Saturday, March 20, 2021

Rela Menempuh Jarak Jauh dalam Keadaan Hamil Demi Menjadi Relawan Pengajar di Rulika

 


Hai ... hai ...!

Kali ini aku mau cerita tentang hari bersejarah dalam hidupku. Hari di mana aku mengenal sosok wanita yang begitu istimewa. Aku mengenal Miss Fida yang merupakan guru aktif di sekolah menengah atas yang ada di Kecamatan Samboja dari salah satu keluargaku.

Hari itu ... Miss Fida datang berkunjung ke Rumah Literasi Kreatif. Kami berdiskusi banyak hal hingga akhirnya aku mengetahui kalau beliau adalah seorang guru Bahasa Inggris di salah satu sekolah swasta.

Selain mengajar, beliau juga sangat senang berkegiatan sosial. Sama seperti yang kerap aku lakukan di Rumah Literasi Kreatif. Ada banyak kegiatan sosial yang aku lakukan di desa. Meski tidak menghasilkan uang, tapi membuat hidup kami diselimuti banyak keberkahan dari Tuhan.

 

Karena jiwa sosial dan kepedulian beliau. Beliau rela menjadi relawan guru Bahasa Inggris di Rumah Literasi Kreatif. Aku sangat bahagia dan terkesan dengan perjuangan beliau. Beliau rela menempuh jarak yang cukup jauh untuk bisa mengajar secara sukarela di Rulika (Rumah Literasi Kreatif).

Ada banyak guru di desa ini, tapi tidak ada satu pun yang berminat menjadi tenaga pengajar sukarelawan. Aku sedikit kesulitan mencari tenaga sukarela yang mau mengajar di Rulika. Kenapa? Karena Rumah Literasi Kreatif murni bergerak di bidang sosial pendidikan. Kami tidak memungut biaya dari peserta bimbingan atau pelatihan. Sehingga, aku tidak bisa menjanjikan apa pun pada relawan pengajar yang mengajar di Rulika. Kalau nggak dibayar, siapa sih yang mau meluangkan waktunya berlelah-lelah? Nggak semua orang bisa melakukannya.

 

Oleh karenanya, aku meminta bantuan dari beliau. Beruntungnya, Miss Fida justru sudah menawarkan diri untuk menjadi relawan pengajar sebelum aku memintanya untuk membantu mengajar di Rulika. Aku tidak bisa mengajar semuanya, hanya menjadi fasilitator saja. Sebab, ada 6 pola literasi dasar yang aku terapkan di Rulika. Jadi, banyak kegiatan yang harus aku urus di samping pekerjaan utamaku. Aku juga tidak bisa mengabaikan pekerjaanku begitu saja, hehehe.

 

Aku membutuhkan relawan-relawan yang mau membantu mengajar di Rulika. Namun, aku juga tidak bisa mengintervensi atau menuntut mereka untuk selalu aktif mengajar karena aku tidak bisa menjanjikan apa pun. Hanya mengharapkan mereka yang dengan sukarela memberikan tenaga dan pikirannya untuk menjadi bagian dari perubahan masa depan.

 

Kami sudah sama-sama tua. Tidak mungkin bisa terus bergerak seperti anak-anak muda. Oleh karenanya, kami juga hadir dalam acara Youth Camp untuk melihat bagaimana anak-anak muda bersemangat dalam memajukan desanya. Sebab, apa yang aku lakukan saat ini ... aku tetap membutuhkan regenerasi. Orang yang sejalan dengan visi-misi, peduli dengan pendidikan dan lingkungan sekitarnya tanpa menuntut apa-apa.

 

Terima kasih untuk Miss Fida yang begitu menginspirasi. Meski dalam keadaan hamil, dia tetap semangat untuk belajar hal baru. Belajar bersama anak-anak muda yang kelak akan membawa perubahan untuk masa depan.

 

 

Sampai di sini tulisan kecil dari aku ...

Semoga bisa menginspirasi dan menjadikan hidup kita bermanfaat!

