- Intransitive verbs adalah verba yang tidak membutuhkan obyek langsung atau complement.
o Contoh
: It is time to study.
-
Transitive verbs adalah verba yang
membutuhkan obyek (langsung atau tidak)
- Intransitive verbs adalah verba yang tidak membutuhkan obyek langsung atau complement.
o Contoh
: It is time to study.
-
Transitive verbs adalah verba yang
membutuhkan obyek (langsung atau tidak)
-
Proper Nouns adalah kata yang
ditulis dengan huruf besar/ huruf kapital. Huruf kapital digunakan untuk
menunjukkan nama orang, nama tempat atau nama benda tertentu. Termasuk
nama-nama hari, bulan, institusi, organisasi, agama, teks kitab suci dan
pengikutnya.
o Contoh
Proper Nouns: Mr. Yeriko live in Keputih, Surabaya. He is President Director of
Galaxy Group and everyday wok in Galaxy Office Center.
-
Common Nouns adalah kata yang ditulis
menggunakan huruf kecil. Biasanya digunakan sebagai kata ganti dan lain-lain.
o Contoh
Common Nouns : Mrs. Ayuna go to the office everyday.
Rasanya, sudah sangat lama aku tidak menganalisa kebijakan-kebijakan yang dibuat oleh pemerintah. Selama beberapa tahun belakangan ini, aku hanya memperhatikan semua kebijakan yang diputuskan oleh pemerintah. Tapi, udah gatel banget pengen bersuara tentang bagaimana sistem kebijakan pemerintah yang semakin hari semakin menyengsarakan dan membodohi rakyat sendiri.
Salah satu hal yang membuat aku tertarik untuk membahasnya adalah berita yang dirilis oleh media Tempo pada 12 Februari 2024 pukul 23.00 tentang kenaikan harga beras premium.
Beras Mahal, Erick Thohir: Seluruh Dunia Juga Naik, Makanya Pemerintah Hadir dengan Bansos
Saya percaya, Tempo bukanlah media kaleng-kaleng. Setiap berita yang dirilis oleh Tempo memiliki kredibilitas yang baik dan mampu dipertanggungjawabkan fakta di lapangannya. Oleh karenanya, aku selalu tertarik untuk membaca informasi di media nasional ini.
Kenapa tiba-tiba aku pengen bahas? Karena aku adalah anak seorang petani dan pembahasan kali ini ada hubungannya dengan beras yang menjadi satu-satunya hasil produksi bagi petani di Indonesia.
Mahalnya harga beras, solusinya bansos, sudah tepat, kah?
Menurut data informasi yang ada, harga beras premium mencapai Rp 15.750 per kilogram sedangkan beras bulog mencapai Rp 10.900 per kilogram.
Kenaikan harga beras ini, seharusnya berdampak pada kesejahteraan petani yang ada di Indonesia. Kenyataannya, petani di Indonesia tidak merasakan kesejahteraannya karena harga pupuk dan racun yang sangat tinggi, sehingga petani harus mengeluarkan biaya yang besar untuk produksi, belum lagi ketika harus dihadapkan dengan gagal panen karena faktor iklim, hama atau bencana. Hal ini, kemudian menjadi sebuah pertanyaan besar dalam pikiranku.
Erick Thohir, sebagai seorang menteri, memberikan jawaban yang tidak memberikan solusi terhadap apa yang dikeluhkan oleh masyarakat. Padahal, beliau adalah seorang menteri yang kapasitas kecerdasannya tentu sangat baik. Namun, kenapa kemudian menjadi bodoh ketika ia berada di bawah kekuasaan Presiden Jokowi?
Kenapa aku bilang bodoh? Karena seharusnya pemikiran dia lebih luas dari aku yang cuma lulusan SMA dan tidak memiliki pengalaman dalam hal kepemimpinan negara. Aku hanya seorang ibu rumah tangga yang setiap hari duduk di rumah, tapi aku punya akses informasi yang luas dan mataku terbuka untuk melihat semua hal dari berbagai perspektif, sehingga aku bisa menganalisa setiap perubahan sosial yang terjadi di masyarakat, begitu juga dengan perubahan kepemimpinan negara beserta kebijakan-kebijakannya.
Aku masih belum paham, kenapa pemerintah selalu menjawab solusi permasalahan dengan BANSOS?
Semakin ke sini, aku merasa ini adalah bagian dari propaganda pemerintah untuk mengendalikan sebagian kecil rakyatnya. Tapi itu semua tidak memberikan solusi atas permasalahan secara keseluruhan.
Kita bisa analisa dari pernyataan Erick Thohir tentang Bansos yang diberikan kepada 22 Juta keluarga sebanyak 10 kilogram. Aku rasa, 10 kilogram ini tidak didistribusikan setiap bulan.
Mari kita pakai perhitungan berdasarkan data!
Indonesia memiliki jumlah penduduk sebanyak 270.203.917 jiwa sesuai data sensus BPS pada tahun 2020. Kalau 22 juta keluarga yang mendapatkan bansos 10 kilogram, artinya hanya 8,15% penduduk Indonesia yang mendapatkan bansos. Lalu, bagaimana dengan 81,5% masyarakat Indonesia yang harus tercekik dengan harga beras mahal?
