Zulhamdani A.S lahir di kota kecil Sanga-Sanga (Kutai Kartanegara), 13 Mei 1958. Belajar teater dan film di ASDRAFI (Akademi Seni Drama & Film Indonesia di Yogyakarta. Lulus dari ASDRAFI pada tahun 1981. Pernah mengajar pelatihan pantomime di ASDRAFI selama 2 tahun. Pada tahun 1980-1986 berkeliling di beberapa daerah di tanah air termasuk Kalimantan Timur untuk pentas teater, pantomime dan memberikan workshop teater.
Sebagai seorang sastrawan, seniman dan budayawan Kaltim, karya-karyanya berupa cerpen, puisi, karya tulis/artikel dan lain-lain sudah banyak dimuat di media lokal, nasional dan internet. Termasuk salah satunya buku kumpulan cerpen yang berjudul "Bingkisan Petir: (ed. Korrie Layun Rampan, 2005) yang beredar di toko buku Gramedia. Zulhamdani A.S. sudah menulis lebih dari 100 puisi. Seorang penulis senior scenario TV di Kaltim yang sudah ditulisnya sebanyak 73 judul, antara lain : ANAK SEPANJANG SUNGAI (50 Episode), HANTU BANYU (20 episode), MANDAU (FTV) dan lain-lain.
Salah satu episode "ANAK SEPANJANG SUNGAI" mewakili Indonesia dalam Festival Sinetron Anak Antar Negara Asia Pasific di Jepang (1997). Begitu pula film televise (FTV) yang berjudul "MANDAU" pernah ditayangkan TVRI Jakarta, TPI Jakarta, TVRI Balikpapan, TVRI Samarinda dan TV3 Malaysia.
Zulhamdani A.S pernah membintangi FTV (Mandau) sebagai pemeran utama (antagonis), peran utama film semi documenter "DI BALIK PENOBATAN SULTAN SALAHUDIN" di Tenggarong dan "APA-APANYA DONG" sebagai peran pengganti Titik Puspa, juga film sejarah "JANUR KUNING", "SERANGAN FAJAR" dan "ASA DI FAJAR MERAH" sebagai peran figuran dan peran pembantu. Tahun 2013, Zulhamdani A.S menjadi peran pembantu di film "API CINTA DI TANA PASER" bersama Wulan Guritno dan Pit Pagau sebagai pemeran utamanya, juga bermain di film dokumenter "SUNGAI WAIN BALIKPAPAN" sebagai peran utama.
Pada tahun 2002 mendapatkan juara II nasional penulisan buku cerita (novel) dengan judul "DAYAK-DAYAK" di Jakarta, menyisihkan 300 penulis se-Indonesia yang diselenggarakan oleh DEPAG RI di Jakarta. DKB Award diperoleh Zulhamdani A.S pada tahun 2002 di bidang teater. Penghargaan tertinggi dari Walikota Balikpapan (Imdad Hamid, SE) sebanyak 3 kali, Pembina Teater (2003), Pemerhati Seni (2008), Perintis Seni Sastra dan Budaya (2009). Mendapat undangan baca puisi di Malaysia (2008) dan undangan membaca puisi di Radio dan Televisi Kerajaan Brunei Darusalam (2010).
Sebagai seorang sastrawan, seniman dan budayawan Kaltim, karya-karyanya berupa cerpen, puisi, karya tulis/artikel dan lain-lain sudah banyak dimuat di media lokal, nasional dan internet. Termasuk salah satunya buku kumpulan cerpen yang berjudul "Bingkisan Petir: (ed. Korrie Layun Rampan, 2005) yang beredar di toko buku Gramedia. Zulhamdani A.S. sudah menulis lebih dari 100 puisi. Seorang penulis senior scenario TV di Kaltim yang sudah ditulisnya sebanyak 73 judul, antara lain : ANAK SEPANJANG SUNGAI (50 Episode), HANTU BANYU (20 episode), MANDAU (FTV) dan lain-lain.
Salah satu episode "ANAK SEPANJANG SUNGAI" mewakili Indonesia dalam Festival Sinetron Anak Antar Negara Asia Pasific di Jepang (1997). Begitu pula film televise (FTV) yang berjudul "MANDAU" pernah ditayangkan TVRI Jakarta, TPI Jakarta, TVRI Balikpapan, TVRI Samarinda dan TV3 Malaysia.
Zulhamdani A.S pernah membintangi FTV (Mandau) sebagai pemeran utama (antagonis), peran utama film semi documenter "DI BALIK PENOBATAN SULTAN SALAHUDIN" di Tenggarong dan "APA-APANYA DONG" sebagai peran pengganti Titik Puspa, juga film sejarah "JANUR KUNING", "SERANGAN FAJAR" dan "ASA DI FAJAR MERAH" sebagai peran figuran dan peran pembantu. Tahun 2013, Zulhamdani A.S menjadi peran pembantu di film "API CINTA DI TANA PASER" bersama Wulan Guritno dan Pit Pagau sebagai pemeran utamanya, juga bermain di film dokumenter "SUNGAI WAIN BALIKPAPAN" sebagai peran utama.
Pada tahun 2002 mendapatkan juara II nasional penulisan buku cerita (novel) dengan judul "DAYAK-DAYAK" di Jakarta, menyisihkan 300 penulis se-Indonesia yang diselenggarakan oleh DEPAG RI di Jakarta. DKB Award diperoleh Zulhamdani A.S pada tahun 2002 di bidang teater. Penghargaan tertinggi dari Walikota Balikpapan (Imdad Hamid, SE) sebanyak 3 kali, Pembina Teater (2003), Pemerhati Seni (2008), Perintis Seni Sastra dan Budaya (2009). Mendapat undangan baca puisi di Malaysia (2008) dan undangan membaca puisi di Radio dan Televisi Kerajaan Brunei Darusalam (2010).
Balikpapan, 18 Maret 2018
Sumber : Catatan Zulhamdani A.S saat memberikan materi "Dongeng" pada Pelatihan Pembinaan Komunitas Literasi Balikpapan (Oktober 2018)