 

 

 

Much Love,

@rin.muna 

Tuesday, March 16, 2021

7 Permainan Tradisional Indonesia yang Hampir Punah

 

Permainan Tradisional Indonesia yang Hampir Punah

 

Hai ... hai ...! Kali ini aku mau bahas tentang permainan tradisional asli Indonesia yang hampir punah. Mungkin,buat anak era 4.0 ... permainan kayak gini adalah sesuatu yang asing. Bahkan, mungkin belum pernah merasakan sensasi permainan ini secara langsung. Secara, hampir semua permainan sudah ada di gawai dan dimainkan hanya dengan mengusap jari. Tidak akan merasakan bagaimana sensasi memukul sungguhan atau jatuh sungguhan. Hihihi ... pokoknya, permainan tradisional itu seru banget. Nyesel, deh kalo kamu nggak pernah ikut permainan ini.

Yuk, simak di bawah ini!

Ada 7 permainan tradisional yang hampir punah dan wajib kamu tahu. 

Apa aja sih?

 

1.       Perang Bantal


gpswisataindonesia.info


Permainan Perang Bantal dulu pernah populer dan sering dimainkan  masyarakat Indonesia . Aturan mainnya, dua pemain duduk di atas sebuah batang pohon yang diletakkan di atas air. Permainan ini biasanya dilakukan di atas sungai atau kolam. Pemain tersebut duduk berhadapan dengan senjata dua buah bantal yang digunakan untuk saling memukul.

Permainan ini tidak dibatasi waktu. Pemenangnya ditentukan dari siapa yang bisa menjatuhkan ke dalam air terlebih dahulu.

 

 

2.       Patok Lele

https://mainantradisionalindonesia.wordpress.com/




Patok lele adalah permainan dengan menggunakan dua bilah kayu, satu berukuran 10 cm dan yang lain berukuran 40 cm. biasanya permainan dilakukan dua peserta atau dua grup, dengan membuat lubang untuk meletakkan satu bilah yang pendek. Bilah yang panjang digunakan untuk memukul bilah yang di atas lubang agar melenting jauh. Yang lebih jauh yang menang. Patok lele merupakan permainan masyarakat yang bisa dilakukan oleh semua umur, dari anak-anak, remaja, hingga dewasa, baik laki-laki maupun perempuan.

 

3.       Ingkling

https://www.dictio.id


Ingkling adalah permainan lompat-lompat katak yang dilakukan dengan satu kaki dan berhenti dengan dua kaki pada kotak-kotak tertentu. Permainan ingkling umumnya dimainkan oleh anak perempuan. Permainan ini paling sedikit dimainkan oleh dua orang. Alat yang digunakan adalah kapur dan gacuh (pecahan genting berbentuk bulat atau persegi, kadang juga batu) untuk menentukan posisi main.

Saat mulai bermain ingkling, harus menentukan siapa pemain pertama. Setelah itu semua gacuh disimpan di kotak pertama. Pemain pertama menuju kotak berikutnya dengan sebelah kaki. Lalu pada bagian setengah lingkaran, kedua kaki boleh menginjak tanah. Kemudian pemain menginjak kotak-kotak berikutnya dengan sebelah kaki. Setelah berhasil melewati satu putaran, diteruskan ke kotak berikutnya sampai habis. Setiap ada gacuh, tidak boleh diinjak dan harus dilangkahi.

 

4.        Sabung Ayam

https://radarlampung.co.id


Sabung ayam pada awalnya adalah permainan yang populer di masyarakat. Namun karena aroma perjudian yang kental dalam permainan ini, sabung ayam kemudian dilarang. Selain itu permainan ini juga dianggap tidak manusiawi, karena melakukan penyiksaan binatang sampai luka parah atau mati.

Cara main sabung ayam adalah menyiapkan dua ayam dalam satu arena, biasanya ayam jantan atau ayam jago. Permainan ini tidak terbatas waktu. Aturannya hanya salah satu ayam kabur atau mati. Ayam jago yang bertahan, itulah pemenangnya.

 

5.       Permainan Bahempas

@tawakborneo


Permainan ini asli dari Kalimantan Timur, tepatnya di Kutai Kartanegara. Permainan ini dilakukan oleh dua orang pemuda yang sama besar dan kuat fisiknya. Alat yang digunakan adalah tongkat dan tameng anyaman yang terbuat dari rotan untuk masing-masing pemainnya.

Permainan dimulai dengan dua pemain berhadapan lengkap dengan atributnya. Permainan ini biasanya dilakukan dalam 2-3 menit. Setelah permainan dimulai, pemain akan saling memukul lawan dengan mengayunkan dan menangkis pukulan dengan alat mereka. Pemenangnya adalah siapa yang menjatuhkan lawan dengan cepat.

