Saturday, January 14, 2023

Pengalaman Jadi MC Acara Pagelaran Seni Kuda Lumping di Pantai Duta Pemedas

 



Mohon maaf kalau aku baru nulis ini. Sebenarnya, udah lama sih pengen nulis supaya ada cerita yang bisa aku bagi tentang pengalaman aku. Sayangnya, kesibukan dan rasa mager itu lebih dominan di kepalaku daripada nulis.
Terus, aku ke-trigger banget ketika memori laptop dan memori komputerku udah full semua dengan video dan foto-foto koleksiku. Alhasil, aku nggak tahu nih mau nyimpan file fotoku di mana lagi supaya nanti bisa aku lihat kembali saat aku tua dan terserang alzheimer.

Foto ini adalah fotoku bersama Pak Kundori di Pantai Duta Pemedas pada tanggal 21 September 2022. 
Nggak tahu kenapa, tiba-tiba aku jadi MC dadakan karena MC yang biasa ngisi acara nggak bisa datang. Yah, alhasil aku harus backup supaya kegiatan ini bisa berjalan dan bisa berkomunikasi dengan pengunjung pantai yang ada di sana.
Alhamdulillah, acara berjalan dan berlangsung dengan baik. Meski setiap jadi MC, aku sering banget nggak sampe kelar. Kenapa? Karena biasanya udah ada yang backup juga. Di Paguyuban Turonggo Lestari Budoyo, semuanya memang relawan dan saling support. Bukan cuma saling support, tapi juga saling backup keadaan. Semua anggota bisa fleksibel bergerak sesuai kemampuan dan kebutuhan. 
Meski nggak dapet bayaran, tapi bisa happy banget saat jadi MC di sini. Suasananya menyenangkan, semua orang di panggung ramah dan mudah mendapatkan informasi. Tak jarang, mereka mengajak aku bercanda di belakang panggung supaya aku nggak nervous saat membawakan acara. Maklumlah, aku MC amatiran yang suka dipake saat nggak ada yang lain yang ngisi. So, jangan berharap kalau aku tampil dengan performa yang bagus banget. Karena inilah aku, jadi MC apa adanya, hehehe.


Ini adalah pengalaman hidup yang mungkin bisa aku kenang suatu saat nanti. 
Kalau ada yang butuh MC untuk acara, aku juga open tenaga dan pikiran buat siapa saja. Dengan catatan, nggak tabrakan sama jadwal-jadwal aku yang lainnya. So, booking dari jauh-jauh hari, ya! Wkwkwkwk




Creative Class "Melukis di Sapu Tangan" Part 1 | Rumah Literasi Kreatif

 


Minggu, 11 September 2022 adalah pertama kalinya kelas kreatif di Rumah Literasi Kreatif dibuka.
Kelas ini hanya dibuka untuk 5 orang anak saja karena kami pikir, tidak banyak anak-anak yang berminat di bidang seni lukis. 
Alhamdulillah, yang mendaftar untuk ikut kelas malah melebihi dari kuota yang ada.

 Kelas kreatif ini berbayar karena ada bahan dan alat yang dibutuhkan, juga untuk membayar guru melukisnya. Sementara itu, pengadaan sapu tangannya sendiri disponsori oleh Lovella Mode, rumah jahit milik founder Rumah Literasi Kreatif yang ada di Desa Beringin Agung.

Terima kasih untuk semua anak-anak yang sudah aktif berkontribusi dan belajar di Rulika.



Much Love,


Rin Muna
























Thursday, January 12, 2023

Autobiografi Walrina

 


Hai, salam kenal buat kalian yang belum kenal sama aku ...!
Yang udah kenal, nggak usah kenalan lagi, deh! Kalian nggak usah baca tulisan ini karena kalian udah tahu siapa aku, di mana aku lahir dan untuk apa aku dilahirkan, hahaha.

