Friday, March 27, 2020

Enggan Berdamai



Ribuan langkah telah kutempuh
Sejauh langkahku tanpa berteduh


Tahukah kau ...?
Kopi kusuguh setelah kuseduh
Lamat-lamat suara sesap mulai terenyuh
Namun kopiku tak mampu berhenti berpeluh

Berpeluh tanpa keluh ...
Sakit yang tak berdarah terus kukayuh

Berjuang sendiri hingga tak terasa sakit yang teramat sakit.
Berjuang sendiri dan hanya mendapat tatapan mata, enggan mengulurkan tangan.
Berjuang sendiri hingga peluh berubah jadi darah.

Darah yang terus mengalir ...
Mengalir tanpa arah yang pasti ...
Yang pasti adalah perjuangan dan pengorbanan tak pernah bertepi.


Ingin kupergi ...
Memperbaiki diri ini...
Mungkin langkah awal telah mati ...
Aku enggan berdamai dengan hati.
Aku enggan berdamai dengan kaki.
Aku enggan berdamai dengan nuraini.

Bisik-bisik kecil yang menguatkanku ...
Senyum-senyun kecil yang menyemangatiku ...
Namun aku tetap enggan 
Tetap enggan melanjutkan jalan yang kini kulalui.
Terlalu banyak rasa sakit di hati.
Jika berdamai akan terus merasa sakit.
Aku enggan berdamai ... sebab ku ingin mencari damaiku sendiri ...



Kutai Kartanegara, 26 Maret 2020

@Rin.Muna


0 komentar:

Post a Comment

Copyright © Rin Muna
Design by Anders Noren | Blogger Theme by NewBloggerThemes.com | Edited by Gigip Andreas