 

6.       Bola Bekel

https://www.ibudanbalita.com


Permainan ini populer di kalangan anak-anak perempuan. Cara bermain bola bekel adalah dengan menggenggam seluruh biji bekel dan menebarkan seluruh biji itu ke lantai sambil melempar bola ke atas dan menangkapnya. Biji diambil satu persatu sampai habis. Ulangi lagi sampai pada peraturan berikutnya hingga permainan berakhir.

Bila pemain tidak bisa melakukan aturan permainan yaitu secara bersamaan dengan saat melempar dan menangkap bola, berarti ia kalah dan permainan diganti oleh lawan main. Lama permainan tidak terbatas dan sesuai kesepakatan.

 

7.       Egrang

https://indonesia.go.id


Permainan egrang sudah sulit ditemukan, baik di desa maupun di kota. Selain karena permainan ini cukup sulit, juga diperlukan alat-alat yang tidak mudah lagi ditemukan. Egrang adalah permainan dengan berjalan menggunakan alat dari bambu, kayu, atau batok kelapa. Tentu saja untuk memainkan alat ini diperlukan keterampilan dan keseimbangan tubuh yang baik.

Selain butuh keterampilan, permainan ini juga membutuhkan keberanian. Permainan egrang umumnya muncul secara sporadis di Indonesia untuk perlombaan hari kemerdekaan. Selain itu, jarang sekali orang melakukan permainan ini.


__________________________


Ditulis oleh : Avalynn Seanjaya

Sumber : Kisah 1001 Game/Permainan Paling Seru di Dunia


Monday, March 15, 2021

5 Manfaat Menjadi Penulis




Banyak orang yang menganggap bahwa menulis adalah sesuatu yang membosankan. Sehingga, tidak banyak orang yang berkecimpung di dunia kepenulisan. Padahal, menulis adalah bagian dari hidup kita. Kita tidak bisa terlepas dari tulisan atau teks dalam kehidupan sehari-hari.

Buat kamu yang selalu bertanya, apa sih manfaatnya jadi penulis? Hanya buang-buang waktu dan tidak mendapatkan apa-apa.

Eits ...! Menulis itu hobi. Buatku saat ini, menulis bukan sekadar hobi saja, tapi juga habbit dan passion. Karena banyak manfaat yang bisa kita dapatkan dengan menjadi penulis.

Apa aja sih manfaatnya jadi penulis?

Yuk, simak tulisan di bawah ini!

  • Wawasan Luas

 Orang yang suka menulis, pastinya akan mencari banyak referensi atau bahan bacaan yang akan dijadikan tulisan. Semakin banyak menulis, orang itu pasti akan semakin banyak membaca. Dengan banyak membaca, wawasan yang dimiliki seorang penulis akan menjadi semakin luas. Terlebih ketika kalian menjadi penulis novel sepertiku. Kalian harus bisa mencipatakan karakter/tokoh  dengan berbagai profesi. Untuk membuat tokoh itu hidup, penulis harus bisa menjadi seorang pengusaha, dokter, tentara, ibu rumah tangga, anak-anak dll. dengan sudut pandang dan pemikiran mereka masing-masing. Oleh karenanya, menjadi penulis bisa menambah wawasan kalian semua untuk terus berkarya.

 

  • Bisa Menjadi Influencer dalam Kebaikan

Penulis bisa menjadi seorang influencer juga, loh. Kenapa? Karena penulis bisa membuat tulisan persuasi. Mengajak para pembacanya untuk melakukan sesuatu. Terutama dalam mengajak ke dalam kebaikan. Ada banyak sekali situs penulis yang mengajak dan mempengaruhi orang-orang untuk ikut serta dalam melakukan aksi kemanusiaan lewat tulisan. Terlebih, saat tulisan-tulisan sudah dikenal banyak orang. Tentunya, kita akan lebih baik dan lebih mudah dalam menebarkan kebaikan.