Kalau dilihat datanya, distribusi bansos itu sangat kecil jika dibandingkan oleh jumlah penduduk Indonesia secara keseluruhan. Artinya, target penerima bansos memang ditujukan kepada penduduk lansia, anak yatim-piatu, gelandangan dan difable. Kategori penduduk yang menerima bansos adalah penduduk yang sudah tidak bisa mencari nafkah lagi. Sementara, dari data BPS yang ada, jumlah penduduk berusia di atas 50 tahun sudah lebih dari 22 juta jiwa. Artinya, bansos yang disalurkan oleh pemerintah adalah kewajiban negara untuk menjamin kehidupan mereka sesuai dengan Pasal 34 Undang-Undang Dasar 1945 yang berbunyi "Fakir miskin dan anak-anak yang terlantar dipelihara oleh negara."
Jadi, berdasarkan data di atas, bansos bukanlah solusi yang tepat untuk mengatasi masalah kenaikan harga beras. Harga beras, sama sekali tidak ada hubungannya dengan bansos karena bansos memang sudah menjadi kewajiban negara sesuai undang-undang.
Lalu, apa peran negara untuk mengatasi masalah ini?
Presiden, memiliki banyak menteri-menteri yang memegang posisi strategis. Jika semua menterinya bisa bekerjasama dengan baik, maka harga beras di Indonesia bisa dikendalikan oleh pemerintah. Pangan adalah salah satu ketahanan nasional yang perlu dijaga. Jika harganya terus naik, maka itu adalah bentuk kegagalan dari kinerja kabinet-kabinet di bawah pimpinan presiden.
Untuk melakukan perencanaan yang baik, kita butuh imajinasi. Maka, kita harus membuka mata dari banyak sisi.
Aku mau kasih gambaran, tentang bagaimana proses kebijakan pemerintah bisa berjalan dengan baik dan bisa mengendalikan harga pangan di Indonesia.
Mari kita lihat dulu, menteri-menteri yang ada di kabinet Presiden Jokowi dan seharusnya memiliki peran dalam pertahanan pangan nasional!
Selanjutnya, pada 28 April 2021, Presiden Joko Widodo melantik dua menteri kabinet berdasarkan pada Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 72/P Tahun 2021 tentang Pembentukan dan Pengubahan Kementerian serta Pengangkatan Beberapa Menteri Negara Kabinet Indonesia Maju Periode Tahun 2019-2024. Melalui pengubahan terbaru ini, Kepala Negara sekaligus memperkenalkan Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi serta Kementerian Investasi.
( Sumber: https://www.presidenri.go.id/)
Potret-potret di atas adalah deretan menteri yang sepertinya memiliki peranan penting dalam pengendalian harga-harga pangan di Indonesia, terutama beras sebagai kebutuhan pokok masyarakatnya.
Dalam hal pengadaan beras, Menteri Pertanian dan Menteri Perdagangan seharusnya yang menjadi sorotan utama masalah ini. Lalu, kenapa Erick Thohir justru yang mengklarifikasi soal kenaikan harga beras? Apa hubungannya? Tentu ada hubungannya. Semua menteri yang aku kutip di atas, ada hubungannya dengan pengendalian kenaikan harga beras di Indonesia.
Menurutku, 11 menteri ini sudah sangat seksi jika mereka bisa bekerja sama dengan baik untuk mengendalikan kebutuhan pangan sebagai salah satu ketahanan nasional.
Aku mau mulai dari dasar dulu. Yakni, Bapak Prabowo Subianto sebagai Menteri Pertahanan. Visi dari Pertahanan ialah “Terwujudnya indonesia yang berdaulat, mandiri dan berkepribadian berlandaskan gotong royong”. Salah satu misinya ialah mewujudkan keamanan sosial yang mampu menjaga kedaulatan wilayah, menopang kemandirian ekonomi dengan mengamankan sumber daya maritim dan mencerminkan kepribadian indonesia sebagai negara kepulauan.
Kata-kata yang aku garis bawahi memiliki makna kemandirian ekonomi, dasar utamanya ialah kemandirian pangan itu sendiri. Bagaimana Pertahanan Keamanan bisa berjalan dengan baik jika prajuritnya kelaparan? Jadi, Menteri Pertahanan memiliki peran yang sangat besar untuk mengintervensi menteri-menteri lainnya dalam hal pertahanan pangan. Termasuk pengendalian harga beras, ketersediaan lahan pertanian, akses permodalan untuk petani, penyediaan pupuk dan racun yang mudah, dan lain-lain.
Setelah Menteri Pertahanan, ada Menteri Perencanaan dan Pembangunan Nasional yang dijabat oleh Suharso Monoarfa. Kementerian ini tentunya ikut bertanggung jawab dalam perencanaan penyediaan kebutuhan pangan masyarakat Indonesia. Ketersediaan lahan, fasilitas penunjang pertanian dan pertanian modern menjadi bagian dari tugas kementerian ini. Berikan fasilitas-fasilitas teknologi modern kepada petani-petani Indonesia yang teknologi itu dihasilkan dari mahasiswa-mahasiswa lulusan teknologi pertanian. Semua perencanaan ketersediaan pangan, menjadi tugas dari kementerian ini yang kemudian akan dijalankan oleh menteri-menteri lainnya sebagai pelaksana.
