Tak seperti hari kemarin, pagi ini langit di Rapak
Lambur cukup cerah. Sinar matahari yang hangat masuk lewat celah-celah jendela,
tapi aku masih enggan membuka mata. Kondisi tubuhku yang kurang sehat sejak
kemarin, membuatku terpaksa mengonsumsi obat dan tertidur dalam waktu yang
cukup panjang.
Pukul 07.30 WITA, aku masih memasak di dapur.
Padahal, setengah jam lagi jadwal kegiatan sudah harus dimulai. Aku tidak bisa
membeli sarapan karena rumah kakakku jauh dari kota dan tidak ada yang
berjualan nasi saat pagi hari. Jadi, aku pilih untuk memasak atau sekedar
menghangatkan sayur kemarin lebih dahulu.
Aku baru bisa berangkat dari Rapak Lambur pada jam
08.00 WITA menuju ke Aula SMA Negeri 2 Tenggarong. Meski datang terlambat,
acara baru saja dibuka dan aku segera duduk di kursi yang aku tempati pada hari
sebelumnya.
Kondisi tubuhku hari ini cukup fit dan bersahabat,
tidak seperti hari kemarin. Entah kenapa, aku tiba-tiba berubah menjadi manusia
tropis yang tidak bisa terkena hawa dingin. Hawa dingin benar-benar menyiksa
hidung dan tubuhku.
Materi pertama kali ini disampaikan kembali oleh
M. Arsyad dari GLK (Gerakan Literasi Kutai) yang melanjutkan materi tentang
pembuatan proposal komunitas. Kemudian, materi selanjutnya diisi oleh Ibu Mimi
Nuryanti dari Yayasan Lanjong Indonesia yang memberikan materi tentang
penyusunan RAB (Rancangan Anggaran Biaya) dan Laporan Keuangan Komunitas.
Materi-materi yang diberikan kali ini tentunya
sangat penting dan sangat bermanfaat, terutama bagi komunitas literasi. Sebab,
masih banyak komunitas literasi yang belum memiliki pelaporan administrasi yang
lengkap dan belum memiliki legalitas. Dengan adanya kegiatan ini, aku berharap
kalau semua komunitas literasi di Kutai Kartanegara bisa saling menguatkan demi
terwujudnya literasi untuk kesejahteraan masyarakat.
Tidak seperti hari kemarin, kegiatan bimtek hari
ini selesai lebih cepat dari jadwal yang telah ditentukan. Seharusnya selesai
jam lima sore, tapi jam setengah empat sore sudah selesai.
Aku cukup terkejut karena jadwal berjalan lebih
cepat dari sebelumnya. Sementara, aku belum mengabari suamiku yang posisinya
masih berada wilayah PLTGU Tanjung Batu yang jaraknya sekitar 15km dari SMA
Negeri 2 Tenggarong. Alhasil, aku harus menunggu jemputan terlebih dahulu.
Peserta dari beberapa kecamatan mulai beranjak
satu per satu. Aku masih bersantai di tempat dudukku. Kebetulan, ada Asih
(Anggota FLP Kukar) yang juga sedang menunggu jemputan.
Beberapa menit kemudian, ruang pertemuan ini mulai
kosong. Aku juga ikut berkemas. Mengemas laptop dan segala pernak-perniknya ke
dalam tas ranselku, kemudian melangkah keluar. Menunggu di luar ruangan lebih
mengasyikkan dan lebih menghangatkan tubuhku.
Baru duduk beberapa menit, tiba-tiba ada
pemberitahuan di dalam grup bimtek kalau ada tas yang tertinggal dan itu adalah
tas milikku. Aku segera berlari masuk kembali ke dalam aula dan mengambil tasku
yang disimpankan oleh panitia. Beruntungnya, aku belum keluar dari tempat
tersebut dan tidak menyadari kalau tas tanganku ternyata berada di luar ransel
dan berada di meja peserta lain. Jika aku membawa sepeda motor sendiri, mungkin
ceritanya akan menjadi berbeda.
Aku menunggu sekitar 30 menit di teras aula SMA
Negeri 2 Tenggarong. Cuaca sore cukup bersahabat dan hangat. Rasanya sangat nyaman
untuk kondisi tubuhku yang sedang flu.
Pria bertubuh besar itu datang dengan senyuman
yang mengembang. Ia tidak berkata banyak dan langsung menghampiriku. Menemaniku
duduk bersantai di teras aula SMA Negeri 2 Tenggarong. Menemaniku mengobrol
sembari menyesap sebatang rokok favorite-nya.
”Mau ke mana lagi?”
Pertanyaan itu keluar dari bibir suamiku yang sudah
sangat memahami bagaimana kehidupanku. Ia tahu, aku tidak mungkin hanya bertemu
dengan satu orang di kabupaten ini. Ya, aku sudah janjian bertemu dengan Ibu
Listy (Dinas Pendidikan) dan Habib (Ketua Himasja & Komunitas Pixelarasi).
Tapi, aku masih menunggu konfirmasi dari mereka, apakah mereka bisa bertemu
atau tidak.
Setelah bersantai beberapa menit, kami segera keluar
dari tempat tersebut. Aku merasa sangat senang kali ini karena bisa bertemu
dengan beberapa pengelola perpustakaan desa/kelurahan dan tbm yang ada di
wilayah Kutai Kartanegara. Sejauh ini bergerak di dunia literasi, aku belum
pernah bertemu dan berkumpul dengan mereka.
Aku berharap, semua pengelola perpustakaan dan tbm
di wilayah Kutai Kartanegara bisa saling bersinergi dan saling menguatkan untuk
terus menggerakkan literasi. Mengingat lokasi geografis Kabupaten Kutai Kartanegara
yang sangat luas dan jarak tempuh ke ibukota kabupaten juga sangat jauh. Momen
ini menjadi momen berharga untuk bisa saling bersilaturahmi, saling sharing,
dan saling menguatkan satu sama lain agar literasi di Kutai Kartanegara
benar-benar bisa bergaung demi kebermanfaatan dan kesejahteraan masyarakatnya.
Kutai Kartanegara, 16 Juli 2025
.jpg)
0 komentar:
Post a Comment