 

  • Menambah Income

 Banyak orang yang menganggap bahwa menulis tidak menghasilkan apa-apa. Tidak akan bisa ngasih kita makan. Itulah yang aku rasakan saat aku memutuskan terjun di dunia kepenulisan. Tidak ada hasilnya. Aku justru sering merogoh kocek dari kantong sendiri untuk mencetak buku-buku karyaku secara indie. Kalau tidak ada yang beli bukunya, otomatis aku tidak akan mendapatkan uang. 
Tapi, tidak menyerah begitu saja. Aku tetap terus menulis, memperbanyak tulisan agar terbiasa dengan banyak kosakata. Sampai akhirnya, tulisan-tulisanku bisa menghasilkan uang. Entah itu dari adsense atau dari penjualan bab berbayar. Semuanya bisa menghasilkan uang dari menulis asalkan tekun dan ingin terus belajar. Eh, jadi influencer juga bisa dapat uang, loh. Aku juga biasa mendapatkan uang dengan membuat artikel persuasif, loh. Beberapa perusahaan akan mencari penulis yang tulisannya bagus dan kekinian untuk membuat tulisan yang bisa mempengaruhi banyak orang, terutama kebutuhan pasar yang terus berkembang.
 
  • Melatih Skill Berkomunikasi

 Selain untuk menambah wawasan dan menambah income. Menulis juga bisa melatih skill berkomunikasi. Kenapa? Karena kita bisa memiliki banyak kosa kata saat kita bertemu dengan orang baru. Komunikasi dua arah yang baik adalah ketika kita tidak pernah kehabisan bahan untuk dibicarakan. Karena, kita memiliki pengetahuan dan nyambung ketika bertemu dengan orang baru, meski memiliki dunia yang berbeda. Rasanya keki banget saat kita berada dalam satu ruangan, tapi kita nggak bisa bicara banyak karena keterbatasan pengetahuan yang kita miliki. Iya, nggak?

  • Memperluas Relasi / Jaringan Pertemanan

 Kalau kata Kak Andrei Aksana, penulis bukanlah orang yang introvert. Penulis yang sesungguhnya adalah orang-orang ekstrovert yang suka dengan hal-hal baru dan keramaian. Dia akan menjadi introvert ketika sudah mendapatkan inspirasi di luar sana dan berhadapan dengan laptop atau komputer untuk menyusun sebuah naskah.
So, menjadi penulis akan memperluas relasi/jaringan pertemanan. Karena kita bisa bergabung dengan beberapa komunitas penulis yang begitu luas.
Dengan begitu, jaringan pertemanan kita juga akan semakin luas. Tidak hanya dikenal karena karya-karyanya, tapi juga pribadinya.
 
 
Nah, itu dia 5 manfaat menjadi seorang penulis.
Menurut kamu, masih ada lagi nggak manfaatnya jadi seorang penulis?
Kalau ada, silakan komentar di bawah ya!
 
 
Siap jadi penulis? 
Harus siap, dong!
 
 
Much Love,
@rin.muna

[DONGENG] Moss Penyu, Singgah di Papua

 




Moss Penyu, Singgah di Papua


“Hoaaeem … hmm, aku terdampar lagi! Di manakah ini?” Moss si penyu hijau mengejapkan matanya. Diamatinya sekeliling, pantai putih bersih, hutan mangrove yang rimbun,indah sekali. Moss berdecak kagum, lalu berjalan perlahan menuju sebuah pohon kelapa yang menjulang tinggi.

“Ehem … ehem, ada tamu ya?” terdengar suara dari balik pohon kelapa. Moss terkejut, dicarinya sumber suara itu.

“Halooo! Aku Birgus, si ketam kelapa!” seekor ketam tampak menyapa Moss dengan riang, wajahnya tampak ramah.

“Aku, Moss si penyu hijau. Maaf aku singgah di pantaimu, di manakah ini?” tanya Moss ingin tahu.

“Ow, selamat datang di Taman Nasional Teluk Cendrawasih, Papua! Taman nasional perairan terluas di Indonesia!” Birgus mengulurkan tangannya.

Birgus mengajak Moss menyusuri pantai, melihat-lihat hutan mangrove yang padat, mengenalkan Moss pada semua penghuni pantai, para keong yang ramah, keong Cowries, keong Strombidae dan keong Kerucut. Melihat goa alam dalam air yang memiliki sumber air panas yang mengandung belerang tanpa kadar garam, lalu mengintip kehidupan sahabat Birgus di dasar laut, ikan-ikan yang cantic, Butterflyfish, Angelfish, Damselfish, Rabbitfish dan Anemonefish.