Kemudian, ada Menteri Agraria dan Tata Ruang yang dijabat oleh Hadi Tjahjanto. Salah satu fungsi kementerian ini ialah:
Artinya, pengadaan lahan pertanian yang memadai bagi masyarakat, seharusnya menjadi tanggung jawab dari Menteri Agraria. Menteri Agraria seharusnya menyediakan lahan yang mudah dan luas bagi petani untuk mengembangkan pertaniannya. Bukan menyingkirkan para petani dari tanahnya untuk dibangun pabrik-pabrik yang dikuasai oleh beberapa kelompok elite negeri ini. Petani adalah profesi yang suci dan perlu proses yang panjang. Jika petani-petani di Indonesia difasilitasi oleh negara dengan baik, bukan tidak mungkin Indonesia memiliki sumber pangan yang sangat besar dan mampu memenuhi kebutuhan 270 juta jiwa penduduk Indonesia. Menteri Agraria bertanggung jawab untuk mengadakan lahan seluas-luasnya bagi petani-petani di seluruh Indonesia.
Setelah Menteri Agraria dan Tata Ruang berhasil menyediakan lahan pertanian yang mudah dan luas, maka saatnya Menteri Pertanian bekerja. Saat ini, Menteri Pertanian dijabat oleh Andi Amran Sulaiman. Untuk tugas dan fungsinya, sepertinya semua orang sudah tahu dan sudah jelas. Menteri Pertanian bertanggung jawab pada semua proses pertanian. Menyalurkan fasilitas-fasilitas yang dibutuhkan oleh para petani. Menyediakan pupuk yang mudah dan murah. Meningkatkan kualitas hasil pertanian. Serta memberikan jaminan atas kegagalan panen yang disebabkan oleh faktor alam. Kegagalan panen para petani, sudah seharusnya menjadi tanggung jawab negara agar ketahanan pangan bisa terus terjaga.
Indonesia memiliki wilayah pertanian yang luas. Dari data BPS, ada sekitar 10,2 juta hektar lahan produksi padi dengan capaian produksi sebesar 30,90 juta ton per tahunnya. (Sumber: https://www.bps.go.id/id/pressrelease/2023/10/16/2037/luas-panen-dan-produksi-padi-di-indonesia-2023--angka-sementara-.html ).
Jika 270 juta jiwa itu mengonsumsi beras maksimal 0,25kg setiap harinya. Maka, dibutuhkan 67.500 ton beras per hari. 67.500 ton x 30 hari = 2.025.000 ton kebutuhan per bulan. Jika dikalikan setahun, maka kebutuhan beras masyarakat Indonesia adalah 24,3 juta ton per tahunnya. Tentunya, nilai ini belum ditambah dengan adanya WNA yang tinggal dan mengonsumsi pangan di Indonesia. Artiya, 30,9 juta ton produksi dalam negeri hanya mampu memenuhi kebutuhan masyarakat tetap, sehingga pemerintah masih harus melakukan impor beras untuk memenuhi kebutuhan, bukannya meningkatkan jumlah produksi dan kualitas beras dalam negeri. Tentunya, peran kementerian pertanian akan selalu menjadi sorotan dalam hal ini.
Apakah peran Menteri Agraria dan Menteri Pertanian dalam meningkatkan ketersediaan lahan dan kualitas pertanian di Indonesia sudah berjalan dengan baik?
Setelah Menteri Pertanian, aku mau bahas soal tupoksi Menteri Investasi. Dan aku baru tahu kalau ternyata di kabinet Jokowi ada 2 menteri yang ada hubungannya dengan investasi. Yakni, Luhut Binsar Panjaitan (Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi) dan Bahlil Lahadalia (Menteri Investasi/Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal). Kita punya 2 menteri yang begitu seksi dalam bidang investasi. Lalu, kenapa harga beras masih sangat tinggi? Jika negara memiliki investasi dalam perusahaan-perusahaan yang berkaitan dengan pertanian, tentunya pemerintah juga mendapatkan keuntungan di perusahaan-perusahaan itu. Aku masih belum paham ke mana arah investasi ini. Karena seharusnya, mereka juga bisa terlibat dalam investasi agribisnis, bukan hanya komoditi sawit, tapi juga padi dan lain-lain. Bukankah akan lebih cepat perekonomiannya jika negara bisa membantu permodalan usaha para petani?
Menteri Investasi tentunya tidak bisa lepas dari peran Menteri Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah. Menteri Koperasi dan UKM dijabat oleh Teten Masduki. Menteri koperasi memiliki peranan yang sangat seksi dan bisa bersentuhan langsung dengan masyarakat petani. Menteri Koperasi bisa memberikan akses permodalan kepada petani, juga berperan sebagai penyalur kebutuhan pangan kepada masyarakat. Kementerian ini bisa turun ke lapangan langsung untuk mengumpulkan hasil panen dan mendistribusikan kepada masyarakat. Jika posisi ini bisa dipegang langsung oleh negara, tentunya negara bisa memberikan subsidi dan mengendalikan harga pasar. Jadi, negara bisa mengambil alih dalam menentukan harga pasar, tanpa merugikan pengusaha lain. Pengusaha akan tetap dengan usahanya dan negara hadir sebagai pendamping untuk menutupi kekurangan kebutuhan masyarakat secara keseluruhan.
