Sunday, November 7, 2021

Self Love

 



Ada sebuah perjalana penuh liku yang hanya bisa kita rasakan sendiri. Mungkin, kamu  tahu bagaimana rasanya berjalan di atas kerikil tajam tanpa alas kaki. Sakit 'kan?
Ada yang lebih sakit dari itu. Ada kaki lain yang menginjak kakimu dan menopangkan hidupnya pada rasa sakit itu tanpa ingin memberimu satu waktu untuk tersenyum.

Selama enam tahun ini, aku benar-benar tidak tahu bagaimana rasanya tidur nyenyak. Terlalu banyak rasa sakit yang harus aku tanggung. Terlebih, orang yang menyakiti adalah orang yang paling dekat dengan diri sendiri. Ibarat sebuah pisau, ia akan lebih mudah melukai jika berada di dekat kita. 

Benar apa kata orang ... orang yang paling berpotensi membuat kita sakit adalah orang yang paling dekat dengan kita. Jika orang yang jauh atau tak kenal sama sekali, mungkin kita akan menjadi acuh tak acuh dengan semua yang terjadi.

Tapi ketika semua rasa sakit itu datang dari orang yang paling dekat, rasanya sangat-sangat menderita. Ingin pergi, tapi tak bisa pergi. Ingin lari, tapi tak punya kekuatan untuk berdiri. Ingin menangis, tapi air mata ini sudah terkuras habis.

Hingga di satu titik, aku menyadari kesalahanku. Aku harus bisa mencintai diriku sendiri sebelum aku mencintai orang lain. Satu hal yang belum pernah aku lakukan dalam hidupku. Selama ini aku memang lebih mencintai orang lain daripada diriku sendiri. Aku melakukan banyak hal untuk keluarga, berjuang dan berkorban tanpa memikirkan kebahagiaanku sendiri. 

Sampai akhirnya, aku sendiri tidak sanggup menahannya.

Aku memilih untuk berjalan seorang diri. Meski tertatih, setidaknya batu terbesar yang menjadi beban terberat dalam hidupku bisa aku lepaskan.

Aku ingin lebih menghargai hidupku sendiri. Membahagiakan diri sendiri dan orang-orang yang menjadi prioritas untukku saat ini. 



0 komentar:

Post a Comment

Copyright © Rin Muna
Design by Anders Noren | Blogger Theme by NewBloggerThemes.com | Edited by Gigip Andreas