Thursday, January 17, 2019

Menikmati Sore di Bibir Pantai Tanjung

Dok. Pribadi Rin Muna

Sudah lama aku tak mengunjungi tempat ini. Ingin sesekali aku bisa datang menjenguk. Menjenguk siapa? Bukankah pantai ini selalu kosong? Tak bertuan. Hanya lembayung senja yang menyambut setiap sore kupijakkan kakiku ke sini.

Terkadang aku rindu ... pada kisah masa lalu. Yang hampir hilang dari memoriku. Terus memudar di makan waktu dan usia.

Sesekali ingin kujenguk kisah yang pernah mengisi hatiku.
Aku menarik napas dalam-dalam. Membentangkan tangan seluas-luasnya. Seluas lautan yang kini berhadapan denganku.
Kupejamkan mata dan kunikmati semilir angin membelai rambutku.
Ada cerita yang tiba-tiba melintas dalam gelap pejaman mata.
Dalam gelap, aku lihat tawaku tujuh tahun silam.
Dalam gelap, aku lihat tawamu tujuh tahun silam.
Dalam gelap, aku lihat tawa mereka tujuh tahun silam.
Dalam gelap, dapat kusaksikan hari bahagia penuh canda tawa bersamamu, dia dan mereka.
Lalu laut menyapunya tanpa sisa.
Meninggalkan kenangan penuh duka.
Sampai kini aku masih setia menanti. Walau kini lebih banyak air mata yang kunikmati.
Tidakkah kamu tahu? Hal sederhana dalam hidup ini adalah ketika menikmati semua suka dan duka.
Jika waktu bisa kembali, mungkin aku tidak akan berjalan ke masa depan.
Namun, Tuhan ciptakan waktu memang tidak akan pernah kembali. Supaya kita tahu, bahwa hidup tidak sekedar tentang hari ini. Tapi juga tentang hari kemarin yang akan menjadi hari esok.
Selamat malam ... semoga mimpi-mimpimu indah dan menyenangkan.
Dan aku akan terus berjalan dalam mimpi.
Terus bermimpi sambil berjalan mewujudkannya menjadi nyata...

0 komentar:

Post a Comment

Copyright © Rin Muna
Design by Anders Noren | Blogger Theme by NewBloggerThemes.com | Edited by Gigip Andreas