Kemudian, yang terakhir ada Menteri Koordinator Bidang Perekonomian (Airlangga Hartanto), Menteri Perdagangan (Zulkifli Hasan) dan Menteri BUMN (Erick Thohir). Aku jadikan mereka dalam satu pembahasan karena tiga menteri ini akan selalu berkaitan. Ketika Menteri Agraria dan Menteri Pertanian berhasil menjalankan tugasnya dengan baik, maka ketiga menteri ini berperan penting dalam penjualan produk-produk pertanian. Seharusnya, menteri-menteri ini bisa mengupayakan produk-produk Indonesia ramai berada di luar negeri, bukan meramaikan produk-produk luar negeri di Indonesia. Hal ini, tentu akan berdampak besar bagi kesejahteraan masyarakat sampai ke tingkat ekonomi terkecil.
Dalam berita utama di atas, Erick Thohir juga menyinggung soal perang di Palestine yang memengaruhi harga beras di seluruh dunia. Kalau untuk negara lain, hal itu bisa dimaklumi karena akses distribusi logistik ke negara mereka harus melintasi wilayah perang dan terpengaruh dengan konflik. Negara-negara itu juga bukan negara agraris seperti Indonesia. Sehingga, negara-negara lain perlu melakukan ekspor beras dan wajar harganya tinggi.
Lalu, bagaimana dengan Indonesia yang begitu kaya dengan lahan pertanian dan sumber daya alamnya?
Selayaknya, Indonesia yang sudah merdeka selama 78 tahun, memiliki kemandirian pangan di dalam negeri. Sehingga, Indonesia tidak akan terpengaruh dengan adanya perang di Eropa, di mana Indonesia sama sekali tidak menggunakan jalur perdagangan mereka. Jika bicara transport, Indonesia juga negara penghasil minyak bumi yang tidak akan bergantung pada negara lain. Kecuali Indonesia memang impor beras dari luar negeri dalam jumlah besar. Jika impor beras tinggi, maka kinerja dari menteri-menteri di atas perlu dipertanyakan lagi. Benar, bukan?
Teknik Scanning adalah membaca memindai yang
sangat memudahkan kita untuk mendapatkan informasi dengan cepat dan akurat.
Tentunya teknik scanning ini sangat membantu dalam kehidupan sehari-hari atau
pun dalam mengerjakan tugas karena zaman sekarang, kita memang dituntut untuk
melakukan hal serba cepat. Dengan teknik scanning, kita bisa mencari nomor
telepon yang kita butuhkan tanpa harus membaca hal-hal lain yang tidak kita
butuhkan. Teknik scanning sangat membantu dalam mencari informasi nomor
telepon, kata pada kamus, entri pada indeks, angka-angka statistik, acara
televisi dan sebagainya. Kita tidak perlu membuang-buang waktu membaca hal lain
yang tidak kita butuhkan.
Pengalaman yang saya peroleh dari metode SQ3R
(Survey, Question, Read, Recite, Review) adalah yang paling baik dan paling
tepat untuk mendapatkan pengetahuan dan memahami informasi tertulis yang
disajikan di dalam buku atau artikel. Dengan teknik SQR ini, saya bisa lebih
mendalami materi yang ingin saya baca dan mendapatkan pengetahuan lebih dari
yang saya inginkan.
Kelebihan teknik SQ3R adalah memahami lebih dalam materi atau artikel yang kita baca. Mendapatkan informasi yang lebih baik dan mampu menerapkan kembali atau menulis ulang isi dari artikel atau materi yang kita gunakan menggunakan bahasa sendiri / tidak sama persis dengan materi yang sudah tersaji.
Kekurangan teknik SQ3R adalah soal efisiensi
waktu. Bagi yang ingin mendapatkan informasi dengan cepat, teknik SQ3R tidak
begitu efektif. Banyak waktu yang terbuang untuk beberapa orang yang memiliki
kesibukan yang padat dan hanya membutuhkan pokok informasinya.
(Sumber : Materi Bahasa Indonesia, Anang
Santoso, dkk, Penerbit Universitas Terbuka)
Pukul 15.00 WITA aku dibuat panik ketika tiba-tiba putera kecilku terserang demam tinggi. Sebenarnya, sudah tiga hari lalu dia demam, tapi belum aku bawa periksa ke dokter. Aku selalu menyiapkan termometer dan obat penurun panas di rumah. Hal itu aku lakukan untuk jaga-jaga ketika anak tiba-tiba demam.
Hal yang paling membuat panik adalah ketika anak demam tinggi dan sudah berlangsung lebih dari 3 hari. Akhirnya, aku meminta tolong pada seseorang untuk membawa puteraku berobat ke bidan praktik yang berada di wilayah kilometer tiga puluhan, aku lupa persisnya di kilometer berapa, tapi aku memang beberapa kali pergi ke sana untuk membawa anak atau keluargaku berobat.