Aku mau langsung kenalan sama kalian yang belum kenal aku aja, deh.
Aku juga mau cerita banyak hal tentang hidupku yang penuh dengan liku-liku.
Tolong siapkan tisu yang banyak, karena perjalanan hidupku tidak mudah.

Namaku Walrina, biasa dipanggil Rina. 

Aku lahir di desa terpencil yang berada di wilayah Kalimantan Timur. Desa kecil yang dulu bernama Rawa Jaya itu, kini lebih dikenal dengan nama Desa Beringin Agung.
Aku lahir pada tanggal 09 November 1991 di pondok kecil yang menjadi rumah tinggal kedua orang tuaku. Tidak ada yang istimewa kala itu. Sekeliling rumah dipenuhi oleh pepohonan besar. Bahkan pada malam hari, seringkali binatang buas berada di dekat rumah. Bukan hal yang aneh bagiku saat masih kecil. Melihat babi hutan, beruang, landak, biawak dan ular besar sudah jadi konsumsi mataku sehari-hari. Aku bahkan sering makan rumput dan telur burung mentah karena tidak punya makanan dan tidak bisa memasak. Tak jarang juga aku mengonsumsi air hujan atau air sungai untuk aku minum. Alhamdulillah, masih sehat sampai detik ini walau sering minum air kali tanpa dimasak, hehehe.


Saat berusia enam tahun, aku merengek minta sekolah hanya karena tidak punya teman main ketika yang lain pergi bersekolah. Saat itu, orang tua masih keberatan kalau aku masuk sekolah. Pertama, karena belum siap dengan biaya sekolah (beli seragam, tas, alat tulis, dll). Kedua, karena usia masuk SD harusnya di usia tujuh tahun.
Setelah menangis setiap hari karena ingin sekolah, akhirnya aku diizinkan untuk bersekolah di SDN 038 Samboja. Aku harus menjalani dua tahun di kelas satu karena alasan usia. Soal mata pelajaran, aku sendiri tidak pernah memikirkan harus punya nilai berapa. 
Ketika pertama kali aku mendapat raport, aku menangis di kelas karena mendapatkan Ranking 1, sementara ranking teman-temanku semuanya lebih dari 1. Terlebih, temanku yang mendapatkan ranking 11, mengatakan kalau aku sangat bodoh, makanya hanya dapat ranking 1 saja. Sesampainya di rumah, keluargaku memberikan pengertian dan akhirnya aku masih bisa mendapatkan gelar ranking 1 hingga lulus sekolah dasar.
Setelah lulus sekolah dasar, aku tidak bisa melanjutkan ke jenjang pendidikan yang lebih tinggi karena belum ada SMP di desa tempat tinggalku. Sekolah terdekat dengan rumah berjarak 10 kilometer dan hanya bisa ditempuh dengan berjalan kaki karena jalan keluar masih jalan setapak. Juga belum banyak orang yang memiliki kendaraan bermotor seperti saat ini.
Akhirnya, aku memutuskan untuk melanjutkan sekolah di SMP Negeri 15 Balikpapan dan tinggal di sebuah panti asuhan yang terletak di km.8 yakni Panti Asuhan Ibu Pertiwi. Di sana, aku bisa menyelesaikan pendidikan hingga jenjang SMA dan bersekolah di SMA Negeri 06 Balikpapan.

Setelah menyelesaikan pendidikan di bangku SMA, aku tidak melanjutkan ke jenjang berikutnya karena tidak ada biaya. Sehingga, aku bekerja di perusahaan perkebunan kelapa sawit dan belajar banyak hal di sana. PT. Alam Jaya Persada menjadi perusahaan pertama kali tempatku belajar hingga aku bisa mendapatkan banyak ilmu pengetahuan tentang management bisnis di sana secara langsung. Meski aku hanya lulusan SMA, aku akhirnya bisa meng-handle pekerjaan manager saat dia sibuk dengan pekerjaannya di lapangan.

