bentuk dukungan yang akan menjadi catatan bagi Relima dan Perpusnas RI. 

Kami semua berharap pergerakan Relima dapat bersinergi dengan seluruh pengelola tbm dan perpustakaan desa/kelurahan. Kami juga berharap pemerintah daerah dapat mendukung sepenuhnya pergerakan Relima (Relawan Literasi Masyarakat). Dukungan dari pemerintah, tentunya menjadi support penting bagi Relima agar pergerakan kami dapat berjalan dengan baik dan bisa selesai sesuai target. 

Harapan terbesar dariku adalah peran serta dan partisipasi masyarakat dalam meningkatkan minat baca dan menghidupkan aktivitas di taman bacaan atau perpustakaan desa/kelurahan. Tugas Relima tidaklah mudah, tapi semuanya akan jadi mudah ketika kita bergerak bersama, saling berangkulan dan saling menguatkan agar kesejahteraan masyarakat dapat terwujud dengan baik melalui literasi. 










0 komentar:

Post a Comment

Copyright © Rin Muna
Design by Anders Noren | Blogger Theme by NewBloggerThemes.com | Edited by Gigip Andreas