Ada hal yang begitu membuat hatiku tersentuh dan terenyuh ketika kami berada di tengah perjalanan. Putera kecilku yang bernama Arga, dalam kondisi demam tinggi dan sangat lemas, tiba-tiba minta masuk ke kawasan militer "Kompi Kavaleri" yang berada di wilayah kilometer 28. Arga sangat suka dengan tentara dan apa pun yang berhubungan dengan tentara. Entah apa yang membuatnya begitu menyukai hal yang berbau tentara ini, mungkin ... karena kakek buyut Arga adalah seorang mantan pejuang (ABRI) yang memiliki dedikasi untuk negeri ini. Aku rasa, hal inilah yang membuat Arga begitu menyukai tentara dan dia memiliki jiwa pemberani.
Karena sudah malam dan Kavaleri bukanlah tempat yang bisa diakses secara umum, akhirnya aku memutuskan untuk turun dan mengajak Arga untuk foto bersama di depan kompi tersebut. Hal ini aku lakukan untuk mengabadikan momen masa kecilnya, supaya bisa ia lihat kelak ketika ia sudah dewasa.
Jujur, aku nggak pernah masuk ke kawasan militer sejak aku sudah tidak lagi tinggal di panti asuhan (kebetulan pemilik panti asuhan tempat tinggalku adalah seorang tentara). Aku juga tidak berani mengambil sembarang foto, karena aku tidak tahu kawasan ini bisa dipublikasikan atau tidak. Sehingga, aku harus meminta izin terlebih dahulu pada petugas pos penjagaan untuk mengambil foto di depan pintu masuk Kavaleri tersebut.
Alhamdulillah, kami diberikan izin untuk mengambil foto di sini dan aku bisa mengabadikan cerita bersama putera kecilku ini. Aku juga bisa kembali ke rumah dengan perasaan bahagia karena setelahnya, demam tinggi Arga bisa langsung reda dan dia bisa tidur dengan nyenyak.
Tak ada harapan lain dari seorang ibu selain melihat anak-anaknya baik-baik saja dan hidup bahagia.
Jika suatu hari nanti Tuhan menakdirkan Arga untuk kembali ke tempat ini, semoga dia kembali dengan menggendong prestasi dan kebanggaan untuk orang tuanya, juga untuk negeri ini. Aamiin ...
Aku hanyalah anak seorang petani, yang tidak mampu membiayai pendidikan anak-anaknya sampai ke perguruan tinggi. Jangankan untuk punya rumah mewah, untuk makan sehari-sehari saja sangat susah.
Tahun 2015, aku masih bekerja di sebuah perusahaan swasta. Aku masih tinggal di rumah kayu milik kakekku. Rumah ini sudah berdiri sejak tahun 1985, ketika mereka transmigrasi untuk pertama kalinya. Beberapa bagian memang sudah diubah karena usia kayunya memang sudah rapuh. Yah, beginilah potret dari rumah mungilku di desa. Sangat jauh dari kata nyaman.
Di tahun itu, aku masih harus berjuang untuk hidup. Ditambah, aku punya seorang puteri yang baru saja aku lahirkan. Bisa memenuhi kebutuhan makan sehari-hari saja, aku sudah sangat bersyukur. Tidak pernah memiliki keberanian untuk memiliki rumah yang mewah. Itu adalah hal yang sangat menakutkan dalam hidupku yang sangat pas-pasan.
Sampai akhirnya ... titik balik dalam hidupku terjadi.
Aku yang sedang kesulitan ekonomi, justru melakukan hal gila dengan membuka sebuah taman baca yang aku dedikasikan untuk sosial masyarakat. Saat itu, aku dicemooh banyak orang. Hidup sangat miskin, untuk apa membuka taman baca? Toh, sudah tidak ada orang yang minat untuk membaca. Hanya ingin menjadi bahan tertawaan orang saja.
Aku diam dan terus melakukan apa yang ingin aku lakukan.
Sampai akhirnya ... Tuhan memberikan reward atas ketulusan dan dedikasiku selama ini. Bagiku, apa yang diberikan oleh Allah saat ini adalah hasil dari apa yang aku berikan untuk orang banyak. Memang, mengabdikan diri untuk masyarakat itu tidak ada bayarannya.
Ketika banyak orang bilang "HARI GINI MASIH SOSIAL? KITA BUTUH MAKAN, COY!"
Dan aku memperhatikan, mereka adalah orang yang sangat bekerja keras untuk bisa makan. Bahkan, mereka tidak berhenti bekerja keras, meski setiap bulan mereka mendapatkan penghasilan. Mereka tidak punya banyak waktu bersantai, apalagi menyisihkan sedikit rezekinya untuk orang lain. Sama persis saat aku bekerja di perusahaan selama 7 tahun dan tidak bisa mendapatkan rezeki lebih selain gaji.
Hitung-hitungan Allah itu berbeda dengan hitung-hitungan manusia. Allah punya hitungan rezeki yang mustahil jika disandingkan dengan perhitungan manusia.
Aku percaya, Allah tidak akan menghitung berapa banyak rezeki yang Dia curahkan ke kita, asalkan kita juga tidak perhitungan menggunakan rezeki yang Allah berikan untuk jalan kebaikan.