Setelah enam tahun sepuluh bulan bekerja di perusahaan kelapa sawit, aku memilih resign di penghujung tahun 2017. Aku memilih menjadi seorang ibu rumah tangga yang bisa berada di dekat anak-anak setiap harinya. Keseharianku hanya menjahit dan sesekali menulis sebuah cerita.
Pada 18 Februari 2018, aku memilih mendirikan sebuah taman baca di tengah keterbatasanku sendiri. Alhamdulillah, taman baca yang aku dirikan mendapat sambutan baik dari masyarakat Desa Beringin Agung dan sekarang telah berubah menjadi Yayasan Rumah Literasi Kreatif yang bergerak di bidang sosial dan pendidikan, juga membawahi beberapa komunitas yang ada di Rumah Literasi Kreatif.
Sejak resign bekerja di tahun 2017, aku sudah aktif belajar menulis karena hobby. Banyak bergabung di komunitas literasi hingga akhirnya masuk ke industri penulisan profesional di tahun 2019 hingga sekarang.
Dari menulis, aku bisa menghidupi keluargaku, membangun sebuah rumah mungil untuk anak-anakku dan membiayai operasional Rumah Literasi Kreatif setiap harinya. Sampai saat ini, aku memilih tidak bekerja kembali di perusahaan karena aku tahu jika aku akan meninggalkan rumah baca yang sudah aku bangun. Untuk itu, aku memilih untuk tetap bergerak sebagai aktivis sosial pendidikan di desaku sendiri. Aku hanya mengandalkan hasil penjualan buku dan tulisan-tulisanku di internet untuk membiayai hidupku, keluargaku dan komunitas di Rumah Literasi Kreatif. Memang hasil dari menjahit dan menulis tidak seberapa, tapi diberi keberkahan oleh Allah sehingga Rumah Literasi Kreatif masih bisa berkembang dengan baik.
Aku adalah orang yang senang belajar banyak hal. Karena ilmu pengetahuan dan wawasan yang luas juga menjadi salah satu bekalku untuk menulis sebuah buku. Semua hal yang ada di tulisanku memang berdasarkan hasil bacaan sehari-hari. Bukan hanya membaca buku, tapi membaca semua hal di sekitarku termasuk membaca gestur tubuh seseorang.
Semakin banyak ilmu pengetahuan yang aku ketahui, aku merasa semakin bodoh. Ternyata, dari sekian banyak pengetahuan yang sudah kumiliki, masih ada jutaan bahkan triliunan pengetahuan yang tidak aku miliki. Oleh karenanya, aku ingin belajar setiap hari meski sudah memiliki dua orang anak. Hingga akhirnya aku memutuskan untuk melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi.
Kata orang, tidak ada kata terlambat untuk belajar. Oleh karenanya, aku memilih untuk mengambil studi S1 Prodi Sastra Inggris Bidang Minat Penerjemahan di Universitas Terbuka. Aku berharap bisa melanjutkan studiku dengan baik dan bisa menggunakan ilmu yang kumiliki untuk berbagi dan memberikan kemanfaatan untuk orang yang lebih banyak lagi.

Inilah sekelumit kisah tentang diriku yang bisa aku tulis.
Saat ini aku adalah seorang single parent dan memiliki dua orang anak, yakni;
Alifia Shaumi Aleshana (lahir tahun 2015) 
Marga Mahesa Yudistira (lahir tahun 2020)

Beberapa prestasi yang aku dapatkan dalam beberapa tahun terakhir ini adalah :
1. Juara 1 Lomba Sinopsis Tingkat Sekolah Dasar antar Sekolah.
2. Juara 2 Lomba Sinopsis Tingkat Sekolah Dasar antar Kota/Kabupaten
3. Juara 3 Lomba Karya Ilmiah Tingkat SMP
4. 196 Nominator Lomba Cipta Puisi Tingkat Nasional dalam Buku “Lewat Angin Ku Kirimkan Segenggam Do’a Buat Abahku” 2017.
5. 60 Nominator Lomba Menulis “Dongeng” 2017.
6. Juara Favorite Duta Baca Kaltim 2018
7. Penghargaan Pemuda Pelopor Bidang Pendidikan Kukar 2019
8. Gold Category Indonesian CSR Award 2020 oleh Pertamina Hulu Sanga-Sanga
9. Gold Category Indonesian Sustainability Development Award 2021 oleh Pertamina Hulu Sanga-Sanga
10. Juara 3 Lomba Kaligrafi Cabang Kontemporer MTQ Samboja Tahun 2019
11. Juara Harapan 1 Lomba Kaligrafi Cabang Dekorasi MTQ Samboja Tahun 2022

