Cerita Kehidupan yang Menginspirasi dan Menghibur by Rin Muna a.k.a Vella Nine

Sunday, June 15, 2025

Perfect Hero Bab 234 : Save Jheni || a Romance Novel by Vella Nine

 


Deretan mobil mewah terparkir di sekitar Kasinoa, pusat perjudian yang terkenal di kota tersebut.

 

“Chan, kamu yang paling deket sama Jheni. Gimana bisa dia berhubungan sama Ben?” tanya Yeriko.

 

“Aku nggak tahu, Yer. Yang aku tahu, dia nggak pernah main judi. Seharusnya, nggak ada hubungan apa pun sama Ben.”

 

“Aku curiga, ada yang manfaatin dia,” sahut Lutfi.

 

Mereka bertiga menatap gedung tinggi yang menjulang ada di hadapan mereka dan bergegas masuk ke dalamnya.

 

“Malam, Mbak!” sapa Lutfi sambil tersenyum manis pada pelayan berpakaian seksi.

 

“Iya, ada yang bisa dibantu?” sahutnya dengan suara manja sambil menatap Lutfi.

 

“Di mana acara lelang malam ini?” tanya Lutfi.

 

“Oh ... mau ikut lelang?”

 

Mereka bertiga menganggukkan kepala.

 

“Mari, saya antar!” Pelayan tersebut langsung membawa Chandra dan yang lainnya menuju lantai tempat diadakannya pelelangan.

 

Chandra mulai gelisah. Ia tidak bisa membiarkan Jheni berada di tangan preman-preman tersebut. Apalagi, mereka menjual Jheni pada orang-orang biadab yang ada dalam ruangan itu.

 

Mata Chandra berusaha mencari sosok Ben. Mereka pernah terlibat perseteruan di masa lalu. Dalam dunia perjudian, Ben menjadi musuh bebuyutan David. Keduanya sama-sama kuat dan memiliki banyak anak buah.

 

“Sabar, Chan! Jangan gegabah!” pinta Yeriko saat Chandra akan melangkah pergi.

 

“Aku nggak tahu di mana dan keadaan Jheni. Gimana aku bisa sabar?” sahut Chandra menahan amarah.

 

“Kalau kamu gegabah, Jheni justru dalam bahaya.”

 

“Iya, Chan. Kita pastikan dulu kalau Jheni bisa kita selamatkan dengan baik.”

 

Chandra menarik napas dalam-dalam. Ia melipat kedua tangan sambil menunggu acara lelang dimulai.

 

Tepat jam dua belas malam, acara lelang di mulai. Seorang wanita dengan pakaian yang seksi dan menggairahkan keluar dari belakang panggung.

 

“Selamat malam semuanya ...!” sapa wanita itu yang langsung mendapat sambutan meriah dari semua orang yang hadir.

 

“Malam ini ada barang lelang yang sangat berharga. Sangat indah dan menggairahkan. Kalian bisa langsung pakai sekarang juga. Gimana? Seru?” suara wanita itu menggelegar ke seluruh ruangan.

 

“Mari kita sambut barang antik dan cantik untuk malam ini!” seru wanita itu sambil menoleh ke belakang.

 

Jheni muncul dalam kurungan kotak transparan. Pakaiannya acak-acakan, tubuh yang menjulang tinggi itu membuat pemandangannya menjadi sangat sensasional.

 

“Aurel akan buka dengan harga lima juta!” seru wanita berpakaian seksi pemilik nama Aurel yang membawakan acara lelang tersebut.

 

“Tujuh juta!” seru salah seorang yang hadir.

 

“Delapan juta!”

 

Jheni terus memberontak dari dalam kotak tersebut. Membuat semua orang yang ada dalam ruangan tersebut semakin bergairah. Mereka mulai menawar secara gila-gilaan.

 

Chandra semakin gelisah. Ia tidak tahan melihat Jheni yang menjadi bahan rebutan pria-pria hidung belang.

 

Lutfi dan Yeriko menahan lengan Chandra agar tidak gegabah menghadapi situasi ini. Terlebih, ada banyak pengawal dan yang ada di dalam ruangan tersebut.

 

“Chan, kita harus temukan dulu dalang yang ada di balik ini semua,” bisik Yeriko. Ia terus mengedarkan pandangannya.

 

Jheni dikeluarkan dari dalam kotak. Kedua tangannya dipegang oleh pria yang mengawalnya. Jheni terus memberontak. Ia menatap semua orang yang hadir di sana. Pria-pria di dalam ruangan tersebut menatap dirinya seperti sedang menikmati kue yang sangat manis.

 

Chandra berusaha melepaskan diri dari tangan Yeriko dan Lutfi.

 

“Jangan gegabah, Chan!” sentak Yeriko.

 

“Dua puluh juta!” Pria-pria hidung belang itu masih terus menawar Jheni.

 

“Tiga puluh juta!” seru Yeriko. Cara satu-satunya menyelamatkan Jheni adalah memenangkan lelang.

 

“Lima puluh juta!” sahut salah seorang preman tak mau kalah.

 

“Yer, udahlah. Kita kelarin sekarang aja!” tutur Chandra semakin geram.

 

“Wait!” perintah Yeriko sambil menunjuk salah seorang preman dengan dagunya.

 

“Delapan puluh juta!” seru salah seorang preman bertubuh kekar dengan banyak tattoo di tubuhnya.

 

“Gila!” Chandra makin kesal dengan penawaran yang semakin tinggi.

 

“Ada yang mau menawar lebih tinggi lagi?” tanya Aurelia dari atas panggung. “Aurel akan hitung mundur dari angka lima.”