Aku percaya kalau Allah tidak akan membiarkan aku kelaparan, meski hari ini memang sedang terasa sulit.
Semua kesulitan itu Allah jawab dengan begitu cepat. Di tahun 2018, aku mendirikan sebuah taman baca yang aku dedikasikan untuk masyarakat. Aku menyisihkan sebagian uang yang aku punya untuk membeli buku, alat tulis, alat lukis dan barang-barang yang diperlukan untuk taman baca. Sampai-sampai, aku tidak punya tabungan sedikitpun untuk diriku sendiri.
Akhir tahun 2018, PT. Pertamina Hulu Sanga-Sanga datang dan memberikan support besar untuk taman bacaku. Karena aku seorang ibu rumah tangga yang tidak tahu apa-apa, merekalah yang mengurus semuanya dan Allah permudah. Taman baca mendapatkan beberapa bantuan untuk renovasi.
Karena posisi taman baca yang berada di teras rumahku, secara otomatis menempel dengan rumah pribadiku. Ketika dilakukan renovasi, rumahku ikut terbongkar. Saat itu aku menangis karena aku tidak tahu harus memperbaiki rumahku menggunakan apa. Sementara, dana yang diberikan oleh Pertamina hanya untuk pembangunan taman baca, bukan untuk fasilitas pribadi.
Di saat kalut, Allah langsung menjawab doa-doaku. Aku yang tidak punya apa-apa sama sekali. Langsung diberikan kejutan dari Allah berupa 20% royalty menulis novel di platform online. Nilainya sekitar 200juta rupiah. Aku langsung bersyukur pada Allah dan menggunakan uang tersebut untuk membangun rumah baru. Supaya anak-anakku bisa istirahat dengan nyaman tanpa harus khawatir dengan atap bocor maupun banjir.
Alhamdulillah ... saat ini aku bisa tinggal di rumah yang nyaman, meski jauh dari kata mewah.
Aku tidak pernah takut tidak makan ketika mengabdikan diriku sebagai aktivis sosial di masyarakat. Karena aku percaya ... Allah akan terus mengirimkan malaikat-malaikatnya mendampingiku, selama aku tulus membantu. Aku tidak pernah menyesali apa yang sudah kulakukan, meski hasilnya sangat menyakitkan. Aku percaya ... Allah akan membukakan pintu rezeki dari semua penjuru, ketika kita bisa mengabdikan diri kita untuk bermanfaat bagi orang lain.
Ini adalah potret rumahku di tahun 2023 |
Kalau mau lihat kondisi rumahku yang sekarang, bisa dilihat di Channel Youtube Rin Muna. Aku sering bagi keseharianku di kanal Youtube. Ini adalah pengalaman nyata dalam hidupku yang begitu ajaib.
Salam sukses selalu ...
Semoga yang baca ceritaku ini, bisa mendapatkan keberkahan dalam hidupnya.
Aamiin...
Literasi memiliki makna yang sangat luas. Tak hanya sekedar baca-tulis. Literasi merupakan kecakapan hidup yang harus dimiliki oleh setiap orang. Dengan berliterasi, manusia dapat menjalankan perannya dengan baik dan memenuhi kebutuhan sehari-hari.
Ada banyak pola literasi yang diterapkan di Indonesia. Salah satunya ialah literasi budaya dan kewargaan. Literasi budaya merupakan sebuah kemampuan memahami dan bersikap terhadap budaya Indonesia sebagai identitas suatu bangsa.
Yayasan Rumah Literasi Kreatif berkomitmen untuk membangun kecakapan generasi muda melalui kegiatan-kegiatan ekstrakurikuler kreatif. Menjadikan generasi muda memiliki wawasan yang luas, kreatif dan mampu mempertahankan identitas bangsa. Salah satu kegiatan yang dilakukan oleh Rulika untuk mendukung pelestarian budaya sebagai identitas bangsa ialah dengan membentuk kelompok seni budaya . Terdapat beberapa kelompok seni budaya di Rumah Literasi Kreatif, seperti: Kelompok Kaligrafi, Kelompok Musik, dan Kelompok Tari.
Kelompok tari yang ada di Rumah Literasi Kreatif diberi nama Rulika Dancer. Rulika Dancer telah dipercaya untuk mengisi acara di beberapa kesempatan dan terus berusaha meregenerasi. Tahun ini, Rulika Dancer diberi kesempatan untuk menampilkan seni tari pada event "Expo Nusantara Samboja Barat 2023" yang diselenggarakan pada hari Minggu, 10 Desember 2023. Kelompok tari ini merupakan kelompok tari yang aktif setelah dua generasi sebelumnya. Kelompok tari generasi 3 ini terdiri dari: Rika (SMP Negeri 5), Tasya (SMP Negeri 5), Indri (SMP Negeri 5), Neisya (SMP Negeri 5), Fallen (SMP Negeri 5), Asras (SMP Negeri 5), Faiz (SMP Negeri 5), dan Aspar (SMP Negeri 5).