Dalam dunia tulis-menulis, aku telah menerbitkan beberapa karya yang nggak keren-keren banget, tapi cukup membanggakan untuk diriku sendiri, hehehe.

Beberapa buku cetak yang telah aku terbitkan sejak aku belajar menulis hingga sekarang:

1. Buku Antologi Puisi “Ayah di Bahumu Aku Bersandar” – Fam Publishing, 2016.
2.Buku Antologi Puisi “Yang Membuka Pintu Surga” – Fam Publishing, 2016.

3. Buku Antologi Puisi “Menghempas Karang” – Fam Publishing, 2016.

4. Buku Antologi Puisi “Setangkai Padi Yang Merunduk” – Fam Publishing, 2016.

5. Buku Antologi Puisi “Dua Sayap” – Fam Publishing, 2016.

6. Buku Ensiklopedi Penulis Indonesia Jilid 7– Fam Publishing, 2016.

7. Buku Antologi Puisi “Kota yang Menjadi Kata” – Fam Publishing, 2016.

8. Buku Antologi Puisi “Malam-Malam Seribu Bulan” – Fam Publishing, 2016.

9. Buku Antologi Cerpen “Padamu Aku Bercerita” – Fam Publishing, 2016.

10. Buku Antologi Cerpen “Syair Tujuh Belas Agustus” – Fam Publishing, 2016.

11. Buku Antologi Cerpen “Puppy Love” – Fam Publishing, 2017.

12. Buku Antologi Puisi “Muda-Mudi Ibu Pertiwi” – Fam Publishing, 2017.

13. Buku Antologi Cerpen Anak “Dunia Kata” – Fam Publishing, 2017.

14. Buku Antologi Puisi “Lewat Angin Ku Kirimkan Segenggam Do’a Buat Abahku” – Fam Publishing, 2017.

15. Buku Antologi Dongeng “Janji Seekor Tikus dan Semut” – Fam Publishing, 2017.  

16. Buku Antologi Cerita "Asmara Negeri Somplak" - Plukme, 2018
17. Buku Antologi Cerita "Salikah" - Plukme, 2018
18. Buku Antologi Cerpen "Luka Labatula" - Kantor Bahasa Kalimantan Timur, 2018
19. Buku Antologi Cerpen "Please, Move On!" - Denta Publisher, 2021
20. Buku Antologi Cerpen "Layar-Layar Koyak" - Denta Publisher, 2022 
21. Buku Novel "Perfect Hero" - Novelindo Publishing, 2022
22. Buku Novel "I am Here, Mr. Rich" - Novelindo Publishing, 2022