 

Lima.

 

Empat.

 

Tiga.

 

Dua.

 

Satu.

 

“Oke. Gadis cantik ini akan jatuh pada Mr. Eighty Million!” seru Aurelia.

 

Pria yang disebut sebagai Mr. Eighty Million itu tersenyum penuh kemenangan. Ia mulai melangkah naik ke atas panggung sambil melepas pakaiannya sendiri. Ia bersiap memperkosa Jheni saat itu juga di depan semua pria hidung belang.

 

Aurelia bersorak, disambut dengan tepuk tangan riuh dari peserta lelang yang lainnya. Mereka mulai keluar satu per satu karena tidak bisa memenangkan lelang. Yang lain, lebih ingin menikmati pertunjukkan seks di atas panggung.

 

Yeriko mulai berlari menuju panggung, diikuti Chandra dan Lutfi.

 

Yeriko langsung menjatuhkan tubuh preman tersebut dengan sekali tendangan.

 

Mr. Eighty Million tidak terima dengan apa yang terjadi pada dirinya. Ia bangkit dan melepaskan pukulan ke arah Yeriko.

 

Dengan cepat, Lutfi menahan genggaman tangan Mr. Eighty Million dan memutar kuat hingga tubuhnya terpelanting ke lantai.

 

Chandra dengan emosi yang tinggi langsung memukuli wajah preman tersebut bertubi-tubi tanpa ampun.

 

Semua pengawal yang ada di dalam ruangan tersebut langsung menyerang Yeriko dan dua orang yang bersamanya.

 

“Chan, bawa Jheni keluar!” seru Yeriko sambil menoleh ke arah Chandra.

 

Chandra langsung memukul dua orang yang memegangi tubuh Jheni. Ia menarik Jheni ke dalam pelukannya sambil menatap sengit ke arah Aurelia yang terpaku di tempatnya.

 

Aurelia tidak menyangka kalau acara pelelangan malam ini akan terjadi perkelahian besar. Ia hanya terpaku dan tidak bisa berbuat apa-apa.

 

“Chan, tolong aku!” pinta Jheni lirih, ia berusaha berdiri dengan sisa-sisa tenaga yang ia miliki.

 

Chandra langsung menggendong tubuh Jheni dan membawanya keluar.

 

Yeriko dan Lutfi masih terus bergulat dengan beberapa preman yang ada di ruangan tersebut.

 

“Lut, kamu lindungi Chandra sampai ke luar. Yang di sini, biar aku yang tangani!” perintah Yeriko.

 

Lutfi mengedarkan pandangannya. Preman yang harus mereka hadapi lebih dari dua puluh orang. Ia tidak mungkin membiarkan Yeriko menanganinya seorang diri. “Nggak bisa! Kita keluar sama-sama.”

 

BUG!

 

BUG!

 

BUG!

 

Yeriko dan Lutfi terus berkelahi dengan preman-preman tersebut hingga menjatuhkan merek satu persatu.

 

BRAAK ...!

 

Yeriko membanting salah seorang preman ke atas meja hingga meja tersebut pecah.

 

“Kalian bener-bener nggak becus!” maki Mr. Eighty Million melihat semua anak buahnya terkapar tak berdaya.

 

Yeriko menoleh ke arah Mr. Eighty Million. Ia meraih lengan pria itu tersebut dan mematahkannya dengan mudah.

 

“Aargh ...!” teriakan Mr. Eighty Million melengking dan menggema di seluruh ruangan.

 

“Jangan sampai kita ketemu lagi! Aku pastikan semua tulang di badanmu ini remuk!” ancam Yeriko.

 

Yeriko menoleh ke arah Aurelia yang berdiri di sudut panggung. Ia dan Lutfi langsung menghampiri Aurelia dengan tatapan penuh kebencian.

 

Aurelia melangkah mundur perlahan hingga punggungnya tersudut pada dinding ruangan tersebut.

 

“Di mana Ben?” sentak Yeriko sambil memukul dinding yang ada di sebelah kepala Aurelia.

 

Aurelia menggeleng ketakutan. “Aku nggak tahu.”

 

“Aku tanya sekali lagi. DI MANA BEN!?” Yeriko berteriak lebih keras.

 

Aurelia menatap mata Yeriko yang berapi-api. Tangan dan kakinya tiba-tiba lemas. Tubuhnya langsung merosot ke lantai. Ia tidak memiliki kekuatan menghadapi tatapan Yeriko yang mengerikan.

 

Yeriko membungkukkan tubuhnya. Ia menekan rahang Aurelia. “Aku nggak pernah bedain laki-laki dan perempuan. Semuanya sama di mataku. Kamu mau aku pakai kekerasan supaya kamu jawab pertanyaanku?”

 

Aurelia menggelengkan kepala dengan tubuh gemetaran.

 

“Di mana dia?” tanya Yeriko lagi.

 

“Di lantai atas,” jawab Aurelia lirih.

 

Yeriko melepas rahang Aurelia. Ia dan Lutfi bergegas mencari Ben untuk membuat perhitungan dengan pria itu dan menemukan dalang utama di balik penculikan Jheni.

 

 

(( Bersambung ... ))

Uh, nulis adegan action, bikin aku tahan napas mulu ...

Dukung terus cerita ini dengan cara kasih Star Vote dan review baik di kolom komentar. Terima kasih semuanya. I Love you

 

Much Love,

@vellanine.tjahjadi

 

 

 

0 komentar:

Post a Comment

Copyright © Rin Muna
Design by Anders Noren | Blogger Theme by NewBloggerThemes.com | Edited by Gigip Andreas