“Ada dua ratus Sembilan jenis ikan di sini, Moss!” tutur Birgus bangga. Moss terbelalak kagum.

“Birgus! Tempat tinggalmu luar biasa cantik. Pantas saja teman-temanku sering singgah ke sini, mereka si penyu sisik, penyu lekang dan penyu belimbing. Sekarang aku tak kalah cerita dengan mereka, karena aku sudah singgah ke pantai yang luar biasa, terima kasih banyak, sahabat baruku!” Moss tampak senang sekali.

“Ya, sampai jumpa Moss! Lain kali, singgahlah lagi ke sini ya! Aku tunggu!” ucap Birgus. Moss tersenyum dan berlari menuju laut biru, sekelompok penyu hijau sudah menantinya. Persinggahan Moss kali ini begitu mengesankan. Singgah di Pantai Papua.

 

 - TAMAT-


___________________________________________________

Disadur oleh : Avalynn Seanjaya

 Penulis : Vanda Yulianti

Sumber: Buku " 10 Kisah Dongeng untuk Anak Indonesia"

Sunday, March 14, 2021

Membangun Negeri dari Youth Camp Desa Beringin Agung

 


Samboja, 13-14 Maret 2021 

 

Pertamina Hulu Sanga-Sanga dan Yayasan Teman Kita berkolaborasi mengadakan "YOUTH CAMP" untuk pemuda/pemudi Desa Beringin Agung.

Camping yang berlangsung selama 2 hari 1 malam ini diikuti oleh 21 peserta dan diisi oleh pemateri-pemateri yang kece banget. Ada Kak Rio, seorang psikolog yang membawakan materi "Self Awareness". Ada Kak Andin Destian (Founder Serumpun Lima Studio)  yang membawakan materi "Seni Budaya dan Kearifan Lokal. Ada Kak Dion Agustian Pratama Putra (Founder Editorest.id) yang membawakan materi tentang "Konten Kreator" dan ada Kak Iswahyudi (Manager Riset & Inovasi HBICS, Yayasan Tunas Cahaya Bangsa) yang membawakan materi tentang Kepemimpinan dan Organisasi.

 

Wah, pematerinya keren-keren banget, ya!? Mereka semua adalah orang-orang yang aku kagumi. 

Meski aku nggak ikut jadi peserta, tapi aku juga nggak mau ketinggalan dapetin ilmunya, dong. Oleh karenanya, aku juga hadir di sana hanya untuk belajar. Mengikuti materi dan diskusi dengan orang-orang hebat seperti mereka.

 

Selain materi-materi yang keren banget. Mereka juga mengadakan outbond dan pementasan untuk membangun kebersamaan, percaya diri, kepedulian, saling menyayangi dan bekerja sama.

Dari materi awal yang dibawakan sama Kak Rio, udah keren banget. Gimana pemuda/pemudi ini bisa nyusun puzzle dengan mengandalkan kepekaan timnya. Kalau temennya nggak peka, itu puzzle nggak bisa jadi. Iih ... pokoknya keren banget! Waktu aku masih muda, aku nggak pernah dapetin pelatihan seru seperti mereka. Rasanya, pengen kembali muda lagi.

 

Materi selanjutnya, tentunya lebih seru lagi. Aku juga nggak mau ketinggalan untuk melihat mereka sedang membuat program apa untuk desa mereka.

Di akhir materi, aku kagum dengan pemikiran anak-anak muda yang memiliki kepedulian terhadap kemajuan desa mereka. Karena ada banyak orang pintar, tapi mereka belum tentu peduli. Ada banyak orang kaya, mereka juga belum tentu peduli.

 

Hari ini aku belajar banyak dari mereka. Belajar tentang semangat muda untuk membangun negeri. Belajar tentang bagaimana menjadi generasi yang peduli pada daerah sendiri.

Jika bodoh, kita masih bisa belajar. Tapi jika di hati sudah memiliki rasa tak peduli, maka masa depan akan hancur.