Beberapa buku online yang telah aku terbitkan sejak aku belajar menulis hingga sekarang:
1. Alluna Wedding Party by Rin Muna -Novelme, 2019 [37.204 kata - On Going]
2. After Savage by Rin Muna - Novelme, 2019  [65.863 kata - On Going]
3. Then Love by Vella Nine - Novelme, 2019 [421.538 kata - Tamat]
4. Perfect Hero by Vella Nine - Novelme, 2020 [1.373.366 kata - Tamat]
5. Perfect Hero Seri 1 versi cetak by Vella Nine - Novelindo Publishing, 2022
6. Perfect Hero 2 by Vella Nine - Novelme, 2021 [ 572.955 kata - Tamat] 
7. Shaum Me by Vella Nine - Novelme, 2021 [87.124 kata - Tamat]
8. Bad Planter by Vella Nine - Novelme, 2021 [91.384 kata - On Going]
9. I am Here, Mr. Rich by Vella Nine - Novelme, 2022 [410.769 kata - Tamat]
10.  I am Here, Mr. Rich Seri 1 versi cetak by Vella Nine - Novelindo Publishing, 2022
11. Menikahi Lelaki Brengsek by Vella Nine - Karyakarsa, Goodnovel, Wattpad & Storial, 2022 [80.000 kata - Tamat]
12. Suami untuk Istri by Vella Nine - Fizzo, 2022 [ 617.400 kata - Tamat]
13. Assalamualaikum, Ya Habib by Vella Nine - Fizzo 2022 [147.600 kata - On Going]
14. Mrs. Rose & Mr. Rich by Vella Nine - Fizzo, 2023 [63.100 kata - On Going]


Jangan bingung dengan karyaku yang acak-acakan ini dan punya tiga nama pena berbeda. Insya Allah, untuk karya-karya novel fiksi aku akan tetap menggunakan nama pena Vella Nine. Sementara untuk tulisan artikel, opini dan sejenisnya, aku akan tetap menggunakan nama pena Rin Muna. So, nggak usah bingung dengan dua nama pena itu karena orangnya cuma satu doang.


Mungkin ini aja autobiografi yang bisa aku tulis karena nggak ada lagi hal yang bisa aku tuliskan tentang aku.
Oh, ya, ada kegiatan organisasi yang aku ikuti, yakni :
1. Pendiri Yayasan Rumah Literasi Kreatif
2. Wakil Ketua Bidang Pendidikan KNPI Samboja Periode 2019/2022
3. Ketua KIM Mutiara Borneo (Diskominfo) periode 2019/2024
4. Sekretaris BUMDes Maju Mapan Desa Beringin Agung Periode 2018/2021
5. Sekretaris BUMDes Maju Mapan Desa Beringin Agung Periode 2022/2024

Sepertinya hanya ini saja, jika ada kegiatan atau prestasi yang belum aku tulis dan kalian tahu, tolong diingatkan, ya!
Semoga autobiografi ini bermanfaat dan bisa menjadi pengingat untukku sendiri saat aku tua nanti.


Thank you so much!


Rin Muna


Pengurus Yayasan Rumah Literasi Kreatif

 

Yuk, kenalan sama pengurus Yayasan Rumah Literasi Kreatif!

Mereka yang selama ini berada di balik layar untuk membesarkan nama Rulika.


Klik Profil 👉 Walrina

 Klik Profil 👉 Hidayah Utama Lubis


 Klik Profil 👉M. Alwi Dahlan

Klik Profil 👉 Rikal Artha Yuda, S. Kep

Klik Profil 👉 Ade Surya Husaini

Klik Profil 👉Ikhsan Nurdia Pratama

 Klik Profil 👉Aisyah Nurul Hidayah

 Klik Profil 👉Anis Tri Astuti

 Klik Profil 👉Evi Trisnawati

 Klik Profil 👉Esti Wahyuni

Klik Profil 👉 Lia Selfiana

 Klik Profil 👉 Rendi Setiawan


Klik nama yang bergaris bawah untuk melihat profil pengurus, ya!


Salam kenal semuanya...

Doakan semoga kami bisa amanah dan ikut membantu memajukan negeri ini.



Salam,


Pengurus Yayasan Rumah Literasi Kreatif

Monday, January 9, 2023

Paguyuban Seni Kuda Lumping Sebagai Penjaga Nilai Sosial

 




Indonesia memiliki keberagaman dalam hal suku bangsa, bahasa, budaya, adat dan kebiasaan, bahkan agama dan kepercayaan. 

Desa Beringin Agung adalah desa yang berada di wilayah pelosok Kalimantan Timur, memiliki keberagaman di dalamnya. 