Harapannya, Rulika bisa terus aktif dalam memfasilitasi pendidikan non-formal bagi anak-anak, terutama bagi mereka yang memiliki kecerdasan non-akademik sesuai dengan minat dan bakat masing-masing. Rulika selalu berusaha untuk menjadi tempat atau berkumpul, belajar, berkarya dan ajang aktualisasi diri dalam berbagai bidang literasi.
Contoh Penggunaan Huruf Kapital dan Tanda Petik yang Baik & Benar
1)
Wati suka membeli bika
Ambon
Kalimat di atas yang
benar sebaiknya adalah:
Wati suka membeli Bika
Ambon.
Karena Bika Ambon adalah nama menu atau judul makanan.
2)
Kita harus selalu
menghormati Ibu dan Bapak Dosen
Kalimat di atas yang
benar sebaiknya adalah:
Kita harus selalu
menghormati ibu dan bapak dosen.
Karena kata ibu dan bapak di sini sebagai kata ganti orang atau kata sapaan
tidak langsung. Sehingga, tidak perlu menggunakan huruf kapital. Huruf kapital
digunakan pada nama orang atau kata sapaan langsung seperti “Ibu Maria” atau “Bapak
Sudarsono”.
3)
Saya telah membaca
novel Tenggelamnya Kapal van Der wijck karya HAMKA
Kalimat di atas yang benar sebaiknya adalah:
Saya telah membaca
novel “Tenggelamnya Kapal van Der Wiick” karya Hamka.
Karena Tenggelamnya
Kapal van Der Wijck merupakan judul novel yang setiap katanya menggunakan huruf
kapital dan harus diapit oleh tanda kutip sebab merupakan kutipan judul novel.
Hamka ditulis menggunakan huruf kapital di awal huruf saja karena merupakan
nama penulis (nama orang).
4)
Ibu Nana dari mana?
“kata Wati”
Kalimat di atas yang benar sebaiknya adalah:
“Ibu Nana dari mana?” kata Wati.
Karena kalimat Ibu Nana dari mana?
adalah kalimat dialog yang seharusnya diapit oleh tanda kutip. Sedangkan
kalimat kata Wati merupakan dialog tag yang seharusnya ditulis dengan
huruf kecil di awal kata. Dialog tag tidak boleh menggunakan huruf kapital.
5)
Pada tahun 2005,
undang-undang Guru dan Dosen sudah diresmikan.
Kalimat di atas yang
benar sebaiknya adalah:
Pada tahun 2005, Undang-Undang Guru dan Dosen sudah diresmikan.
Karena kalimat Undang-Undang Guru dan Dosen merupakan nama sebuah dokumen
yang harus menggunakan awalan huruf kapital di setiap katanya. Kecuali kata
‘dan’ karena kata tersebut merupakan kata penghubung yang tidak boleh ditulis
menggunakan huruf kapital meski berada di dalam judul.
6)
Saksi bisu pertemuan
kita adalah sungai Bengawan Solo.
Kalimat di atas yang
benar sebaiknya adalah:
Saksi bisu pertemuan kita adalah Sungai Bengawan Solo.
Karena kata sungai di atas merupakan bagian dari nama Bengawan Solo dan
satu kesatuan dari tempat tersebut. Sehingga, nama tempat ditulis huruf kapital
apabila diikuti dengan judulnya seperti nama “Rumah Sakit Umum”.
Pandemi Merenggut Kebebasan Bersosialisasi dan Rasa Empati
Assalamualaikum,
Wr.Wb.
Hadirin
yang terhormat, pertama-tama marilah kita panjatkan puji syukur kita atas
kehadirat Allah SWT. Atas izin dan karunianya kita bisa hadir dalam acara
sosialisasi “New Normal Melawan Pandemi Covid-19) yang dilaksanakan secara
daring di daerah kita ini.
Hampir
dua tahun, pandemi Covid-19 melanda negara kita. Wabah Corona Virus Disease -19
pertama kali ditemukan pada akhir tahun 2019 di kota Wuhan, China. Yang
kemudian merebak dan menyebarluas secara
masif dan cepat hingga tersebar ke berbagai negara di dunia. Wabah ini
disebabkan oleh Severe Acute Respiratory Syndrome Coronavirus-2 (SARS-CoV-2).
Virus ini memberikan dampak yang sangat luas secara ekonomi dan sosial.
Demi
memutus mata rantai penyebaran virus, beberapa negara telah melakukan
lock-down, membatasi aktivitas sosial dan menerapkan perilaku protokol kesehatan
5M (menggunakan masker, mencuci tangan,
menjaga jarak, menghindari kerumunan dan mengurangi mobilitas) dan 3T (testing,
Tracing dan treatment) sebagai upaya penanganan dan pengendalian penyebaran
COVID-19.
Semua
pembatasan sosial ini berdampak pada kondisi ekonomi yang juga ikut merosot. Banyak
orang yang kehilangan pekerjaan karena beberapa sektor ekonomi mengalami dampak
yang signifikan. Sektor ekonomi hiburan dan pariwisata yang paling merasakan
dampaknya hingga membuat para pengusaha mengurangi jumlah pekerja demi bertahan
hidup. Membuat tingkat pengangguran dan kesenjangan semakin tinggi.
