Thursday, May 22, 2025

SUKSES BUTUH TEKANAN

 


Pernahkah kamu berada di satu titik di mana kamu merasa hidup ini sangat berat dan tertekan?

Terkadang, kita merasakan tekanan yang sangat besar dalam kehidupan ini, terutama dalam dunia pekerjaan.

Pernah di satu waktu, aku merasakan tekanan yang berat dalam dunia kerja, juga dalam lingkungan sosial.

Selama bertahun-tahun aku menjalani banyak tekanan, tapi aku masih bisa terus berjalan hingga detik ini.

Ternyata, kita tidak bisa menghindari tekanan hidup, semua orang yang masih hidup akan merasakannya. Entah itu tekanan pekerjaan, tekanan dalam finansial maupun tekanan sosial.

Tidak bisa dipungkiri jika kita sebagai manusia kerap mengeluhkan tekanan hidup yang kita terima. Bahkan kita menyalahkan takdir yang Tuhan berikan kepada kita. 

Tapi semakin banyak mengeluh, tekanan itu terasa semakin besar. Padahal sebenarnya tekanan itu tetap sama. Yang membuatnya menjadi ringan atau berat adalah diri kita sendiri dan bagaimana cara kita menerimanya. 

Dalam menyikapi tekanan hidup yang besar, aku juga sering mengeluh, sering menyalahkan keadaan, sering merasa orang-orang di sekelilingku sangat jahat dan membuat hidupku semakin menderita. 


Di satu waktu, aku duduk di depan mesin jahitku karena aku memiliki hobi menjahit. Ada hal besar yang tidak aku sadari, padahal aku sudah menghadapinya bertahun-tahun. 

Ketika membuat pakaian, kita menginginkan semuanya berjalan dengan baik dan hasilnya rapi. Ada satu hal yang perlu kita ketahui ketika kita menjahit pakaian. Supaya mesin jahit dapat bekerja dengan baik dan rapi, maka pakaian yang akan dijahit harud ditekan dengan sepatu mesin jahit. Jika tidak ditekan, tidak akan berjalan dengan baik dan tidak akan bisa menghasilkan sebuah pakaian. 

Begitu banyak tekanan hidup yang aku jalani, membuatku tersadar ketika aku melihat sepatu mesin jahitku sendiri. Kenapa aku bilang ini bisa membuatku tersadar? Karena saat ini aku masih berjalan meski mendapatkan tekanan dari berbagai arah. 

Sungguh, hidupku kini bisa dianalogikan seperti cara kerja mesin jahit. Harus ditekan dahulu baru berjalan dan mendapatkan hasil yang baik. 

Aku yang sudah nyaman dengan kehidupanku sebagai seorang penulis, terkadang tidak ingin melakukan hal lain lagi selain hanya menulis buku. Tapi kemudian, keadaan memaksaku untuk melakukan lebih banyak hal. Termasuk bagaimana bertanggung jawab pada apa yang telah aku ciptakan dari keisengan-keisenganku selama ini. 

Keisengan yang kubuat melahirkan sebuah tanggung jawab besar yang terkadang membuatku muak. Ingin kutinggalkan, tetapi beban moral menjadi sangat berat untuk kupertanggungjawabkan. 

Pada akhirnya, aku harus terus berjalan meski perlahan dan berada dalam kondisi tertekan. Ada kalanya aku merasa dunia ini sangat kejam, terutama bagi mulut-mulut yang tidak menyukai keberadaanku. Rasanya ditekan dan disingkirkan dengan berbagai cara, tidak akan pernah aku lupakan. 

Tekanan yang dahulunya adalah beban hidup, kini jadi semangat hidup. Aku mulai menyukai sebuah tekanan yang membuatku terus bergerak. Hingga di satu titik, aku menganggap aku sukses menyelesaikan goals yang aku ciptakan sendiri. Meski bagi orang lain itu hal biasa, bagiku sangat istimewa karena bisa menjalaninya bersama tekanan yang aku terima. 

Aku sangat bersyukur dengan apa yang aku miliki saat ini. Karena aku tidak pernah memilikinya di masa lampau. Rumah yang nyaman dan kehidupan yang mapan meski jauh dari kemewahan. 

Aku tidak akan bisa berada di titik ini jika aku tidak berani berjalan di bawah tekanan. Tekanan yang aku terima dari banyak orang, ternyata menjadi cambuk untuk mempercepat langkahku. Sebab, jika aku tidak merasa disakiti, dikecewakan dan dikhianati, maka aku tidak akan berada di titik ini. 

Sungguh, tekanan hidup benar-benar bermanfaat bagiku. Tanpa adanya tekanan, aku tidak akan berjalan ke arah yang lebih baik. Berkat tekanan yang aku terima, aku bisa upgrading skil. Berkat tekanan sosial (dikucilkan) dari lingkungan terdekat, aku jadi bisa melangkah ke tempat yang lebih jauh. 

Hari ini aku sudah berada di titik bersyukur ketika ada orang yang mencaci-maki atau bercerita buruk tentangku. Karena itu adalah jalan rezeki yang sedang dibangunkan orang lain untukku. Dan aku sangat menikmatinya, meski bagi orang lain adalah beban. 

Kalau dibilang sukses, aku masih jauh dari kata sukses. Aku hanya sudah lebih baik dari segelintir orang dan aku bersyukur memiliki apa yang saat ini aku miliki. 

Tidak ada kesuksesan yang bisa diraih tanpa tekanan. Orang-orang yang tidak mampu berada di bawah tekanan, biasanya akan berjalan mengambang atau stagnan di situ-situ saja. Sebab, tidak ada keinginan untuk menyelesaikan tantangan hidup yang lebih besar lagi. 

Hingga saat ini aku masih belum percaya jika semua yang kumiliki saat ini karena aku terus-menerus mendapatkan tekanan. Tekananku jauh lebih besar dari orang lain, itulah sebabnya reward yang aku dapatkan juga lebih besar dari yang lain. (Jika kamu tahu jalan hidupku yang sesungguhnya, mungkin kamu akan menitikan air mata di setiap babnya)

Tidak ada hal lain yang bisa kita lakukan selain terus berjalan meski banyak tekanan yang harus kita terima. Hidup dengan banyak tekanan memang sakit, tapi lebih sakit lagi jika kita hidup tertekan dan tidak berjalan sama sekali. 

Jika saat ini kamu sedang berada dalam tekanan hidup yang berat dan menemukan tulisan ini, percayalah jika Allah sedang merencanakan sesuatu yang indah untukmu. Jadi, jangan menyerah! 

Nikmati tekanan itu dengan ikhlas dan panenlah kemudahan hidup di kemudian hari. Ingat, rencana Tuhan selalu lebih indah dari rencana manusia. Tuhan yang akan memberikan reward untuk setiap gerakan tulusmu... 



Much Love, 



Rin Muna






0 komentar:

Post a Comment

Copyright © Rin Muna
Design by Anders Noren | Blogger Theme by NewBloggerThemes.com | Edited by Gigip Andreas