Dengan adanya program literasi di Rumah Literasi Kreatif, semakin membuat Desa Beringin Agung menjadi desa yang mudah dikenal oleh masyarakat luas. Desa ini bisa menjadi desa yang berkembang dengan pesat karena masyarakatnya menjunjung tinggi nilai budaya dan tradisi dari leluhur mereka.

Dari 6 literasi dasar yang menjadi bekal kehidupan kita dan juga salah satu program yang ada di Rumah Literasi Kreatif, literasi budaya dan kewargaan menjadi salah satu program yang harus berjalan dengan baik. Kegiatan literasi di Rulika tidak hanya berpusat dengan Rulika saja, tapi bisa melebar ke seluruh masyarakat secara luas. Artinya, program literasi yang dijalankan oleh Rulika sendiri memiliki kebermanfaatan yang luas dan tidak dibatasi oleh wilayah Desa Beringin Agung saja.

Sebelum adanya Rumah Literasi Kreatif, literasi budaya dan kewargaan di Desa Beringin sudah berjalan dengan baik sejak dulu. Semua warga Desa Beringin Agung hidup rukun dan menjaga kebersamaan.

Dengan adanya arus globalisasi dan modernisasi, warga desa Beringin Agung mendapat tantangan besar akan perubahan zaman. Kehidupan sosial masyarakat mulai terpengaruh budaya barat dan nilai sosial masyarakat mulai tergerus dengan sendirinya.

Untuk menjaga generasi muda tetap hidup rukun dalam kebersamaan, para sesepuh berusaha merangkul kaula muda dan generasi penerus untuk melestarikan budaya daerah. Membentuk sebuah paguyuban seni kuda lumping yang memiliki nilai sosial tinggi.

Dengan adanya kelompok paguyuban di Desa Beringin Agung, seni budaya daerah menjadi terjaga dengan baik. Masyarakat dan generasi penerus memiliki rasa kepedulian yang tinggi terhadap sesama. Kerukunan dengan tetangga juga ikut terjaga dengan baik.

Paguyuban seni kuda lumping adalah salah satu wadah untuk bertemu dan berkumpulnya warga setelah mereka melakukan aktivitas dan pekerjaan mereka sehari-hari. Dengan adanya paguyuban ini, warga menjadi sering guyub, hidup berdampingan bersama-sama dan solidaritas warga tetap terjaga dengan baik.

Sebab, manusia adalah makhluk sosial yang saling membutuhkan satu sama lain. Dengan adanya wadah kebersamaan warga, nilai sosial di masyarakat bisa terjaga dengan baik dan berkelanjutan. Semua warga bisa bergotong royong memberikan sumbangsih mereka untuk kemajuan desa. Kegiatan kumpul warga yang intensif juga mampu membangun kebersamaan dan kepedulian terhadap lingkungan.






Film Crew | Divisi Literasi Digital | Rumah Literasi Kreatif

 

Yuk, kenalan sama Film Crew 

dari komunitas Literasi Digital Rumah Literasi Kreatif!



Lisda Safitri
Siswi kelas 3 SMA Negeri 2 Samboja
 Desa Beringin Agung, Samboja

Walrina
Alumni SMA Negeri 6 Balikpapan
Founder Yayasan Rumah Literasi Kreatif
Desa Beringin Agung, Samboja

M. Nisyam
Siswa Kelas 2 SMA Negeri 1 Samboja
Desa Beringin Agung, Samboja

Aisyah Nurul Hidayah
Alumni MA Nuruddin Samboja
Bendahara Yayasan Rumah Literasi Kreatif
Desa Beringin Agung, Samboja

M. Arifin
Siswa Kelas 3 SMA Negeri 1 Samboja
Desa Beringin Agung, Samboja

Arfin Pramudya
Siswa Kelas 3 SMA Harapan Samboja
Desa Beringin Agung, Samboja



M. Fauzi
Alumni SMK Duta Bangsa
Desa Beringin Agung, Samboja

Tulus Duwiati
Siswi Kelas 1 MA Nuruddin Samboja
Desa Beringin Agung, Samboja

Esti Wahyuni
Alumni SMA Negeri 1 Samboja
Ketua Divisi Literasi Budaya Rumah Literasi Kreatif
Desa Beringin Agung, Samboja.

