5 Tanda Kamu Sedang Berurusan Dengan Orang Jahat
oleh Rin Muna
Kita hidup di zaman di mana pelaku kejahatan tidak selalu bertopeng. Kadang mereka pakai hoodie, pegang kopi kekinian, senyum sambil bilang “self love itu penting”—tapi diam-diam mengiris hati orang lain dengan cara paling halus.
Tapi apa sebenarnya "jahat" itu?
Dalam filsafat Stoik, kejahatan bukan semata tindakan brutal, tapi ketidaksesuaian dengan logos, hukum rasional alam semesta. Orang jahat, menurut Seneca, adalah mereka yang tahu benar, tapi sengaja memilih yang salah karena untung pribadi.
Dalam Islam, kejahatan disebut zulm—meletakkan sesuatu tidak pada tempatnya, menyakiti makhluk tanpa hak, melanggar batas yang ditetapkan Allah.
Kejahatan bisa berbentuk ucapan, sikap, bahkan “energi” yang menguras jiwamu diam-diam. Jadi, yuk kita bedah 5 tandanya—berdasarkan filsafat dan kasus nyata yang pernah terjadi.
1. Mereka Menormalisasi Ketidakadilan
“Kejahatan terbesar adalah ketika orang-orang baik diam.” – Marcus Aurelius
Dalam Islam, QS Al-Baqarah:11 menyindir:
“Dan apabila dikatakan kepada mereka: Janganlah kamu membuat kerusakan di muka bumi, mereka menjawab: Sesungguhnya kami justru orang-orang yang melakukan perbaikan!”
2. Mereka Menggunakan Topeng Kebaikan untuk Mendominasi
Jahat tidak selalu berarti galak. Kadang justru datang dalam bentuk perhatian palsu, kebaikan yang beracun.
Stoik Epictetus berkata:
“Jangan tertipu oleh kata-kata manis. Lihatlah bagaimana seseorang bertindak di saat mereka tidak mendapatkan keuntungan.”
Kasus Munafik Relasi dalam psikologi modern—seseorang memberi bantuan atau kasih sayang tapi diam-diam mengontrol dan mengikat orang lain secara emosional (lihat: konsep emotional hostage oleh Dr. Harriet Lerner).
Dalam Islam, ini disebut sebagai riya’, yaitu berbuat baik untuk citra, bukan untuk Allah. Orang seperti ini bisa menebar kebaikan ke publik sambil menyayat orang di balik layar.
3. Mereka Mengadu Domba untuk Kekuasaan
Salah satu ciri kejahatan yang paling merusak adalah memecah orang agar mereka bisa mengatur dari balik layar. Dalam filsafat Stoik, ini disebut sebagai ketidakbijaksanaan yang egois—menggunakan konflik untuk menaikkan ego sendiri.
Banyak kasus perundungan dalam organisasi pendidikan dan kerja, yang dimulai dari satu orang membisikkan narasi miring, lalu menikmati kekacauan yang terjadi. Psikolog organisasi Dr. Robert Sutton menyebut tipe ini sebagai “The Certified Asshole”—pembuat drama profesional.
Dalam Islam, QS Al-Hujurat:12 sudah mengingatkan kita untuk menjauhi prasangka dan ghibah, karena itulah celah utama setan menyalakan fitnah.
4. Mereka Menyembunyikan Diri di Balik "Tujuan Mulia"
“Jika kamu ingin melihat wajah asli seseorang, lihat bagaimana ia memperlakukan orang yang tidak bisa memberi apa pun padanya.” – Seneca
Orang jahat sering menyembunyikan niat mereka di balik embel-embel perjuangan: demi agama, demi cinta, demi keluarga. Tapi dalam tindakan nyata, mereka menindas, menyakiti, dan merendahkan.
Dalam Islam, QS Al-Baqarah:204-205 menggambarkan orang yang lisannya manis, tapi tindakannya merusak:
5. Mereka Mengambil Tanpa Memberi, dan Menguras Tanpa Peduli
Orang jahat tidak peduli keseimbangan. Dalam hubungan apa pun—kerja, cinta, pertemanan—mereka akan menguras waktumu, energimu, dan akal sehatmu, lalu pergi ketika kamu hancur.
Tidak Semua Orang yang Kamu Suka Itu Baik
Kita diajarkan untuk berbaik sangka, benar. Tapi kita juga diperintahkan untuk tidak bodoh dalam berinteraksi.
“Allah tidak menyukai kezaliman. Dan Allah menyuruh untuk berlaku adil dan memberi kepada kerabat.” (QS An-Nahl: 90)
“Tugas kita bukan menilai niat orang, tapi mengenali perilaku mereka dengan jernih.” – Marcus Aurelius
Bila kamu sedang berurusan dengan seseorang dan muncul tanda-tanda ini: manipulatif, penuh drama, membuatmu meragukan dirimu sendiri, dan enggan bertanggung jawab—janganlah ragu untuk berjarak.
Sumber Referensi:
-
Seneca, Letters from a Stoic
-
Philip Zimbardo, The Lucifer Effect (2007)
-
Robin Stern, The Gaslight Effect (2007)
-
Dr. Harriet Lerner, The Dance of Anger (1985)
-
Tafsir Ibn Katsir: QS Al-Hujurat, QS Al-Baqarah
-
Psychology Today – articles on emotional abuse and narcissistic behavior
5 Tanda Kamu Sedang Berurusan dengan Orang Jahat | Filsafat Stoikisme


0 komentar:
Post a Comment