Kenapa aku peduli pada masa depan? Kadang, orang lain kerap bertanya. Untuk apa aku berlelah-lelah memberikan begitu banyak ilmu dan inspirasi tanpa dibayar? Awalnya, aku memang tidak memiliki jawaban karena aku ini orang bodoh. Aku hanya merasa, ini adalah panggilan Tuhan. Karena hatiku merasa bahwa sedih jika melihat generasi masa depanku tak punya harapan. Sampai akhirnya ... hari ini aku sadar bahwa aku haruslah peduli pada masa depan. Sebab, di sana ada anak-anakku yang akan hidup.

Dunia bisa benar-benar berubah karena segelintir orang yang ingin melakukan perubahan. Jika hidup hanya memenuhi kebutuhan sandang dan pangan saja, tentulah aku tidak akan bisa menulis di blog seperti ini. Tulisanku bisa ada di sini karena ilmu pengetahuan yang terus maju dan berkembang.

Sekarang, kita bisa menikmati mudahnya naik kendaraan bermotor karena ilmu pengetahuan. Itulah sebabnya, kita haruslah peduli pada generasi masa depan kita. Peduli pada kemajuan daerah kita. Jika sumber daya manusianya maju, daerah itu pasti akan maju.

 

Aku merangkul mereka, anak-anak muda untuk berkarya dan menginspirasi. Menjadikan garda terdepan dalam kemajuan desa dan terwujudnya “Kampung Literasi” di Desa Beringin Agung.

 

Karena ...

Yang muda yang berkarya.

Yang muda yang menginspirasi.

Yang muda yang membuat perubahan.

 

 

Terima kasih untuk semua stakeholder yang telah terlibat dalam kegiatan ini!

Semoga “Kampung Literasi” di Desa Beringin Agung akan benar-benar terwujud dalam dua tahun ke depan. Aamiin.

 

 

 

Much Love,

@rin.muna



Artikel lain yang sama : 


Mamuja Tak Henti Berkarya, Kini Berhasil Meluncurkan Produk Mamuja Food




 

 

Sepanjang tahun, Mamuja tak henti berkarya. Dibentuk pada 03 Februari 2019 karena keisengan belaka. Awalnya, hanya ingin kumpul-kumpul untuk memanfaatkan waktu luang agar lebih berisi dan bermanfaat. Tak disangka jika Mamuja mampu bergerak terus-menerus dan menjadi bagian dari penggerak ekonomi masyarakat.


Meski hingga saat ini hanya beranggotakan 7 orang saja, tidak membuat semangat ibu-ibu ini tumbang. Mereka justru bersemangat setiap harinya untuk melahirkan karya, bukan melahirkan anak saja.


Setelah mendapatkan pelatihan bisnis yang diadakan oleh Pertamina Hulu Sanga-Sanga pada Januari 2020. Ibu-ibu Mamuja terinspirasi untuk membuat sebuah produk UMKM yang bisa dinikmati oleh semua kalangan, terutama oleh generasi milenial.


Kali ini, Mamuja bersama Rumah Literasi Kreatif berusaha untuk mengemas produk-produk UMKM hasil binaan agar bisa dipasarkan ke luar desa Beringin Agung. Mengingat bahwa produk-produk desa sulit untuk bersaing di pasar karena banyak kendala dan hambatan yang menjadi pokok persoalan. Salah satunya adalah masalah pengemasan dan pemasaran produk. Jarak tempuh dari pedesaan ke kota lumayan jauh. Akses transportasi ini cukup menjadi pengaruh besar dan menjadikan harga produk tidak lagi kompetitif.


Meski banyak hambatan, ibu-ibu tetap tidak menyerah untuk terus berkarya. Mencoba banyak hal. Belajar dari kegagalan dan tidak berhenti bergerak. Sampai akhirnya, ibu-ibu Mamuja berhasil membuat salah satu cemilan dari buah-buahan yang juga kekinian. Yakni, aneka keripik dan stick buah. 


Karena aku tidak pandai urusan marketing. Hanya punya basic menulis, maka aku hanya bisa membantu ibu-ibu ini mempromosikan produk-produk mereka agar laku terjual dan bisa membantu perekonomian keluarga.

Selai itu, aku juga meminta tolong pada adik bungsuku yang kebetulan bekerja sebagai marketing untuk membantu memasarkan produk dan karya ibu-ibu Desa Beringin Agung. Harapan ke depannya, produk-produk Mamuja yang menaungi beberapa produk ibu-ibu di desa ini mampu menjadi produk yang layak untuk bersaing di pasar. Bersanding dengan produk-produk lain yang juga ada di pasaran.