Dhea Cony
Siswi Kelas 3 MA Nuruddin Samboja
Desa Beringin Agung



Sunday, December 11, 2022

Creative Class "Melukis di Sapu Tangan" Part 2 Rumah Literasi Kreatif



Hari ini, 11 Desember 2022

Creative Class "Melukis di Sapu Tangan" di Rumah Literasi Kreatif kembali dibuka.
Kelas ini terbuka untuk umum dan untuk semua usia. Siapa saja yang ingin belajar melukis, bisa ikut bersama di sini.

Mereka sangat bersemangat mengikuti kelas ini. Selain dapet temen baru, ilmu baru dan explore kreatifitas mereka, hasil karyanya bisa dibawa pulang dan digunakan untuk kegiatan sehari-hari. 

Selain dapet benefit itu semua, mereka juga dapet sertifikat kelas kreatif, loh.


Makasih buat anak-anak kreatif yang sudah berpartisipasi hati ini.
Makin semangat berkreasinya dan semoga bermanfaat.

Sampai ketemu di kelas-kelas selanjutnya!



Much Love,

Rin Muna

Friday, November 4, 2022

Stick Nanas Samboja | Cemilannya Kaum Rebahan



Hai, hai ...!

Ada yang baru, loh ....
Kali ini aku mau kenalin kalian produk baru yang lagi nge-hits banget. 
Aku punya produk olahan nanas yang bisa menemani kamu di segala suasana. Apalagi nemenin kamu nulis dan menghayal, ini cocok banget sama cemilan ini.

Selain enak dan mudah didapat, Stick Nanas ini juga punya banyak manfaat selain bikin kenyang dan ketagihan.


Kamu udah cobain cemilan hitam yang satu ini atau belum?
Kalau belum, buruan gih cobain!

Langsung aja DM miminnya buat dapetin produk olahan nanas yang masih fresh ini.

Silakan kunjungi IG @nanas.samboja atau chat admin di 0821-4949-9566
___________


Fyi,

Olahan makanan ini diproduksi oleh Mamuja Food.
Mamuja adalah salah satu komunitas atau lebih tepatnya kumpulan emak-emak yang sering berkunjung ke Rumah Literasi Kreatif. 
Mamuja berdiri pada tanggal 03 Februari 2019, setelah 1 tahun taman baca milik Walrina berdiri.
Mamuja adalah implementasi dari Literasi Finansial. Salah satu program literasi yang ingin diwujudkan secara nyata oleh pendirinya. Tidak ingin hanya menjadi bagian dari sosialisasi dan pelatihan-pelatihan formalitas, Mamuja lahir atas kepedulian orang-orang yang ingin maju secara bersama-sama. 
Mamuja adalah implementasi nyata dari Rumah Literasi Kreatif (Rulika), komunitas kecil yang kini sedang merangkak menjadi sebuah yayasan kecil pula. 
Rulika bergerak di bidang sosial pendidikan masyarakat dan menjadi inkubator sosial. Oleh karenanya, demi mewujudkan impian orang-orang di dalamnya, Mamuja menjadi bagian dari wujud nyata literasi finansial di negara ini.


Sebagian hasil keuntungan penjualan stick nanas ini akan disumbangkan untuk kepentingan sosial pendidikan di masyarakat. Jika kalian berkenan membeli, artinya kalian juga ikut berperan membantu memajukan pendidikan di pelosok-pelosok desa.


Yuk, dukung kemajuan di desa dengan membeli produknya!

Kalian nggak akan rugi, kok. Karena kalian dapet enaknya, dapet manfaatnya, juga dapet keberkahan karena sudah berbagi dengan banyak orang.