Selain
dampak ekonomi yang begitu terasa, dampak sosialnya juga sangat terasa selama
dua tahun terakhir ini. Pembatasan aktivitas sosial dan semua kegiatan yang
berubah menjadi dunia online, membuat beberapa orang akhirnya kehilangan jati
diri, kehilangan kesempatan untuk melihat dunia luar dan merasakan indahnya
berteman.
Sistem
sekolah online, membuat anak-anak lebih banyak menghabiskan waktu dengan gawai
di dalam rumah dan kurang bersosialisasi. Sehingga, anak-anak menjadi introvert.
Tidak suka bergaul dengan dunia luar dan tidak memiliki keberanian untuk unjuk
diri. Membuat kita sulit untuk bersosialisasi karena merasa takut, minder dan
sebagainya. Sehingga, rasa kasih sayang dan rasa empati terhadap sesama juga
mulai memudar karena tidak ada hubungan sosial yang membangun rasa kepedulian
terhadap sesama manusia.
Kondisi
seperti ini, tentunya tidak diinginkan oleh kita semua sebagai makhluk sosial.
Oleh karenanya, pemerintah gencar melakukan vaksinasi agar semua orang bisa
hidup normal dan penyebaran covid-19 di negara ini bisa dihentikan. Sebab,
semua orang sudah rindu dengan kehidupan normal dan bebas bersosialisasi dengan
orang-orang yang kita sayangi.
Demikian
yang bisa saya sampaikan. Semoga bermanfaat untuk kita semua dan menjadikan
kita makhluk sosial yang saling membutuhkan dan memiliki rasa empati terhadap
sesama dan lingkungan di sekitar kita. Mohon maaf yang sebesar-besarnya apabila
gagasan dari saya masih memiliki banyak kekurangan.
Wassalamu’alaikum
Wr. Wb.
Sumber :
-
Gagasan mengacu pada
garis besar kerangka topik halaman 4.33 s.d 4.35. dengan
topik Covid-19
-
https://www.kemkes.go.id/
Hai, Peers ...!
Terima kasih sudah berkenan berkunjung ke rumah mungilku yang satu ini.
Kali ini, aku mau sharing materi dasar kesusastraan. Yakni, tentang pengertian bahasa dan hubungannya dengan keterampilan berbahasa.
Pengertian Bahasa :
Bahasa adalah kumpulan dan untaian bunyi-bunyi yang tersusun secara teratur
sehingga menimbulkan makna. Bisa juga diartikan sebagai kumpulan bunyi yang
diujarkan secara lisan dan digunakan untuk mengungkapkan pikiran. Bahasa juga
merupakan salah satu alat yang digunakan untuk berkomunikasi dan menyampaikan
pendapat sehingga bahasa juga memiliki sifat yang indah, manusiawi, produktif,
dinamis, variatif, konvensional dan arbitrer. Bahasa menjadi alat komunikasi yang
paling penting bagi manusia untuk saling memiliki hubungan sosial atau
berkomunikasi.
Dalam berkomunikasi, manusia membutuhkan sebuah keterampilan berbahasa agar tidak terjadi miskomunikai ataupun misinterpretasi. Keterampilan bahasa dibagi menjadi dua, yakni keterampilan reseptif dan produktif. Keterampilan reseptif terbagi menjadi dua, yakni menyimak dan membaca. Keterampilan resptif membuat kita menjadi orang yang berpikir kritis sehingga dapat menjadi produktif. Mampu mengungkapkan pendapat dengan baik dalam bentuk tulisan dan berbicara. Untuk menjadi produktif dalam berbahasa, kita harus bisa menguasai keterampilan reseptif dengan baik. Menguasai dan memahami materi dengan baik, membuat kita menjadi lebih berani untuk berdiskusi dan menyampaikan pendapat di muka umum. Hubungan antarketerampilan bahasa ini sangat penting dan dibutuhkan dalam kehidupan sehari-hari, baik itu komunikasi interaktif atau nonikteraktif.
Sementara itu, bahasa memiliki banyak pengertian menurut para ahli, di antaranya:
>> Keterampilan yang harus dimiliki adalah keterampilan
berbahasa yang bersifat reseptif (Menyimak dan Membaca) karena kita tidak akan
bisa melanjutkan ke tahap produktif (Berbicara dan menulis) jika kita tidak
menguasai keterampilan reseptif dengan baik. Keterampilan reseptif adalah
kemampuan dasar yang harus kita miliki karena dengan menyimak dan membacalah
kita akan memiliki banyak kosa kata untuk berbicara dan menulis. Jika
keterampilan reseptif kita tidak baik, tentulah kosa kata yang kita miliki
tidak banyak dan akan kesulitan saat berkomunikasi dengan orang lain, terlebih
dengan banyak orang yang akan kita temui dalam kehidupan sehari-hari.
Sumber referensi:
- (Sumber: https://www.e-jurnal.com/2013/11/pengertian-bahasa-menurut-para-ahli.html)
- Buku Bahasa Indonesia, Anang Santoso, dkk. Penerbit: Universitas Terbuka
Copyright © Rin Muna
Design by Anders Noren | Blogger Theme by NewBloggerThemes.com | Edited by Gigip Andreas