Ada beberapa produk stick buah yang diproduksi oleh ibu-ibu desa. Salah satunya adalah Stick Nanas yang menjadi produk unggulan di Desa Beringin Agung.



Stick Nanas ala Mamuja ini memiliki daya tarik sendiri karena bahannya berasal dari Nanas khas Samboja. Kalian tidak hanya bisa membawa Nanas Samboja sebagai oleh-oleh, tapi juga bisa membawa stick nanas ala Mamuja. 

 

Mudah dibawa ke mana saja, bisa dimakan kapan saja dan cocok dengan berbagai suasana.




 


 

 

Buat kalian yang ingin order Stick Nanas khas Mamuja, bisa langsung DM di Instagram @nanas.samboja atau WA di 0821-4949-9566 (Chat Only).



Dengan membeli produk-produk Mamuja, kalian sudah membantu berdonasi untuk kegiatan Sosial Pendidikan dan Kemanusiaan yang ada di Rumah Literasi Kreatif Bunga Kertas di Desa Beringin Agung.



Terima kasih sudah bersedia membaca tulisan ini!

Semoga menginspirasi dan membuat kalian tersentuh untuk ikut memajukan desanya.



Much Love,

@rin.muna



 

Sunday, February 21, 2021

PERAN SERTA PEMUDA/PEMUDI DALAM PENDIDIKAN ANAK-ANAK DI DESA BERINGIN AGUNG

 



Hai, buat semua teman-teman yang sudah sering baca blog aku, salam sayang semuanya!

Sudah lama sekali aku tidak menulis di blog aku sendiri. 

Bukan berarti, aku nggak ada kegiatan apa-apa atau lagi mager. Jujur, kerjaan aku di dunia nyata lumayan menguras keringat. Terlebih, aku juga harus survive dengan hidupku sendiri dan kegiatan-kegiatan sosial yang ada di Rumah Literasi Kreatif.

Sejak aku membuka rumah baca pada 18 Februari 2018 lalu. Aku selalu melakukan kegiatan sosial sendirian. Dengan tenaga sendiri dan biaya sendiri pula. So, aku juga tidak bisa mengabaikan pekerjaan atau usahaku supaya bisa tetap bisa menghidupi rumah baca. Karena tidak setiap bulan aku mendapatkan donatur, jadi harus punya biaya sendiri untuk menghidupi kegiatan yang ada di rumah literasi kreatif. Memang cukup berat untuk aku yang tidak punya pekerjaan tetap alias freelance, hehehe.


Meski begitu, aku selalu bahagia menjalaninya. Setiap kali ada banyak masalah hidup yang harus dihadapi ... aku selalu melampiaskan dengan menulis atau berkegiatan sosial. Karena aku tipe orang yang suka foya-foya. Daripada menghamburkan uang untuk hal yang kurang bermanfaat, lebih baik aku gunakan sedikit uangku untuk kegiatan sosial.


Tahun ini ... Rumah Literasi Kreatif kembali membuka kelas belajar Bahasa Inggris untuk anak-anak di Desa Beringin Agung. Kelas Bahasa Inggris kali ini disponsori oleh Pertamina Hulu Sanga-Sanga, sama seperti kelas Bahasa Inggris di tahun sebelumnya.


Bedanya apa?

Tentu ada perbedaannya, dong.

Kalau dulu ... aku masih mengajar sendiri karena belum ada relawan yang mau membantu mengajar anak-anak di Desa Beringin Agung. Tapi tahun ini ... aku mendapat kejutan yang bisa dibilang sangat membahagiakan. Kenapa? Karena kali ini ... kelas Bahasa Inggris di Rulika sudah dibantu oleh 3 orang relawan / volunteer yang bersedia menjadi pengajar untuk anak-anak SD (Basic English).


Aku merasa sangat senang karena relawan/volunteer adalah mahasiswa dan juga penduduk lokal yang rela meluangkan waktu dan tenaganya untuk mengajar tanpa dibayar. Kalau dulu, guru adalah pahlawan tanpa tanda saja. Kalau sekarang, aku bilang ... relawan adalah pahlawan tanpa tanda jasa. Mereka mau berlelah-lelah, meluangkan waktu dan membagi ilmu yang mereka miliki untuk anak-anak yang punya semangat untuk belajar.