Jangan lupa koleksi Stick Nanas ini saat kalian nonton film/drama!



Much Love,

Rin Muna

Thursday, November 3, 2022

MAKAN DUIT TAMAN BACA!?


 


🐥 : Enak ya jadi Mbak Rina, makan duit dari Taman Baca?

🦧 : Duit Taman Baca gundulmu? Aku yang menghidupi Taman Baca. Bukan Taman Baca yang menghidupiku‼️


Coba buka taman baca juga!

Bisa nambah koleksi berapa buku setiap tahunnya tanpa minta-minta sumbangan? Bisa ngasih pelatihan gratis dan datangkan narasumber tanpa donatur?


Kerjasama sama Pertamina itu aku nggak digaji sepeserpun sama PHSS. Berasa aku ini karyawan mereka apa? 

Aku diajak buat program juga nggak mudah. Harus nyiapin persentasi dan pertanggungjawaban juga. 


Kalau nggak pernah terlibat dalam kegiatan sosial di taman baca, nggak usah ngomong aneh-aneh, deh!

Sekali-kali jadi relawan di sini ...

Supaya tahu gimana perjuangannya ngasih fasilitas gratis untuk warga.


Anak-anak belajar di sekolah, bayar. 

Nggak ada yang ngatain gurunya makan duit sekolahan 'kan?

Belajar dan baca buku di Rumah Literasi, gratis.

Aku dikata-katain makan duit taman baca. Mulutnya amazing banget, ya?


Kalau aku foto-foto mereka, ya itu bentuk pertanggungjawaban untuk donatur yang udah bantu kasih fasilitas gratis.


Emang nggak rutin kegiatannya...

Karena aku juga butuh menghidupi diriku sendiri, menghidupi anak-anak, dan menghidupi taman baca juga supaya bisa survive.


Kalau mau mengkritik atau ngasih saran, sampaikan langsung ke aku! Jangan sampaikan ke orang lain! 

Gunanya apa? Orang itu bisa bantu nambah koleksi buku atau fasilitas di taman baca?




Semua koleksi buku di taman baca aku dapetin dari hasil ngemis-ngemis sama temen-temen penulisku. Biar koleksi bacaan bisa update dan anak-anak yang pinjam buku nggak bosen sama buku yang itu-itu aja.

Nggak jarang aku sisihkan uang belanja atau uang jajan anakku buat bisa nambahin koleksi buku atau fasilitas yang lain.

Karena malu kalau mau minta-minta mulu. Sementara ongkir dari Pulau Jawa ke Kalimantan udah ratusan ribu karena buku itu berat.



Jadi, kalau kamu nggak bisa bantu memajukan taman baca yang dari awal aku perjuangkan seorang diri, nggak usah ngomong aneh-aneh!


Ngomongin aku di belakang, itu bukan solusi.

Kalau kamu iri ...

Buatlah yang lebih baik dari yang aku buat.

Bagiku ... proyek sosialku sudah cukup.


Karena rezekiku bukan dari taman baca.

Tapi rezekiku datang dari Allah karena aku memberi. 

Buatku itu reward yang dikasih Allah atas kerja keras dan perjuanganku selama ini.


Seringkali aku bilang ke Allah ... aku ingin menyerah.

But, Allah selalu kasih aku hadiah dan bikin aku semangat lagi.

Dia berkata. "Tugasmu belum selesai. Aku yang akan menolongmu."



Jika bukan karena kekuatan dari Tuhan, aku sudah menyerah sejak dulu.


Aku bukan wanita yang kuat.

Aku bukan orang yang baik.

Aku bukan orang yang kaya.


Aku hanya ... dituntun Allah hingga sampai ke titik ini.


Semoga kamu mengerti dan bisa merasakan menjadi aku suatu hari nanti.


Copyright © Rin Muna
Design by Anders Noren | Blogger Theme by NewBloggerThemes.com | Edited by Gigip Andreas