Tiga orang remaja itu adalah Rifkal Artha Yudha (Mahasiswa Prodi Ilmu Keperawatan, Universitas Muhammadiyah Kalimantan Timur), M. Ade Surya Husaini (Mahasiswa Teknologi Industri & Proses, Institut Teknologi Kalimantan) dan Aisyah Nurul Hidayah (Alumni Madrasah Aliyah Nuruddin Samboja).

Mereka bertiga adalah pemuda/pemudi yang menginspirasi. Sebab, tak banyak anak-anak muda yang mau meluangkan waktunya untuk berkegiatan sosial. Mereka lebih suka bermain game atau sibuk dengan gadget masing-masing di rumahnya. Tapi ... segelintir anak muda ini telah rela menghabiskan waktu dan tenaganya untuk berbagi. Hal ini, membuat saya sangat terkesan. Saya tidak menyangka kalau masih ada pemuda di desa ini yang ikut peduli dengan pendidikan dan ikut mencerdaskan generasi penerus bangsa tanpa mengharapkan imbalan. Insya Allah ... imbalannya akan dibalas oleh Allah dengan kesuksesan mereka di masa depan. Aamiin...


Di balik semangat mereka memberikan inspirasi, tentunya ada rasa lelah yang harus dikorbankan. Saya tahu, sebab saya pernah mengalaminya. 

Berapa banyak pengorbanan mereka, mereka tidak pernah mengeluh dan tetap tersenyum, penuh semangat memberikan pengajaran untuk anak-anak.

Aku lihat sendiri bagaimana Ade Surya baru datang dari Balikpapan untuk mengajar Bahasa Inggris karena pagi harinya, dia masih ada mata kuliah dan harus kembali lagi untuk belajar secara daring/tatap muka  di kampusnya. Kebayang, gimana heroiknya dia yang harus bolak-balik Balikpapan-Samboja.

Begitu juga dengan Rifkal. Di tengah-tengah kesibukannya kuliah, dia meluangkan waktu untuk menjadi pengajar di Rumah Literasi Kreatif setiap hari Sabtu dan Minggu.

Kalau untuk Kak Aisyah ... mmh, nggak perlu aku sebut lagi, deh. Dia setiap hari memang menjadi relawan di Rumah Literasi. Dia yang kerap bantu beres-beres di Rumah Literasi Kreatif. Kalau bukunya sudah dihambur sama anak-anak yang berkunjung, dia yang akan mengomel panjang lebar karena dia yang sering membereskan buku-bukunya. Ke depannya, semoga bisa di-manage dengan baik dengan menjadi pustakawan di Rumah Literasi Kreatif.


Terima kasih untuk semua relawan yang sudah berperan aktif menjadi bagian dari inspirasi ...

Suatu hari ... Tuhan akan mengangkat kalian ke tempat yang lebih tinggi. Karena ada banyak hati yang berharap, kalian akan terus memberi manfaat untuk mereka...


Cukup sampai di sini tulisan dari saya...




Much Love,


Rin Muna,

Founder Rumah Literasi Kreatif


Thursday, February 11, 2021

Puisi | Bintang Salju

 

“BINTANG SALJU”

 

pixabay.com

Seperti bintang yang bersinar di tengah malam

Begitulah dia yang selalu ku agungkan

Seperti mentari yang tak henti bersinar

Begitulah dia yang selalu ku kagumi

Seperti pelangi yang memberi keindahan setelah hujan

Begitulah dia yang selalu kurindukan

Dia takkan pernah dapat tergantikan

Bintang Salju yang selalu membuatku bahagia

 

Dia yang selalu ada di hati

Cahaya putihnya seputih salju

Dialah bintang salju

Yang selalu menyinari jiwaku

Hapuskan semua duka di hati

Bawaku masuk ke dunianya

 

Dia yang takkan pernah terlupakan

Kan ku abadikan cintaku padanya

Hingga ku rasa betapa suci hatinya

Betapa tulus cintanya

Dan betapa indah kasih putihnya

 

Balikpapan, 23 Agustus 2007

Inspirasi: Bintang Salju

Copyright © Rin Muna
Design by Anders Noren | Blogger Theme by NewBloggerThemes.com | Edited by Gigip Andreas